Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama yang hak (benar) telah diturunkan oleh Allah melalui Nabi Muhammad SAW adalah merupakan agama yang paling sempurna dan sekaligus merupakan syariah yang paling akhir di dunia ini. Kesempurnaan Islam dapat dilihat dari ajaran yang terkandung di dalamnya, dimana Islam mengajarkan seluruh aspek kehidupan baik bersifat duniawiyah maupun ukhrowiyah. Hal ini nampak jelas bila kita amati lima asas dasar yang disyariatkan oleh Islam yang disebut dengan Rukun Islam, sebagaimana tertuang dalam hadits Nabi saw sebagai berikut :

. :
1

.)

. (

Artinya : Dari Ibnu Umar r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda : Islam dibangun atas lima dasar yaitu bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, mengerjakan haji di Baitullah, dan berpuasa di bulan Ramadhan. (HR. Bukhari). Zakat sebagai salah satu dari lima asas dasar itu merupakan salah satu hal yang amat penting karena ia merupakan tiang tengah Islam yang amat

Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Ibnu Mughirah bin Bardazabah AlBukhari, Shahih Bukhari, Jilid I, Beirut Libanon: Darul Fikri, 1981, hlm. 8.

menentukan bagi kuat dan lemahnya keempat tiang (Rukun Islam) yang lain. Itulah sebabnya bila zakat tidak dilaksanakan dengan semestinya, tidak terorganisir keadaannya dan tersendat-sendat realisasinya, maka keempat dasar atau rukun Islam yang lain tidak pula kuat keberadaannya. Zakat merupakan suatu ibadah yang bercorak ekonomi dan sosial, di samping itu zakat tidak akan menyempitkan kehidupan orang-orang kaya dan bisa mengangkat taraf hidup bagi orang-orang fakir kepada batas kecukupan.2 Zakat di samping membina hubungan dengan Allah juga akan menjembatani dan memperdekat hubungan kasih sayang sesama manusia dan mewujudkan persaudaraan, saling membantu dan tolong-menolong antara yang kuat menolong yang lemah dan yang kaya menolong yang miskin.3 Dalam segala dimensi waktu dan ruang, manusia selalu dihadapkan pada kenyataan adanya umat yang kaya dan miskin, baik di negara maju maupun terbelakang atau sedang berkembang, itulah ketentuan Allah (sunnatullah). Allah melebihkan sebagian manusia dari yang lainnya dalam hal rizki, sebagaimana firman Allah dalam al-Quran surat An-Nahl ayat 71 sebagai berikut :

.)17 : . (

2 3

T.M. Hasbi Ash-Shiddieqqy, Pedoman Zakat, Jakarta: Bulan Bintang, 1987, hlm. 240. Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, Jakarta: UI Press, 1998,

hlm. 30.

Artinya : Dan Allah melebihkan kamu dari sebagian yang lain dalam hal rizki. (QS. An-Nahl : 71).4 Dan dalam alqur'an surat Al-Isra ayat 30 :

. , )03 : (
Artinya : Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rizki kepada siapa saja yang dia kehendaki dan menyempitkannya. Sesungguhnya dia Maha mengetahui lagi Maha melihat akan hamba-hambanya. (QS. Al-Isra : 30).5 Zakat sebagai rukun Islam ketiga setelah syahadat dan shalat itu apabila dapat dilaksanakan oleh umat Islam dengan baik maka ia telah membersihkan diri, jiwa dan hartanya dari penyakit kikir (bakhil), dan membersihkan hartanya dari hak orang lain yang ada dalam hartanya itu karena zakat itu ibarat benteng yang melindungi harta dari penyakit tersebut di atas dan juga itu zakat ibarat pupuk yang dapat menyuburkan harta untuk berkembang dan tumbuh,6 di samping itu bisa juga menjadi sumber dana yang tetap dan cukup potensial untuk menunjang suksesnya pembangunan nasional terutama dibidang agama dan ekonomi, khususnya untuk membantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Sebagaimana firman Allah dalam al-Quran surat At-Taubah ayat 103 :

Khadim Al Haramain Asy Syarifain Fahd Ibn Abdul Al Aziz Al-Saud, Alquran dan Terjemahnya 30 Juz, Arab Saudi: Departemen Haji dan Wakaf, t.t., hlm. 428. 5 Ibid 6 M. Ali Hasan, Zakat, Pajak, Asuransi dan Lembaga Keuangan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. Ke-I, 1996, hlm. 1-2.

.)730 : . (
Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan. (QS. At-Taubah : 103).7 Berkenaan dengan perintah menunaikan zakat, Rasulullah saw bersabda :

. : . (
8

.)

