Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Setiap manusia cepat atau lambat meski ia ada dalam sebuah benteng besar yang anti peluru sekalipun pasti akan mengalami kematian. Kematian adalah sesuatu yang paling mencekam namun tak bisa dihindari. Pertanyaan yang muncul adakah sebuah kehidupan sesudah kematian? Dan apakah sesudah mati tidak diminta pertanggungjawaban? Jika sesudah kematian tidak diminta pertanggungjawaban, maka di manakah letaknya keadilan ini berarti manusia yang berbuat keburukan di dunia tidak akan menerima hukum pembalasan, demikian pula kebaikan yang diperbuat oleh manusia tidak akan terbalas. Ini sebuah realita yang imposibel dan tidak sesuai dengan tatanan keadilan. Berangkat dari sini maka logika berpikir manusia akan dipaksa untuk mempercayai adanya zat yang Maha Agung yang kadang sukar dijangkau oleh akal biasa. Karena itu hampir semua agama mempercayai dan menyakini bahwa sesudah manusia mati pasti akan diminta

pertanggungjawaban. Keadaan inilah mengingatkan manusia pada adanya alam akherat yaitu sebuah alam yang kekal tak berkesudahan. Dalam perspektif Islam manusia ketika itu akan diadili oleh Tuhan dan dalam pandangan Kristen yang mengadili adalah Yesus Kristus sebagai Putera Allah, sementara Allah Bapa hanya berfungsi menanti keputusan Yesus Kristus. Berbicara tentang Yesus Kristus dan Nabi Muhammad dalam sistem peradilan Tuhan termasuk masalah eskatologi. Kata eskatologi dalam bahasa 1

Inggris eschatology berarti ilmu tentang akherat.1 Eskatologi adalah ajaran yang menguaraikan secara teratur semua soal dan pengetahuan tentang akhir kehidupan manusia, seperti soal mati, neraka, surga, hukuman dosa dan pahala untuk kebaikan manusia, hari kiamat, dan pengadilannya.2 Menurut agama Kristen, peristiwa yang akan dialami jiwa manusia pada hari kiamat cukup banyak variasinya. Jiwa manusia akan berhadapan dengan Pengadilan Tuhan untuk memperhitungkan perbuatan seseorang yang baik dan buruk selama hidup di dunia. Pengadilam itu merupakan peradilan perorangan yang sifatnya khusus. Setelah diadili maka roh manusia akan menuju ke surga atau ke neraka atau ke api penyucian. Peristiwa-peristiwa yang akan terjadi sebelum datangnya hari kiamat sebagaimana dinubuatkan Yesus, bahwa agama Kristen sesudah tersebar diseluruh dunia, walaupun masih banyak orang yang menolaknya dan menentang gereja. Pada waktu itu banyak orang Kristen yang dianiaya atau dibunuh dan antara satu sama lain saling membenci (Matius 24, 3-14). Rasa cinta kasih menjadi beku, kekacauan terjadi di sana sini, bencana mengerikan timbul dan orang Kristen menjadi lemah. Kemudian gereja akan diselamatkan (Matius, 16: 18, 28:20) dan roh kudus akan terus memerangi kejahatan.

John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia An English-Indonesia Dictionary, PT. Gramedia, Jakarta, 2000, hlm. 218. 2 Hilman Hadi Kusuma, Antropologi Agama Bagian II (Pendekatan Budaya Terhadap Agama Yahudi, Kristen Katholik, Prostestan dan Islam, PT. Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1993, hlm. 108.

