Pusaran angin muncul dari bawah altar dan semakin lama semakin besar. Il-shin dengan bersemangat meminta Raja Gongmin memilih seseorang untuk menemui Hwa Ta di seberang pintu. Choong-sik mendorong Il-shin, menyuruh Il-shin saja yang masuk ke pintu karena dialah yang paling tahu soal Hwa Ta. Il-shin ganti memukul Choong-sik. Dia kemudian mendorong-dorong lagi Raja Gongmin agar segera memilih seseorang melewati pintu dan memanggil Hwa ta untuk menyelamatkan sang Ratu. Raja maju mendekati Choi Young dan berkata bahwa dia sama sekali tidak percaya pada perkataan Il-shin. Choi Young membalikkan badan menghadap Raja dan berkata, Berikan saya perintah. Aku rasa seharusnya aku paling tidak mencoba, kan? Raja berusaha meyakinkan dirinya. Choi Young kemudian membungkukkan badan, pamit pada Raja. Choong-sik dan Dae-man berusaha menghentikan Choi Young, namun Choi Young menegaskan bahwa ini adalah perintah. Choong-sik dan Dae-man tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Semakin dekat Choi Young dengan pintu, pusaran angin semakin membesar. Cahaya yang keluar juga semakin terang. Choi Young maju dan tubuhnya perlahan-lahan menghilang. Aku akan mengikutinya. Aku tidak bisa membiarkan dia pergi ke sana sendiri, kata Dae-man. Daeman akan maju, namun ditarik oleh Choong-sik. Sambil memegang kerah baju Dae-man, Choong-sik membentak, Apakah kau tidak dengar katakatanya? Dia bilang jangan mengikuti dia. Choong-sik lalu mendorong mundur tubuh Dae-man dengan kasar. Kita akan melindungi Raja, kata Choong-sik memberi perintah anak buahnya. Choong-sik lalu mendekati Raja dan sambil membungkuk dia mengajak kembali ke penginapan Raja karena akan berbahaya bila Raja terlalu lama di sana. Namun Raja menolak karena dia akan menunggu Choi Young di sana. Il-shin juga berusaha membujuk Raja. Toh, aku kemari untuk berdoa pada Tuhan selama tiga hari, potong Raja. Aku harus menunjukkan pada rakyat Yuan bahwa aku melakukan seperti yang dikabarkan pada mereka. Jadi aku akan menunggu. Choong-sik tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia baru akan memanggil Dol-bae dan Deok-man, saat tiba-tiba Dae-man menunjuk-nunjuk pintu sambil berteriak, Apa yang terjadi pada pintu itu?! Muncul kilatan cahaya. Choong-sik menyuruh semua mundur. Pengawal maju dan melindungi Raja. Beberapa saat kemudian Choi Young muncul sambil menggandeng Eun-soo. Kapten! teriak Dae-man sambil melambai-lambaikan tangannya. Raja langsung maju menyambut Choi Young dengan ekspresi tidak percaya dan senang. Aku membawanya, lapor Choi Young. Raja memperhatikan Eun-soo dari atas sampai bawah dan kembali ke atas. Dari belakang pengawal,Il-shin juga memperhatikan Eun-soo. Saat genggaman Choi Young melemah, Eun-soo menarik tangannya dan berlari menuju pintu. Namun Choi Young berhasil menangkapnya lagi. Biarkan aku pergi, pinta Eun-soo. Choi Young menarik Eun-soo menuju Raja lagi. Namun Eun-soo yang ketakutan bersebunyi di belakang Choi Young. Apa Ratu baik-baik saja? tanya Choi Young. Raja terus mengamati Eun-soo yang bersembunyi di belakang Choi Young dengan wajah tidak yakin. Di sampingnya, Il-shin tersenyum bangga seakan-akan karena jasa-nya lah Hwa Ta bisa dibawa ke masa Goryeo.
Jang-bin masih berusaha menghentikan aliran darah yang keluar dari Ratu tapi tanpa hasil. Choi Young, En-soo, dan pengawal lain masuk ke kamar. Eun-soo terpesona melihat dekorasi kamar yang aneh. Jang-bin berdiri saat Eun-so dan Choi Young. Eun-soo berusaha kabur lagi saat melihat Jang-bin, namun ditangkap oleh Choi Young. Jadi, dia utusan Surga? tanya Jang-bin, takjub. Aku sudah memastikan dia mampu menyembuhkan luka seorang pria yang mirip sama dengan kasus Ratu. Aku membawa barang-barang ini karena dia menggunakannya saat mengobati pria itu. Choi Young melepaskan bungkusan kain dari pundaknya. Eun-soo melihat ke sekeliling ruangan. Apa yang kau lakukan? tanya Choi Young. Cobalah melihat luka Ratu. Dia sudah terluka selama dua jam. Aku menghentikan pendarahannya dengan menekan luka namun dia sudah mengeluarkan banyak darah. Jalan terbaik adalah dengan menjahit pembuluh darah. Aku khawatir hal itu akan menyerap energi tubuhnya. Apa kau bisa melakukannya? jelas Jang-bin. Maksudmu? Eun-soo tidak mengerti. Pembuluh darah terpotong dekat dengan leher. Kalau kita memasang jarum akupuntur di dekat luka... Eun-soo memperhatikan Ratu kemudian berteriak senang. Dia mengira bahwa ini adalah tempat syuting sehingga orang-orang mengenakan baju aneh. Dan saat syuting terjadi kecelakaan (kesimpulan yang bagus Eun-soo hahaha) Tapi kalian khawatir polisi dan media mengetahui hal ini. Jadi kalian menculik seorang dokter untuk menyembuhkannya secara diam-diam kan? Apa yang dia katakan? tanya Jang-bin, memandang aneh Eun-soo. Choi Young juga tidak mengerti. Dia mengedikkan bahunya. Eun-soo berbalik ke Jang-bin dan menyarankannya menelepo 911. Eun-soo berkata bahwa bila dia sampai melakukan kesalahan saat