Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Di dalam Al-Quranul karim banyak cerita-cerita atau kisah-kisah tentang keadaan umat-umat masa silam, yang sengaja dikemukakan untuk memberikan pelajaran dan menampilkan peran pendidikan bagi pembacanya atau orang yang mendengarnya. Ciri khas cerita-cerita Al-Quran itu adalah ia selalu bersifat benar adanya, kejadian yang sesungguhnya, begitu pula isi yang terkandung di dalamnya serta pemusatan pada tujuan yang diinginkan dari cerita tersebut. Cerita-cerita al-Quran itu mempunyai tujuan pendidikan, yaitu membentu individu-individu atau masyarakat manusia dengan nilai keislaman. Ia mendidik manusia untuk semata-mata beriman kepada Allah SWT dan rela terhadap qadha dan qadar-Nya. Ia juga menyediakan bagi orang-orang yang membaca dan mendengarnya dengan sejumlah pengetahuan dan hakikat-hakikat yang mengandung pelajaran dalam pelajaran hidup mereka dan dalam pergaulan dengan orang lain. Dengan demikian setiap pribadi akan menjalankan perannya secara baik dalam masyarakat yang baik.1 Sebagaimana dikatakan Syeikh Muhammad Abduh : Bahwa sesungguhnya cerita Nabi-nabi dan umat-umat yang tercantum dalam Al-Quranul Karim tidaklah dimaksudkan semata-mata untuk merangkaikan kejadian-kejadian secara kronologis, melainkan yang dimaksudkan adalah untk menjadi iktibar pelajaran dan nasehat dengan menjelaskan nikmat-nikmat dan sebab-sebab yang berkaitan dengannya, supaya orang mencarinya dan menjelaskan kutukan dan sebabsebabnya dan supaya manusia menjauhkan diri dari padanya. Apabila tujuan penyajian ceruta itu demikian, maka mudah dan pantaslah susunan kejadiankejadian dalam Al-Quran lebih cocok untuk mendidik dan lebih berkesan.2
1

Muhammd Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Pendidikan Agama Islam,IAIN Jakarta, Jakarta, 1985, hlm. 69-70.
2

Ibid, hlm. 70. 1

Untuk mencapai tujuan pendidikan sepeti yang ada dalam Al-Quran dan di antaranya telah dipaparkan dalam kisah-kisah, maka tidak lepas dari muatan materi pendidikan, guru dan metode. Penguasaan materi bagi guru merupakan hal yang sangat menentukan, khususnya dalam proses belajar mengajar yang melibatkan guru mata pelajaran, oleh karena itu diperlukan guru yang profesional yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dengan maksimal.3 Selanjutnya dalam keterkaitan dengan pendidikan pada umumnya atau pendidikan agama Islam metode sangat penting, metode berperan sebagai jalan untuk menanamkan pengetahuan agama pada diri seseorang, sehingga terlibat dalam pribadi obyek sasaran, yaitu pribadi Islam. Selain itu metode, dapat pula membawa arti sebagai cara untuk memahami, menggali dan mengembangkan ajaran Islam, sehingga terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.4 Tanpa metode, suatu materi pelajaran tidak akan dapat berproses secara efisien dan efektif dalam kegiatan belajar mengajar menuju tujuan pendidikan. Metode pendidikan yang tidak tepat guna akan menjadi penghalang kelancaran jalannya proses belajar mengajar, sehingga banyak tenaga dan waktu terbuang sia-sia. Oleh karena itu metode yang diterapkan seorang guru, baru berdaya guna dan berhasil jika mampu digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.5 Banyaknya metode yang ditawarkan para ahli sebagaimana dijumpai dalam buku-buku pendidikan lebih merupakan usaha mempermudah atau mencari jalan paling sesuai dengan perkembangan anak dalam menerima pelajaran. Namun menurut Al-Quran harus bertolak dari pandangan yang tepat terhadap manusia yang dapat dididik melalui pendekatan jasmani, jiwa dan akal pikiran. Karena itu Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1995, hlm. 15. Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. I, Logos Wacana Ilmu, Jakarta, 1997, hlm. 91-92. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Indisipliner, Dunia Aksara, Jakarta, 1997, hlm. 197.
5 4 3