Menjelang akhir zaman bermunculan orang-orang jahat yang melawan kerajaan Allah. Tetapi akhirnya Yesus akan menghancurkan kesemuanya (2 Tes, 2:3-11). Ia datang sebagai penyelamat. Pada waktu kebangkitan pada hari kiamat maka jiwa yang sudah mati menempati kembali tubuhnya untuk selama-lamanya. Kemudian Yesus Kristus akan memperhatikan kemuliaannya. Dia akan memanggil semua orang untuk hadir di hadapannya, maka yang hadir itu terbagi menjadi dua, ialah orang-orang yang baik dan yang jahat. Orang yang baik akan mendengar suara Kristus sebagai suara kebahagiaan yang tak pernah tergambar sebelumnya, mereka merasa gembira berjumpa dengan Kristus. Sedangkan orang yang jahat nampak mengerikan karena menanggung derita yang berat, dan mereka ini akan mengalami peradilan. Yang bertindak sebagai Hakim adalah Yesus Kristus sendiri bukan Allah Bapa. Yang diadili adalah semua orang, baik yang Kristen atau bukan Kristen. Hukum utamanya adalah cinta kasih dan iman kepada Yesus dan tidak ada seorang pun yang dapat naik banding atas keputusan beliau dan keputusan itu berlaku untuk selama-lamanya. Setelah terjadinya kiamat, alam yang lama sebenarnya tidak dihancurkan melainkan diubah dalam bentuknya yang baru, menjadi alam kekudusan dengan cinta kasih Tuhan; yang ada ketika itu hanya keadilan (1 Kor. 15.27:2. Petrus, 3:13) yang bebas dari kejahatan, sunyi dari kekacauan, yang ada, kemuliaan yang kekal. Terwujudnya alam baru ini akan terjadi dengan perantaraan Yesus Kristus (1 Kor 15.27) yang merupakan alam

sebagaimana ketentuan Tuhan yang bercahaya di hadapan manusia. Setelah selesai penebusan Yesus maka keseluruhannya diserahkan kepada Allah Bapa (I. Kor. 15,24). Dari uraian di atas menunjukkan bahwa dalam agama Kristen yang bertindak sebagai Hakim dalam sistem peradilan Tuhan adalah Yesus Kristus dan bukan Allah Bapa. Sedangkan dalam agama Islam yang berindak sebagai Hakim bukanlah Nabi Muhammad saw, melainkan Allah Subhanahu Wa Taala itu sendiri yang akan mengadakan perhitungan amal seluruh makhluk ini dan tidak dengan perantaraan siapapun.3 Sementara Nabi Muhammad saw hanya dapat memohon kepada Allah untuk kebaikan para manusia di akherat yang oleh Sayyid Sabiq disebut syafaat. Safaat ini termasuk dalam golongan doa yang mustajab (dikabulkan). Di antaranya ada yang disebut syafaat uzhma (agung) dan ini hanyalah khusus bagi junjungan Nabi besar Muhammad saw sendiri. Syafaat uzhma yang beliau lakukan itu nanti ialah memohonkan Allah Taala agar segera diadakan putusan dan penetapan antara seluruh makhluk, agar mereka itu dapat beristirahat dari kesengsaraan dan kesukaran yang diderita di Padang Mahsyar, tempat mereka berhenti dan berkumpul.4 Allah Taala akan mengabulkan permohonan Nabi Muhammad saw untuk sedemikian ini.5

Sayyid Sabiq, Aqidah Islam Pola Hidup Manusia Beriman, Terj. Muhammad. Abdai Rathomy, CV. Diponegoro, Bandung, 2001, hlm. 471. 4 Sebelum manusia masuk ke surga atau ke neraka, maka terlebih dahulu manusia akan dihimpunkan di suatu tempat yang bernama Padang Mahsyar, artinya tempat berhimpun atau dinamakan Padang Mauquf, artinya tempat berhenti sementara. Pada hari itu manusia tidak ingat akan suami istri, anak, ibu/bapak, keluarga, dan sebagainya. Lihat Ny. Hj. Hadiyah Salim, Apa Arti Hidup, PT. al-Maarif, Bandung, 1988, hlm. 132. 5 Sayyid Sabiq, Op.Cit, hlm. 451.