melakukan operasi, sertifikat dokternya akan dicabut dan nasibnya sebagai dokter akan tamat. Eun-soo lalu akan mengambil ponsel dari tasnya. Jang-bin yang awalnya kebingungan bertanya pada Choi Young apa Eun-soo benar-benar seorang dokter karena Eun-soo bahkan tidak melihat kondisi pasien di depannya. Eun-soo justru berkata bahwa dia bersumpah tidak akan mengatakan apapun pada dokter bahwa Choi Young dan Jang-bin menyembunyikan masalah seseorang terluka di lokasi syuting. Dia lalu akan keluar sambil membawa tas dan ponselnya. Namun Eun-soo dicegat tiga pengawal. Dia lalu menoleh ke Choi Young. Berapa kali aku harus berkata agar kau mengikuti perintah yang diberikan? kata Choi Young sambil mendatangi Eun-soo. Dia lalu mendekatkan wajahnya dan berkata agar Eun-soo menyelamatkan nyawa Ratu terlebih dulu, setelah itu dia akan mengantar balik Eun-soo. Eun-soo menyerah dan memeriksa luka Ratu. Setelah melihat luka Ratu, jiwa dokternya muncul. Setelah mendengar bahwa Ratu sudah tidak sadar sejak terluka, Eun-soo memutuskan melakukan operasi tanpa anestesi. Dia segera mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan, termasuk kaca mata berpembesar. Lampu di kacamata dia nyalakan dan membuat ketakutan orang-orang dari masa Goryeo. Eun-soo meminta Jang-bin mengambilkan pengait untuk membuka luka, namun Jang-bin tidak mengerti. Jang-bin menoleh ke Choi Young. Choi Young mengingat-ingat prosedur operasi yang dilakukan Eun-soo pada petugas keamanan. Dia mengambil alat yang tepat kemudian menyerahkan ke Jang-bin. Jang-bin kemudian memberikannya ke Eun-soo. Eun-soo lalu meminta Jang-bin melakukan operasi sedangkan Choi Young untuk mengambilkan alatalat yang dibutuhkan seperti penjepit dll. Jang-bin dan Choi Young memandang Eun-soo dengan tatapan kagum (benih-benih cintakah? Hmm..) Para pengawal membicarakan Eun-soo yang menggunakan alat-alat aneh, namun saat Choi Young memelototi mereka, mereka langsung diam dan menyingkir keluar.
Choi Young terbangun dari tidurnya. (Tidur saat sang Ratu sedang dioperasi?? Wow...) Eun-soo dan Jang-bin baru saja menyelesaikan menjahit luka Ratu. Ikat, potong, ikat, potong, kata Eun-soo memberi instruksi. Dayang Ratu yang bernama Deo-gi (Kim Soo-yeon) kemudian keluar ruangan. Deok-man sedang bermain-main dengan pelindung polisi yang dibawa Choi Young dari tahun 2012. Jangan bermain-main dengan barag dari Surga, kata Dol-bae. Saat Deo-gi lewat, Dol-bae yang semula duduk santai langsung berdiri dan bermain mata dengan Deo-gi. Deo-gi balik tersenyum. Deo-gi keluar sambil membawa ember. Seorang pria mendatanginya. Dengan hati-hati Deo-gi berbicara dengan pria itu menggunakan bahasa lain. Pria itu terlihat marah. (apa dayang itu pengkhianat?) Jang-bin dan Eun-soo menghitung detak jantung Ratu per menit. Choi Young bertanya apa Eun-soo sudah berhasil menyembuhkan Ratu. Kalau kau ingin dia cepat membaik, sebaiknya biarkan dia bed rest, saran Eun-soo sambil berdiri. Choi Young tidak mengerti maksud Eun-soo. Eun-soo menjelaskan bahwa Ratu sebaiknya banyak istirahat di ranjang sampai keadaan Ratu membaik. Eun-soo menyuruh mereka memperhatikan Ratu benar-benar karena Ratu mengalami syok hipovolemik. Tekanan darah Ratu juga harus dijaga. Ada kemungkinan Ratu terinfeksi karena operasi dilakukan di tempat kotor. Eun-soo mengenakan jaketnya dan mengambil tasnya, kemudian berjalan keluar sambil terus memberikan nasihat dengan harapan tidak ada yang sadar dia keluar. Jang-bin memegang kacamata berpembesar yang ditinggalkan Eun-soo. Dia merasa silau saat lampu menyorot ke arahnya. Choi Young menoleh ke pintu keluar. Eun-soo turun dengan pelan-pelan. Para pengawal yang semula tidur-tiduran di bawah langsung berdiri dan memberi hormat padanya. Eun-soo yang kebingungan berjalan sambil balas memberi hormat, kemudian dia langsung berlari kencang. Eun-soo sampai di pintu keluar, namun pintu dipalang. Saat berusaha membuka palang pintu dengan buru-buru, palang pintu ditahan oleh Choi Young. Lepaskan aku, kata Eun-soo memelas. Aku sudah mengoperasinya. Ya, tapi dia belum bangun, jawab Choi Young sambil menarik tangan Eun-soo dan menyuruhnya masuk lagi. Saat sedang berdebat, Raja beserta pengawalnya muncul di lantai dua. Choi Young lalu memberi hormat. Eun-soo melihat ke atas dan dengan polos bertanya, Apa kau penanggung jawab wanita itu? Eunsoo menyuruh Raja agar menunggu sambil melihat bagaimana perkembangan pasien. Sepertinya Eun-soo menggunakan bahasa non-formal karena Choi Young melihat ke arah Eun-soo. Apa dia akan sadar? potong Raja. Aku tidak bisa menjawabnya sekarang. Aku hanya ingin mempertegas bahwa pasien itu sama sekali bukan tanggung jawabku. Karena aku melakukan operasi atas paksaan. Choi Young memelototi Eun-soo. Eun-soo terus mencerocos soal operasi yang tidak akan ada hubungannya dengan lisensi dokter. Wanita dari Surga, potong Raja lagi. Eun-soo kebingungan. Aku? Negaraku bergantung pada hidup wanita itu.
