Anda di halaman 1dari 5

Konsul Mati Batang Otak

Contoh Kasus : Konsulan dari ICU ke Bagian Neurologi Pasien Tn.Agus (45 Thn) dengan penurunan kesadaran Post KLL, dirawat di ICU

23 Juni 2011 (Jam 09.00 WIB) Kepada Yth TS. Bagian Neurologi Di Tempat Dengan Hormat, Mohon konsul pasien Tn.Agus (45Thn) dengan penurunan kesadaran adakah tanda-tanda mati batang otak? Atas kerjasamanya BTK.. Hormat Kami

(dr.Susilo)

Jawaban Konsul : 23 Juni 2011 (Jam 10.00 WIB)

Kepada Yth TS.Bagian ICU Di Tempat Dengan Hormat, Terima kasih atas konsulnya, Menjawab konsul TS atas pasien : Tn. Agus (45 Thn) dengan penurunan kesadaran, Dari anamnesis (alloanamnesis dengan istri pasien) saat ini didapatkan: 6 Hari yang lalu setelah habis pulang kerja, tiba-tiba pasien jatuh, langsung tidak sadar, nyeri kepala sebelumnya (+), muntah (+), Kejang kelojotan (+), Riwayat darah tinggi (+). Riwayat jatuh dari motor(+) akibat tabrakkan sesama motor.,mekanisme trauma keluarga tdk ada yang melihat.

Dari pemeriksaan fisik saat ini didapatkan; S : Penurunan Kesadaran O: GCS : E1 M1 VET ; TD : 80/50 mmHG ; HR : 60x/mnt ; RR : 18x/mnt (ventilator) ; t: 37 c Mata : Pupil isokor, Bulat, = 5 mm/5mm ; RC -/Leher : Kaku Kuduk (-) Nn.Craniales : Kesan dbn Motorik : Hemiparesis bilateral spastik Sensibilitas : Sulit dinilai Vegetatif : Terpasang DC A. PraKondisi : Pasien Koma, gagal Nafas, terpasang ventilator di ruang ICU Penyebab Koma : Kemungkinan lesi struktural (+) Riwayat trauma kepala (+) Menyingkirkan koma : - Gangguan Metabolik (-): - Glukosa darah normal - Ureum kreatinin normal - SGOT / SGPT, Gamma GT, Bilirubin normal - Intoksikasi (-) : Keracunan alkohol / zat kimia lainnya (-) - Infeksi (-) : Suhu tubuh normal, Leukosit darah normal - Pemakaian obat sedasi (-) B. Pengamatan fungsi batang otak Posisi tubuh pasien : dekortikasi (-) ; deserebrasi (-) Pernafasan : Nafas spontan (-), Ventilator (+) C. Pemeriksaan fungsi batang otak 1. Respon motorik : GCS : E1 M1 VET 2. Pemeriksaan reflek batang otak : - Reflek Cahaya -/- , Pupil midriasis maksimal - Reflek Kornea -/-

- Reflek Okulosefalik (-) - Reflek Okulovstibuler -/- Reflek muntah (-) D. Tes Fungsi Batang Otak 1. Tes untuk fungsi pernafasan (Tes Apneu) : Ventilator, dilepas Nafas spontan (-) 2. Tes Sulfas Atrofin (SA) : - HR awal sebelum injeksi SA = 46x/mnt - Injeksi SA 3 Ampul (IV) - HR Setelah injeksi SA : 40x/mnt tdk ada respon E. Resume 1. Pra kondisi mendukung kearah lesi struktural 2. Pengamatan fungsi batang otak : Nafas spontan (-) , Ventilator (+) Dekortifikasi (-), deserebrasi (-) 3. Pemeriksaan batang otak : Reflek cahaya (-) ; Reflek kornea (-) Reflek Okulosefalik (-) ; Reflek Okulovestibuler (-) Reflek muntah (-) 4. Tes Fungsi batang otak : - Ventilator stop Nafas spontan (-) - Tes SA tidak berespon Hal ini mendukung ke arah diagnosa Mati Batang Otak Evaluasi pemeriksaan MBO 12 Jam kemudian Hormat Kami

dr.wahyu

PROTAP PENATALAKSANAAN SYOK ANAFILAKSIS

PENATALAKSANAAN SYOK ANAFILAKSIS 1.Tujuan : Sebagai pedoman kerja bagi petugas medis / paramedis dalam melakukan pelayanan pelayanan penanganan syok anafilaktis 2. Sasaran : Tenaga medis / paramedis dalam melakukan pelayanan / penatalaksanaan syok anafilaktis di ruang pelayanan 3. Uraian Umum : * Penatalaksanaan syok anafilaksis : Penyuntikkan adrenalin 0,3 0,5 ml IM bila pasien mengalami reaksi / syok setelah penyuntikkan (dengan tanda-tanda : sesak, pingsan, kelainan kulit) 4. Langkah-langkah kegiatan : A . Penanganan utama dan segera 1. Hentikan pemberiaan obat / antigen penyebab 2. Baringkan penderita dengan posisi tungkai lebih tinggi dari kepala 3. Berikan adrenalin 1: 1000 (1 mg/ml): - Segera secara IM pada otot deltoideus dengan dosis 0,3-0,5 ml (anak : 0,01 ml/kgbb/ dapat diulang tiap 5 menit - Pada tempat suntikan atau sengatan dapat diberikan 0,1-0,3 ml - Pemberian adrenalin IV apabila terjadi tidak ada respon pada pemberian secara IM, atau terjadi kegagalan sirkulasi dan syok, dengan dosis (dewasa) : 0,5ml adrenalin 1:1000 (1mg/ml) di encerkan dalam 10 ml larutan garam faali dan diberikan selama 10 menit. 4. Bebaskan jalan nafas dan awasi vital sign (tensi, nadi, respirasi) sampai syok teratasi 5. Pasang infus dengan larutan glukosa faali bila tekanan darah sistolik kurang dari 100mmHg 6. Pemberian oksigen 5-10 L/mnt B. Penanganan tambahan 1. Pemberian antihistamin Difenhidramin injeksi 50mg , dapat diberikan bila timbul urtikaria 2. Pemberian kortikosteroid

Hidrokortison injeksi 7-10 mg/kgBB dilanjutkan 5 mg/kgBB setiap 6 jam atau deksametason 2-6 mg/kgBB untuk mencegah reaksi berulang. 3. Pemberian aminofilin iv 4-7 mg/kgBB selama 10-20 menit bila terjadi tanda-tanda bronkospasme, dapat diikuti dengan infus 0,6 mg/kgBB/jam atau bronkodilator aerosol (Terbutalin, Salbutamol). C. Penanganan Penunjang 1. Tenangkan penderita, istirahat dan hindarkan pemanasan 2. Pantau tanda-tanda vital secara ketat sedikitnya pada jam pertama

Semarang, Mengetahui Kepala Bagian neurologi RS.Dr.Kariadi

23 Juni 2011

Ketua Pelaksana Rawat Inap RS.Dr.Kariadi

Dr. Rudi,Sp.S

Dr. Anjali

Anda mungkin juga menyukai