KEGIATAN PEKERJAAN
: :
DETAIL ENGINEERING DESIGN ( DED ) DED PERCONTOHAN AKSESBILITAS BAGI PENYANDANG CACAT KOMPLEKS PERKANTORAN BALAI KOTA JL. WASTU KANCANA NO. 2 BANDUNG
LOKASI
KANTOR DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2010
I.
PENDAHULUAN
1.1. Umum Dasar : 1. UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung 2. PP No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung 3. Perda Kota Bandung No. 26 tentang Kesetaraan Dan Pemberdayaan Penyandang Cacat Pada pengadaan penyempurnaan kelengkapan Bangunan Gedung, setiap prosesnya dilaksanakan melalui tahapan perencanaan, pelelangan, dan pembangunan. Sebagai percontohan untuk pengadaan penyempurnaan kelengkapan Bangunan Gedung ini akan diambil Kompleks Bangunan Gedung Pemerintahan milik pemerinyah Kota Bandung. Tahapan perencanaan sangat diperlukan sekali dalam proses tersebut yang dalam pelaksanaannya diserahkan/ditugaskan kepada Pihak Ketiga, yaitu Konsultan Perencana. Untuk tahun ini direncanakan terdapat 2 ( dua ) Perkantoran Pemerintahan milik Pemerintah Kota Bandung yang akan dijadikan proyek percontohan kegiatan kelengkapan bangunan Gedung ( Aksesbilitas Penyandang Cacat ) yang salah satunya yaitu : - Kompleks Perkantoran Balai Kota Jl. Wastu Kancana No. 2 Bandung Konsultan Perencana akan merencanakan sebagaimana tercantum dalam Pedoman Operasional atau DPA dari suatu Kegiatan, dalam bentuk Gambar, Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang dipakai sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelelangan maupun pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik. Secara kontraktual, Konsultan Perencana bertanggung jawab kepada Pengguna Anggaran Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung. Dalam kegiatan operasionalnya, Konsultan Perencana akan membuat bantuan bimbingan dari Pengelola Kegiatan yang terdiri dari Pengelola Keuangan (Bendaharawan Kegiatan), Pengelola Administrasi (Pelaksana Administrasi) dan Pengelola Teknik (Pelaksana Teknis), yang ditunjuk dan bertanggung jawab kepada Pengguna Anggaran Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung. 1.2. Latar Belakang 1.2.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pembuatan Detail Engineering Design (DED) percontohan Aksesibilitas Bagi Penyandang Cacat di lingkungan pemerintah Kota Bandung yaitu - Kompleks Perkantoran Balai Kota Jl. Wastu Kancana No2 Bandung 1.2.2. Pemegang Mata Anggaran adalah Pemerintah Kota Bandung atas nama Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung yang dalam hal ini adalah Kegiatan Detail Engineering Design (DED) dengan DPA SKPD Nomor Rekening : 1.03.1.05.01.31.11.5.2.2.21.02 Tanggal, 8 Pebruari 2010. 1.2.3. Untuk penyelenggaraan Kegiatan dimaksud, dibentuk Pengelola Kegiatan sebagai berikut : a. Pemberi Tugas Pemberi Tugas adalah Kepala Bidang Tata Bangunan Dan Arsitektur Kota Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya selaku Pejabat Pembuat Komitmen Jl. Cianjur No 34 Bandung.
