Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Kehadiran anak yang mampu memberikan kebahagiaan keluarga adalah semata-mata merupakan karunia Allah, dan kita wajib mensyukurinya. Anak hanya akan terlahir dari pasangan suami istri manakala Allah menciptakan anak tersebut dan berkehendak untuk menciptakan dan tidak berkehendak untuk mengaruniakan kepada sebuah pasangan suami istri, mereka tak akan menghasilkan keturunan untuk selama-lamanya. Maka bagi pasangan suami istri yang mampu melahirkan anak, hendaklah menyadari betul bahwa anaknya itu semata-mata merupakan karunia Allah SWT.1 Sebagai karunia Allah, tentu kita wajib menerima dengan gembira dan mensyukurinya. Rasa syukur yang diungkapkan kepada-Nya tidak cukup hanya berupa ucapan terima kasih belaka, melainkan wajib dibuktikan pula dengan penuh kasih, mengasuhnya dengan baik dan mendidiknya dengan benar sesuai dengan syariat yang telah digariskan.2 Mendidik anak pada hakekatnya merupakan usaha nyata dari pihak orang tua dalam rangka mensyukuri karunia Allah SWT serta mengemban amanat-Nya, Sehingga anak tetap menjadi sumber kebahagiaan, mampu menjadi penerus keturunan yang baik, mampu menjadi pelestari pahala setelah pihak orang tua meninggal dunia dan mampu menjadi manusia yang mandiri. Usaha nyata pihak orang tua dimaksud adalah mengembangkan totalitas potensi yang ada pada diri anak. Potensi anak secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu potensi rohaniah dan potensi jasmaniah. Potensi rohaniah meliputi potensi pikir, potensi rasa dan potensi karsa,

Muhammad Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Silam Sejak Dini, A.H Badillah Press, Jakarta, 2002, hlm. 29.
2

Ibid, hlm. 34. 1

sedangkan potensi jasmaniah meliputi potensi karsa dan potensi sehat.3 Dalam pandangan Islam, potensi rohaniah anak telah didasari oleh potensi fitrah Islamiah. Maka usaha pengembangan potensi ini tidak boleh tidak harus diutamakan agar dapat menjadi landasan bagi tumbuh kembang potensi yang lain, dan hendaklah dilaksanakan secara nyata oleh orang tua agar masing-masing potensi yang ada pada diri anak dapat tumbuh dan berkembang secara wajar, selaras dan seimbang. Setiap anak yang terlahir ke dunia ini menurut pandangan Islam telah membawa fitrah Islamiah. Maka setiap orang tua muslim wajib

menyelamatkannya dengan usaha-usaha yang nyata. Rasulullah Saw. bersabda sebagaiman diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah ra :

)(
Artinya :Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanyalah yang membuat Yahudi, Nasrani dan Majusi. (HR. alBukhari) 4 Kata fitrah dalam hadits tersebut menurut para ulama adalah fitrah Islamiah. Semua anak yang terlahir ke dunia ini telah memiliki potensi akidah Islamiyah, siap menjadi manusia yang mempedomani Islam dalam hidup dan kehidupannya. Fitrah beragama pada fase potensialitas itu akan berkembang seiring dengan irama perkembangan yang dilalui manusia. Pada konteks ini perkembangan berarti serangkaian perubahan progesif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. 5

M. Nipan Abdul Halim, Anak Saleh Dambaan Keluarga, Mitra Pustaka, Yogyakarta, 2002, hlm. 46. Fuaduddin TM, Pengasuhan Anak dalam Keluarga Islam, Lembaga Agama dan Jender, Jakarta, 1999, hlm. 20. Elizabeth Harlock, Development Psycology, Terjemah, Istiwidayanti, Psikologi Perkembangan, Erlangga, Jakarta, 1991, hlm. 2.
5 4