Negaraku? Eun-soo semakin bingung. Karena Tuhan telah mengirimmu kemari, bisakah aku mempercayai bahwa Goryeo masih di bawah perlindungan Tuhan? Eun-soo hanya melongo. Sambil menundukkan wajahnya, dia berkata, Pria itu lebih aneh, dengan wajah memelas. Bisakah aku mempercayai hal itu? tanya Raja lagi. Eun-soo akan kabur lagi, namun tentu saja Choi Young menghalangi jalannya. Eun-soo melihat ke muka Choi Young yang tanpa reaksi. Bangunlah dari mimpi, kata Eun-soo merengek sambil memukul kepalanya dan berjongkok. Choi Young tidak tega melihat Eun-soo yang ketakutan. Raja melihat ke Eun-soo dengan tatapn tidak yakin. Pusaran angin di pintu masih ada namun semakin mengecil. Do-chi menyuruh temannya memberitahu Choi Young bahwa lubang pintu semakin mengecil. Dochi khawatir lubang pintu akan segera menghilang. Il-shin berusaha membujuk Raja agar tidak mengijinkan Eun-soo kembali ke tahun 2012. Namun hoi Young menolak karena dia sudah berjanji akan mengembalikan Eun-soo setelah dia berhasil menyembuhkan Ratu. Il-shin tidak menggubris perkataan Choi Young dan masih terus membujuk Raja agar membawa Eunsoo ke Goryeo sehingga rakyat Yuan tidak akan memandang remeh Raja. Dengan adanya dokter dari Surga posisi Raja akan semakin kuat. Wu Dal Chi..., panggil Raja. Il-shin masih terus mencerocos. Choi Young mendorongnya minggir. Raja hanya melirik, terlihat senang karena Il-shin didorong minggir. Choi Young berkata pada Raja bahwa dia sudah berjanji pada Eun-soo demi namanya. Janji pejuang Goryeo sama dengan hidupnya. Tidakkah kau dengar apa kata Il-shin? Kalau aku membawa wanita itu ke Goryeo, aku akan aman, kata Raja. Kalau itu cara Anda untuk menjadi aman, maka kasihan sekali Anda, kata Choi Young dengan berani namun tetap dengan hormat. Demi Negara, janji seseorang tidak terlalu penting kan? Apakah aku benar? kata Raja lagi. Il-shin akan menyela lagi, namun Choi Young merentangkan tangannya dan menahan leher Il-shin. Untuk orang seperti Il-shin, dia tidak akan menganggap janji adalah hal yang penting. Dan seorang pejuang sepertiku membunuh orang demi Negara. Aku kira, karena kau seorang Raja, maka kau akan berbeda dari aku dan Il-shin. Apakah aku benar? Raja memandang tajam Choi Young. Di Gaekyu, ibu kota Goryeo, seorang pria sedang membuat ramuan dari kecoak langka. Di dekatnya, Eum-ja sedang memainkan serulingnya. Selesai membuat, pria itu memberikannya pada Ki-cheol yang sedang berbaring. Pria itu berkata bahwa ramuan itu akan membuat kulit Ki-cheol sehalus kulit bayi. Nama ramuan itu adalah Ja Chung Hwa Leum Jin. Eum-ja melihat kecoak langka yang lepas dan berlarian ke sana kemari. Dia meniup serulingnya dan dalam sekejap kecoak langka itu mati. Won masuk dan melaporkan bahwa surat-surat sudah dia kirimkan, yang pertama menerima adalah Pejabat Nam. Kemudian dia bertanya pada Ki-cheol apa tugas yang harus dia lakukan lagi. Sejumlah nama seperti Pejabat Guk Ja, Pejabat Kang, dan Pejabat Su diajukan namun ditolak oleh Kicheol karena mereka semua sudah tidak berguna. Ki-cheol lalu memerintahkan Won agar menyelesaikan apa yang sudah mereka lakukan.
Sejumlah pejabat istana bertemu di kuil. Sambil berjongkok dan menduduk mereka membicarakan soal surat yang mereka terima. Surat itu berisi pemberitahuan bahwa Raja diserang oleh pihak lawan dan Ratu terbunuh dalam perjalanan dari Yuan ke Goryeo. Mereka berbicara sambil berbisik-bisik. Mereka khawatir bila sampai apa yang ditulis di surat benar, Goryeo akan dijajah Yuan. Hal itu jelas akan membuat Ki-cheol senang karena kakak iparnya, Raja Deok Seong, akan memerintah Goryeo. Mereka kemudian memutuskan pergi menyelediki asal surat itu tanpa memedulikan kemungkinan bahaya yang mengancam. Do-chi dan pengawal lain terus berjaga di dekat pusaran pintu yang terus mengecil. Eun-soo berusaha mencari sinyal namun tidak ketemu. Deo-gi mengantarkan teh. Eun-soo berusaha menyogok Deo-gi agar mau mengantarnya pergi dari situ. Dia menyebutkan 500 dolar namun Deo-gi masih saja tidak menggubris. Eun-soo kemudian menawarkan 1000 dolar, Deo-gi mulai tertarik namun masih tidak merespon. Eun-soo akhirnya menawarkan 2000 dolar meskipun keuangannya tidak begitu bagus. Muka Deo-gi menjadi cerah, dia kemudian membuka kunci pintu menuju balkon kamar Eun-soo. Deo-gi keluar kamar. Choi Young akan mengecek namun Dae-man berkata bahwa Eun-soo sangat tenang di kamar. Choi Young tidak jadi mengecek Eun-soo dan berpesan agar para pengawal menjaga Eun-soo dengan hati-hati. Dia kemudian berjalan pergi. Sampai kapan? tanya Dae-man. Kita akan segera menerima perintah dari Raja. Berjagalah terus, jawab Choi Young. Dae-man tidak mengerti maksud perkataan Choi Young. Maksudnya adalah wanita yang terus saja berusaha kabur, kata Choong-sik sambil memukul kepala Dae-man. Choong-sik kemudian menyusul Choi Young. Dae-man mengintip ke kamar Eun-soo dan merasa curiga saat melihat cahaya matahari masuk kamar Eun-soo. Dia membuka kamar Eun-soo dan melihat pintu ke arah balkon terbuka. Dae-man langsung masuk dan mengecek jalan kabur Eun-soo. Eun-soo berlari-lari. Dia menjadi tontonan karena bajunya sangat aneh. Dae-man berlari ke atap dan menemukan Eun-soo yang sedang berlari-lari. Dae-man menyusul Eunsoo. Eun-soo bertanya ke sana kemari di mana dia bisa menemukan taksi. Beberapa anak mengikuti Eunsoo dan menyentuh bajunya karena merasa penampilan Eun-soo aneh. Eun-soo semakin frustasi karena tidak ada satu pun yang menjawab pertanyaannya. Eun-soo bertanya pada seorang wanita di mana dia bisa menemukan telepon umum. Eun-soo bahkan mengeluarkan ponsel-nya dan berbicara bahasa Cina untuk memperjelas maksudnya. Tapi tentu saja waita itu tidak mengerti. Eun-soo mengomel karena sinyal yang sangat buruk di lokasi syuting. Saat sedang mencari-cari sinyal, Eun-soo melihat pantulan Dae-man di layar ponsel. Eun-soo berlari lagi. Dae-man berusaha menebak-nebak ke arah mana Eun-soo pergi. Dia kemudian pergi ke suatu arah. Di belakang mereka, pria yang berbicara dengan Deo-gi mengawasi mereka. Dia bersama satu orang temannya. Eun-soo bersembunyi di balik kain yang sedang dijemur. Dia meminta tolong wanita yang sedang menenun kain untuk tutup mulut. Wanita itu menuruti permintaan Eun-soo.
