Anda di halaman 1dari 49

SEL DAN JARINGAN MAKHLUK HIDUP

Dian Natalia, S.Si

Sel Makhluk Hidup

1. 2.

Sejarah Perkembangan Teori Sel Struktur dan Fungsi Sel : a. Membran Plasma b. Sitoplasma c. Organel-organel sel : Nukleus, Retikulum Endoplasma, Ribosom, Mitokondria, Badan Golgi, Badan mikro (peroksisom dan glioksisom), Plastida, Vakuola, Lisosom, Sentrosom, Mikrofilamen dan Mikrotubula, Silia dan flagella.

SEL TUMBUHAN & SEL HEWAN


Sel merupakan bagian terkecil penyusun makhluk hidup. Sel berasal dari kata cellula yang berarti bilik kecil. Semua bentuk kehidupan di bumi disusun oleh sel. Mereka dikenal sebagai organisme uniselular (bersel tunggal) dan organisme multiselular (bersel banyak). Pada organisme multiseluler, setiap sel bersatu menjadi bagian yang lebih besar dan melakukan tugas tertentu.

1. Sejarah Perkembangan Teori Sel


Anthony van Leeuwenhoek (1632 1723) merupakan ahli mikroskop kebangsaan Belanda yang membuat dan menggunakan mikroskop untuk mengamati obyek biologi. Beliau merupakan orang pertama yang melihat sel-sel tunggal dan mengakuinya sebagai satuan kehidupan. Robert Hooke (1635 1703) merupakan ilmuwan berkebangsaan Inggris yang mengenalkan istilah sel pertama kali. Dengan melihat sayatan tipis gabus yang berasal dari kayu pohon oak, beliau melihat bentuk bersekat-sekat seperti ruangan. Kemudian beliau menyebutnya sebagai sel (cellula).

Perkembangan teori sel : 1. Robert Brown (1831) menemukan inti sel (nukleus). 2. Felix Durjadin (1835) menemukan bahwa cairan dalam sel penting dalam kehidupan manusia. 3. Mathias Jakob Schleiden (1838) menyatakan bahwa semua tumbuhan tersusun atas satuan satuan kecil seluler. Theodore Schwann (1839) menyatakan bahwa semua hewan terdiri atas sel-sel. Mereka merumuskan bahwa tubuh semua tumbuhan dan hewan tersusun atas sel-sel. Sel adalah unit struktural dan fungsional semua organisme. 4. Johanes Purkinye (1839) menemukan istilah untuk cairan sel yaitu protoplasma. 5. Rudolf Virchow (1858) melengkapi rumusan teori dengan menyatakan bahwa setiap sel berasal dari sel-sel sebelumnya (omnis cellula e cellula).

Perkembangan dari mikroskop cahaya hingga munculnya mikroskop elektron (1930-an), dapat mengamati bagian-bagian sel yang sebelumnya tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya dapat dilihat dengan perbesaran yang kuat dari mikroskop elektron. Organel-organel yang dapat terlihat jelas di dalam membran plasma antara lain retikulum endoplasma, ribosom, kompleks Golgi, lisosom, dan mitokondria. Umumnya organel-organel tersebut peka terhadap reaksi-reaksi kimia sehingga sangat esensial bagi kehidupan sel. Masing-masing organel merupakan pelaksana sel yang dinamis yang dapat berubah bentuk dan ukuran untuk melakukan kerja.

2. Struktur dan Fungsi sel


Sel merupakan unit fungsional dan struktural dalam kehidupan. Sebagai unit fungsional : di dalam sel berlangsung semua reaksi kimia dan berbagai proses hidup. Sebagai unit struktural : bagian dari komponen penyusun jaringan makhluk hidup. Sel prokariotik merupakan sel yang tidak memiliki membran inti. Contoh pada organisme uniseluler, misalnya bakteri dan alga biru-hijau. Sel eukariotik merupakan sel yang memiliki membran inti. Pada umumnya sel eukariotik memiliki organelorganel sel. Contoh pada organisme multiseluler, misalnya protista, jamur, tumbuhan dan hewan.