Hal itu benar bahwa sewaktu anak lahir, ia belum memiliki kesadaran beragama. Lewat kontak dengan lingkungan hidupnya, hubungan dengan orang tuanya, keluarganya serta masyarakatnya, kesadaran beragama setapak demi setapak bergerak maju menuju kematangan. Apabila sudah matang pada akhirnya akan meraih prediket insan kamil dengan tidak menafikan adanya tantangan dan gangguan yang cepat merubah warna dan menyimpang dari realisasi fitrah dasar tersebut. 6 Pendidikan rohani bagi anak merupakan modal yang dapat mempengaruhi jiwa anak didalam menuju perkembangannya. Bila pendidikan ini tidak dijalankan oleh pendidik atau orang tua, boleh jadi anak akan nakal, sukar diatur dan kemungkinan anak tersebut akan jauh dari agama. Oleh karena itu tepatlah apabila kita segera mencari landasan yang kokoh yang kita tanamkan sejak usia dini. Agar pendidikan anak kita tidak dilumuri dengan tangan kotor. Dalam Islam sendiri kita menemukan dua konsep ajaran Rasulullah Saw. yang maknanaya sangat padat dan memiliki kaitan erat dengan tujuan pendidikan yaitu iman dan taqwa 7 kedua konsep itu tidak dapat dipisahkan. Taqwa merupakan asas, sedangkan iman merupakan pernyataan pembenaran dengan kalbu sehingga manusia terbebas dari dosa. Dalam pandangan Islam sendiri menganggap bahwa anak adalah amanat dari Allah yang dititipkan kepada orang tuanya. 8 Pandangan ini menyiratkan adanya keterpautan eksistensi anak dengan al-Khaliq maupun dengan kedua orang tuanya. Istilah amanat mengimplikasikan keharusan menghadapai dan memperlakukannya dengan sungguh-sungguh, hati-hati, teliti dan cermat. Sebagai amanat anak harus dijaga (diraksa), dibimbing dan diarahkan selaras dengan apa yang diamanatkan. Imam Bawani, Ilmu Jiwa Perkembangan dalam Kontek Pendidikan Islam, Bina Ilmu, Surabaya, 1991, hlm. 29. Muhammad Al-Quthb, Sang Anak dalam Naungan Pendidikan Islam, CV. Diponegoro, Bandung, 1993, hlm. 10.
8 7 6

Ibid, hlm. 11.

Para ahli psikologi telah melakukan penelitian secara mendalam tentang kejiwaan manusia dan kemudian dapat mengidentifikasikan perubahan-perubahan tahap pertumbuhan anak dan watak-watak mereka yang utama serta merinci jenis-jenis naluri yang menguasai tingkah laku anak dalam setiap tahap pertumbuhan itu. Mereka juga menjelaskan lebih terperinci tentang kebutuhan-kebutuhan anak dan bagaimanan

memuaskannya. Karena pada waktu lahir, anak belum beragama karena belum mempunyai kesadaran beragama, tetapi telah memiliki potensi kejiwaan dan dasar-dasar kehidupan ber-Tuhan, isi, warna dan corak perkembangan kesadaran beragama anak sangat dipengaruhi oleh keimanan, sikap dan tingkah laku keagamaan orang tuanya. Keadaan jiwa orang tua sudah berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak sejak janin dalam kandungan. Selaras dengan perkembangan kepribadian, kesadaran beragama seseorang juga menunjukkan adanya kontinuitas atau berlanjut dan tidak terputus, dan setiap fase anak memiliki ciri-ciri tertentu. 9 Oleh karena pendidikan pada anak yang dilakukan sejak dini akan sangat berpengaruh pada kehidupan berikutnya, maka urgensi pendidikan anak sejak dini terlebih dahulu haruslah merumuskan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan dan mempersiapkan anak didik untuk kehidupan dunia dan akhirat, membentengi secara total terhadap semua bidang, baik perkembangan fisik, kejiwaan, kecerdasan, sikap sosial, akhlak maupun spiritual. Pendidikan Islam merupakan sarana utama yang harus dioptimalkan dalam mempersiapkan generasi muslim, karena penyelewengan ajaran Islam disebakan oleh jauhnya umat dari metode Pendidikan Islam, untuk meluruskannya kembali tidak ada jalan lain kecuali dengan Pendidikan Islam pula. Pendidikan Islam adalah ketentuan Allah yang ditetapkan untuk manusia (sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila, Sinar Baru Al Gensindo, Bandung, 1995, hlm. 40.
9