b. Pengelola Administrasi Kegiatan (Pelaksana Administrasi) 1. Pelaksana Administrasi Kegiatan berfungsi membantu Pengguna Anggaran Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung dalam pelaksanaan pengelolaan administrasi Perencanaan Konsultasi Detail Engineering Design (DED). 2. Pelaksana Administrasi Kegiatan adalah Staf Kegiatan yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Pengguna Anggaran Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung. 3. Pelaksana Administrasi Kegiatan bertanggung jawab secara operasional bidang pengadministrasiaan pekerjaan kepada Pengguna Anggaran Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung. c. Pengelola Keuangan Kegiatan (Bendaharawan Kegiatan) 1 Bendaharawan Kegiatan berfungsi membantu Pengguna Anggaran Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung dalam melaksanakan pengelolaan keuangan penyelenggaraan Kegiatan Detail Engineering Design (DED) Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung pada setiap tahap penyelenggaraan, baik di tingkat program maupun di tingkat operasional. 2 Bendaharawan Kegiatan ditetapkan oleh Surat Keputusan Walikota Bandung Bendaharawan Kegiatan bertanggung jawab secara operasional kepada Pengguna Anggaran Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung. d. Pelaksana Teknis Kegiatan 1. Pelaksana Teknis Kegiatan berfungsi membantu Pengguna Anggaran Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung dalam melaksanakan pengelolaan teknis pada setiap tahap penyelenggaraan, baik tingkat program maupun di tingkat operasional termasuk pengesahan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan. Pengelola Teknis Kegiatan adalah unsur dari Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung. 2. Pelaksana Teknis Kegiatan bertanggung jawab secara fungsional kepada Kepala Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung dan secara operasional kepada Pengguna Anggaran Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung. 1.2.4. Panitia Seleksi Konsultan Dalam penyelenggaraan Pengadaan Jasa Konsultasi Perencana, Pengguna Anggaran Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung membentuk Panitia Pengadaan Barang dan Jasa sebagai Panitia Seleksi. Peserta Seleksi Peserta seleksi adalah Konsultan yang diundang : a. Tercantum dan mempunyai Sertifikat dari Badan Sertifikasi Nasional Usaha Jasa Konstruksi (BSN-UJK) yang masih berlaku dengan Klasifikasi Usaha Kecil (K) b. Memiliki kemampuan dan pengalaman dalam perencanaan. c. Telah mendaftarkan diri dan memasukan kualifikasi perusahaan ke Panitia Seleksi Konsultan untuk mengambil serta mengembalikan berkas kelengkapan seleksi, untuk keperluan seleksi selanjutnya.
1.2.5.
1.3. Maksud dan Tujuan Pengarahan dan penugasan ini dimaksudkan sebagai petunjuk bagi Konsultan Perencana yang memuat masukkan, azas kriteria, dan proses yang harus dipenuhi atau diperhatikan dan diinterprestasikan dalam melaksanakan tugas. Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan Perencana dapat melakukan tugasnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang dimaksud.
1.4. Lingkup Kegiatan, Lingkup Pekerjaan 1.4.1. Lingkup Kegiatan adalah Konsultasi Perencanaan DED percontohan Aksesibilitas Bagi Penyandang Cacat di lingkungan pemerintah kota Bandung. - Lokasi Jalan Wastu Kancana No. 2 Bandung 1.4.2. Lingkup pekerjaan adalah : Merencanakan pedoman teknis, sarana dan prasarana pendukung bagi penyandang cacat ; seperti akses jalan di dalam Bangunan Gedung, ramp, tangga, lift, kamar mandi / toilet, sarana telepon dan komunikasi umum, peringatan darurat, tanda- tanda ( signage ) dan lain - lain yang fungsinya disesuaikan khusus bagi penyandang cacat.
1.5. Dasar Hukum : 1. Undang-undang No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil; 2. Undang-undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat; 3. Undang-undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 4. Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi; 5. Undang-undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung; 6. Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi; 7. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi; 8. Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung; 9. Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi; 10. Keputusan Presiden R.I. Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 11. Keputusan Presiden R.I. Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahan-perubahannya. 12. Peraturan Presiden R.I. Nomor 79 Tahun 2006 tentang Perubahan Kelima atas Keputusan Presiden R.I. Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman teknis Fasilitas Dan Aksesbilitas Pada Bangunan Gedung dan 14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 43/PRT/M/2007 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi. 15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara. 16. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 26 Tahun 2009 Tentang Aksesibilitas Penyandang Cacat. 17. Peraturan Walikota Bandung No. 543 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Walikota Bandung Nomor 1859 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Kota Bandung.
II.
KEGIATAN PERENCANAAN Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan perencana terdiri dari : A. Persiapan perencanaan seperti mengumpulkan data-data dan informasi lapangan pengujian struktur bangunan, membuat interpretasi secara garis besar terhadap KAK, dan konsultasi dengan Pemerintah Kota Bandung. B. Penyusunan Pra-Rencana seperti rencana tapak, prarencana sebagian bangunan termasuk program dan konsep ruang, perkiraan biaya dan mengurus perijinan sampai mendapat keterangan rencana kota, keterangan persyaratan bangunan dan lingkungan, dan IMB dari Pemerintah Kota Bandung. C. Penyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat : 1. Rencana arsitektur beserta uraian konsep yang mudah dimengerti oleh pemberi tugas; 2. Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya; 3. Perkiraan biaya Pelaksanaan. 4. Gambar Pengembangan sebagian bangunan 5. Draft Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) 6. Draft Rencana Kerja dan Syarat- Syarat ( RKS ) D. Menyusun Rencana Detail Teknis sebagian bangunan antara lain membuat : 1. Gambar-gambar detail arsitektur dan struktur sebagian bangunan yang sesuai dengan gambar rencana yang telah disetujui; 2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat; 3. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi ; 4. Laporan akhir perencanaan. Spesifikasi Teknis Pekerjaan
III.