Kebanyakan sel berukuran mikroskopis. Sel prokariotik biasanya berdiameter 1 10 m dan sel eukariotik berdiameter 10 m 100 m. Pada umumnya sel eukariotik memiliki bagianbagian sebagai berikut : a. Membran plasma b. Sitoplasma c. Organel-organel sel

a. Membran plasma
Merupakan suatu pembatas dinamis yang penting pada sebuah sel dan berperan dalam menjaga tugas-tugas penunjang kehidupan sel. Membran plasma memiliki fungsi : a. Mengatur dan mengontrol transportasi zat-zat b. Menjadi tempat reaksi terhadap cahaya matahari dan reaksi oksidasi dalam respirasi c. Sebagai reseptor/penerima rangsang dari luar d. Sebagai pelindung sel e. Sebagai pembatas antara sel dengan lingkungan luarnya

Membran sel bersifat permeabel terhadap zat-zat yang molekulnya kecil atau berbentuk ion, tetapi bersifat impermeabel terhadap zat yang bentuk molekulnya besar. Selain itu membran sel merupakan selaput selektif yang mampu memilih zat yang akan masuk atau keluar. Model umum yang menjelaskan tentang struktur membran plasma dikenal sebagai model mosaik cair. Menurut model ini, membran plasma terdiri atas lapisan ganda yang disusun oleh lipida dan protein. Lipida pada membran plasma berupa fosfolipida, glikolipida, dan sterol. Setiap molekul lipida terdiri dari bagian kepala berupa gliserol yang bersifat hidrofilik dan bagian ekor berupa asam lemak yang bersifat hidrofobik.

Protein ekstrinsik (protein perifer) : Molekul protein yang terdapat pada permukaan dalam maupun permukaan luar membran plasma, bersifat hidrofilik. Protein intrinsik (protein integral) : Molekul protein yang menembus dari permukaan dalam ke permukaan luar membran plasma. Bagian yang terbenam dalam lapisan lipida bersifat hidrofobik, dan bagian yang keluar bersifat hidrofilik. Fungsi protein : sebagai katalis (membantu proses reaksi kimiawi) dan pengangkut molekul.

b. Sitoplasma
Merupakan protoplasma (cairan sel) yang berada di dalam sel selain di dalam inti sel (nukleus). Sitoplasma terdiri dari : a. Sitosol : cairan yang bersifat koloid dan mirip jeli. Mengandung zat organik dan anorganik. Zat-zat tersebut dapat terlarut maupun koloid. b. Organel : struktur yang mempunyai membran pemisah terhadap matriks di sekelilingnya. Fungsi sitoplasma : Sebagai tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia atau metabolisme sel.

c. Organel-organel sel
Nukleus Struktur ini merupakan pusat pengendali seluruh kegiatan sel. Berbentuk bundar / oval, terletak di sekitar bagian tengah sel. Membran nukleus sebagai pembatas sitoplasma yang berada di sekelilingnya. Tersusun dari fosfolipida dan protein ganda. Memiliki pori-pori yang berperan mengatur keluar/masuknya materi. Matrik dalam nukleus : nukleoplasma.

Materi genetik dalam nukleoplasma saat sel dalam kondisi tidak melakukan pembelahan disebut kromatin (serabut halus seperti benang). Saat sel melakukan pembelahan, struktur ini memendek dan dikenal sebagai kromosom. Penyusun kromosom : protein histon dan asam nukleat (DNA) Di dalam kromosom terdapat informasi genetika yaitu gen. Anak inti : nukleolus (jamak : nukleoli) yang hanya tampak setelah berakhirnya proses pembelahan sel. Berfungsi sebagai tempat pembentukan RNA dan tempat sintesis nukleoplasma.

Retikulum Endoplasma (RE) Merupakan organel sel berupa lipatan-lipatan dan tabung-tabung membran yang tersebar di seluruh sitoplasma. Tersusun dari fosfolipida dan protein. Berdasarkan ada / tidaknya ribosom : a. RE kasar : memiliki banyak ribosom, tersusun atas kantong membran yang pipih, berperan dalam sintesis protein. b. RE halus : tidak memiliki ribosom, berbentuk tubular, berperan dalam sintesis lemak dan sedikit hormon, mengangkut protein dari RE kasar, melakukan detoksifikasi, penyusun fosfolipid, glikolipid dan steroid. Hasil sintesis disekresikan ke dalam saluran RE untuk diangkut ke bagian sel lain.