Dari Ibnu Umar ra Nabi saw bersada:

Artinya : Sesungguhnya matahari itu akan mendekatnya pada hari kiamat, sehingga karena panasnya lalu keringat makhluk saat itu akan sampai diseparuh telinga. Di waktu mereka itu dalam keadaan yang sedemikian, mereka pun meminta tolong kepada Adam, kemudian Adam berkata: saya tidak dapat mengerjakan itu (tidak dapat memberikan pertolongan apa-apa). Selanjutnya mereka meminta tolong kepada Musa. Musa inipun berkata sebagaimana yang dikatakan oleh Adam di atas. Seterusnya mereka lalu meminta pertolongan kepada Muhammad saw, lalu memberikan syafaatnya, yaitu agar segera diadakan keputusan antara seluruh makhluk. Muhammad saw berjalan sehingga memegang lingkaran pintu surga. Di kata itulah Allah mengeruniakan untuknya maqam mahmud (kedudukan yang terpuji) yang mendapat pujian dari seluruh makhluk. (HR. Abu Daud dan Hakim) Sebagaimana telah diungkapkan di atas bahwa dalam Islam yang akan menjadi hakim dalam mengadili umat manusia adalah Allah swt, hal ini disebutkan dalam sebuah hadits yang diceritakan dari Adiey ibn Hatim r.a bahwasannya Rasullah saw bersabda :

Al-Imam Abu Daud Sulaiman Ibn asy al-Azdi as-Sijistani, Sunan Abu Daud, Tijarriyah Kubra, Kairo, 1354 H/1935 M, hlm. 699.

Artinya : Tidak seorang pun dari kamu semua pada hari kiamat itu nanti, melainkan akan diajak bicara oleh Tuhannya sendiri. Antara orang itu dengan Tuhan tidak ada perantaraannya sama sekali. Ia akan melihat ke arah kanannya, maka tidak ada yang dapat dilihat selain amalan yang sudah dilakukan. Ia lalu melihat ke arah kirinya, juga tidak ada yang dapat dilihat selain amalan yang telah dilakukan. Kemudian ia melihat ka arah mukanya, maka tidak ada yang dilihat melainkan neraka belaka yang dihadapannya itu. Oleh sebab itu hendaklah kamu semua takut kepada neraka itu, sekali pun dengan jalan bersedekah sepotong kurma (HR. Bukhari, Muslim dan at-Turmudzi) Dalam Islam dinyatakan bahwa orang Islam yang taqwa kepada Allah akan merasakan sejumlah kenikmatan surga yang tidak terhingga dan tidak biasa diukur oleh kenikmatan di dunia sebagaimana Rasulullah bersabda :

Al-Imam Abu Isa Muhammada Ibn Isa Ibn Saurah Ibn Musa Ibn ad-Dahak as-Salami at-Turmudzi, Sunan at-Turmudzi, Masriyah, Kairo, 1931, hlm. 943. 8 Syeihk al-Imam Muhyidin Abi Zakariya Yahya ibn Zakariya Yahya ibn Syarif anNawawi, Riadhus Shalihin, Dar al-Kitab al-Islami tp, tt, hlm. 704.