mereka sendiri yang merubahnya) (QS. Ar-Rad : 11).10 Meskipun memerlukan waktu yang lama, juga banyak tantangannya, bagaimanapun pendidikan tetap sebagai sarana utama untuk melakukan perubahan masyarakat. Saat penting dalam pendidikan adalah masa kanak-kanak, semakin sedikit umur anak, semakin besarlah peranan pendidikan karena mereka lebih dekat kepada fitrah. Disini penulis membatasi pendidikan pada anak usia 0 sampai 6 tahun, yaitu sebelum usia tamyiz. Karena keterlambatan pendidikan dalam mengantisipasi pertumbuhan anak akan menambah beban para pendidik, karena dalam situasi seperti itu pendidik harus merobohkan puingpuing jahiliyah yang mengotori kefitrahan serta perkembangan anak seperti yang dikehendaki penciptanya. Jean Jacques Rousseau (1712-1778), pendidik dan filsuf, dalam bukunya Emile ou Leducation, (1972), ia menguraikan pikiran-pikirannya tentang pendidikan anak yang mengatakan segala-galanya adalah baik sebagaimana keluar dari tangan Sang Pencipta, segala-galanya memburuk dalam tangan manusia.11 Dari ucapan Rousseou itu terkandung suatu pengertian yang beranggapan bahwa apa-apa yang diperoleh anak menurut alamnya selalu dipandang yang terbaik baginya, tetapi keasliannya akan menjadi rusak bila ditangani manusia. Campur tangan manusia itu dapat merusak perkembangan anak itu sendiri. Oleh karena itu para pendidik perlu membekali dirinya dengan pengetahuan tentang kejiwaan anak didiknya. Pendidik yang mampu memahami jiwa anak didiknya, dapat menunjang upaya pendidikan dalam usahanya mencapai tujuan yang lebih baik.

Al-Quran, Surat Ar-Rad Ayat 11, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsiran Al-Quran, Al-Quran dan Terjemahnya, Depag RI, 1992. hlm. 370. Zulkifli L., Psikologi Perkembangan, Penerbit PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2001, hlm. 2.
11

10

Keluarga, sekolah dan masyarakat, merupakan pusat pendidikan. Namun diantara ketiganya keluargalah yang paling kuat pengaruhnya.
12

Karena seorang anak akan masuk Islam pada awal masanya, juga karena waktu yang dihabiskan anak dalam keluarga lebih banyak dibandingkan dengan waktu di tempat lain, maka kedua orang tualah yang paling banyak berpengaruh terhadap anak. Anak kecil sangat membutuhkan perkembangan yang dinamis di masa pertumbuhannya, karena anak dilahirkan tidak dalam keadaan lengkap dan tidak pula dalam keadaan kosong. Ia dilahirkan dalam keadaan fitrah, ia dilahirkan dalam keadaan tidak tahu apa-apa, akan tetapi ia telah dibekali dengan pendengaran, penglihatan dan kata hati, sebagai modal yang harus dikembangkan dan diarahkan kepada martabat yang mulia, mengisi dan menjadikan kehidupannya sebagai takwa kepada Allah.13 Bila orang tua berhasil merealisasikan tanggung jawabnya sebagai pendidik pertama, maka anak akan menjadi waladun sholichun dan akan memberikan kebahagiaan kepada orang tua, karena sedap dipandang, dan nyaman pula untuk diamati perilakunya, karena sesuai dengan apa yang digariskan Illahi. Dan manakala orang tuanya telah tiada, anak akan terus mendoakan dan meminta ampunan kepada Allah untuk kedua orang tuanya. Demikianlah sedikit gambaran latar belakang masalah dalam skripsi ini, karena anak merupakan seorang yang baru atau menuju kepada kedewasaan sesuai dengan pertumbuhan baik secara jasmani maupun rohani masa usia 0-6 tahun adalah masa pra sekolah, masa vital. Oleh karena itu peranan pendidik harus ada, yaitu untuk mendidik, membimbing dan mengarahkan dengan jalan memberikan metode-metode yang baik dan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak. Selain itu pendidikan agama yang ditanamkan sejak usia dini secara psikologis berpengaruh pada anak dalam kehidupan beragamanya pada fase berikutnya. Khatib Ahmad Santhut, Menumbuhkan Sikap Sosial, Moral dan Spiritual Anak dalam Keluarga Muslim, Mitra Pustaka, Yogyakarta, 1998, hlm. 2.
13 12

Muhammad Al-Quthb, Op. Cit., hlm. 11.

