Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Di tengah-tengah era informasi bermunculan lembaga-lembaga pendidikan mulai dari yang sederhana sampai pada taraf bergengsi. Selaras dengan kehidupan yang makin kompetitif, maka seiring dengan itu diupayakan oleh berbagai pihak untuk melahirkan pendidikan yang beroreintasi pasar. Pendikan yang dimaksud bisa berbentuk formal maupun informal. Namun di tengah itu semua ada bagian yang lepas dari pengamatan yaitu pembinaan anak sejak dini akan kecintaan dan kemampuan baca tulis alQuran belum mendapat perhatian serius, terutama dari keluarga yang kurang memahami arti perkembangan anak untuk hari ini dan yang akan datang. Berangkat dari keterangan itu, maka terdorong bagi peneliti untuk meneliti sebuah kegiatan proses pembinaan terhadap anak melalui sarana TPQ yang kadang disebut pula TKA dan istilah lainnya. Taman kanak-kanak Al-Quran (TKA) adalah lembaga pendidikan dan pengajaran Al-Quran untuk anak usia TK. Sedang taman pendidikan AlQuran (TPQ) adalah lembaga pendidikan dan pengajaran Al-Quran untuk anak usia SD.1 TKA-TPQ sebenarnya merupakan pengajian anak-anak yang

Akhir-akhir ini ada beberapa istilah yang berkembang di tengah-tengah masyarakat untuk memberi nama pada lembaga pendidikan semacam ini. Misalnya ada yang memberi nama dengan MDA (Madrasah Diniyah Al-Quran), TPQ (Taman Kanak-kanak Al-Quran), TPA (Taman Kanak-kanak Al-Quran), TPA (Taman Kanak-kanak Al-Quran), TA (Taman al-Quran), BBA (Bimbingan Baca Al-Quran), SPA (Sanggar pendidikan Al-Quran), LPQ

dikelola secara profesional, untuk itu TKA-TPQ bisa didirikan oleh siapa saja, baik perorangan, organisasi, atau lembaga apapun.2 Peranan mahasiswa sebagai pencetus kesadaran masyarakat luas akan problema yang ada, menumbuhkan kesadaran untuk menerima sebuah perubahan. Cetusan kesadaran ini biasanya beranjak dari keresahan sosial yang ditangkap mahasiswa sebagai suara hati nurani rakyat. Selanjutnya perlu disatukan dalam satu format gerakan untuk menyalurkannya pada berbagai kalangan guna merealisasikan apa yang sebenarnya diinginkan masyarakat.3 Kata mahasiswa menunjuk pada orang yang menuntut ilmu secara formal di perguruan Tinggi. Kata maha yang terletak di depan kata siswa menunjukkan superioritas. Dengan demikian mahasiswa mempunyai

pengertian pencari atau penuntut ilmu yang harus memiliki sifat superioritas.4 Mahasiswa sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial mempunyai peran besar terhadap perubahan suatu masyarakat, yang memikirkan keadaan generasi yang akan datang, generasi yang mengalami perubahan dan generasi yang mampu membina umat. Keberadaan mahasiswa dalam masyarakat menjadi sangat penting karena membawa perubahan-perubahan besar yang dianggap banyak
(Lembaga Pendidikan Al-Quran) dan sebagainya. Perbedaan-perbedaan ini bukanlah hal yang prinsip, namun yang penting adalah mempunyai misi dan tujuan yang sama. Balai Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengajaran Baca Tulis AL-Quran, Pedoman Pengelolaan, Pembinaan dan pengembangan, LPT Nasional, Team Tadarus AMM Yogyakarta, 1995, hlm. 20. M. Yulianto, S.Sos, HMI Pluralisme dan Demokrasi, Badko HMI Jawa Tengah, 1997-1999, Semarang 2000, hlm. 35-36. 4 Orientasi Keagamaan IAIN Walisongo, 1999/2000, Materi Orientasi Keagamaan Bagi Mahasiswa Baru IAIN Walisongo Tahun Akademik 1999/2000, IAIN Walisongo Semarang, 1999, hlm. 16.
3 2