Artinya : Dari Jabir r.a ia berkata : Rasulullah saw bersabda : para penghuni surga makan dan minum di dalam surga, tetapi mereka tidak buang air besar, tidak buang ingus, dan juga tidak kencing. Makanan yang mereka makan menjadikan mereka serdawa dan mengeluarkan bau wangi seperti kesturi. Diilhamkan kepada mereka untuk bertasbih dan bertakbir sebagaimana diilhamkan kepada mereka untuk bernafas. (HR. Muslim) Jika dicermati paparan di atas mengisyaratkan bahwa peran Yesus Kristus dalam Kristen berbeda dengan peran Nabi Muhammad saw dalam Islam; karena itu masalah yang muncul mengapa Yesus Kristus dalam Kristen sebagai Hakim, sementara Nabi Muhammad saw dalam Islam hanya bisa memberi syafaat kepada umatnya. Dalam hubungannya dengan peran Yesus Kristus, bahwa yang dimaksud kata peran, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa.9 Maka yang dimaksud peran Yesus Kristus yaitu tindakan dan kebijakan Yesus Kristus dalam membuat putusan di Peradilan Tuhan. Sedangkan kata Christus berasal dari bahasa Latin (christus) yang berarti juru selamat atau penebus.10 Menariknya judul ini adalah karena di satu pihak Yesus Kristus sebagai putera Allah yang berarti posisinya berada di bawah Allah Bapa, tapi ketika di peradilan Tuhan ia bisa tampil sebagai hakim yang melampaui kekuasaan Allah Bapa. Sementara dalam Islam, Nabi Muhammad saw sebagai nabi akhir zaman dan penyempurna seluruh ajaran agama, namun di peradilan Tuhan nanti hanya mempunyai hak memberi syafaat, itu pun jika ada perkenan dari
9

Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, DEPDIKBUD, Balai Pustaka, Jakarta, 2002, hlm. 854. 10 Agus Hakim, Perbandingan Agama, CV.Diponegoro, Bandung, 1993, hlm. 93.

Tuhan. Oleh sebab itu harapan dari tulisan ini kiranya bermanfaat untuk menyingkap argumentasi dan implikasinya dalam kehidupan keberagamaan. Atas dasar itulah mendorong penulis mengangkat masalah ini dengan judul Peran Yesus Kristus dan Nabi Muhammad dalam Sistem Peradilan Tuhan (Studi Komparasi Islam dan Kristen). B. Pokok Permasalahan Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana peran Yesus Kristus dan Nabi Muhammad saw dalam sistem peradilan Tuhan? 2. Bagaimana implikasinya dalam kehidupan keberagamaan? C. Tujuan dan Manfaat Penulisan Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah : 1. Untuk mengetahui peran Yesus Kristus dan Nabi Muhammad saw dalam sistem paradilan Tuhan. 2. Untuk mengetahui implikasinya dari kedua ajaran itu terhadap kehidupan keberagamaan. Adapun manfaat penulisan dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Secara teoritis, yaitu untuk menambah khasanah kepustakaan fakultas ushuluddin, khususnya jurusan perbandingan agama yang pada gilirannya diharapkan dapat dijadikan studi banding oleh penulis atau peneliti lainnya.

2. Secara praktis, untuk memperluas wawasan keilmuan guna dapat menjawab permasalahan yang muncul dan berkembang di masyarakat. D. Tinjauan Pustaka Dalam penelitian di Perpustakaan Fakultas Ushuluddin tidak

ditemukan adanya judul skripsi yang sama dengan penelitian ini. Namun ada sejumlah buku yang relevan dengan judul skripsi ini di antaranya : 1. Isa dalam Quran Muhammad dalam Bible disusun oleh Hasbullah Bakry. Dalam buku ini dikemukakan dengan jelas tentang nubuat Nabi Muhammad dalam Bible dan dikemukakan pula secara detail tentang kedudukan Isa dalam al-Quran. Dalam kaitannya dengan nubuat, nabi Muhammad diterangkan secara jelas demikian pula kedudukan Isa dikemukakan secara panjang lebar dengan rujukan al-Quran dan Bible 2. Islam dan Kristen Dalam Dunia Modern disusun oleh Muhammad Fazlur Rahman Ansari. Dalam karya, penulis buku itu menandaskan, banyak yang melihat Islam termasuk Kristen, dengan sudut pandang yang salah. Islam dianggap sebagai paham Muhammad dengan ajaran kekerasan dan tidak masuk akal serta pandangan yang menghina dan memojokkan Islam. Dalam buku ini penulisnya telah membahas secara terbuka dengan menunjukkan bukti-bukti bagaimana Islam yang disebarkan oleh Muhammad dan Kristen oleh Isa sesungguhnya. 3. Islam dan Kebenaran Yesus, karya Muhammad Ali Alkhuli, diterjemahkan oleh Suherman Rosyidi. Menurutnya Yesus atau Nabi Isa dalam tradisi Islam adalah pribadi yang amat menarik. Banyak silang pendapat antar