Al-Quran menawarkan berbagi pendekatan dan metode dalam pendidikan, yakni dalam menyampaikan materi pendidikan. Metode tersebut yaitu metode, teladan, metode kisah atau cerita, metode nasihat, metode pembiasaan, metode hukuman dan ganjaran, metode ceramah (khotah) dan metode diskusi.6 Metode kisah mengandung arti suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran dengan menuturkan secara kronologis tentang bagaimana terjadinya sesuatu hal baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan saja. Metode kisah merupakan salah satu metode yang mashur dan terbaik, sebab kisah ini mampu menyentuh jiwa jika didasarkan oleh ketulusan hati yang mendalam.7 Secara psikologis metode cerita (kisah) bermakna reinforcement (penguatan) kepada seseorang untuk bertahan uji dalam berjuanng melawan keburukan.8 Sebagaimana cerita dalam Al-Quran khusus bagi Nabi SAW adalah untuk menguatkan tekad Nabi dalam perjuangan melawan musuh-musuh beliau (kaum kafir dan musyrikin), namun kadang-kadang juga memberikan pengantar, mendorong orang agar seseorang mengikuti atau menjauhi perilaku tertentu. Kisah atau cerita sebagai suatu metode pendidikan ternyata mempunyai daya tarik yang menyentuh perasaan. Islam menyadari sifat alamiah manusia untuk menyenangi cerita itu, dan menyadari pengaruhnya yang besar terhadap perasaan. Oleh karena itu Islam mengekploitasi cerita tersebut untuk dijadikan salah satu metode pendidikan. Bertolak dari argumentasi di atas dikatakan bahwa kisah sangat penting digunakan dalam pelaksanaan pendidikan, sebab dapat mempengaruhi bahwa menarik pendengar atau penghayat kiasah untruk bersikap, berpendirian, bahkan berprilaku sebagaimana yang dikehendaki kisah. Dengan demikian kisah tersebut dapat membentuk meimanan, moral, spiritual, dan sosial bagi anak, sebagai akhir dari tujuan pendidikan Islam.
6

Abuddin Nata, Op. Cit, hlm. 94.

Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Pers, Jakarta, 2002, hlm. 160.
8

M. Arifin, Op. Cit. hlm. 215.

Dalam Al-Quranbanyak memuat ayat-ayat tentang kisah, dalam kisah tersebut merekam peristiwa-peristiwa terpenting yang pernah dialami oleh umat manusia. Rekaman peristiwa tersebut dimaksudkan untuk mengingatkan manusia terhadap perilakunya dan dijadikan pelajaran dalam menjalani hidup. Selain itu juga ayat-ayat tentang kisah dalam al-Qu4ran berfungsi untuk memberikan pedoman atau tuntutan hidup bagi manusia. Hal ini sesuai dengan fungdsi alQuran itu sendiri, yaitu dalam al-Quran surat al-Jatsiyah ayat 20 Allah Swt menjelaskan:

)02 : (
Artinya : Al-Quran adalah pedoman bagi umat manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini (QS Al-Jatsiyah : 20).9 Diantara ayat-ayat al-Quran yang berisi kisah yaitu surat al-Baqarah ayat 30-39, ayat ini menceritakan manusia yang telah diberi kedudukan yang mulia dan diangkat derajatnya oleh Allah Swt serta diberi kekuasaan (kognitif). 10 Pada sutar lukman ayat 12-19, ayat ini menceritakan kisah lukman ketika menberikan pelajaran kepada anaknya (afektif).11 Dan surat Shad ayat 30-35, ayat ini menceritakan Nabi Sulaiman dan Daud sebagai hamba terbaik serta memberikan karunia kepada nabi Sulaiman berupa sebuah kerajaan yang megah (psikomotorik).12 Cerita atau kisah-kisah dalam al-Quran yang mengandung banyak pelajaran, hikmah ini sangat penting untuk pembentukan sikap atau perilaku yang diajarkan anak sesuai dengan pendidikan Islam. Sehingga apabila diposisikan sebagi materi dalam pendidikan islan yang disampaikan dengan materi Al-Quran, Surat Al-Jatsiyah Ayat 20, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsiran Al-Quran, Al-Quran dan Terjemahnya, Depag RI, 1992. hlm. 421.817. Salman Harun, Sistem Pendidikan Islam, Cet. 2, PT. Al-Maarif, Bandung, 1988, hlm. 352-353. Shaleh Al-Khalidy, Kisah-kisah Al-Quran Pelajaran dari Orang-orang Dahulu, Jilid 3, Gema Insani, Jakarta, 1999, hlm. 131-132.
12 11 10 9

Salman Harun, Op.cit, hlm. 357.

kisahmaka sangat efektif untuk menarik perhatian anak dan merangsang otaknya agar bekerja dengan baik. Metode ini dianggap yang terbaik dari cara-cara lain dalam menpengaruhi pola pikir anak. Karena dengan mendengar cerita anakmerasa senang sekaligus menyerap nilai-nilai pendidikan tanpa merasa dijejali. Cara seperti ini telah dicontohkan oleh Rosulullah Saw sejak dulu, beliau sering kali bercerita tentang kisah kaum-kaum terdahulu agar dapat diambil hikmah dan pelajaran.13 Berdasarkan dengan hal tersebut diatas, maka penulis bermaksud untuk mengkaji lebih dalam kajian materi ini dalam bentukmskripsi dengan judul : Metode Kisah dalam Al-Quran dan Aplikasinya terhadap Pendidikan Islam Bagi Anak.

B. Alasan Pemilihan Judul Adapun yang menjadi alasan pemilihan judul dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. pentingnya metode kisah sebagai salah satu metode dalam pendidikan Islam untuk menyampaikan informasi dan pelajaran, sehingga tercapai suatu pendidikan tujuan pendidikan Islam. 2. Kisah dalam Al-Quran yang banyak memuat tentang peristiwa-peristiwa umat manusia masa lampau dapatn diambil hikmah dan pelajaran pada masa sekarang ini sangat efektif untuk membentuk sekap dan perilaku anak yang merupakan bagian integral dari tujuan pendidikan, sehingga penting untuk diketahui terutama bagi aplikasinya dalam pendidikan Islam. 3. Mengekploitasi dan menggali lebih dalam tentang metode kisah dalam AlQuran sebagai metode atau tehnik dalam pendidikan Islam. C. Penegasan Istilah Agar tidak terjadi ketidak salahpahaman dalam menginterpretasikan beberapa istilah, maka perlu adanya penegasan istilah-istilahnya :

Muhammad Nur Abdul Hafizh, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, Terj. Al-Bayan, Kuwait, 1984, hlm. 301.

13

1. Metode kisah a. Metode Menurut etimologi istilah metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.14 Sedangkan dalam kamus pendidikan metode adalah cara dan prosedur melakukan suatu kegiatan bahan yang dipelajari, yang secara bertahap mengarah kepenguasaan seluruh bahan yang bersangkutan.15 b. Kisah atau cerita berarti : 1) Tuturan yang menbentangkan bagaimana terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian, dan sebagainya). 2) Karangan yang menuturkan perbuatan Pengalaman, atau penderitaan orang, kejadian dan sebaginya (baik yang sungguh-sungguh terjadi maupun yang hanya rekaan belaka).16 Jadi yang dimaksud dengan metode kisah berarti suatu cara dalam menyampaikan materi pejajaran dengan menuturkan secara kronologis tentang bagaimana terjadinya suatu hal baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan saja. 2. Aplikasi Aplikasi artinya penggunaan dan penerapan.17 Yang dimaksud aplikasi dalam kontek ini adalah penerapan metode kisah dalam proses pendidikan Islam pada anak. 3. Pendidikan Islam Pendidikan Islam dalam bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut
14

Armai Arief, Op.cit, hlm. 40.