Ribosom Merupakan partikel nukleoprotein (senyawa protein dengan molekul ARN). Sebagian melekat pada membran RE membentuk kelompok-kelompok : polisom, berfungsi dalam sintesis protein yang akan dikeluarkan dari dalam sel. Sedangkan yang lain bebas berada dalam sitosol maupun dalam organel lain, berfungsi untuk memproduksi protein bagi sel.

Mitokondria Banyaknya mitokondria tergantung pada aktivitas metabolisme sel. Dikenal sebagai pembangkit tenaga suatu sel. Merupakan organel sel membran ganda : a. Membran bagian luar memiliki struktur halus, berperan dalam membatasi bagian dalam mitokondria dengan sitoplasma, serta sebagai pengatur keluar / masuknya zat-zat kimia dari dan ke dalam mitokondria. b. Membran bagian dalam memiliki struktur lipatanlipatan ke arah dalam (krista), berperan dalam proses respirasi sel. Di antara krista terdapat matriks yang terdiri atas ribosom, DNA, dan materi lainnya.

Badan Golgi Merupakan organel yang terdiri dari tumpukan kantung-kantung pipih (sisterna) yang dibatasi membran dan pada bagian tepinya terdapat gelembung. Setiap tumpukan kantung : badan Golgi (pada sel tumbuhan : diktiosom). Seluruh badan Golgi / diktiosom di dalam sel : Golgi kompleks. Termasuk komponen sel terbesar dalam sitoplasma, dapat berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk struktur jala. Jumlah badan Golgi dapat bervariasi menurut tipe, fungsi dan tahap pertumbuhan sel.

Ukurannya bervariasi, misal pada sel kelenjar dan sel saraf yang ukurannya relatif lebih besar dibandingkan pada sel otot. Vesikel (gelembung) dari badan Golgi dapat lepas dan bergerak ke permukaan sel untuk mensekresikan isinya ke luar sel. Fungsi badan Golgi : a. Mengangkut dan mengubah secara kimia materi di dalamnya b. Menghasilkan lendir, lilin, dan sekresi c. Transport lemak d. Sekresi protein, glikoprotein, karbohidrat, dan lemak e. Membentuk lisosom f. Tempat penyimpanan sementara protein dan zatzat dari RE

Badan Mikro Merupakan organel-organel sel yang berukuran kecil yang memiliki satu membran, antara lain peroksisom dan glioksisom. Peroksisom : mengandung enzim oksidatif berupa asam glikolat oksidase (mentransfer hidrogen dari glikolat membentuk asam glioksilat dan hidrogen peroksida yang beracun) dan katalase (penguraian senyawa peroksida menjadi air dan oksigen), yang banyak berperan pada sel tumbuhan pada jaringan fotosintesis, maupun pada sel hewan yang bekerja merombak lemak (sel hati dan ginjal)

badan mikro

Glioksisom : pada sel tumbuhan yang mengandung lemak, terutama pada perkecambahan biji, mengandung enzim yang mampu mengubah lemak menjadi gula.

Plastida Merupakan organel sederhana yang dapat ditemukan pada sel tumbuhan. Memiliki membran ganda. Jenis plastida : a. Leukoplas : plastida tidak berwarna, berfungsi sebagai tempat cadangan makanan (berupa pati). b. Kromoplas : plastida mengandung pigmen merah dan oranye. Banyak terdapat pada organ bunga, buah, maupun daun pada beberapa jenis tumbuhan. c. Kloroplas : plastida mengandung pigmen hijau daun (klorofil), enzim, dan molekul lain yang berfungsi dalam fotosintesis.

Pada kloroplas, membran ganda menyelubungi stroma (larutan kaya enzim yang berperan dalam sintesis karbohidrat, dapat mengandung ADN dan sejumlah ribosom). Di dalam stroma terdapat kantong-kantong pipih : tilakoid yang mengandung pigmen klorofil, karotenoid, protein dan lemak. Tumpukan tilakoid : grana (tunggal : granum). Tilakoid yang menghubungkan grana yang satu dengan grana yang lain : intergranal tilakoid.