TANGGUNG JAWAB PERENCANA A. Konsultan perencana bertanggungjawab secara profesional atas jasa perencanaan yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku professional yang berlaku. B. Secara umum tanggung jawab konsultan perencana adalah minimal sebagai berikut : 1. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standard 2. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasikan batasanbatasan yang telah diberikan oleh Pengguna Anggaran Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung, seperti dari segi pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang akan diwujudkan 3. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan, standard dan pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung pada umumnya dan yang khusus untuk bangunan Gedung Negara.
IV.
BIAYA A. Pagu Anggaran Pagu Anggaran untuk Perencanaan DED percontohan Aksesibilitas Bagi Penyandang Cacat dengan lokasi Kompleks Perkantoran Balai Kota Bandung Jl. Wastu Kancana No. 2 Bandung adalah Rp. 140.000.000,- termasuk keuntungan dan pajak. Sumber Pendanaan Kegiatan Sumber dana dari Kegiatan ini akan dibiayai dari APBD Kota Bandung melalui Kegiatan Detail Engineering Design (DED) Pekerjaan DED Percontohan Aksesibilitas Bagi Penyandang Cacat di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung dengan DPA SKPD Nomor Rekening : 1.03.1.05.01.31.11.5.2.2.21.02 Tanggal, 8 Pebruari 2010.
B.
V.
KELUARAN (OUTPUT) A. Teknik Penyajian Pelaporan Laporan yang di berikan oleh konsultan adalah meliputi : 1. Tahap rencana teknis; 2. Tahap pra rencana teknis; 3. Tahap pengembangan rencana; 4. Tahap rencana detil; 5. Laporan Akhir. B. Ketentuan Penyajian Laporan 1. Pengetikan 1.5 spasi dengan kertas HVS Polos 2. Kulit Buku dengan warna putih dengan tulisan huruf hitam 3. Ukuran kertas - Laporan Akhir DED Percontohan Aksesibilitas Bagi Penyandang Cacat, berukuran A3 berjumlah 5 buku - Dokumen Pelelangan Konstruksi Fisik berukuran A4 berjumlah 5 buku - Gambar Teknis berskala 1 : 100 menggunakan Kertas Kalkir berikut Blue Print berjumlah 1 buku
VI.
KRITERIA A. KRITERIA UMUM Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud pada KAK harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan, yaitu : 1. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas : a. Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan tata bangunan yang ditetapkan di daerah yang bersangkutan b. Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya c. Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan : a. Menjamin terwujudnya keselarasan dari bangunan gedung yang baru dengan kkompleks perkantoran yang ada yang didirikan berdasarkan karakteristik lingkungan, ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah, sehingga seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya (fisik, sosial dan budaya) b. Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan keseimbangan dan keselarasan bangunan terhadap lingkungannya. c. Menjamin sebagian bangunan gedung yang baru dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan.
2.
3.
Persyaratan Struktur Bangunan a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang andal dapat mendukung beban yang timbul akibat perilaku alam dan manusia b. Menjamin keselamatan pemakai dari kemungkinan kecelakaan atau luka yang disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan. c. Menjamin kepentingan pemakai dari kehilangan atau kerusakan benda yang disebabkan oleh perilaku struktur d. Menjamin perlindungan property lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan oleh kegagalan struktur Persyaratan Sanitasi dalam bangunan : Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan kenyamanan bagi penghuni bangunan dan lingkungan. Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian Udara Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
4.
5.
6.
Persyaratan Pencahayaan Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alami maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
B.
KHUSUS Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifikasi berkaitan dengan bangunan gedung yang akan digunakan dan dibutuhkan oleh Penyandang Cacat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
VII.