Artinya : Dari Ibnu Abbas r.a. Bahwasanya Nabi saw pernah mengutus Muadz bin Jabbal ke Yaman, Ibnu Abbas menyebutkan hadits itu. Dan dalam hadits itu, beliau bersabda : Sesungguhnya Allah telah mewajibkan atas mereka sedekah (zakat) harta mereka yang diambil dari orang-orang kaya diantara mereka kemudian diberikan kepada orang-orang fakir diantara mereka. (HR. Bukhari Muslim). Dari kedua dalil di atas menunjukkan bahwa ibadah zakat merupakan ibadah maliyah yang harus dikerjakan oleh setiap orang Islam, oleh karena itu barang siapa yang terkena kewajiban zakat dan telah mampu mengeluarkan, maka ia tidak boleh menunda-nunda pembayarannya.9 Hasil pertanian adalah salah satu dari kekayaan yang harus dizakati atau dikeluarkan zakatnya dan harus diberikan oleh pihak yang mampu

Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya 30 Juz, Edisi LUX, Semarang: CV. AsySyifa, 1992, hlm. 297.

kepada pihak-pihak yang telah ditentukan dalam hukum Islam, khususnya kepada fakir miskin. Namun dalam hal ini, tentang jenis tanaman apa yang harus dikeluarkan zakatnya dari hasil pertanian terdapat perbedaan pendapat diantara kalangan ulama, apakah ada batasan-batasan terhadap jenis tanaman atau pertanian tertentu saja ataukah harus dikeluarkan semua zakatnya dari hasil pertanian tersebut. Menurut persepsi Ibnu Umar dan segolongan ulama salaf bahwa zakat wajib atas empat jenis makanan saja yaitu dua jenis biji-bijian seperti gandum, syair (sejenis gandum lain) dan dua jenis buah-buahan seperti kurma, anggur. Kemudian menurut Malik dan Asy-Syafii, bahwa zakat wajib atas seluruh makanan (pokok) dan yang dapat disimpan. Menurut pendapat ahmad, diwajibkan atas semua yang kering, tetap dan ditimbang. Sedangkan menurut Abu Hanifah, Hamad, Daud dan Nakhai, bahwa zakat diwajibkan atas semua hasil tanaman atau pertanian baik itu kering atau tidak dan merupakan makanan pokok atau tidak.10 Sesuai dengan firman Allah dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 267 sebagai berikut :

.)761 : . (

Imam Muhammad bin Ismail Al-Amir Al-Yamani Al-Shanany, Subulus Salam, jilid II, Beirut Libanon: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, hlm. 247. 9 Lahmuddin Nasution, Fiqh I, Jakarta: Logos, t.t. hlm. 147. 10 Yusuf Qardhawi, Fiqhuz-Zakat, Terj. Salman Harun, et al. Hukum Zakat Studi Komparatif Mengenai Status dan Filsafat Zakat, Bogor: CV. Litera Antar Nusa, Cet. Ke-5, 1999, hlm. 332-337.

Artinya :Dan tanaman-tanaman yang kami keluarkan untuk kalian tanpa memperbedakan apa dan dimana dikeluarkan. (QS. Al-Baqarah : 267).11 Dan juga sabda Rasulullah saw yang berbunyi :

,
12

Artinya :Tanaman yang diairi dengan air hujan dan mata air zakatnya sepersepuluh, sedangkan tanaman yang disiram dengan alat pengairan zakatnya seperduapuluh. Dengan adanya perbedaan pendapat di atas, peneliti mencoba menelusuri pendapat Imam Asy-Syafii tentang pembatasan zakat hasil tanaman atau pertanian pada jenis makanan pokok, dimana terdapat pendapat ulama seperti Abu Hanifah, Hamad, Daud dan Nakhai, yang lebih kuat untuk kita jadikan pegangan karena bersumber dari al-Quran , hadits dan juga dari penegasan Umar bin Abdul Aziz (mujtahid), dimana mereka mewajibkan zakat atas semua hasil tanaman atau pertanian, sekalipun itu bukan makanan pokok, namun imam Asy-Syafii membatasi kewajiban zakat hasil pertanian hanya pada jenis makanan pokok saja.