Vakuola Merupakan organel berupa kantung bermembran besar di dalam sel. Vakuola yang berukuran kecil : vesikel. Pada tumbuhan vakuola dibungkus oleh tonoplas yang merupakan membran tunggal yang berasal dari RE dan mampu mengatur pertukaran material antara sitoplasma dan cairan di dalam vakuola. Umumnya mengisi hingga 90% volume sel. Jenis senyawa yang terdapat dalam vakuola : Asam amino, garam mineral, karbohidrat, hasil sampingan metabolisme, pigmen, enzim, minyak, kristal.

Fungsi vakuola pada tumbuhan : a. Tempat penyimpanan materi b. Menjaga tekanan internal air Vakuola pada hewan umumnya lebih kecil dan tidak dilengkapi dengan tonoplas, serta bersifat spesifik. Vakuola pada hewan (contoh protozoa dan spons) : a. Vakuola kontraktil : untuk mengatur keluar masuknya air (osmoregulasi) b. Vakuola makanan : untuk menyimpan dan mencerna makanan

Lisosom Organel yang sangat kecil dibanding organel lainnya, dihasilkan oleh badan Golgi, tersebar pada sitoplasma sel hewan. Mengandung enzim hidrolitik yang berperan dalam pencernaan intraseluler sebagai pengurai berbagai substansi di dalam sel, misalnya lemak,protein, asam nukleat, dan polisakarida. Mekanisme aktivitas lisosom : Vesikel dari RE badan Golgi lisosom fagolisosom (bergabung dengan vesikel berisi partikel makanan) lisosom mencerna secara fagositosis.

Fungsi lisosom : a. Mencerna materi yang diambil secara endositosis. b. Autofage : penyingkiran struktur yang tidak dikehendaki dalam sel. c. Eksositosis : pembebasan enzim di luar sel (contoh : pergantian tulang rawan ke perkembangan tulang keras). d. Autolisis : penghancuran diri sel dengan cara membebaskan semua isi lisosom dalam sel.

Sentrosom Terdiri atas : a. Sentriol : Merupakan organel sel yang terdiri dari dua perangkat mikrotubula. Setiap perangkat sentriol terdiri atas sembilan mikrotubula kembar tiga berbentuk silinder. Kedua sentriol tersebut berhadapan secara tegak lurus. b. Sentrosfer : merupakan sitoplasma yang meliputi sentriol. Fungsi : berperan pada saat pembelahan sel. Bila tidak dalam proses pembelahan, organel ini terletak di dekat inti sel.

Mikrofilamen & Mikrotubulus

a. Mikrofilamen : struktur organel sel yang terdiri dari serat-serat protein (aktin dan miosin). Fungsi : kontraksi sel, pembentukan kaki semu (co/ protista dan jamur lendir) dan memberikan layanan kerja jaringan seluler. b. Mikrotubulus : (jamak : mikrotubula) merupakan organel sel yang berbentuk tabung yang tersusun atas protein tubulin, termasuk struktur yang dinamis.

mikrotubulus

Fungsi : pergerakan organel-organel (vesikel) dan pergerakan kromosom selama pembelahan inti, pengangkutan bahan dalam sel, komponen utama pembentukan silia dan flagella, komponen benang-benang gelendong inti pada saat proses pembelahan sel, serta penyusunan sentriol. Mikrofilamen dan mikrotubulus secara bersama akan membentuk suatu rangka seluler (sitoskeleton), yang bukan merupakan struktur yang kaku namun mampu menunjang pergerakan sel.

Silia & Flagella Merupakan struktur berbentuk silinder dan tersusun atas sembilan mikrotubula seperti sentriol, namun memiliki tambahan dua mikrotubula pada bagian tengah dan berupa ikatan kembar dua. Silia : ukuran pendek dan berjumlah banyak. Flagella : ukuran panjang dan berjumlah sedikit. Fungsi : menggerakkan sel ke lingkungannya.