10

tiga agama besar dunia, yakni Yahudi, Kristen dan Islam, mengenai beliau, kelahirannya, hidupya dan bahkan ketika nanti menjadi hakim dalam sistem peradilan Tuhan. Buku ini mengungkap fakta-fakta mengenai Yesus Kristus dan Nabi Muhammad. 4. Kristologi Qurani Telaah Kontekstual Doktrin Kekristenan dalam alQuran disusun oleh Hasyim Muhammad. Penulis buku ini berupaya mengambil jalan tengah, dengan mengkaji teks al-Quran tentang ayat-ayat kekristenan dan mendialogkannya dengan teks-teks kekristenan tersendiri. 5. Maria Yesus dan Muhammad, hasil karya Bey Arifin. Dalam buku ini dikemukakan tentang ketika manusia suci tersebut berdasarkan ayat-ayat kitab suci al-Quran dan Hadits Nabi Muhammad saw. Dengan membaca riwayat dan keterangan tersebut, maka penulis buku ini berupaya hendak menghilangkan kesalah pahaman tentang kedudukan Yesus Kristus dan Nabi Muhammad. 6. Pengaruh Kristen Orientalis Terhadap Islam Liberal. Hasil karya Adnin Armas. Dalam buku ini dikemukakan tentang bagaimana ajaran Kristen menyikapi pandangan-pandangan Islam dan bagaimana pandangan Islam tentang Kristen termasuk di dalamnya diungkap tentang manusia yang menyebarkan kedua agama itu. 7. Perbandingan Agama Bagian Agama Masehi hasil karya ahmad syalabi dan diterjemahkan oleh Fuad Muhammad Fahruddin. Dalam karyanya Ahmad Syalabi mengungkapkan panjang lebar tentang Isa Almasih menurut pandangan Islam dan agama masehi menurut pandangan Islam.

11

Dari uraian di atas, maka perbedaan antara penelitian ini dengan sumber-sumber yang telah dikemukan di atas yaitu, penelitian yang terdahulu hanya mengungkapkan Yesus Kristus dalam pandangan Kristen. Sementara penelitian yang sekarang ini sifatnya komparasi antara Yesus Kristus disatu pihak dengan Nabi Muhammad dilain pihak dalam sistem Peradilan Tuhan baik dalam perspektif Kristen maupun Islam. E. Metode Penelitian Dalam metode penelitian, digunakan beberapa metode sebagai berikut : 1. Sumber data a. Data primer, yaitu Kitab suci al-Quran, hadits dan Kitab Suci Injil. b. Sumber sekunder, yaitu sejumlah kepustakaan yang ada relevansinya dengan judul di atas baik langsung maupun tidak langsung.

Pengambilan kepustakaan didasarkan pada otoritas keunggulan pengarangnya dibidang masing-masing. 2. Teknik pengumpulan data Menurut Sumadi Suryabrata, kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambil data atau alat pengukurnya.11 Berpijak dari keterangan tersebut, penulis menggunakan teknik liberary research yaitu suatu riset kepustakaan.12
11

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998,

hlm. 84. Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 1986, hlm. 21-22. Cf. Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, 1988, hlm. 51. Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid 1, Andi, Yogyakarta, 2001, hlm. 9. Winarno Surakhmad, Paper, Skripsi, Tesis, Disertasi, Tarsito, Bandung, 1981, hlm. 17, Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Research Sosial, Alumni, Bandung, 1986, hlm. 28.
12