Dae-man mencari-cari namun tidak melihat Eun-soo. Dia lalu memberi uang seorang pria untuk menyampaikan pesan ke para pengawal. Pria itu menemui Choong-sik dan dibawa ke Choi Young yang sedang tertidur. Setelah memanggil tiga kali barulah Choi Young terbangun. Apa? tanyanya dengan kesal karena mengantuk. Choi Young keluar sambil mengenakan pelindung polisi di punggungnya. Choong-sik membujuk Choi Young agar membawa seorang pengawal bersamanya. Kita sudah tinggal di sini lebih lama dari yang kita rencanakan, musuh akan segera kembali, kata Choi Young. Kapten, kata Choong-sik namun dia langsung terdiam setelah mendapat pelototan Choi Young. Choi Young menginstruksikan mereka agar memperhatikan belakang mereka karena musuh akan menyerang satu per satu dan membuat mereka terpecah. Mereka diperintahkan kembali ke Goryeo dengan pertahanan lapis tiga. Choong-sik menyarankan agar Raja ditempatkan di tengah, namun Choi Young menyuruh agar ratu yang diletakkan di tengah. Lalu bagaimana dengan Raja? tanya Choong-sik. Lindungi Raja dengan segenap kemampuanmu, jawab Choi Young dengan ekspresi seakan-akan mengatakan, Masa begitu saja kau tidak mengerti? Choi Young lalu menyeret pria yang membawa kabar untuk ikut bersamanya. Pria itu menunjukkan jalan menuju Dae-man dan Eun-soo. Deo-gi masuk ke kamar Ratu dan melihat asisten tabib tertidur. Dia akan mengeluarkan pisau namun Choong-sik masuk dan membangunkan asisten tabib. Deo-gi berpura-pura membersihkan badan Ratu. Setelah memeriksa keadaan sekitar, Choong-sik keluar lagi. Asisten tabib mengipas-ngipas api untuk memanaskan obat. Eun-soo mengenakan kain di kepalanya dan berjalan pergi, namun Dae-man tidak tahu. Saat Choi Young tiba, Dae-man menunjuk arah persembunyian Eun-soo namun tidak menemukan Eun-soo. Choi Young pergi mencari Eun-soo. Seorang pria mengawasi Dae-man dan Choi Young terus. Eun-soo berjalan menuju tempat lebih tinggi. Dia merasa kesulitan berjalan karena mengenakan sepatu hak tinggi. Dia melihat ke arah desa. Kenapa lokasi syuting ini sangat besar? Ada sesuatu yang salah, kata Eun-soo sambil menggaruk-garuk kepalanya. Dia lalu berjalan lagi. Eun-soo sampai di sebuah desa yang sudah terbengkalai. Dia mengetuk-ngetuk setiap pintu rumah namun tidak ada jawaban. Dia mendengar suara orang memukul-mukul besi dan mendatangi orang itu. Pria itu ternyata teman sekomplotan pihak musuh. Dua orang pria datang lagi dan mengerumuni Eun-soo. Eun-soo ketakutan. Dia berusaha lari namun dihalangi salah seorang pria. Eun-soo menendang pria itu hingga terjatuh. Dia lalu melepaskan sepatu hak tingginya dan mengayun-ayunkannya. Satu pria maju dan memegangi Eun-soo yang berteriak-teriak. Satu pria lagi memukul Eun-soo hingga pingsan. Mereka menyeret Eun-soo pergi, namun meninggalkan jejak satu sisi sepatu Eun-soo.
Dae-man dan Choi Young mencar-cari Eun-soo namun tidak menemukannya. Choi Young melihat sekumpulan anak yang bermain-main dengan sesuatu. Choi Young mengambil mainan mereka dan melihat bahwa itu adalah pucuk sepatu hak tinggi Eun-soo. Firasat Choi Young mulai tidak enak. Dae-man dan Choi Young sampai di desa yang terbengkalai. Dae-man menemukan sebelah sepatu Eun-soo dan memanggil Choi Young. Di dekat sepatu ada darah segar. Choi Young semakin marah. Do-chi terus menjaga lubang pusaran pintu yang semakin mengecil. Choi Young berdiri diam sambil berpikir. Dae-man bertanya apa mereka akan memutari kota sekali lagi atau mereka menuju desa selanjutnya. Mereka orang yang sama, kata Choi Young tiba-tiba. Dia menyimpulkan bahwa penyerang mereka dan penculik Eun-soo dari tim yang sama. Pihak musuh bermaksud membuat mereka tetap di desa. Semua orang bisa merencanakan hal itu. Tapi bagaimana mereka bisa tahu kalau kita punya dokter dari Surga? Jadi, ada mata-mata? tanya Dae-man. Ada mata-mata, Choi Young membenarkan. Dengan berapi-api Dae-man berkata bahwa dia akan menangkap mata-mata itu namun dia tidak bisa menjawab saat Choi Young bertanya bagaimana dia bisa tahu siapa yang menjadi mata-mata. Choi Young bertanya siapa yang punya kapal di kota itu. Yang punya kapal adalah orang dari Goryeo, jawab Dae-man. Ayo pergi, ajak Choi Young. Dae-man masih kebingungan. Perkataan Choi Young terbukti. Pihak musuh kali ini menyerang dengan membunuh satu per satu pengawal dan muncul dari belakang pengawal. Dae-man dan Choi Young sampai di rumah pemilik kapal. Pemilik kapal tidur di kasur gantung dalam kondisi mabuk. Di atas tubuhnya ada botol bir. Choi Young membangunkan pemilik kapal dan bertanya siapa yang memberinya uang untuk membeli bir. Pemilik kapal bersikeras bahwa tidak ada kapal. Choi Young bertanya sampai tiga kali namun jawaban pemilik kapal masih sama. Choi Young menendang jatuh pemilik kapal lalu mencelupkan kepala pemilik kapal ke gentong air. Dia bertanya lagi namun jawaban pemilik kapal masih sama. Choi Young mencelupkan pemilik kapal lagi sampai pemilik kapal menyerah. Salah satu penculik Eun-soo mengikatkan pesan di kaki burung dan menerbangkannya. Dia kemudian turun dan melihat sesuatu kemudian langsung mengabarkan ke teman-temannya. Eun-soo terbangun dari pingsannya, namun dia langsung dibekap dengan kain oleh dua penculik lainnya. Dae-man dan Choi Young sampai di tempat Eun-soo disekap. Di sana adalah tempat penempaan besi. Dae-man langsung naik ke atas, sedangkan Choi Young berkeliling. Dia merasa curiga dengan tempat penempaan besi itu. Salah satu ahli besi memperhatikan Choi Young dengan seksama.
