Anda di halaman 1dari 11

BAB I.

FALSAFAH DAN TUJUAN REKAM MEDIS

A. FALSAFAH REKAM MEDIS

Falsafah rekam medis: Memberikan pelayanan rekam medis yang paripurna, guna

mendukung dan menunjang pelayanan unit-unit terkait di rumah sakit, agar pelayanan medis dan non medis yang diberikan kepada pasien dapat dengan cepat, tepat, efektif dan efisien.

Falsafah tersebut tentunya tidak lepas dari nilai ALFRED yang terkandung di dalam rekam medis yang akhirnya menjadi kegunaan dari rekam medis itu sendiri.

Aspek Administrasi Berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi karena menyangkut itndakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam tujuna pelayanan kesehatan.

Aspek Hukum (Legal) Berkas rekam medis mempunyai nilai hukum karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepasttian hukum atas dasar keadilan dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.

Aspek Keuangan (Financial) Berkas rekam medis mempunyai nilai keuangan karena isinya dapat dijadikan bahan untuk menetapkan biaya pembayaran pelayanan di rumah sakit. Tanpa adanya bukti catatan tindakan/pelayanan maka pembayaran pelayanan di rumah sakit tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Aspek Penelitian (Research) Berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian karena isinya mengandung

data/informasi yang dapat digunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.

Aspek Pendidikan (education) Berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan karena isinya menyangkut

data/informasi tentang perkembangan kronologis dari kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan/referensi pengajaran di bidang profesi si pemakai.

Aspek Dokumentasi Berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi karena isinya menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggugjawaban dan laporan rumah sakit.

B. PENGERTIAN REKAM MEDIS

Menurut buku Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit, terbitan DEPKES RI, 1997, Rekam Medis didefinisikan sebagai keterangan yang tertulis maupun yang

terekam tentang identitas, anamnese, pemeriksaan fisik, diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada seorang pasien selama dirawat di rumah sakit
atau sarana pelayanan kesehatan lainnya yang dilakukan di unit-unit rawat jalan termasuk unit gawat darurat dan rawat inap.

Rekam medis merupakan salah satu bagian yang esensial dari pelayanan perawatan pasien saat ini maupun diwaktu mendatang pada suatu rumah sakit atau sarana pelayanan kesehatan yang lain. Karena isinya merupakan kumpulan informasi tentang perawatan kesehatan pasien, rekam medis dapat digunakan bagi manajemen

dan perencanaan berbagai sarana pelayanan kesehatan dan pelayanannya, untuk riset dan menghasilkan statistik pelayanan kesehatan.

Hal ini merupakan pekerjaan dan tanggung jawab dari perekam medis. Semua tenaga kesehatan temasuk dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya membuat dan mengisi rekam medis sehingga informasi kesehatan pasien yang terkandung di dalamnya dapat digunakan berulang kali apabila pasien kembali ke sarana pelayanan kesehatan.

Mengacu dari definisi di atas, rekam medis perlu ditata dan dikelola dengan standar yang ada. Kegiatan pengelolaan rekam medis banyak yang telah menggunakan bantuan komputer yang terintegrasi di mana data pasien mulai pendaftaran akan berhubungan dengan unit-unit terkait, yang akan memudahkan dalam tertib administrasi maupun pembayaran pasien.

Di

samping

itu, sistem

rekam medis yang

menggunakan komputerisasi

akan

memudahkan dalam pencarian pasien dengan menggunakan indeks nama atau indeks alamat. Peranan komputer bagi rekam medis juga membantu untuk pelacakan edit/lokasi dokumen rekam medis berada.

Para tenaga perekam medis khususnya Kepala Unit Rekam Medis perlu selalu mengikuti perkembangan di dalam sistem rekam medis baik pada tingkat regional maupun tingkat

nasional.

Dalam

beberapa

tahun

terakhir

ini

telah

terjadi

beberapa

perubahan dikarenakan kesadaran yang meningkat terhadap sistem rekam medis juga karena peningkatan perkembangan teknologi dalam komputerisasi sistem informasi kesehatan.