12

3. Teknik pengolahan data Mengolah data berarti menimbang, menyaring, mengatur dan mengklasifikasikan.13 Maka dalam konteksnya dengan judul skripsi di atas, terhadap data-data yang bersifat dokumenter atau liberary research, penulis gunakan analisis data kualitatif yaitu data yang tidak bisa diukur/dinilai dengan angka secara langsung.14 4. Teknik analisis data Analisis data adalah proses menyusun data agar data tersebut dapat ditafsirkan.15 Penulis menggunakan metode deskriptif, di maksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan, atau gejala-gejala lainnya.16 Dengan demikian penulis akan menggambarkan, atau memaparkan konsep ajaran Kristen dan Islam tentang peran Yesus Kristus dan Nabi Muhammad SAW dalam sistem peradilan Tuhan. Dengan demikian digunakan pula metode komparasi, yaitu

membandingkan kedua ajaran itu dalam menyikapi sistem peradilan Tuhan. Dari perbandingan tersebut diharapkan dapat ditemukan perbedaan dan persamaan yang pada akhirnya akan diketahui implikasinya dalam kehidupan keberagamaan (digunakan metode komparasi). Dari hasil deskripsi dan komparasi, diharapkan dapat menjawab rumusan masalah di atas dengan jelas. F. Sistematika Penulisan Agar skripsi ini dapat mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan,
13 14

Ibid, hlm. 76. Tatang M. Amirin, Menyususn Rencana Penelitian, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995, hlm. 134. 15 H. Dadang Kahmad, Metode Penelitian Agama, CV Pustaka Setia, Bandung, 2000, hlm. 102. 16 Soerjono Soekanto, Op.Cit, hlm. 10. Cf. Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1993, hlm. 63.

13

maka disusun sistemtatika sedemikian rupa secara sistematis yang terdiri dari lima bab yang masing-masing menampakkan karakteristik yang berbeda namun dalam satu kesatuan yang saling melengkapi dan berhubungan. Bab pertama, berisi pendahuluan yang meliputi: latar belakang; pokok permasalahan; tujuan dan manfaat penulisan; tinjauan pustaka; metode penulisan; sistematika penulisan. Dalam bab pertama ini tampak

penggambaran isi skripsi secara keseluruhan namun dalam satu kesatuan yang ringkas dan padat guna menjadi pedoman untuk bab kedua, ketiga, bab keempat, dan bab kelima. Bab kedua, berisi tentang peran Yesus Kristus dalam sistem peradilan Tuhan yang meliputi falsafah ketuhanan dalam Kristen; Yesus Kristus dalam Kristen; Yesus Kristus dalam sistem peradilan; surga dan neraka. Bab ketiga, berisi tentang peran Nabi Muhammad saw dalam sistem peradilan Tuhan yang meliputi falsafah ketuhanan dalam Islam; Nabi Muhammad saw dalam Islam; Nabi Muhammad saw dalam sistem peradilan; surga dan neraka. Bab keempat, yang berisi tentang analisis peran Yesus Kristus dan Nabi Muhammad saw dalam sistem peradilan. Bab kelima, dalam menyusun bab kelima, penulis bertitik tolak pada uraian bab pertama, kedua, ketiga dan analisis pada bab keempat dan kemudian merujuk pada rumusan masalah. Kemudian dilanjutkan dengan saran-saran dan penutup. Dengan demikian keseluruhan isi skripsi tergambar secara jelas dan padu yang satu sama lainnya merupakan mata rantai.

DAPATKAN SKRIPSI LENGKAP DENGAN SMS KE 08970465065 KIRIM JUDUL DAN ALAMAT EMAIL SERTA KESIAPAN ANDA UNTUK MEMBANTU OPRASIONAL KAMI

14

GANTI OPRASIONAL KAMI 50rb SETELAH FILE TERKIRIM SITUS: http://www.lib4online.com/p/bentuk-file.html

Anda mungkin juga menyukai