Penculik Eun-soo mengalungkan pisau di leher Eun-soo agar Eun-soo tidak berteriak saat melihat Dae-man. Dae-man mencari-cari Eun-soo namun tidak melihat Eun-soo dan satu penculik yang tersembunyi di tumpukan barang. Eun-soo menahan tangisnya. Seorang dari pihak musuh menyerang Choi Young dari belakang. Namun Choi Young bisa menghindar. Dia menyerang lagi, namun tentu saja dia bukan tandingan Choi Young. Choi Young memegang kepala pria itu dan menyeretnya ke dekat api. Pria itu mulai ketakutan dan mengatakan sesuatu dalam bahasa lain. Dia bilang dia akan memberitahumu, kata Dae-man. Dia ternyata mengerti bahasa yang digunakan pria itu. Choi Young menginterogasi pria itu, namun pria itu justru berkata bahwa dia tidak ada hubungannya dalam hal apapun. Choi Young menyeret pria itu ke dekat api lagi. Pria itu ketakutan dan mulai mengaku. Gas! Pria itu bilang mereka akan menyerang dengan bom gas penginapan tempat Raja menginap, kata Dae-man yang berperan sebagai penerjemah. Choi Young akan membakar pria itu lagi. Pria itu dengan ketakutan berkata bahwa dia akan menunjukkan tempat peledak gas itu disimpan. Dae-man menyeret pria itu ke tempat gudang bom gas. Choi Young membuka kain penutup gentong dan mencium bau bahan peledak. Ini Hwa Gol San, kata Choi Young. Pria itu lalu berkata bahwa mereka mungkin sudah mulai menyerang sekarang. Choi Young akan segera pergi, namun dia berhenti dan melihat ke sekitar. Kapten! kata Dae-man. Choi Young bimbang sejenak, namun dia memutuskan kembali ke penginapan. Dae-man menyusul Choi Young setelah membuat pingsan pria informan itu. Sambil berlari Dae-man dan Choi Young mengatur strategi. Pihak musuh menaiki atap penginapan. Di pinggang mereka tergantung kantong berisi bom gas. Deo-gi mengantarkan obat untuk sang Ratu. Dia berhenti sejenak saat mendengar Choong-sik mengabsen para pengawal. Gab Jo 1,2, dan 3 menjawab. Namun saat Gab Jo 4 dipanggil (para pengawal di atap yang sudah dibunuh) tidak ada yang menjawab. Setelah dua kali tanpa jawaban, Choong-sik meniup peluit tanda bahaya. Raja, Jang-bin, Deo-gi (dasar pengkhianat!!), dan pengawal lain bersiap siaga di kamar Ratu. Pihak musuh mulai melempar peledak gas ke penginapan melalui lubang jendela. Para pengawal mulai memblokir jendela namun ruangan sudah penuh gas. Choong-sik masuk ke kamar Raja dan meminta Raja pergi sekarang karena mereka diserang bom gas. Jang-bin menggendong Ratu dan mereka mulai keluar. Para pengawal mulai sesak napas dan mencari udara segar melalui jendela atau pintu. Saat mereka keluar, pihak musuh menembakkan panah. Pihak Raja mulai kalah. Dae-man yang sudah sedari tadi mengamati mulai menyerang penembak panah. Raja dan pengikutnya mulai keluar sambil menutupi hidung dan mulut mereka.