Perubahan istilah dari istilah dokumen medis , catatan medis dan kemudian menjadi rekam medis berdasarkan SK Menkes 749a/Per/Menkes/XII/1989, mulai Kongres VI PORMIKI (Perhimpunan Profesional Perekam medis dan Informasi Kesehatan Indonesia) di Semarang tanggal 17-18 Februari 2006 telah mulai disosialisasikan akan perubahan istilah dari rekam medis menjadi informasi kesehatan, sehingga nantinya sebutan Perekam Medis menjadi Administrator Informasi Kesehatan.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang rekam medis dijelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.

Sedangkan menurut Huffman dalam Fajri (2008:5) rekam medis adalah fakta yang berkaitan dengan keadaan pasien, riwayat penyakit dan pengobatan masa lalu serta saat ini yang ditulis oleh profesi kesehatan yang memberikan pelayanan kepada pasien tersebut.

Dengan melihat ketiga pengertian di atas dapat dikatakan bahwa suatu berkas rekam medis mempunyai arti yang lebih luas daripada hanya sekedar catatan biasa, karena didalam catatan tersebut sudah memuat segala informasi menyangkut seorang pasien yang akan dijadikan dasar untuk menentukan tindakan lebih lanjut kepada pasien.

C. TUJUAN REKAM MEDIS

Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, mustahil tertib administrasi rumah sakit akan berhasil sebagaimana yang diharapkan. (Depkes RI,1997;7)

TUJUAN DIBUATNYA RM ADALAH UNTUK : 1. Menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit serta

2.

Mendapatkan catatan atau dokumen yang akurat dan adekuat dari pasien, mengenai kehidupan dan riwayat kesehatan, riwayat penyakit di masa lalu dan sekarang, juga pengobatan yang telah diberikan sebagai upaya meningkatkan pelayanan kesehatan.

Tanpa dukungan suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, maka tertib administrasi di rumah sakit tidak akan berhasil sebagaimana yang diharapkan karena tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan upaya pelayanan kesehatan serta faktor penentu dalam rangka upaya meningkatkan pelayanan kesehatan.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 749 a tahun 1989 menyebutkan bahwa Rekam Medis memiliki 5 manfaat, yaitu :

1. 2. 3. 4. 5.

Sebagai dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pesien Sebagai bahan pembuktian dalam perkara hukum Bahan untuk kepentingan penelitian Sebagai dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan dan Sebagai bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan

Menurut International Federation Health Organization (1992:2), rekam medis disimpan dengan tujuan: 1.

Fungsi komunikasi
Rekam medis disimpan untuk komonikasi diantara dua orang yang

bertanggungjawab terhadap kesehatan pasien untuk kebutuhan pasien saat ini dan yang akan datang.

2.

Kesehatan pasien yang berkesinambungan


Rekam medis dihasilkan atau dibuat untuk penyembuhan pasien setiap waktu dan sesegera mungkin.

3.

Evaluasi kesehatan pasien


Rekam medis merupakan salah satu mekanisme yang memungkinkan evaluasi terhadap standar penyembuhan yang telah diberikan.

4.

Rekaman bersejarah
Rekam medis merupakan contoh yang menggambarkan tipe dan metode pengobatan yang dilakukan pada waktu tertentu.

5.

Medikolegal
Rekam medis merupakan bukti dari opini yang yang bersifat prasangka menegnai kondisi, sejarah dan prognosi pasien.

6.

Tujuan statistik
Rekam medis dapat digunakan untuk menghitung jumlah penyakit, prosedur pembedahan dan insiden yang ditemukan setelah pengobatan khusus.

7.

Tujuan penelitian dan pendidikan


Rekam medis di waktu yang akan datang dapat digunakan dalam penelitian kesehatan.

Berdasarkan aspek diatas maka rekam medis mempunyai nilai kegunaan yang sangat luas, yaitu: 1. Dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien 2. Bahan pembuktian dalam hukum 3. Bahan untuk kepentingan penelitian dan pendidikan 4. Dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan 5. Bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan 6. Fungsi komunikasi 7. Kesehatan pasien yang berkesinambungan 8. Rekaman bersejarah.

D. ISI REKAM MEDIS Isi Rekam Medis merupakan catatan keadaan tubuh dan kesehatan, termasuk data tentang identitas dan data medis seorang pasien. Secara umum isi Rekam Medis dapat dibagi dalam dua kelompok data yaitu:

1.