mempengaruhi keadaan masa depan terkait pembinaan lingkungan tempat mahasiswa bertempat tinggal. 5 Mahasiswa adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk individu ia membutuhkan apa yang dinamakan eksistensi individual, peran, harga diri bahkan aktualisasi dirinya. Sebagai makhluk sosial membutuhkan interaksi dan komunikasi dengan orang lain dalam rangka mengaktualisasikan dirinya maupun mencapai cita-cita yang diinginkannya. Sejarah telah mencatat kontribusi besar dari kaum terdidik mahasiswa dalam arus besar perubahan di berbagai belahan dunia ini. Dalam konteksnya dengan peranan mahasiswa dalam pembinaan TPQ bahwa peran mahasiswa dalam perjalanan sebuah organisasi seperti TPQ seakan-akan menjadi penggerak utama yang ditunggu-tunggu. Dalam hal ini gerakan mahasiswa di dalam membina TPQ merupakan ekspresi intelektual sekelompok anak muda sebagai tanggung jawab sosialnya di tengah masyarakat. TPQ sebagai sebuah kegiatan mulia, menitik beratkan pada aspek pembinaan yang sudah barang tentu berbeda dengan pengertian pendidikan dan pengajaran. Pembinaan berasal dari kata dasar bina yang berarti usaha tindakan yang berdaya guna dan berhasil guna untuk tercapai hasil yang lebih baik, pembinaan berasal dari kata bina.6 Pembinaan dimaksudkan

Asnawi Latief, dkk, Membina Kemaslahatan keluarga, Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdatul Ulama dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, jakarta, 1982, hlm. 17. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2002, hlm. 152
6

menemukan konsep-konsep pikiran untuk dijadikan sarana dalam kelanjutan dan perkembangan bermasyarakat. Arti kata pembinaan mempunyai arti menurut bahasa berasal dari kata dasar bina yang berarti (1) proses, perbuatan, cara membina, (2) perubahan penyempurnaan, (3) usaha tindakan kegiatan yang berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik.7 Proses pembinaan sebenarnya telah berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan sosial budaya manusia di permukaan bumi.8 Pembinaan itu mempunyai perbedaan dengan pengajaran, dan pendidikan. Dalam bahasa Arab ada beberapa istilah yang dipergunakan untuk menunjukkan pengertian pendidikan antara lain: at-talim, yang berarti Pengajaran; at-tadib, yang berarti pendidikan yang bersifat khusus; attarbiyah, yang berarti pendidikan.9 Shalih Abdul Aziz sebagaimana dikutif oleh Asnelly Ilyas menyatakan bahwa at-tarbiyah mempersiapkan dan mengarahkan potensi seseorang agar dapat tumbuh dan berkembang. Attarbiyah mempunyai pengertian umum yang meliputi aspek pendidikan jasmaniyah, aqliyah, khuluqiyah, dan ijtimaiyah. Sementara at-talim dimaksudkan hanya memindahkan ilmu dari guru kepada murid. At-talim terbatas terbatas pada pemindahan pengetahuan.10 Sedang pembinaan di
7

Ibid, hlm. 117.

Tim Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel di Malang, Sejarah Pendidikan Islam, Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama /IAIN di Jakarta Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1984/1984, hlm. 8-14.
9

Asnelly Ilyas, Mendambakan Anak Saleh, cet 4, al-Bayan, Bandung, 1997, hlm. 20. Ibid, hlm. 22

10

samping bersifat pendidikan juga mengandung aspek yang lebih dalam yaitu aspek pembenahan mental dari mentalitas yang sudah baik menuju kepada yang lebih baik dan bisa juga ditujukan untuk pemulihan mental karakter.11 Dari keterangan di atas bahwa pembahasan skripsi ini di arahkan pada aspek pembinaannya bukan pendidikan dan pengajaranya. Atas dasar itu maka peneliti mengangkat tema ini dengan judul Peran Mahasiswa IAIN

Walisongo Dalam Pembinaan TPQ Di Lingkungan Kampus (Aspek Akidah)


B. Pokok Permasalahan Permasalahan merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa saja yang ingin kita carikan jawabannya. 12 Bertitik tolak pada keterangan itu, maka yang menjadi pokok permasalahan: Bagaimana peranan mahasiswa IAN Walisongo dalam pembinaan TPQ di lingkungan kampus dalam bidang akidah? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui peranan mahasiswa IAIN dalam pembinaan TPQ di lingkungan kampus dalam bidang akidah Adapun manfaat penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

11

Ibid

Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1993, hlm. 312.