Pendidikan pada anak usia dini adalah asing, sehingga perlu penanaman sejak dini. Dan apabila dari orang tua kurang menyadari pentingnya pendidikan agama pada masa kanak-kanak, maka orang tua sebagai pendidikan dalam menanamkan pendidikan agama sudah dianggap mengabaikan prinsip-prinsip Pendidikan Islam. Maka atas dasar itulah penulis berusaha untuk membahas bagaimana pendidikan agama pada anak usia dini yang sesuai dengan konsep Islam tetapi tidak mengabaikan segi psikologis anak.

B. Penegasan Istilah Untuk menjelaskan pengertian dari judul skripsi ini, agar tidak menimbulkan persepsi yang berbeda, disini penulis akan menyampaikan beberapa penegasan istilah. Adapun beberapa istilah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pendidikan Agama Pendidikan Agama adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik supaya kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran Agama Islam serta menjadikannya sebagai way of life (jalan kehidupan). 14 Maka maksud dari pengertian pendidikan agama pada penelitian ini adalah usaha untuk membimbing dan menerapkan nilai-nilai ajaran agama sesuai dengan pertumbuhan kepribadian anak, baik dalam kehidupan pribadinya, sebagai makhluk individual dan makhluk sosial, serta dalam hubungannya dengan alam sekitar dimana ia hidup, menuju terbentuknya kepribadian muslim yang muttaqin, dan dilandasi oleh nilainilai agama yang melahirkan norma-norma syariah dan akhlaqul karimah dan untuk mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat yang khasanah.

14

Zuhairini, et.al., Metodologi Pendidikan Agama, Ramdhani, Solo, 1993,

hal. 10.

2. Usia Dini Usia Dini : Umur : Pagi sekali, sebelum waktunya, yang mula-mula. Maka maksud penulis adalah anak usia permulaan yang penulis batasi antara usia 2-7 tahun. Adapun sebagai landasannya adalah filsafat Aristoteles tentang tiga masa perkembangan, yaitu; periode anak kecil (kleuter) pada usia sampai 7 tahun, periode anak sekolah pada usia sampai 14 tahun dan periode pubertas (remaja) pada usia 17 sampai 21 tahun. Jadi yang dimaksud dengan anak usia dini adalah anak didik antara usia 0-6 tahun (sebelum usia tamyiz). 16 Adapun maksud dari judul ini Pendidikan Agama pada Anak Usia Dini (dalam Tinjauan Psiko-Paedagogis) yaitu suatu pembahasan teoritik tentang penerapan Pendidikan Agama pada anak usia dini yang sesuai dengan nilai-nilai agama, baik ditinjau dari psikologis dan juga pedagogis. Sehingga tumbuh menjadi individu yang berguna baik dihadapan Allah, maupun dihadapan manusia.
15

mula-mula, permulaan

C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah Pendidikan Agama pada anak usia dini dalam Tinjauan Psikologis ? 2. Bagaimanakah Pendidikan Agama pada anak usia dini dalam Tinjauan Paedagogis ? 3. Bagaimana aplikasi Pendidikan Agama pada anak usia dini dalam Tinjauan Psiko-Pedagogis ? W.J.S. Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1996, hlm. 66.
16 15

Zulkifli L, Op.cit, hlm. 20.

D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Pendidikan Agama pada anak usia dini dalam Tinjauan Psikologis. 2. Pendidikan Agama pada anak usia dini dalam Tinjauan Paedagogis. 3. Bagaimanakah aplikasi Pendidikan Agama pada anak usia dini dalam Tinjauan Psiko-Paedagogis.

E. Metode Penelitian 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian literer yaitu penelitian yang menjadikan literatur (buku-buku) sebagai bahan rujukannya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode analitik, yaitu suatu bentuk metode dengan cara mengumpulkan dan menyusun data, kemudian diusahakan adanya penjelasan dan analisa terhadap data tersebut. 17 2. Sumber Data a. Data Primer Data Primer atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukur atau alat pengambil data langsung pada subyek/ tangan pertama atau sumber asli 18 b. Data Sekunder Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh peneliti dari subyek penelitian,19

Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar dan Metode Teknik, Tarsito, Bandung , 1990, hlm. 143. Saifuddin Anwar, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001, hlm. 91.
19 18

17

Winarno Surachmad, Op.cit, hlm. 92.