Deo-gi berjalan di belakang Raja dan pengawal. Di belakangnya adalah Jang-bin yang menggendong Ratu. Saat ada kesempatan, Deo-gi yang berpura-pura tidak kuat mencium bau gas mengarahkan Jang-bin ke jalan lain. Raja sampai di lantai satu. Para pengawal bingung karena jalan depan sudah di-blokir. Mereka harus lewat jalan belakang. Raja menyadari bahwa Ratu dan Jang-bin tidak ada di belakangnya. Dia lalu naik ke atas lagi. Deo-gi mengarahkan Jang-bin ke pintu keluar lain. Setelah Jang-bin dan Ratu keluar, dia menggembok pintu itu. Choong-sik akhirnya sadar bahwa Raja tidak ada di belakangnya. Dia lalu naik ke atas. Raja dengan bingung mencari Ratu. Dia bahkan menarik kerah baju Il-shin. Choong-sik mengarahkan Raja ke jalan keluar yang mungkin dilewati Jang-bin dan Ratu. Di luar, musuh semakin banyak. Jang-bin belum menyadari bahwa dia diarahkan ke jalan yang salah. Dia meletakkan Ratu di lantai dan menitipkan Ratu ke Deo-gi. Deo-gi berpura-pura menangis. Jangan menangis. Lindngi Ratu, perintah Jang-bin jang-bin kemudian menghadapi para musuh. Saat senjata Jang-bin mendekat ke musuh, ada energy yang keluar dan musuh langsung terlempar. Deo-gi melihat kesempatan dan mengarahkan pisau ke leher Ratu, namun Ratu tiba-tiba membuka mata. Deo-gi terkejut. Deo-gi akan menusukkan pisau lagi, namun tangannya dihantam pelindung polisi yang dilemparkan oleh Choi Young. Raja, Choong-sik, dan Il-shin sampai di tempat Ratu. Choi Young mendekati Ratu yang masih lemah. Apa Anda tidak apa-apa? tanya Choi Young. Raja melihat Choi Young yang sudah kembali. Dia kemudian mendatangi Choi Young dan Ratu. Choi Young memberi hormat ke Raja dan berkata bahwa Ratu sudah sadar. Ratu melirik Raja, Raja berusaha kelihatan tenang. Apa kau tidak apa-apa? tanya Raja ke Ratu. Kenapa di sini berisik sekali? tanya Ratu dengan lemah. Yang Mulia, kata Choi Young. Dokter Tuhan sudah menyelamatkan nyawa Ratu. Kalau saya bisa menemukannya, bisakah saya memenuhi janji saya? Lubang pintu semakin mengecil. Di Gae-kyung, para pejabat istana membicarakan soal terbunuhnya sang Ratu. Mereka mulai panik dengan kemungkinan Yuan akan mengambil alih Goryeo. Apalagi di belakang Yuan ada Ki-cheol. Mereka membicarakan rencana untuk memberantas kelompok Ki-cheol sebelum Raja sampai di Goryeo. Seorang pejabat menanyakan di keberadaan Pejabat Ja Wun. Pejabat Ja Wun yang dicari-cari sedang berjalan keluar istana. Beberapa orang langsung memalang pintu keluar. Pejabat Ja Wun melapor ke Won dan sekutunya, kemudian dia pergi. Beberapa orang mulai melempar bom gas ke ruang rapat pejabat istana Goryeo. Pejabat istana Goryeo berusaha keluar namun tidak bisa. Choi Young dan Dae-man kembali ke tempat menempa besi. Dae-man berkeliling namun tidak menemukan seorang pun.
Choi Young merasakan aliran energi mengalir dalam tubuhnya sampai ke ujung jari. Dia baru akan berkata akan mencari Eun-soo lagi di sana dan menyuruh Dae-man pergi, saat ada suara dari atas. Suara itu berasal dari ponsel Eun-soo. Dengan panic penculik Eun-soo mencari sumber suara. Dia kemudian membuang ponsel Eun-soo. Sambil tetap mengalungkan pisau di leher Eun-soo, pria itu menggiring Eun-soo ke tangga. Mereka bertemu dengan Dae-man dan Choi Young. Dae-man akan maju namun dicegah Choi Young. Penculik Eun-soo menyuruh agar Dae-man dan Choi Young menyingkir dan memberi jalan kalau tidak dia akan membunuh Eun-soo. Pria itu juga berkata bahwa dia akan bunuh diri setelah membunuh Eun-soo. Choi Young memandang Eun-soo yang menangis ketakutan. Choi Young memberi sinyal ke Dae-man. Dae-man kemudian melompat ke samping. Perhatian penculik teralihkan. Saat itulah Choi Young melempar pisau ke penculik Eun-soo dan tepat mengenai dada si penculik. Eun-soo jatuh terduduk sambil menangis. Choi Young membuka ikatan tangannya, kemudian bekapan di mulut Eun-soo. Kau benar-benar menyusahkanku, kata Choi Young. Aku sudah bilang padamu untuk mengikutiku. Kenapa kau kabur? Choi Young akan melihat luka di bibir Eun-soo namun tangannya ditepis. Eun-soo kemudian berdiri dan berjalan dengan satu sepatu. Saat Choi Young dan Dae-man akan mengikutinya, dia melempar mereka dengan sepatu terakhirnya. Eun-soo kemudian mengambil tasnya yang dipegang oleh Dae-man. Dia akan pergi lagi. Choi Young memberitahu bahwa Ratu sudah bangun, jadi dia akan membawa Eun-soo kembali ke asalnya. Choi Young mendekati Eun-soo namun Eun-soo menolak. Aku tidak mau kau membawaku di pundak kotormu seperti dulu. Kau menganggapku seperti karung, kata Eun-soo sambil menangis dan berjalan. Choi Young mengejar Eun-soo dan menggendongnya. Eun-soo awalnya berteriak-teriak namun akhirnya diam juga. Choi Young lalu menyuruh Dae-man memberitahu Raja bahwa dia akan kembali setelah mengantar balik Eun-soo. Punggungmu bisa patah kalau kau jatuh, kata Choi Young kemudian berjalan sambil tersenyum kecil. Setelah mereka pergi, salah satu penculik Eun-soo ternyata masih mengawasi mereka. Choi Young berjalan di depan Eun-soo yang berkata bahwa dia sudah pernah lewat jalan itu, namun dia tidak tahu cara agar sampai ke Gangnam. Choi Young tidak menggubris dan berjalan terus. Mereka sampai di pintu. Dua pengawal yang masih menjaga di sana memberi hormat pada Choi Young. Choi Young menyuruh Eun-soo cepat-cepat masuk ke pintu yang semakin mengecil. Kalau tidak, Eun-soo bisa tidak kembali ke masanya. Kau mendapat banyak kesulitan karena aku, kata Choi Young kemudian memberi hormat begitu juga dua pengawal lain. Eun-soo balas memberi hormat kemudian berjalan menuju pintu. Tiba-tiba Il-shin datang dan berkata bahwa Dokter Tuhan tidak akan kembali ke masanya. Choi Young mendekati Il-shin. Aku mengirimnya kembali atas nama pejuang Goryeo, Choi Young, kata Choi Young. Siapa yang berani mengindahkan namaku?! Siapa?! Choi Young mengeluarkan pedangnya.