JARINGAN MAKHLUK HIDUP JARINGAN TUMBUHAN Jaringan pada tumbuhan multiseluler merupakan sebuah kelompok sel yang bekerja sama sesuai dengan letak dan fungsinya. Pada umumnya jaringan pada tumbuhan terbagi menjadi 2, yaitu : 1. Jaringan Meristem (muda) 2. Jaringan Permanen (dewasa)

1. Jaringan Meristem
Merupakan jaringan yang terdiri dari sekelompok sel yang aktif membelah secara mitosis, berdinding sel tipis, memiliki vakuola yang kecil dan berbentuk iso diametris. Berdasarkan asalnya, macam jaringan meristem : a. Promeristem : jaringan meristem yang ada pada saat tumbuhan dalam fase embrional. b. Meristem primer : jaringan meristem pada tumbuhan dewasa sehingga tumbuhan bertambah tinggi. Contoh : meristem ujung akar dan ujung batang. c. Meristem sekunder : jaringan meristem dari meristem primer menyebabkan tumbuhan bertambah besar. Contoh : kambium.

Berdasarkan letaknya, macam jaringan meristem : a. Meristem apikal : melakukan proses pertumbuhan primer yaitu pemanjangan akar dan batang pada tumbuhan. Hasilnya berupa jaringan primer yang bersifat keras dan berkayu karena mengandung lignin dan struktur sel yang kompak. b. Meristem lateral : melakukan proses pertumbuhan sekunder yaitu pertambahan diameter batang maupun akar, terletak pada kambium pembuluh dan kambium gabus (felogen). Hasilnya berupa jaringan sekunder.

c. Meristem interkalar : meristem yang terdapat diantara jaringan dewasa yang dapat menyebabkan pertambahan panjang dan diameter ruas batang, terletak pada bagian pangkal tiap buku pada tumbuhan yang berbuku-buku.

2. Jaringan Permanen

Merupakan jaringan yang terdiri dari sel-sel dewasa yang telah berdiferensiasi, namun dapat bersifat meristematis dalam kondisi tertentu. Dapat terbagi dalam 2 kelompok : a. Jaringan penutup b. Jaringan dasar

a. Jaringan Penutup
Berfungsi sebagai penutup dan melindungi bagian di bawahnya. Terdiri atas : a.1. Jaringan Epidermis Merupakan jaringan pelindung yang terletak di permukaan tumbuhan. Sel-selnya berbentuk balok dan tersusun rapat, tidak mengandung klorofil kecuali pada sel penutup stomata, dan dinding selnya dilapisi kultikula. Macam modifikasi epidermis : stomata (mulut daun), trikomata (rambut), lenti sel (mulut batang), dan bulu-bulu akar.

a. 2. Jaringan Peridermis Merupakan jaringan kulit gabus yang menggantikan kedudukan epidermis. Hal ini dapat diakibatkan karena pertumbuhan jaringan epidrmis yang tidak seimbang dengan pertumbuhan akar atau batang. Jaringan ini tidak dapat ditembus air, mampu menutup dan melindungi tubuh tumbuhan.

b. Jaringan Dasar
b. 1. Jaringan Pengisi (Parenkim) Berupa jaringan sederhana yang tersusun dari satu macam bentuk sel. Berasal dari meristem dasar yang belum banyak mengalami diferensiasi. Terdapat di hampir seluruh bagian tubuh tumbuhan dan berfungsi sebagai pengisi jaringan tumbuhan. Misalnya pada korteks akar, batang, daun, daging buah maupun biji. Berisi sel-sel hidup yang berdinding tipis dan lentur, mempunyai vakuola sentral yang besar, serta memiliki bentuk sel yang beragam dan tersusun longgar (adanya ruang antar sel).

Berdasarkan fungsi, terdapat macam-macam jaringan dasar : a. Parenkim asimilasi : Untuk melakukan fotosintesis yang mengandung klorofil (klorenkim). Contoh : mesofil (palisade dan spon). b. Parenkim penyimpan cadangan makanan dan hasil fotosintesis. c. Parenkim penyimpan air, contohnya pada kaktus. d. Parenkim penyimpan udara (aerenkim).

b. 2. Jaringan penyokong Terdapat 2 macam : Jaringan kolenkim : jaringan yang hampir sama dengan parenkim namun pada bagian sudutnya terdapat penebalan selulosa, terutama pada dinding sel primer. Bentuk sel lebih panjang dari parenkim, bersifat lentur, dan berfungsi sebagai penguat, terutama pada tumbuhan muda. Terdapat pada bagian batang, daun, bagian bunga, buah, dan akar. Jaringan sklerenkim : jaringan yang terdapat pada tumbuhan berkayu yang memiliki sel yang sudah mati dan mengandung lignin pada dinding selnya.