10

biasanya berupa data dokumentasi, buku-buku maupun arsip-arsip resmi.20 3. Metode Analisis Data Dalam kajian ini penulis menggunakan metode pengolahan data sebagai berikut : a. Metode deduksi, yaitu cara mengambil kesimpulan yang bertitik tolak dari pengetahuan yang bersifat umum, kemudian kita hendak menilai suatu kejadian yang bersifat khusus. 21 b. Metode induksi, yaitu pengambilan kesimpulan dimulai dari

pertanyaan atau fakta-fakta khusus menuju pada kesimpulan yang bersifat umum. Proses berfikir Induktif ini tidak dimulai dari teori yang bersifat umum tetapi dari fakta yang bersifat khusus berdasarkan pengamatan di lapangan atau pengamatan empiris.22 c. Metode Komparatif Metode Komparatif yaitu berfikir komparatif dengan membandingkan antara fakta-fakta dengan pendapat-pendapat untuk memperoleh titik temu, kemudian diambil suatu kesimpulan. 23

A.H. Kahar Ustman, Aplikasi Metode Penelitian, Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STAIN Kudus, 2001, hlm. 27.
21

20

Winarno Surachmad, Op.cit, hlm. 143. Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Andi Offset, Yogyakarta, 1994, hlm.

22

41.
23

Ibid, 42.

11

F. Sistematika Pembahasan Untuk memberikan gambaran umum tentang skipsi ini, perlu kiranya penulis kemukakan sistematika pembahasan sebagai berikut : 1. Bagian Muka Pada bagian ini memuat halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar dan daftar isi. 2. Bagian Isi dan Batang Tubuh Bab I : Pendahuluan A. Latar belakang masalah B. Penegasan Istilah C. Rumusan masalah D. Tujuan penelitian E. Metode penelitian F. Sistematika Penulisan Skripsi. Bab II : Landasan Teori A. Fase-fase Pertumbuhan pada Anak Usia Dini 1. Masa Bayi 2. Awal Masa Kanak-kanak B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Usia Dini 1. Faktor Keturunan 2. Faktor Keluarga 3. Pengaruh Masyarakat C. Perkembangan pada Anak Usia Dini 1. Perkembangan Biologis 2. Perkembangan Jiwa Anak 3. Perkembangan Keberagamaan 4. Perkembangan Sosial Bab III : Tinjauan Psikologi tentang Anak pada Usia Dini A. Hakekat Pendidikan Agama pada Anak Usia Dini

12

B. Tujuan Pendidikan Agama pada Anak Usia Dini C. Materi pendidikan Agama pada Anak Usia Dini 1. Pendidikan Aqidah 2. Pendidikan Akhlak 3. Pendidikan Ibadah 4. Pendidikan Kemandirian 5. Pendidikan Kesehatan D. Metode Pendidikan 1. Pemberian Teladan 2. Penciptaan Lingkungan yang Mendidik 3. Pemberian Nafkah yang Halal dan Baik BAB IV : Aplikasi Pendidikan Agama pada Anak Usia Dini dalam Tinjauan Psiko-paedagogis A. Urgensi pertimbangan psiko-paedagogis dalam penerapan pendidikan agama pada anak usia dini B. Tahap penerapan pendidikan agama pada anak usia dini. BAB V : Penutup A. Kesimpulan B. Saran-saran C. Penutup. 3. Bagian Akhir Bagian akhir terdiri dari : daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat pendidikan penulis.

13

DAPATKAN SKRIPSI LENGKAP DENGAN SMS KE 08970465065 KIRIM JUDUL DAN ALAMAT EMAIL SERTA KESIAPAN ANDA UNTUK MEMBANTU OPRASIONAL KAMI GANTI OPRASIONAL KAMI 50rb SETELAH FILE TERKIRIM SITUS: http://www.lib4online.com/p/bentuk-file.html

Anda mungkin juga menyukai