Il-shin dan pengawal lain mundur. Hentikan aku! kata Choi Young. Il-shin tersenyum licik. Ini keinginan Raja, Wu Dal Chi. Dia memberitahuku untuk menghentikan wanita itu kembali ke masanya. Choi Young mengarahkan pedangnya ke Il-shin. Tidak mungkin. Raja tidak akan melakukan hal itu. Il-shin bersembunyi di belakang pengawal dan menyuruh mereka menangkap Eun-soo. Awalnya tidak ada pengawal yang mau maju, namun saat Il-shin menyebut itu perintah raja, salah seorang pengawal mengeluarkan pedangnya. Ini perintah Raja, Wu Dal Chi. Apa kau akan melawan Raja? tanya Il-shin dengan senyum licik. Choi Young mulai bimbang. Dia lalu berbalik ke Eun-soo. Eun-soo berlari menuju pintu, namun kalah cepat dengan Choi Young. Tangan Eun-soo ditarik Choi Young. Eun-soo terus melawan. Lepaskan aku! teriak Eun-soo sambil menangis. Choi Young yang mulai kesulitan menancapkan pedangnya ke tanah dan memegang Eun-soo dengan dua tangannya. Pintu mulai menutup dan akhirnya hilang. Choong-sik dan pengawal lain memahami kebimbangan Choi Young. Choi Young melepaskan Eun-soo. Eun-soo langsung berlari mencari pintu yang sudah hilang. Choi Young berjalan menuju Il-shin. Aku, Choi Young, menghentikan dokter Tuhan kembali ke Surga. Para pengawal memandang iba Choi Young. Mereka tahu betapa Choi Young tidak bisa mengingkari janji. Il-shin tersenyum senang. Hei kau pria brengsek! teriak Eun-soo. Dia lalu mengambil pedang Choi Young yang menancap di tanah. Kau bilang kau akan mengantarkan aku kembali! Kau seorang psikopat! Pembunuh! Eun-soo maju. Choi Young sengaja diam dan pedang pun menusuk perutnya. Semua terkejut. Eun-soo berhenti di tengah jalan. Choi Young meraih tangan Eun-soo dan menusukkan pedang hingga menembus punggungnya. Bagaimana..? Kau bisa menghindarinya! Kenapa...? Eun-soo ketakutan dan kaget. Aku... mendapatkan hukuman, kata Choi Young lemah. Dia kemudian terjatuh. Raja membanting gelasnya. Jang-bin yang duduk di samping ranjang Ratu menoleh. Janji seorang pejuang Goryeo adalah hidup seseorang kan? kata Ratu. Raja menoleh. Dia membuat janji atas nama pejuang Goryeo, tapi kau memerintahkannya untuk mengingkari janji itu. Dengan kata lain, dia harus memilih melawanmu atau mati. Apakah itu berarti dia harus memilih melawanmu atau memilih yang lain? Raja tidak bisa menjawab. Dia mengalihkan pandangannya. Dia tidak perlu memilih. Apapun yang dia pilih, dia akan mati. Aku yakin dia akan mati, lanjut Ratu. Raja berdiri dan mendatangi Ratu. Apa kau mengkritikku sekarang? Tidak. Aku hanya mengorganisir pemikiranku, bantah Ratu. Aku hanya menebak-nebak, apa kau benar-benar ingin dia mati. Raja tidak bisa berkata apa-apa. Mulut Choi Young mulai mengeluarkan darah. Dae-man maju dan menabrak Eun-soo. Il-shin menarik Dae-man dan menamparnya karena sudah memperlakukan dokter Tuhan dengan buruk. Choong-sik dan Dol-bae memegangi Choi Young yang mulai kehilangan kesadaran. Il-shin menawarkan bantuan ke Eun-soo namun ditolak Eun-soo. Perhatian Eun-soo masih terpusat ke Choi Young.
Il-shin menawarkan lagi. Eun-soo mendorong Il-shin hingga terjatuh. Eun-soo lalu mendatangi Choi Young. Eun-soo menyuruh pengawal mencari kain. Il-shin terus saja menyuruh Eun-so segera pergi karena musuh segera menyerang. Target musuh adalah Ratu dan sekarang bertambah Eun-soo. Eun-soo menjawab bahwa dia tidak akan meninggalkan Choi Young. Il-shin yang kesal mengumumkan bahwa mereka akan meninggalkan Choi Young di situ. Semua pengawal mengernyit. Il-shin mendekati Choi Young. Wu Dal Chi, jawab aku bila kau bisa mendengarku. Kalau kita menghabiskan waktu, Raja akan berada dalam bahaya. Jadi aku rasa kami harus meninggalkanmu di sini. Apa kau setuju? Kapten! Kapten! panggil Choong-sik. Pergilah..., jawab Choi Young dengan lemah. Choong-sik mengatakan bahwa dia akan menyuruh beberapa orang menunggu di dekat Choi Young. Jangan buat aku bicara. Itu membuatku sakit, lanjut Choi Young. Tinggalkan aku saja. Jangan ganggu aku. Aku tidak akan pegi! tandas Eun-soo. Aku rasa kau tidak mengerti situasinya, kata Il-shin sambil memegang tangan Eun-soo, namun ditepis Eun-soo. Aku mengerti! bentak Eun-soo. Aku menusuk dia dengan pedang dan bila dia mati, aku akan menjadi seorang pembunuh! Aku tidak akan pergi. Baiklah. Kita lakukan saja, kata Il-shin. Dia lalu menarik pedang dari tubuh Choi Young, Choi Young semakin kesakitan. Eun-soo menutup luka Choi Young dengan tangannya. Choong-sik memandang Il-shin dengan tatapan tidak percaya. Sekarang aku adalah orang yang membunuh Wu dal Chi. Ayo pergi, kata Il-shin tanpa perasaan. Dengan panic Eun-soo menyuruh pengawal menyiapkan alat operasinya. Dae-man langsung pergi mengambil alat-alat operasi. Eun-soo lalu menyuruh Choong-sik menekan luka Choi Young agar darah tidak semakin banyak keluar. Il-shin semakin marah. Dia lalu memerintahkan pengawal menangkap Eun-soo dan menyeretnya pergi. Wanita dari surga memerintahkan aku untuk menekan luka di sini! benatk Choong-sik (bagus Choong-sik! Bentak terus!) Il-shin tidak bisa berkata apa-apa lagi. Kesadaran Choi Young semakin hilang. Dae-man mengeluarkan kemampuan lari terbaiknya. Secepat mungkin dia menuju ke penginapan. Dae-man akan masuk ke kamar Ratu namun dihalangi pengawal. Dia menerobos masuk dan melapor ke Raja bahwa Eun-soo menyuruhnya mengambil peralatan kedokteran. Kenapa kau membutuhkannya? tanya Raja. Dae-man tidak menjawab dan langsung membungkus peralatan dengan kain. Jang-bin menghentikannya dan bertanya siapa yang terluka. Kapten tertusuk pedang, jawab Dae-man dengan panik. Kapten tertusuk pedang? Jadi dia melawan perintahku? tanya Raja terkejut. Apakah karena itu dia tertusuk pedang? Siapa yang berani menusuknya? Sekalipun kami semua menyerangnya, tidak ada yang bisa menusuknya. Tolonglah! Kapten bisa meninggal! Aku harus membawa ini, jawab Dae-man. Dae-man berlari keluar. Aku bertanya padamu! bentak Raja. Semua terkejut. Saat Dae-man berhenti mendadak, ada botol kecil yang menggelinding terjatuh. Aku bertanya kepadamu apakah Choi Young melawan peintahku, kata Raja dengan nada tegang.