12

1. Secara teoritis, yaitu untuk menambah khazanah kepustakaan fakultas ushuluddin di samping itu diharapkan dapat dijadikan studi banding oleh peneliti lainnya 2. Secara praktis, untuk memperluas wawasan keilmuan guna dapat menjawab permasalahan yang muncul dan berkembang di masyarakat. D. Tinjauan Pustaka Dalam penelitian di Perpustakaan Ushuluddin, sepanjang pengetahuan peneliti ada dua skripsi yang judulnya hampir mirip dengan judul skripsi ini. Kedua skripsi yang di maksud dikemukakan di bawah ini: 1. Skripsi yang berjudul Pengaruh Perhatian Orang tua Terhadap Prestasi Belajar Membaca Al-Quran Santri TPQ Nurul Anam Kranji Kecamatan Kedung Wuni Kabupaten Pekalongan Tahun 2001/2002 disusun oleh Siti Zuhrotun Nisa (4198013). Di antara kesimpulan skripsi tersebut yang ada hubungannya dengan judul di atas yaitu bahwa peran orang tua sangat besar dalam membimbing, dan mengarahkan putra putrinya untuk meningkatkan prestasi mereka khususnya dalam prestasi belajar membaca Al-Quran. Tanpa perhatian besar dari orang tua, maka anak akan bersikap masa bodoh terhadap kemampuannya membaca al-Quran. 2. Skripsi yang berjudul Studi Komparatif Efektifitas dan Keberhasilan Pembelajaran Al-Quran Antara TPQ Sabilul Huda Karanganyar Cepiring Yang menggunakan Metode Qiroati Dengan Siswa Pengajian Mushalla Miftakhul Ulum Kali Rejo Kangkung Yang Menggunakan Metode Baqhdadiyah disusun oleh H. Ahmad Muadis (4198043).

Peneliti skripsi tersebut dalam temuannya yaitu membandingkan antara efektifitas pembelajaran Al-Quran yang menggunakan metode Qiroati dan efektifitas pembelajaran Al-Quran yang menggunakan metode Baqhdadiyah, sehingga dapat diketahui mana yang lebih efektif dari keduanya dari hasil penelitian. Sedangkan yang membedakan antara skripsi yang disebutkan di atas dengan penelitian saat ini adalah skripsi yang pertama titik berat kajian yaitu memfokuskan pada peran orang tua daslam mendidik anak. Sementara skripsi yang kedua kajiannya bersifat komparasi diseputar kelebihan dan kekuarangan dari kedua metode. Sedangkan penelitian ini dititik beratkan pada peran mahasiswa IAIN Walisongo dalam pembinaan TPQ. E. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan data..13 Maka dalam hal ini peneliti menggunakan metode sebagai berikut : 1. Sumber data Adapun sumber data yang digunakan terdiri dari:
14

a. Sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari lapangan yaitu TPQ di Lingkungan Kampus IAIN Walisongo Semarang.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002, Cet. 12, hlm. 194. C.f. Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Telaah Positivistik Rasionalistik, Phenomenologik Realisme Metaphisik, Yogyakarta: Rake Sarasin, 1992, Cet. 4, hlm. 15. Moh. Nazir, Metode Penelitian, Indonesia: Ghalia 1985, Cet. 4, hlm. 51. Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian-Penelitian Ilmiah, Edisi 7, Bandung: Tarsito, 1989, hlm. 134, 163.
14

13

Di antaranya: TPQ al-Wahdah yang berada di lingkungan Kampus I (satu), TPQ al-Falah di BPI yang berada di lingkungan Kampus II (dua), TPQ Bina Insani yang berada di lingkungan Kampus III. Adapun sebabnya memilih penelitian di lokasi tersebut sebagai berikut: pertama, karena keterbatasan waktu dan biaya; kedua, lembaga tersebut telah memiliki struktur kepengurusan dan manajemen yang jelas. b. Sumber data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan yang ada relevansinya dengan penelitian ini, seperti bukubuku, majalah, skripsi, tesis, disertasi dan laporan-laporan ilmiah lainnya. 2. Metode pengumpulan data Dalam mengumpulkan data digunakan data teoritik berupa sejumlah kepustakaan, kemudian didukung oleh penelitian lapangan dengan

menggunakan teknik: a. Teknik wawancara (interview) yaitu berupa komunikasi langsung dengan responden dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan. Responden yang dimaksud adalah Mahasiswa yang mendidik di TPQ, anak-anak TPQ di lingkungan Kampus IAIN Walisongo Semarang. Dengan demikian teknik sampling yang digunakan yaitu teknik non random sampling dengan jenis purposive sampel, artinya pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat

tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut

dengan ciri-

ciri/sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.15 b. Teknik angket, yaitu pengumpulan data melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari sumber data yang berupa orang (responden).16 3. Metode pengolahan data Setelah data terkumpul, kemudian peneliti mengadakan pemeriksaan atau penelitian kembali terhadap hasil-hasil data yang diperoleh apakah data tersebut sudah cukup (editing). Dari data yang telah diperiksa kembali, selanjutnya memberi tanda atau kode pada data tersebut (koding). Kemudian data tersebut disusun atau diletakkan dalam bentuk tabel (tabulasi data).17 4. Metode analisis data Dalam menganalisis data, digunakan pendekatan analisis data kualitatif yaitu menganalisis data dengan tidak menggunakan pendekatan angka-angka statistik atau dengan kata lain sebagai dikemukakan Soerjono Soekanto, penelitian kualitatif sebenarnya merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan, dan perilaku nyata.18
15

Marzuki, Metodologi Riset, Yogyakarta: BPFE-UII, 1986, Cet. 4, hlm. 45. lihat, Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, Yogyakrta: Andi, 2001, hlm. 82. Sanapiah Faisal, Dasar dan Teknik Menyusun Angket, Usaha Nasional, Surabaya, 1981, hlm. 2 17 Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1997, hlm. 270-282. Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press), 1986, hlm. 32.
18 16

10

Adapun dalam metode penelitian ini digunakan pendekatan metode deskriptif sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan/melukiskan keadaan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
19

Demikian

pula peneliti gunakan cara berpikir ilmiah yang berangkat dari kesimpulan yang umum menuju kepada yang khusus (metode deduktif), dan sebaliknya mengurai dari yang khusus menuju pada kesimpulan umum (metode induktif). Dalam hal ini metode deduktif diaplikasikan dalam bab kedua dan bab ketiga, sedang metode induktif diterapkan dalam bab keempat. F. Sistematika Penulisan Bab pertama berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah; pokok permasalahan; tujuan dan manfaat penelitian; tinjauan pustaka; metode penelitian; sistematika penulisan. Bab kedua berisi tinjauan umum tentang TPQ dan mahasiswa yang meliputi tinjauan umum tentang TPQ, dan tinjauan umum tentang mahasiswa. Tinjauan tentang TPQ (istilah taman, pendidikan dan kata al-Quran; sejarah TPQ, tujuan dan target TPQ). Sedangkan tinjauan umum tentang mahasiswa meliputi (pengertian mahasiswa, peran dan fungsi mahasiswa). Bab ketiga berisi tentang peran mahasiswa IAIN Walisongo Semarang dalam pembinaan TPQ meliputi: mahasiswa IAIN dalam pembinaan TPQ terdiri dari (peran mahasiswa IAIN dalam pembinaan TPQ; sejarah singkat
19

Hadari Nawawi, Mimi Martini, Penelitian Terapan, Yogyakarta: Gajah University, Press, Cet. II, hlm. 73.

11

IAIN Walisongo; Tugas pokok, fungsi dan jati diri IAIN Walisongo). sedangkan hubungan pembinaan TPQ di lingkungan kampus dengan akidah meliputi: (ruang lingkup akidah; hubungan pembinaan TPQ dengan akidah) Bab keempat berisi tentang Analisis yang meliputi fasilitas pembinaan TPQ sekitar kampus, peran mahasiswa IAIN Walisongo dalam pembinaan TPQ terhadap para santri dan hubungan pembinaan TPQ di lingkungan kampus dengan akidah Bab kelima, dalam menyusun bab kelima, penliti bertitik tolak pada uraian bab pertama, kedua, ketiga dan analisis pada bab keempat, sehingga sampailah pada kesimpulan, saran-saran dan penutup. Dengan demikian keseluruhan isi skripsi tergambar secara jelas dan kohesi (padu).

12

13

14

DAPATKAN SKRIPSI LENGKAP DENGAN SMS KE 08970465065 KIRIM JUDUL DAN ALAMAT EMAIL SERTA KESIAPAN ANDA UNTUK MEMBANTU OPRASIONAL KAMI GANTI OPRASIONAL KAMI 50rb SETELAH FILE TERKIRIM SITUS: http://www.lib4online.com/p/bentuk-file.html

Anda mungkin juga menyukai