AZAS-AZAS Selain dari kriteria di atas di dalam melaksanakan tugas konsultan perencana hendaknya memperhatikan azas-azas sebagai berikut : a. b. c. d. e. Bangunan Umum hendaknya fungsional, efisien, menarik dan tidak berlebihan Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan kepada kemewahan material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknis dan fungsi sosial bangunan. Dengan batasan tidak mengganggu produktifitas kerja, biaya investasi dan pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan serendah mungkin. Desain hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan bisa dimanfaatkan secepatnya. Bangunan Umum hendaknya ikut meningkatkan kualitas lingkungan lokasinya.
VIII.
PROSES PERENCANAAN a. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta dalam proses perencanaan, Konsultan Perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan Pengelola Kegiatan dan Tim teknis serta pihak pemakai (user) sampai diperoleh persetujuan. b. Dalam pertemuan berkala tersebut akan ditentukan produk yang harus dihasilkan Konsultan Perencana sesuai dengan pengarahan dari Pemberi Tugas dan Tim Pengelola Teknis berdasarkan standar hasil perencanaan. c. Dalam pelaksanaan tugasnya perencana harus selalu mempertimbangkan bahwa waktu pelaksanaan tugas adalah mengikat. d. Waktu pelaksanaan pekerjaan adalah Sembilan Puluh (90) hari kalender sejak dikeluarkannya Surat Perintah Kerja.
IX.
MASUKAN (INPUT) A. INFORMASI 1. Untuk melaksanakan tugasnya konsultan perencana harus mencari informasi yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Pengguna Anggaran Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja ini. 2. Konsultan perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Pengguna Anggaran Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung maupun dari Instansi yang berkaitan untuk kepentingan DED ini. Kesalahan/kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggungjawab konsultan perencana. 3. Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan perencanaan diantaranya mengenai hal-hal sebagai berikut : a. Informasi tentang lahan, meliputi : Kondisi fisik lokasi seperti : luasan, batas-batas dan keadaan topografi Kondisi tanah Keadaan air tanah Peruntukan tanah Perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan dan lain-lain. b. Pemakai Bangunan : Jumlah kapasitas pemakai Kegiatan utama, penunjang, pelengkap c. Kebutuhan bangunan : Fungsi ruang Kegiatan/aktifitas didalam ruang bangunan Kebutuhan ruang d. Keinginan tentang ruang-ruang tertentu baik yang berhubungan dengan pemakai atau perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang tersebut. e. Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang/bangunan
B.
TENAGA Untuk melaksanakan tujuan, konsultan perencana harus menyediakan tenaga yang memenuhi ketentuan Kegiatan, baik ditinjau dari segi besar kegiatan maupun tingkat kompleksitas pekerjaan. Tenaga-tenaga yang dibutuhkan dalam kegiatan perencanaan minimal terdiri dari :
Tenaga Ahli/Tenaga Pendukung - Team Leader (Arsitek/Sipil) - Ahli Sipil (Ahli Struktur) - Ahli Sipil (Estimatori ) - Ahli Arsitektur - Ahli Mekanikal Elektrikal (Elektro/Mesin) - Drafter ( D3 / Arsitektur ) - Pelaksana Administrasi - Pelaksana Operator Komputer Pendidikan S1 S1 S1 S1 S1 D3 SMA SMA Jumlah 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 2 Orang 1 Orang 1 Orang Pengalaman (tahun) 7 5 5 5 5 3 Waktu Penugasan (bulan) 3 2 2 2 2 2 3 3
X.
PROGRAM KERJA Konsultan Perencana harus sesegera mungkin menyusun Program Kerja minimal yang meliputi : a. Jadwal kegiatan secara terperinci b. Alokasi tenaga lengkap (disiplin dan keahliannya) sebagaimana tingkat keahliannya maupun jumlah tenaga yang diusulkan konsultan perencana, untuk melaksanakan tugas perencanaan pekerjaan dan harus dengan persetujuan dari pemberi tugas. c. Program kerja secara keseluruhan harus mendapat persetujuan dari Pengguna Anggaran Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung setelah sebelumnya dipresentasikan oleh konsultan perencana dan mendapatkan pendapat teknis dari Pengelola Teknis Kegiatan.
XI.
PENUTUP
a. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, Konsultan Perencana hendaknya
memeriksa semua bahan masukan dan mencari bahan masukan lainnya.