Data medis atau data klinis: Yang termasuk data medis adalah segala data tentang riwayat penyakit, hasil pemeriksaan fisik, diagnosis, pengobatan serta basilnya, laporan dokter, perawat, hasil pemeriksaan laboratorium, ronsen dsb. Data-data ini merupakan data yang bersifat rabasia (confidential) sebingga tidak dapat dibuka kepada pibak ketiga tanpa izin dari pasien yang bersangkutan kecuali jika ada alasan lain berdasarkan peraturan atau perundang-undangan yang memaksa dibukanya informasi tersebut.

2.

Data sosiologis atau data non-medis: Yang termasuk data ini adalah segala data lain yang tidak berkaitan langsung dengan data medis, seperti data identitas, data sosial ekonomi, alamat dsb. Data ini

oleh sebagian orang dianggap bukan rahasia, tetapi menurut sebagian lainnya merupakan data yang juga bersifat rahasia (confidensial).

Rekam medis dalam Undang-undang No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran Paragraf 3 dan Pasal 3 1) Isi rekam meds untuk pasien rawat jalan pada sarana pelayanan kesehatan sekurang-kurangnya memua! : a) Identitas pasien; b) Tanggal dan waktu; c) Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwaya penyakjt;

d) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis ; e) Diagnosis; f) Rencana penatalaksanaan;

g) Pengobatan dan/atau tindakan; h) Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien; i) j) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik; dan Persetujuan tindakan bila diperlukan

2) Isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu nari sekurangkurangnya memuat : a) Identitas pasien; b) tanggal dan waktu; c) hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit;

d) hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis ; e) Diagnosis; f) Rencana penatalaksanaan,

g) Pengobatan dan/atau tindakan; h) Persetujuan tindakan bila diperlukan; i) j) k) Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan; J ringkasan pulang (discharge summary), ama dan tanda tangn dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan l) 1. Pelayanan kesehatan; Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu; dan

m) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik. 3) Isi rekam medis untuk pasien gawat darurat, sekurang-kurangnya memuat : a) Identitas pasien; b) Kondsi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan; c) Identitas pengantar pasien;

d) Tanggal dan waktu; e) Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit; f) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis ;

g) Diagnosis; h) Pengobatan dan/atau tindakan; i) Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat darurat dan rencana tindak lanjut; j) ama dan tanda tangn dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan; k) Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke sarana pelayanan kesehatan lain; dan l) Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

4) Isi rekam meds pasien dalam keadaan bencana. selain memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditambah dengan : a) Jenis bencana dan lokasi dimana pasien dtemukan; b) Kategori kegawatan dan nomor pasien bencana masal; dan c) 5) identitas yang menemukan pasien;

Isi rekam meds untuk pelayanan dokter spesialis atau dokter gigi spesialis dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.

6) Pelayanan yang dberikan dalam ambulans atau pengobatan masal dicatat dalam rekam meds sesuai ketentuan sebagaimana diatur pada ayat (3) dan disimpan pada sarana pelayanan kesehatan yang merawatnya. E. KEGUNAAN REKAM MEDIS UNTUK DOKTER YANG MERAWAT 1. Sebagai sarana untuk mencatat riwayat penyakit pasien dan keluarga sebagai keterangan pelengkap di dalam menetapkan diagnosis dan langkah-langkah perawatan pengobatan selanjutnya. 2. Untuk bahan penelitian dokter dalam melakukan pemeriksaan yang telah dilakukan terhadap seorang pasien. 3. Catatan hasil pemeriksaan penunjang medis : Laboratorium, Radiodiagnostik, EKG, dan lain-lain diperlukan untuk menjamin kebenaran diagnosis. 4. Dokter mencatat pada rekam medis mengenai hasil tindakan khusus seperti biopsy, operasi dan sebagainya untuk dasar menetapkan diagnosis yang tepat. 5. Catatan terapi dan perkembangan perawatan diperlukan oleh dokter untuk mendapatkan kepastian langkah-langkah yang efektif dan yang perlu dihindari atau tidak boleh dilakukan dalam melanjutkan perawatan pengobatan si pasien.

Misalnya : pasien alergi terhadap obat tertentu.

6.

Rekam medis yang lengkap dapat membantu penetapan diagnosis secara lebih tepat.

7.

Rekam medis diperlukan jika pasien yang bersangkutan perlu dirawat sebagai pasien rawat inap yang kedua kalinya atau seturusnya dengan penyakit yang sama ataupun bertahan.

8.