... Jaringan sklerenkim

Sel-sel jaringan ini bersifat kaku dan mempunyai fungsi sebagai penguat bagian tumbuhan yang sudah dewasa. Macam sklerenkim : Sklereid : berbentuk bulat dan berdinding keras sehingga tahan tekanan. Sel sklereid yang tidak bercabang : sel batu. Dinding sel tersusun atas selulosa dan lignin yang tebal sehingga jaringan ini keras dan kaku. Dapat dijumpai pada kulit kayu, pembuluh tapis, buah, dan biji. Serabut sklerenkim : berbentuk panjang dan meruncing pada bagian ujungnya, keras kuat namun elastis. Dapat dijumpai pada berkas pembuluh monokotil dan dikotil, maupun permukaan batang.

b. 3. Jaringan pengangkut Tedapat 2 macam jaringan pengangkut : Xilem dan floem, yang masing-masing tersusun lebih dari satu macam sel yang membentuk jaringan pembuluh. Jaringan ini dapat bertambah jumlahnya akibat pertumbuhan sekunder. Xilem Merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi sebagai penyokong dan sebagai pengangkut air dan garam-garam mineral dari akar menuju bagian atas tumbuhan.

a)

b)

c)

d)

Tersusun atas : Trakeid (sel berbentuk panjang dan ujungnya runcing, memiliki noktah untuk pengangkutan air dan garam mineral antarsel) Trakea (sel berbentuk pembuluh yang panjang akibat peleburan beberapa sel yang memanjang dengan dinding sel yang saling berhadapan,strukturnya lebih pendek dan lebar daripada trakeid, memiliki kapiler untuk pertukaran zat antarselnya) Parenkim xilem (sel-sel hidup berdinding tipis yang mengandung lemak maupun amilum, dan berfungsi sebagai penimbun cadangan makanan) Serabut xilem (berasal dari trakeid yang lebih pendek, sempit, berdinding tebal dan memiliki noktah)

Floem Merupakan struktur tubular seperti xilem yang berdinding tebal akibat penebalan selulosa dan pektin, berfungsi sebagai pengangkut senyawa organik hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Tersusun dari : a) Sel buluh tapis (sel memanjang dengan lempengan tapisan yang berupa lubang pada dinding sel yang membatasi dua sel yang berdampingan) b) Sel pengiring (sel hidup bersifat meristematis yang berfungsi untuk memberi nutrisi pada buluh tapis)

c) Parenkim floem (sel memanjang sejajar dengan sumbu berkas pengangkut, berfungsi sebagai penimbun cadangan makanan seperti lemak dan tepung bersama dengan sel pengiring) d) Serabut floem (sel memanjang dengan penebalan lignin dan selulosa pada dindingnya dan berfungsi sebagai penyokong)

Organ- organ Nutritif


A. Akar Fungsi : Menyerap air dan zat hara terlarut dan mengangkutnya ke batang dan daun Menunjang dan memperkokoh berdirinya batang pada tanah Tempat penyimpan cadangan makanan Sebagai alat perkembangbiakan vegetatif Struktur anatomi : epidermis, parenkim korteks, endodermis, dan stele / silinder pusat (perisikel, berkas pengangkut, empulur)

B. Batang Fungsi : Alat transportasi air dan zat hara dari akar ke daun dan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan Membentuk dan menyangga daun Alat perkembangbiakan vegetatif Tempat penyimpanan bahan makanan cadangan Struktur anatomi : 1. Jaringan primer : monokotil (epidermis, berkas pembuluh, empulur, sklerenkim), dan dikotil (epidermis, korteks, endodermis, stele) 2. Jaringan sekunder

C. Daun Fungsi : Tempat berlangsungnya proses fotosintesis Tempat penyimpanan bahan makanan Alat penguapan Alat perkembangbiakan vegetatif Struktur anatomi : epidermis atas dan bawah, mesofil (dikotil : palisade dan spons), berkas pengangkut, stomata.

Anda mungkin juga menyukai