Dae-man berlutut. Dia mengikuti perintahmu. Jadi, dia akan meninggal. Tolonglah, jawab Dae-man sambil menangis. Pergilah, tiba-tiba Ratu menjawab. Aku mengijinkanmu. Dae-man membungkuk dan berlari keluar. Dia menginjak botol kecil yang terjatuh. Dr. Jang, panggil Ratu. Kau ikut juga. Kapten Wu Dal Chi menyelamatkan nyawaku. Sebagai Ratu, aku mengijinkanmu pergi. Selamatkan dia. Jang-bin memberi hormat lalu berjalan keluar, melewati Raja yang belum bisa berkata apa-apa. Tidak apa-apakah aku memberi perintah seperti ini, Yang Mulia? tanya Ratu pada Raja. Para pengawal menggotong Choi Young dengan tandu. Kapten, panggil Choong-sik namun tidak ada respon. Eun-soo meletakkan telinga ke dada Choi Young. Kau tidak boleh pingsan dulu! Bisakah kau mendengarku? Aku tidak bisa pingsan karena suaramu terlalu keras, jawab Choi Young lemah. Kalau denyut nadimu meningkat, kau bisa terkena serangan hipovolemik. Karena tidak ada cadangan darah.. Tiba-tiba Choi Young menarik kerah Eun-soo. Kau tidak akan melakukan hal itu. Kau tidak akan bisa menusukku sekalipun kau sangat kuat. Choi Young menarik Eun-soo semakin dekat. Dengarkan aku. Kalau kau benar-benar ingin menyelamatkan nyawaku, pergilah tanpa aku. Aku pasti akan bertahan hidup, jadi tolong tinggalkan aku di sini. Eun-soo melepaskan cengkeraman Choi Young. Shut up! bentaknya. Apa? Choi Young terkejut. Kau tutup mulutmu! Dengarkan aku. Ini adalah perintah. Aku akan menyembuhkanmu lebih dulu. Dan kau bisa membunuh dirimu sendiri atau apapun setelah itu. Tapi kau tidak bisa meninggal sekarang. Choi Young akhirnya menyerah dan berbaring lagi. Eun-soo sibuk meneriakkan perintah-perintah, sementara itu Jang-bin mengontrol denyut nadi Choi Young. Mana antibiotiknya? tanya Eun-soo. Semua menoleh ke Dae-man. Tidakkah kau lihat botol kecil? Antibiotic. Kalau aku mengoperasi dia tanpa antibiotic di tempat sekotor ini, dia bisa terserang pneumonia. Dae-man ingat botol kecil yang dia injak saat keluar kamar. Dia mengacak-acak rambutnya dengan frustasi. Eun-soo menyuruh semua pengawal mundur karena mereka semua adalah kuman (hahahahaha) Eun-soo lalu bertanya pada Jang-bin apa dia punya sesuatu yang mirip antibiotic dan anestesi. Jang-bin kebingungan. Asisten Jang-bin mengambil otak peralatan Jang-bin di kamar Ratu. Raja akan ikut keluar, namun dilarang karena akan sulit kalau melindungi Raja dan Ratu secara terpisah. Raja menurut. Pintu kamar ditutup dan tinggallah Raja dan Ratu berduaan. Raja duduk di dekat ranjang Ratu. Aku tidak akan mengatakan ini dua kali. Dengarkan aku baik-baik. Mulai saat ini, apapun yang kau lakukan, minta ijin padaku lebih dulu. Setelah permintaanmu kusetujui, kau bisa mengucapkan perintah dan memulai. Apa kau paham? Ratu tidak segera menjawab. Aku tahu kau kecewa karena kau, Putri dari Yuan, menikah denganku karena paksaan. Aku tahu kau ingin menentangku karena kau harus meninggalkan negaramu dan tinggal seumur hidupmu di negara lain. Tapi... aku adalah Raja dan kau menjadi salah satu rakyatku sekarang. Jadi bersikaplah sopan padaku.
Ratu masih saja belum menjawab. Dia hanya memandang Raja. Raja menghembuskan nafas. Apa kau tidak akan menjawabku? Anda tidak memberiku perintah bahwa aku harus menjawab langsung. Jadi aku tidak bisa menjawabmu sekarang. Raja terkesan dengan jawaban Ratu. Asisten Jang-bin menuangkan anestesi namun Choi Young masih saja bangun. Eun-soo mengeluh karena dia harus mengoperasi Choi Young secepatnya. Kalau dia adalah Kapten, maka dia bisa menahan rasa sakitnya, kata Jang-bin. Ini tidak semudah yang kau bayangkan. Aku harus membuka perutnya dan melihat seberapa parah organnya terluka. Dan aku akan menjahit organ yang terluka. Kalau dia mengerutkan perutnya karena menahan sakit, organ-organnya akan menjadi kaku. Dan aku tidak akan bisa melihat dengan baik. Kemudian aku tidak bisa menjahit lukanya.. Dia sudah tertidur, kata asisten Jang-bin. Eun-soo menyuruh asisten Jang-bin menyiapkan air panas. Eun-soo mengambil pisau dan akan membuka perut Choi Young, namun dihentikan Jang-bin. Apa yang kau lakukan? Kau bilang kau akan mengobati lukanya tapi kau sekarang akan memotong perutnya? Eun-soo menjelaskan prosedur operasi, namun Jang-bin tidak mempercayainya karena Eun-soo adalah orang yang menusuk Choi Young. Jang-bin bertanya bagaimana dia bisa percaya pada Eunsoo. Kau bilang aku adalah utusan Surga. Jadi percayalah padku, kata Eun-soo. To be continued...