Jika dokter yang merawat pasien diganti maka dokter pengganti dapat melihat data yang telah/belum dilakukan oleh dokter sebelumnya apabila rekam medis diisi dengan lengkap.

9.

Jika pasien yang bersangkutan meminta sesuatu keterangan, datanya dapat diambil dari berkas rekam medis.

10. Jika seorang pasien karena sesuatu hal dipindahkan ke rumah sakit lain diperlukan surat pengantar, isinya antara lain ringkasan data yang dikutip dari berkas rekam medis yang bersangkutan. UNTUK PERAWAT YANG BERSANGKUTAN 1. Rekam medis dipakai untuk mencatat pelaksanaan pekerjaan yang diinstruksikan oleh dokter yang merawat pasien bersangkutan. 2. Rekam medis dipakai untuk mencatat pekerjaan perawatan yang telah dilaksanakan misalnya mengukur/menghitung : suhu, nadi, pernafasan dan sebagainya. 3. Rekam medis dipakai untuk mencatat keadaan pasien diluar pemeriksaan dokter misalnya : keluhan, keadaan umum dan sebagainya. 4. Rekam medis dipakai juga untuk bahan studi/penyelidikan.

UNTUK DOKTER YANG BERSANGKUTAN 1. Rekam medis dipakai untuk mencatat hasil wawancara/pemeriksaan, langkahlangkah yang sudaah dilakukan dan sebagainya. 2. Rekam medis dipakai untuk mencatat instruksi kepada petugas kesehatan lainya, misalnya : asisten dokter spesialis, perawat dan lain-lain atau konsultasi kepada dokter spesialis lainnya. 3. Rekam medis dipakai untuk bahan studi sendiri untuk mengetahui kemajuan/hasil terapi, penyebab penyakit dan sebagai sumber data dalam rangka penyusunan kertas kerja, disertasi dan sebagainya.

UNTUK RUMAH SAKIT 1. Yang merawat pasien adalah satu tim yang terdiri dari : dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya. 2. Rekam medis dapat dipakai untuk bahan analisa kulitatif. Kuantitatif, pemeriksaan, pengobatan, dll. 3. Rekam medis merupakan bahan pengajaran bagi para dokter yang menempuh spesialisasi, mahasiswa kedokteran dan siswa paramedis .

4.

Merupakan acuan yang berguna untuk perencanaan, anggaran dan pengambilan keputusan.

UNTUK

KEPERLUAN

ILMU

PENGETAHUAN,

INSTANSI,

PENGADILAN

DAN

PERUSAHAAN ASURANSI 1. Berkas-berkas rekam medis merupakan himpunan data setelah diolah akan menghasilkan laporan statistic. 2. Dokter yang melakukan penelitian dapat mengambil datanya dari kumpulan rekam medis pasien-pasien yang sejenis penyakittnya, misalnya : dalam diskusi kasus kompleks, penyajian kasus, membuat kertas kerja atau mengadakan penyelidikan. 3. Instasi yang akan memberikan penggantian biaya (kompensasi) untuk pegawainya yang berobat atau dirawat, datanya dapat dilihat dari berkas rekam medis pegawai yang bersangkutan. 4. Sebagai data otentik di pengadilan apabila keluarga pasien atau instansi lain yang memerlukannya dilihat dari ksaus malpraktek oleh dokter / perawat. 5. Kumpulan keterangan-keterangan yang diminta oleh instransi kesehatan / asuransi diambil dari rekam medis yang bersangkutan. Instansi kesehatan menggunakan data tersebut sebagai salah satu bahan untuk membuat perencanaan, penilitian, menentukan kebijaksanaan usaha-usahan kesehatan preventif, kuratif dan

rehabilitatif. Sedangkan perusahan asuransi memerlukan data tersebut untuk dipakai sebagai salah satu bahan untuk menetapkan kebijaksanaan besarnya santunan dan syaraf-syarat bagi calon pemegang polis dan sebagainya. Aspek-aspek di atas dapat memperlihatkan bahwa rekam medis memiliki kegunaan yang sangat luas karena tidak hanya menyangkut antara pasien dengan pemberi pelayanan saja tapi rekam medis juga memiliki kegunan secara umum yaitu : 1. Rekam medis sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahli yang ikut ambil bagian dalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan kepada pasien yang berkesinambungan. 2. Rekam medis sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan,

pemeriksaan penunjang, , tindakan medis yang harus diberikan kepada seorang pasien. 3. Rekam medis sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung/ selama pasien mendapat pelayanan di rumah sakit. 4. Rekam medis sebagai bahan yang berguna untuk melakukan analisa, penelitian dan evaluasi terhadap kualitas pelayana yang diberikan kepada pasien. 5. Sebagai perlindungan hukum , Rekam medis dapat melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

6.

