Levana Kasumadewi
DEFINISI
Salah satu teknik anestesi regional memasukkan larutan anestesi lokal kedalam ruang subarakhnoid.
ANESTESI SPINAL
Disebut juga Sub Arachnoid Blok (SAB), yaitu dengan menginjeksikan obat anestetik lokal ke ruang subarachnoid lumbal, sehingga terjadi blok saraf yang reversibel pada radiks anterior posterior nervus spinalis, radiks ganglion posterior dan sebagian medulla spinalis yang akan menyebabkan hilangnya aktivitas sensoris, motoris dan otonom. INDIKASI : o Prosedur abdomen bagian bawah dan ekstremitas bawah. o Untuk analgesia persalinan. o Untuk operasi abdomen bagian tengah atau atas, perlu dikombinasikan dengan anestesi umum.
ANESTESI SPINAL
KONTRA INDIKASI RELATIF : Sepsis Pasien tidak koperatif/ kelainan psikis Kelainan neurologik Deformitas tulang belakang Hipovalemi ringan Bedah lama
KONTRA INDIKASI ABSOLUT : Pasien menolak Infeksi pada tempat suntikan Koagulopati / mendapat terapi koagulan Hipovolemia berat Peningkatan TIK Stenosis aorta berat Stenosis mitral berat
ANESTESI SPINAL
PERSIAPAN - Lengkapi obat dan alat untuk total patient care : Mesin anestesi dan sumber oksigen Alat anestesi dan resusitasi : laryngoskop, stetoskop, ETT, oropharyngeal airway, plester, introducer. Suction Obat-obat resusitasi. - Alat monitor : TD, Nadi, respirasi, EKG, dll. - Jalur infus iv mutlak harus dipersiapkan. - Alat untuk spinal : kasa steril, povidone iodine, alkohol 70%, spuit, doek steril, jarum spinal.
DOSAGES AND ACTIONS OF COMMONLY USED SPINAL ANESTHETIC AGENTS (MORGAN, CLINICAL ANESTHESIOLOGY 4TH EDITION)
Doses (mg) Perineum, Lower Limbs 75 410 Lower Abdomen 125 1214 Upper Abdomen 200 1218
Drug Procaine
Bupivacaine 0.75% in 8.25% dextrose Tetracaine Lidocaine 1% solution in 10%glucose 5% in 7.5%glucose 0.21% solution
48
1012
1016
2550
5075
75100
Ropivacaine
812
1216
1618
Positioning :
1. 2.
3.
Median Paramedian
SITTING POSITION
POSISI PASIEN
Posisi duduk Keuntungan: lebih nyata, prosesus spinosum lebih terlihat dan dipalpasi, garis tengah lebih teridentifikasi (gemuk) dan pasien PPOK lebih enak.
LATERAL DECUBITUS
POSISI
PASIEN Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan blok Posisi lateral (lateral decubitus)
pasien yang telah tersedasi. Punggung pada tepi meja, fleksi paha & leher, dagu mendekati lutut.
JACK-KNIFE POSITION
IDENTIFIKASI
TEMPAT PENUSUKAN
1.Lumbar:
garis krista iliaka kanan & kiri (Tuffiers line):L4 atau interspinosus L4-5
TEKNIK ANASTESI
Sterilkan tempat tusukan (betadin dan alkohol). Beri anastesi lokal pada tempat tusukan. Lidokain 1-2% 2-3 ml. Menusukan jarum spinal beserta mandrinya, mandrin jarum spinal dicabut keluar liquor, pasang spuit berisi obat diselingi aspirasi sedikit.
YANG DAPAT DIATUR : - dosis (volume x konsentrasi) - tempat penyuntikan - barisitas - postur pasien - posisi selama dan setelah penyuntikkan YANG TIDAK DAPAT DI ATUR : - volume CSF menurun (peningkatan TIA, obese, hamil, dsb) - berat jenis CSF - tinggi badan yang ekstrem
2.
3. 4. 5. 6. 7. 8.
Hipotensi Cedera saraf Post dural puncture headache High spinal dengan gangguan ventilasi Henti jantung Mual muntah Retensi urine Nyeri pinggang
ANTISIPASI : Volume loading 10-20 ml/kg kristaloid bradikardi simptomatik atropin Hipotensi vasopressor (fenilefrin, efedrin) Hipotensi dan atau bradikardi berat epinefrin
Patofisiologi PDPH - hilangnya CSF mengakibatkan vasodilatasi cerebral sebagai reaksi kompensasi. - penurunan tekanan CSF mengakibatkan tarikan pada struktur intrakranial. Faktor yang TIDAK meningkatkan resiko PDPH Spinal kontinu bedrest
Terapi PDPH : bed rest hidrasi adekuat abdominal binders analgetik epidural saline definitif : epidural blood patch
5.
6. 7. 8.
High spinal dengan gangguan ventilasi Henti jantung Mual muntah Retensi urine Nyeri pinggang
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH