Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah Dewasa ini umat Islam tengah menuju kepada kebangkitan

peradaban yang komprehensif. Satu hal yang penting harus diupayakan betapapun beratnya ialah mengembalikan pembinaan manusia atas dasar prinsip-prinsip Islam yang sempurna dan akhlak yang mulia karena manusia diciptakan memiliki budi pekerti yang agung, seperti firman Allah SWT dalam surat Al-Qalam ayat 4 :
1

) (

Artinya : Dan sesungguhnya kamu benar-benar di atas budi pekerti yang agung. Memasuki abad ke-21 bangsa Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan besar berskala global. Globalisasi tidak hanya mendorong terjadinya transformasi peradaban dunia melalui proses modernisasi, industrialisasi dan revolusi informasi. Lebih dari itu juga akan menimbulkan perubahan-perubahan dalam struktur kehidupan bangsa-bangsa di dunia termasuk bangsa Indonesia. Memasuki abad baru Indonesia diperkirakan akan mengalami perubahan yang serba cepat dalam berbagai bidang kehidupan baik sosial, budaya, ekonomi, politik, maupun pendidikan.2 Maemunah Hasan menyatakan bahwa masalah pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam ajaran Islam, khususnya pendidikan anak sebab anak merupakan generasi penerus. Seiring dengan munculnya kesadaran akan pentingnya pendidikan, umat Islam tidak
1

hanya

memandang

pendidikan

sebagai

sarana

untuk

Al-Quran, Surat Al-Qalam Ayat 4, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Quran, Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama, Jakarta, 1989, hal. 60. Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, Prenada Media, Jakarta, 2004, hal. 10
2

meningkatkan sumber daya manusia tetapi juga sarana untuk mentransmisikan doktrin Islam kepada generasi mendatang. Bahkan banyak usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan menggunakan metode-metode, sarana dan tenaga pengajar yang berpotensi. 3 Suatu kenyataan bahwa kebudayaan barat, dalam hal ini ilmu pengetahuan dan teknologi dapat memberikan manfaat yang besar terhadap kehidupan bangsa. Segala kebebasan itu kita perlu berhatihati dan selektif dalam mengadaptasinya. Apalagi jika proses internalisasi kebudayaan itu terlalu jauh dan banyak melanda anak. Untuk mencegah bencana dan kerusakan moral yang lebih parah lagi kita harus selalu mengupayakan pembinaan, penjelasan dan

pengarahan serta pemberian pengetahuan yang bermanfaat dan relevan. Cara yang sangat sederhana namun ideal dimulai dari kehidupan rumah tangga, kemudian disusul dalam kehidupan sekolah, masyarakat dan pemerintah. Keluarga adalah batu pertama bagi pembinaan setiap

masyarakat, kajian-kajian kejiwaan dan pendidikan sepakat pentingnya rumah tangga dan keluarga bagi pembentukan pribadi dan perilaku seseorang dalam kehidupan. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:

: : (
4

Artinya: Dari Abi Hurairah, bahwasannya ia berkata Rasulullah SAW bersabda: Tidaklah seorang anak dilahirkan kecuali dalam

Maemunah Hasan, Pedoman Wanita Sholihah, Bintang Cemerlang, Yogyakarta, 2002, hal. 12. Imam Muslim, Shahih Muslim, Juz IV, Darul Ihya at-Turats al-Arabi, Beirut, t.th., hal. 46
4

keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi. (HR.Muslim) Jelaslah bahwa orang tualah yang bertanggung jawab untuk mengembangkan potensi anak sebelum potensi itu dikembangkan pendidik yang lain. Hal tersebut disebabkan anak adalah amanat yang dititipkan Allah kepada orang tua. Menurut Yudhopurwoko dalam mengajar atau mendidik anak hendaklah orang tua selalu membimbing sampai anak sudah siap di lepas tanpa perlu bimbingan lagi. Orang tua dapat memberikan pendidikan agama kepada anak-anak sehari-hari melalui sholat berjamaah, membaca basmalah bila makan, dan menyudahinya dengan membaca hamdalah, membaca doa ketika akan berangkat sekolah dan lain-lainnya.5 Orang tua wajib memikul tanggung jawab untuk memberikan pendidikan yang benar kepada anak di rumah dan di dalam lingkungan keluarga, dan memelihara mereka dengan cinta dan kasih sayang

menurut etika Islam seperti firman Allah SWT dalam surat At-Tahrim :6:

( )6 :
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya manusia dan batu, penjaganya para malaikat yang bengis, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya. 6

Yudhoporwoko, Memecahkan Masalah Remaja, Nuansa, Bandung, 2001, hal. 27


6

Al-Quran, Surat At-Tahrim ayat 6, Op. Cit., hal. 951.

Pendidikan agama dalam keluarga disamping harus berorientasi pada pembentukan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional juga harus berorientasi pada pembentukan spiritual, karena ketiga komponen tersebut sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak. Danah Zohar dan Ian Marshal menjelaskan pengertian SQ sebagai berikut : kecerdasan untuk menghadapi makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya. Kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain.7 Ari Ginanjar Agustian berpendapat bahwa kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibaadah terhadap perilaku dan kegiatan menuju manusia yang seutuhnya (hanif) melalui langkahlangkah dan pemikiran yang bersifat fitrah. Dan memiliki pola pemikiran tauhidi (integralistik) serta berprinsip hanya karena Allah SWT. Seperti disebutkan dalam firman Allah Surat Ar-Radu ayat 28 :

: ( )82
Artinya : (yaitu) orang-orang yang beriman dan tenteram hatinya dengan mengingat Allah, ingatlah, (bahwa) dengan mengingat Allah itu tenteram segala hati. (QS. Ar-Radu : 28) 8 Kecerdasan spiritual membimbing kita untuk mendidik hati menjadi benar. Jika pendidikan yang ada selama ini lebih banyak menekankan segisegi pengetahuan kognitif intelektual, pendidikan hati justru ingin

Danah Zohar, SQ Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan, Penerbit Mizan, Bandung, 2002, hal. 4. Al-Quran, Surat Ar-Radu ayat 28, Yayasan Penyelenggara Penerjemah al-Quran, Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama, Jakarta, 1989, hal. 39.
8

menumbuhkan segi-segi kualitas psikomotorik dan kesadaran spiritual yang reflektif dalam kehidupan sehari-hari. Kesadaran akan pentingnya pendidikan hati dan pendidikan moral serta budi pekerti yang baik kurang direspon masyarakat, sehingga kenakalan dan perkelahian antar pelajar terlanjur merebak di mana-mana. Mulai dari sekolah sampai di jalan-jalan raya. Inipun belum termasuk keterlibatan siswa dalam narkoba, minuman keras dan lain-lain. Melihat pentingnya bimbingan beragama dalam keluarga sebagai pondasi dasar pendidikan anak dan pentingnya pembentukan kecerdasan spiritual siswa khususnya siswa MTs Assyafiiyyah Mejobo Kudus dan untuk mengetahui efektivitas bimbingan beragama dalam keluarga terhadap pembentukan kecerdasan spiritual. Penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di MTs Assyafiiyyah Mejobo Kudus dikarenakan rata-rata anak usia jenjang pendidikan tingkat pertama usia 14 sampai 17 tahun secara psikologis mengalami satu perkembangan yaitu masa remaja. Pada masa tersebut individu sering mengalami suatu gejolak jiwa yang tak menentu, cenderung untuk selalu mengarahkan ke perbuatan yang negatif dan menyimpang dari ajaran agama. Berpijak dari uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut dalam judul Studi Analisis Efektivitas Bimbingan Beragama dalam Keluarga Terhadap Pembentukan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas III MTs Assyafiiyyah Mejobo Kudus Tahun Ajaran 2004/2005. B. Penegasan Istilah Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penulisan skripsi yang berjudul Studi Analisis Efektivitas Bimbingan Beragama dalam Keluarga terhadap Pembentukan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas III MTs Assyafiiyyah Mejobo Kudus Tahun Ajaran 2004/2005, maka perlu dibatasi istilah dan masalah yang terdapat dalam judul di atas sebagai berikut :

1. Studi Studi berasal dari bahasa Inggris yaitu study yang mempunyai arti belajar atau mempelajari.9 Yang dimaksud disini adalah penyelidikan dengan cara meneliti, mempelajari dan menelaah data yang ada hubungannya dengan permasalahan dalam penelitian dengan jalan mengumpulkan, membahas dan menganalisa data tersebut melalui prosedur ilmiah guna diambil suatu kesimpulan. 2. Analisis Istilah analisis diambil dari kata analysis yang mempunyai arti uraian.10 3. Efektivitas Efektitivitas menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan. Sesuatu dikatakan efektif kalau usaha itu mencapai tujuan.11 4. Bimbingan Beragama Bimbingan beragama adalah proses bantuan terhadap individu agar dalam kehidupan keagamaannya senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.12 5. Keluarga Menurut Abu Ahmadi, keluarga merupakan kelompok primer yang paling penting dalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah group yang berbentukdari perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anakanak.13 Faiz Baraba, et.al., Kamus Umum Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris, Indah Surabaya, 1989, hal. 180. Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, hal. 259. Van Houven dan Hasan Shadly, Ensiklopedia Indonesia, Ictiar Baru, Jakarta, 1980, hal. 883. Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, UII Press, Yogyakarta, 2001, hal. 61.
13 12 11 10 9

Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm. 234

Sedangkan menurut Darmansyah dkk keluarga adalah limit atau satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini daklam hubungannya dengan

perkembangan individu, seringkalio dikenal dengan sebutan primary group. Kelompok inilah yang melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat. Dari kedua definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga

merupakan suatu kelompok sosial yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. tiap individu tersebut berasal dari sebuah pernikahan yang tinggal dalam satu aap atau satu rumah, dengan aturan-aturan tertentu berdasarkan dari sifatsifat keluarga.14 6. Pembentukan Pembentukan berasal dari kata bentuk wujud atau rasa. Pembentukan berarti proses, perbuatan atau cara membentuk, memberi wujud atau rasa sesuatu.15 7. Kecerdasan Spiritual Definisi tentang kecerdasan spiritual dapat dilihat dari beberapa pendapat tokoh di bawah, yakni : a. Ary Ginanjar Agutian berpendapat kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan. Melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah menuju manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (integralistik) serta berprinsip hanya karena Allah.16 b. Danah Zohar dan Ian Marshal SQ yang dimaksudkan adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.17 c. Simetar berpendapat bahwa kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang mendapat inspirasi, dorongan dan efektifitas

Jalaluddin Rahmat, Psikologi Agama, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, hlm. 42

14

yang terinspirasi, theis-neess atau penghayatan ketuhanan yang di dalamnya kita semua menjadi bagian.18 Adapun yang dimaksud kecerdasan spiritual dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk memaknai setiap perilaku dan kegiatan sebagai ibadah dan kemampuan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks dan makna yang lebih luas serta berprinsip hanya karena Allah SWT.

C.

Rumusan Masalah Dari uraian tentang latar belakang masalah tersebut, maka

dapat penulis rumuskan beberapa permasalahan yang akan penulis kaji sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan bimbingan beragama dalam

keluarga terhadap pembentukan kecerdasan spiritual siswa kelas III MTs Assyafiiyyah Mejobo Kudus ? 2. Bagaimana kualitas efektifitas bimbingan beragama dalam keluarga dan kualitas kecerdasan spiritual siswa kelas III MTs Assyafiiyyah Mejobo Kudus? 3. Sejauhmana efektifitas bimbingan beragama dalam

keluarga terhadap pembentukan kecerdasan spiritual siswa kelas III MTs Assyafiiyyah Mejobo Kudus ?

Anton Moelino, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1991, hal. 184. Ari Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual, ESQ Penerbit Orga Wijaya Persada, Jakarta, 2000, hal. 57.
17 18 16

15

Ibid, hal.

Agus Nggermanto, Quantum Quentient Kecerdasan Quantum, Penerbit Nuansa, Bandung, 2001, hal. 117.

D.

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan beragama dalam keluarga terhadap pembentukan kecerdasan spiritual siswa MTs Assyafiiyyah Mejobo Kudus. 2. Untuk mengetahui beragama bagaimana dalam kualitas dan efektifitas kualitas

bimbingan

keluarga

kecerdasan spiritual siswa kelas III MTs Assyafiiyyah Mejobo Kudus? 3. Untuk mengetahui sejauhmana efektifitas bimbingan beragama dalam keluarga terhadap pembentukan kecerdasan spiritual siswa MTs Assyafiiyyah Mejobo Kudus.

E.

Metode Penelitian 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian lapangan atau field reseach. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode diskriptif kualitatif, yaitu mendiskripsikan bimbingan beragama dalam keluarga kecerdasan spiritual siswa dengan cara mengumpulkan data dan mempelajarinya secara cermat, kemudian dikaji dan dihubungkan satu sama lain setelah itu diinterpretasikan peneliti. Interpretasi ini bergantung kepada ketajaman analisis dan obyektifitas peneliti yang disusun secara menyeluruh dan sistematis dengan metode kualitatif.19 2. Populasi dan sampel

Nana Sudjana & Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Sinar Baru Al Gesido, Bandung, 2001, hal. 196.

19

10

Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa populasi merupakan keseluruhan dari subyek penelitian.20 Sedangkan menurut Sutrisno Hadi Populasi merupakan keseluruhan individu yang digeneralisasikan dan sampel adalah sejumlah individu yang diambil dari populasi yang mewakilinya.21 Berkaitan dengan hal tersebut, Suharsimi Arikunto memberikan pedoman yaitu apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar (lebih dari 100 orang) dapat menggunakan sampel. Menurutnya sampel diambil antara 10 % - 15 % hingga 20 % - 25 % atau bahkan boleh lebih dari 25 % dari jumlah populasi yang ada. Berdasarkan observasi, populasi Kelas III di MTs Asy-Syafiiyyah Mejobo Kudus sebanyak 102 siswa terdiri siswa putra dan putri. Pengambilan sampel yang dilakukan dalam pengambilan namanya digunakan teknik random sampling (sampel acak) dengan cara undian.
22

Prosentase sampel yang diambil dari populasi sebesar sekitar 50 % atau sekitar 50 siswa. 3. Variabel Penelitian Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian.23 Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah : a. Variabel bebas atau berpengaruh (X) yaitu Efektivitas Bimbingan Beragama Dalam Keluarga dengan indikator : Mengajak sholat 5 waktu dengan

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta, 1993, hlm. 152.
21

20

Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid 1, Andi , Yogyakarta, 2001, Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 120. Ibid., hal. 89.

hlm. 70.
22 23

11

berjamaah, membiasakan membaca Quran, mengenalkan barang yang halal dan haram dan al-

mengikuti perilaku Rasulullah SAW Mengajari tawakkal berserah untuk atau diri

kepada Allah SWT akan sesuatu yang terjadi merupakan Allah

ketetapan

(nasib dan taqdir) Membiasakan untuk berbakti patuh dan anak

kepada orang tua dan tua24 b. Variabel terikat atau dipengaruhi (Y) yaitu Kecerdasan Spiritual dengan indikator : 1) Sabar dalam menghadapi cobaan dan berjiwa besar 2) Suka menolong terhadap yang lemah atau membutuhkan yang pernah

24

Aunur Rahim Faqih, Op. Cit, hlm. 80-81.

12

3) Pengendalian diri 4) Tidak sombong dan rendah hati 25

3. Sumber Data a. Data Primer atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan

menggunakan alat pengukur atau alat pengambil data langsung pada subyek sebagai sumber data yang dicari.26 Data tersebut dihasilkan dari proses pengamatan dilapangan mengenai efektivitas bimbingan beragama dalam keluarga terhadap kecerdasan spiritual siswa kelas III di MTs Asy-Syafiiyyah Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus tahun 2004/2005. b. Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh peneliti dari subyek penelitian,27 biasanya berupa data dokumentasi, buku-buku maupun arsip-arsip resmi.28 Data tersebut adalah data yang berasal dari dokumentasi, papan monografi, data guru, data siswa dan lain sebagainya yang relevan dengan efektivitas bimbingan beragama dalam keluarga terhadap kecerdasan spiritual siswa kelas III MTs Asy-Syafiiyyah Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus tahun 2004/2005. 4. Metode Pengumpulan Data a. Metode Observasi

Suharsono, Akselerasi Intelegensi Optimalkan IQ EQ & EQ,, Inisias Press, Jakarta, 2004, hlm. 229.
26

25

Saifuddin Anwar, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001,

hal. 91. A.H. Kahar Ustman, Aplikasi Metode Penelitian, Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STAIN Kudus, 2001, hal. 92.
28 27

Ibid, hal. 27.

13

Metode observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki29. Sedangkan obyek observasi adalah fenomena-fenomena yang diselidiki yang dibiarkan secara alamiah30. Penulis gunakan untuk mengadakan pengamatan secara langsung terhadap kondisi obyektif kecerdasar spiritual siswa kelas III MTs Asy-Syafiiyyah Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus tahun 2004/2005 b. Metode Interview Metode pengumpulan data dengan jalan tanya-jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan.28 Dalam hal ini pihak yang diwawancarai ialah siswa kelas III, Guru PAI, Guru Bimbingan Konseling dan Kepala Sekolah di MTs Asy-Syafiiyyah Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus tahun 2004/2005. c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan jalan mengambil keterangan secara tertulis dari tempat penelitian sebagai data.31 Metode ini digunakan untuk memperoleh data gambaran umum MTs Asy-Syafiiyyah yang meliputi; struktur organisasi, keadaan guru, keadaan siswa dan keadaan karyawan serta sarana-prasara pendidikan. c. Metode angket Angket merupakan metode yang menggunakan sejumlah daftar pertanyaan tertulis yang harus di isi oleh responden. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Yaitu angket

29 30 28

Syaifudin Azwar Op.cit., hal. 19. Suharsimi Arikunto, Op.cit. hal. 234.

Ibid, hal. 293.

Koentjoroningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta, 1981, hal. 63.

31

14

yang disusun dengan menyediakan alternatif jawaban sehingga memudahkan responden dalam memberi jawaban dan memudahkan peneliti dalam menganalisa. Adapun yang menjadi responden adalah siswa yang menjadi sampel. Angket ini digunakan untuk mencari data tentang kualitas efektifitas bimbingan beragama dalam keluarga dan kualitas kecerdasan spiritual siswa kelas III MTs Asy-Syafiiyyah Mejobo Kudus. 5. Metode Analisa Data Setelah data-data lapangan terkumpul, maka dalam menganalisa data tersebut penulis mengambil langkah-langkah sebagai berikut : a. Kategorisasi, yaitu langkah penyusunan kategori terhadap satuansatuan data yang di dapat dilapangan tentang efektivitas bimbingan beragama dalam keluarga terhadap pembentukan kecerdasan spiritual siswa. Dari tumpukan data untuk disusun atas dasar pikiran, intuisi, pendapat atau kriteria tertentu oleh peneliti.32 b. Coding, merupakan seperangkat kategori yang menyediakan kontruksi data yang beralasan sesuai dengan tujuan penelitian.33 c. Trianggulasi, merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang ada di luar data untuk keperluan pengecekan data pada penggunaan sumber data, metode, penyidik dan teori.34 Sedangkan tehnik analisa datanya penulis menggunakan : a. Metode induktif, yaitu pengambilan kesimpuan dari pertanyaan atau fakta-fakta khusus menuju pada kesimpulan yang bersifat umum. Proses berfikir tersebut berangkat dari fakta yang ada dilapangan atau pengamatan empiris kemudian di tarik kesimpulan pada teori yang

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitas, Remaja Rosdakarya Offet, Bandung, 1998, hal.193.
33 34

32

Ibid, hal. 194. Ibid, hal. 178.

15

bersifat

umum.35

Metode

ini

penulis

gunakan

untuk

mengeneralisasikan permasalahan yang ada dilapangan/ pengamatan empiris berdasarkan pengamatan tentang efektivitas bimbingan beragama dalam keluarga terhadap kecerdasan spiritual siswa. b. Metode deduktif, yaitu cara mengambil kesimpulan yang bertitik tolak dari pengamatan yang bersifat umum, kemudian kita hendak menilai suatu kejadian yang bersifat khusus.36 Metode ini penulis gunakan untuk menarik kesimpulan dari teori yang bersifat umum kemudian menilai efektivitas bimbingan beragama dalam keluarga terhadap kecerdasan spiritual siswa berdasarkan pengalaman empiris dilapangan. Selanjutnya untuk menganalisa data yang bersifat kualitatif hasil angket, pengolahan datanya menggunakan data non statistik yaitu dengan mencari persentase, proporsi dan ratio. Analisis ini ada yang menyebut sebagai analisis statistik sederhana.37 P=
F X 100 % N

Dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan : P F N : Angka persentase : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya : Jumlah individu/responden

100 % : Jumlah presentase keseluruhan dari jumal jawaban.38

35

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Andi Offset, Yogyakarta, 2001, hal.

41. Winarno Surachman, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Tehnik, Tarsito, Bandung, 1990, hal. 142.
37 38 36

Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 348.