Rekam medis menyediakan data-data khusus yang sangat berguan untuk keperluan penelitian dan pendidikan.

7.

Rekam medis menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan serta sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan.

8.

Sebagai dasar dalam penghitungan biaya, atas pelayanan kesehatan yang telah diberikan rumahsakit kepada pasien.

Bersumber dari pengertian, falsafah, tujuan dan kegunaan rekam medis, intinya rekam medis harus memuat informasi mengenai identitas pasien, diagnosis, perjalanan penyakit,

proses pengobatan dan tindakan medis maupun pemeriksaan penunjang lainnya di Rumah Sakit islam Bogor di mana semuanya harus tercatat dan terekam untuk

mempercepat proses pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada pasien.

F. LANDASAN HUKUM YANG MENDASARI PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS DI INDONESIA. Landasan yang mendasari penyelenggaraan rekam medis di Indonesia yaitu : 1. UU No. 29/2004 tentang praktik kedokteran pada pasal 46 : a setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis ; b rekam medis sebagaimana maksud pada ayat (1) harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan; c setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan.

2.

UU KESEHATAN No. 23 tahun 1992 pada pasal 53, Disebutkan bahwa setiap tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya, untuk itu maka setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk memenuhi standar profesi dan menghormati hak pasien. Yang dimaksud standar profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik (ayat: 2). Standar profesi ini dibuat oleh organisasi profesi dan disyahkan oleh pemerintah. Sedangkan tenaga kesehatan yaitu tenaga yang berhadapan dengan pasien seperti dokter dan perawat. Yang dimaksud dengan hak pasien antara lain ialah hak terhadap informasi, hak untuk memberikan persetujuan, hak atas rahasia kedokteran dan hak atas pendapat kedua (second opinion).

10

3.

Keputusan Menteri Kesehatan no. 034/Birhup/1972 t Tentang Perencanaan dan Pemeliharaan Rumah Sakit disebutkan bahwa guna menunjang terselenggaranya Rencana Induk yang baik, maka setiap rumah sakit diwajibkan : a. b. mempunyai dan merawat statistik yang up-to-date (terkini) dan membina medical record yang berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.

4.

Permenkes No 749a tahun1989 tentang Rekam Medis/Medical Records. Dalam peraturan tersebut telah ditetapkan pasal demi pasal yang mengatur penyelenggaraan rekam medis (baca lampiran).

5.

Surat Keputusan Dirrektorat Jendral Pelayanan Medik No. 78 tahun 1991 Tentang penyelenggaraan rekam medik. Surat keputusan ini menjelaskan rincian penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit (baca lampiran).

6.

Keputusan Menteri Kesehatan no. 034/birhup/1972 Tentang perencanaan dan pemeliharaan rumah sakit disebutkan bahwa guna menunjang terselenggaranya rencana induk yang baik, maka setiap rumah sakit diwajibkan : a b Mempunyai dan merawat statistic yang up-to-date (terkini) dan Membina medis al record yang berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.

7.

PP No. 10 Tahun 1966 Tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran. Peraturan Pemerintah ini mengatur kewajiban menyimpan kerahasiaan ini rekam medis (baca lampiran).

8.

Permenkes No 585 tahun 1989 Tentang Persetujuan Tindakan Medik. Peraturan ini mengatur keharusan meminta persetujuan pasien terhadap tindakan medis yang akan diterimanya dengan memberi penjelasan secara lengkap terhadap akibat dan risiko yang ditimbulkannnya (baca lampiran).

9.

SE Dirrektorat Jendral Pelayanan Medik No: HK.00.06.1.5.01160 Tentang Petunjuk Teknis Pengadaan Formulir Rekam Medis Dasar dan Pemusnahan Arsip Rekam Medis. Surat edaran ini mengatur tata cara pengabadian dan pemusnahan rekam medis (baca lampiran).

11

Anda mungkin juga menyukai