St. Vembriarto, et.al, Kamus Pendidikan, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 1994, hlm. 37. Anton M. Moeliono, et.al, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1993, hlm. 165.
17 16

15

Ibid, hlm. 46.

ukuran-ukuran Islam. Kepribadian utama yang dimaksud adalah kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai Islam dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.18 4. Anak Dalam kamus bahasa indonesia anak adalan nama panggilan atau sebagai kata penghormatan.19 Sedangkan usia anak masa sekolah menurut Sunarto, yaitu usia enam sampai dua belas tahun.20 Dengan demikian yang dimaksud dengan judul di atas adalah suatu kajian tentang metode kisah dan bagaimana penerapannya dalam proses pendidikan bagi anak dalam Islam menurut konsep atau gagasan umum yang ada dalam Islam. Yaitu bagaimana penerapan metode kisah dalam upaya membimbing dan membentuk kepribadian anak yang mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, sehingga ia

mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan di dunia-akhirat, sebagai tujuan yang palinga akhir dari pendidikan Islam.

D. Rumusan Masalah Adapun yang menjadai pokok masalah dari pembahasan skripsi ini adalah: 1. Apa metode kisah dalam pendidikan Islam ? 2. Bagaimana metode kisah dan paparan kisah dalam Al-Quran ? 3. Bagaimana aplikasi metode kisah dalam pelaksanaan pendidikan Islam bagi anak ?

E. Tujuan Penulisan Adapun yang menjadi tujuan penulisan skripsi ini adalah : Nur Uhbiyati dan Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. 1, Pustaka Setia, Bandung, 1997, hlm. 9. WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1976, hlm. 36. Sunarto dan B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, Rineka Cipta, Jakarta, 1999, hlm. 49.
20 19 18

1. Untuk mengetahui kakikat metode kisah dalam pendidikan Islam. 2. Untuk mengetahui metode kisah dan paparan kisah dalam Al-Quran. 3. Untuk mengetahui aplikasi metode kisah dalam pelaksanaan pendidikan Islam bagi anak.

F. Metode Penulisan 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu: a. Field research atau penelitian kancah, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dikancah atau medan tempat dimana terjadinya gejala-gejala yang diselidiki.21 b. Library research atau penelitian kepustakaan, yaitu mengumpulkan data dari bagah tertulisatau teori-teoriyang berkaitan dengan pokok-pokok masalah masalah di atas.22 Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan jenis penelitian kepustakaan murni dan berusaha untuk mendapatkan informasi dari bukubuku atau kitab-kitab yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini dalam menyusun teori ada hubungannya pula dengan masalah-masalah yang sedang penulis bahas. 2. Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data sebagai bahan pokok pembahasan diperoleh dari sumber data primer dan data skunder, yaitu : a. Data primer Sebagai data primer diambil dari buku-buku tentang ilmu pendidikan yang berkaitan dengan metode kisah atau cerita, diantara buku-buku tersebut adalah : Metodologi Pengajaran Pendidikan, Filsafat Pendidikan Islam 1, Ilmu Pendidikan Islamsuatu Tinjauan Teoritis Dan Praktis Bersadarkan Pendekataninterdisipliner, Pengantar Ilmu Dan Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yayasan Fak. Psikologi UGM, Yogyakarta, 2000, hlm. 224.
22 21

Ibid, hlm. 9.