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997, hlm. 40-41

16

F. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam skripsi ini, peneliti menyusun sistematika pembahasan guna memberikan gambaran yang jelas dari masing-masing bab yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Adapun sistematika pembahasan yang dimaksud meliputi : 1. Bagian Muka Pada bagian muka ini mencakup halaman sampul, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi dan daftar tabel. 2. Bagian Isi Bagian isi terdiri dari lima bab yaitu : Bab I : Pendahuluan Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab II : Landasan Teori Dalam bab ini membahas tentag efektivitas Bimbingan beragama dalam keluarga terhadap kpembentukan kecerdasan spiritual siswa, yang terdiri dari dua sub bab, yaitu : A. Bimbingan beragama dalam keluarga, yang meliputi; pengertian, ciri-ciri, prinsip-prinsip, tujuan dan faktor-faktor yang mempengaruhi

bimbingan beragama dalam keluarga. B. Kecerdasan spiritual yang meliputi; pengertian, prinsip, ciri-ciri dan faktor penghambat dan pendukung kecerdasan spiritual. C. Efektivitas bimbingan beragama

dalam keluarga terhadap kecerdasan spiritual siswa, yang meliputi; efektivitas pelaksanaan bimbingan beragama di keluarga dan di sekolah terhadap kecerdasan spiritual siswa.

17

Bab III : Gambaran Umum MTs Assyafiiyyah Mejobo Kudus Bab ini terdiri dari dua sub bab pembahasan. Bab pertama membahas tentang gambaran umum MTs Assyafiiyyah Mejobo Kudus yang menguraikan tentang letak geografis, sejarah dan perkembangannya, tujuan didirikannya MTs Assyfiiyyah, struktur organisasi, keadaan guru, siswa dan karyawan, sarana dan prasarana di MTs Assyafiiyyah Mejobo Kudus. Bab kedua membahas tentang kondisi obyektif bimbingan beragama dalam keluarga terhadap kecerdasan spiritual siswa di MTs Assyafiiyyah Mejobo Kudus. Bab IV : Analisis Efektivitas Bimbingan Beragama Dalam Keluarga Terhadap Pembentukan Tingkat Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas III MTs Assyafiiyyah Mejobo Kudus Tahun 2004/2005. Bab V : Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan, saran-saran dan kata penutup. 3. Bagian Akhir Bab ini berisi tentang; daftar pustaka, lampiran-lampiran, daftar riwayat pendidikan penulis.

18

DAFTAR PUSTAKA A.H. Kahar Ustman, Aplikasi Metode Penelitian, Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STAIN Kudus, 2001. Agus Nggermanto, Quantum Quentient Kecerdasan Quantum, Penerbit Nuansa, Bandung, 2001. Al-Quran, Surat Al Qalam ayat 4, Yayasan Penyelenggara Penerjemah al-Quran, Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama, Jakarta, 1989. Al-Quran, Surat Ar-Radu ayat 28, Yayasan Penyelenggara Penerjemah alQuran, Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama, Jakarta, 1989. Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000. Anton Moelino, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1991. Ari Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual, ESQ Penerbit Orga Wijaya Persada, Jakarta, 2000. Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, UII Press, Yogyakarta, 2001. Danah Zohar, SQ Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan, Penerbit Mizan, Bandung, 2002. Faiz Baraba, et.al., Kamus Umum Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris, Indah Surabaya, 1989. Imam Musbikin, Kudidik Anakku Dengan Bahagia, Mitra Pustaka, Yogyakarta, 2003. Koentjoroningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta, 1981, hlm. 63. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitas, Remaja Rosdakarya Offet, Bandung, 1998. Maemunah Hasan, Pedoman Wanita Sholihah, Bintang Cemerlang, Yogyakarta, 2002. Nana Sudjana & Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Sinar Baru Al Gesido, Bandung, 2001.

19

Saifuddin Anwar, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta, 1993. Suharsono, Akselerasi Intelegensi Optimalkan IQ EQ & EQ,, Inisias Press, Jakarta, 2004. Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Andi Offset, Yogyakarta, 1004. Van Houven dan Hasan Shadly, Ensiklopedia Indonesia, Ictiar Baru, Jakarta, 1980. Winarno Surachman, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Tehnik, Tarsito, Bandung, 1990. Yudhoporwoko, Memecahkan Masalah Remaja, Nuansa, Bandung, 2001.

DAPATKAN SKRIPSI LENGKAP DENGAN SMS KE 08970465065 KIRIM JUDUL DAN ALAMAT EMAIL SERTA KESIAPAN ANDA UNTUK MEMBANTU OPRASIONAL KAMI GANTI OPRASIONAL KAMI 50rb SETELAH FILE TERKIRIM SITUS: http://www.lib4online.com/p/bentuk-file.html

Anda mungkin juga menyukai