Metodologi Pendidikan Islam, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Kisah-Kisah Al-Quran Pelajaran Dari Orang-Orang Dulu, Mendidik Anak Bersama Rosulullah,Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Filosofis Dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya, Teoro-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Quran,Seni Dan Sikap Islami Mendidik Anak, Sistem Pendidikan Islam, Seni Berkisah Memendu Anak Memahami Al-Quran dan buku-buku lainnya. Disamping buku-buku tersebut di atas yang pasti adalah kisah-kisah al-Quran terutama ayat-ayat al-Quran yang bermuatan kisah seperti : surat al-Maidah ayat 27-32, surat al-Araf ayat 175-177, surat al-Baqarah ayat 30-39, dan ayat 101-103, surat Lukman ayat 12-29, surat Saba ayat 15-51, surat Yasin ayat 13-29, surat an-Naml ayat 20-44, surat Shad ayat 30-35, dan surat-suratan lainnya yang masih berhubungan dengan kisah-kisah dalam Al-Quran. b. Data Skunder Data skunder sebagai bahan pendukung pembahasan skripsi ini yaitu literatur yang secara berlangsung maupun yang tidak langsung digunakan dalam pembahasan skripsi ini. 3. Metode Analisis Data a. Metode kualitatif Metode kualitaif yaitu metode yang menekankan pada analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika. Hubungan antara fenomena yang diamati dengan mengunakan logika ilmiah dan penekanannya pada usaha menjawab pertanyaan penelitian dan cara-cara berfikir formal dan argumentative.23 b. Metode kuantitatif Metode kualitatif yaitu metode yang menekankan analisis pada data-data numirical (angka) dan diolah dengan metode statistik. Pada dasarnya pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial/ dalam rangka menguji hipotesis dan menyandarkan kesimpulan hasilnya
23

Saifudin Azwar, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1997, hlm.

5.

10

pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antara variabel yang diteliti. Metode analisis kualitatif seperti yang digunakan dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari metode berfikir deduktif dan induktif, adapun metode tersebut adalah sebagai berikut : 1) Metode deduksi Metode duduksi yaitu berangkat dari peristiwa yang sifatnya umum dan pengetahuan yang sifatnya umum itu kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. 2) Metode induksi Metode induktif adalah berangkat dari peristiwa yang sifatnya khusus dan pengetahuan yang sufatnya khusus itu kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum. Namun demikian antara metode deduktif dan induktif perlu adanya penggabungan. Keduanya dikombinasikan secara baik dan proporsional. G. Sistematika Penulisan Skripsi 1. Bagian Muka Bagian ini memuat tentang: halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, dan daftar isi. 2. Bagian Isi Bab I : Pendahuluan Pada bab ini memuat: latar belakang masalah, penegasan istilah, perumusan istilah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan skripsi. Bab II : Metode Kisah Sebagai Salah Satu Metode Pendidikan Islam Pada bab ini mengupas tentang: metode kisah dalam pendidikan Islam, pelaksanaan metode kisah dalam peroses pendidikan Islam, urgensi metode kisah dalam mencapai tujuan pendidikan Islam.

11

BAB III : METODE KISAH DAN PAPARAN KISAH DALAM ALQURAN Bab ini menguraikan tentang: konsep Islam tentang metode kisah dan macam-macam kisah dalam Al-Quran. BAB IV : APLIKASI METODE KISAH TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM BAGI ANAK Bab ini menganalisis tentang: fungsi metode kisah dalam alQuran sebagai sarana mencapai tujuan pendidikan Islam dan terapan metode dalam kisah dalam al-Quran terhadap pendidikan Islam. BAB V : PENITUP Bab ini memuat tentang: kesimpulan, saran-saran dan penutup 3. Bagian akhir Bagian ini memuat tentang: daftar pustaka, lampiran-lampiran dan biografi penulis.

DAPATKAN SKRIPSI LENGKAP DENGAN SMS KE 08970465065 KIRIM JUDUL DAN ALAMAT EMAIL SERTA KESIAPAN ANDA UNTUK MEMBANTU OPRASIONAL KAMI GANTI OPRASIONAL KAMI 50rb SETELAH FILE TERKIRIM SITUS: http://www.lib4online.com/p/bentuk-file.html

Anda mungkin juga menyukai