Khadim Al Haramain Asy Syarifain Fahd Ibn Abdul Al Aziz Al-Saud, Op. Cit., hlm. 67. Abi Abdillah Muhammad bin Yazid Al-Qazwini, Sunan Ibnu Majah, Juz I, Beirut Libanon: Dar Al-Fikri, t.t., hlm. 580.
12

11

B. Perumusan Masalah Dengan melihat latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti sangat tertarik untuk membahas persoalan di atas dengan fokus permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pendapat Imam Asy-Syafii tentang zakat hasil pertanian? 2. Bagaimana Istinbath hukum yang mendorong Imam Asy-Syafii

membatasi kewajiban zakat hasil pertanian pada jenis makanan pokok? 3. Bagaimana latar belakang yang mendorong Imam Asy-Syafii membatasi kewajiban zakat hasil pertanian pada jenis makanan pokok? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Formal Untuk memenuhi dan melengkapi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi pada program strata satu (S-1) dalam ilmu syariah pada Fakultas syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang. 2. Tujuan Fungsional a. Untuk mengetahui bagaimana pendapat Imam Asy-Syafii tentang zakat hasil pertanian atau tanaman.

b. Untuk mengetahui bagaimana Istinbath hukum Imam Asy-Syafii terhadap pembatasan zakat pertanian atau tanaman pada jenis makanan pokok. c. Untuk mengetahui bagaimana latar belakang yang mendorong Imam Asy-Syafii membatasi kewajiban zakat hasil pertanian atau tanaman pada jenis makanan pokok. 3. Tujuan Material a. Untuk memperdalam ilmu pengetahuan tentang masalah zakat pertanian atau tanaman, dan bagaimana pola dasar al-Quran dan alhadits dalam hubungannya dengan muslim. b. Untuk meningkatkan kemampuan penulis dalam menganalisis suatu permasalahan dibidang hukum, sehingga pada akhirnya penulis mampu mengambil kesimpulan secara mantap dan yang lebih penting lagi didasarkan pada dalil yang kuat (tidak semata-mata

menyimpulkan). D. Telaah Pustaka Kajian hukum zakat sudah banyak kita temukan baik dalam buku-buku maupun kitab-kitab fiqih, pembahasan tersebut masih bersifat umum baik itu yang berkaitan dengan orang-orang yang berhak menerima zakat maupun harta-harta yang wajib dikeluarkan.

Dengan telaah pustaka ini penulis akan menguraikan hasil penelitian sebelumnya. Permasalahan yang berkaitan dengan skripsi ini, misalnya : Prof. T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy dalam bukunya Pedoman zakat
13

ia

menguraikan tentang banyak hal yang berkaitan dengan zakat, seperti orangorang yang berhak menerima zakat dan harta-harta yang wajib dizakatkan, beliau telah menguraikan permasalahan secara rinci tentang pendapat Imam Asy-Syafii kaitannya dengan zakat tanaman pada jenis makanan pokok. Di samping buku-buku di atas yang berkaitan dengan zakat, sudah banyak pula dilakukan penelitian oleh kelompok mahasiswa, diantaranya : 1. Zanqimah Futuatun dengan skripsinya yang berjudul Studi Analisis Terhadap Pemikiran DR. Syauki Ismail Tentang Zakat Barang Produktif Untuk Fakir Miskin, yang berisi bahwa dalam mengentaskan kehidupan fakir miskin dari kemiskinan ia menempuh jalan lewat penentuan zakat dari setiap usaha, boleh berupa sesuatu yang produktif karena merupakan sarana keharmonisan dalam bermasyarakat yang adil dan makmur.14 2. Fitriana Nur Hidayati dengan skripsinya yang berjudul Studi Analisis Terhadap Pendapat Imam Asy-Syafii Tentang Kewajiban Membayar Zakat Yang Tertunda Karena Kematian, yang berisi bahwa Imam AsySyafii memerintahkan untuk tetap berkewajiban membayar zakat yang

T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Pedoman Zakat, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 1987. Zanqimah Futuatun, Studi Analisis Terhadap Pemikiran DR. Syauki Ismail Tentang Zakat Barang Produktif Untuk Fakir Miskin,skripsi Sarjana syariah, semarang: Perpustakaan Fak. Syariah IAIN Walisongo, 1998, hlm. 55.
14

13

tertunda karena kematian dan mendahulukan zakat atas utang pada sesama manusia jika yang terkena zakat itu masih ada.15 3. Imron Rosyadi dengan skripsinya yang berjudul Studi Komparatif Pendapat Imam Asy-Syafii dan Abu Hanifah Tentang Pihak Yang Berkewajiban Zakat Hasil Tanah Sewaan, yang berisi apakah pihak penyewa berkewajiban zakat atas tanah sewaan.16 4. Supriyadi dengan skripsinya yang berjudul Studi Analisis Pendapat Imam Asy-Syafii Tentang Memajukan Pembayaran Zakat Sebelum Datang Waktunya, yang memfokuskan pada pendapat Imam Asy-Syafii tentang waktu pembayaran zakat yaitu saat mencapai genap satu tahun dan mencapai nishab. Dan diperbolehkan juga untuk mengeluarkan zakat sebelum genap satu tahun karena haul.17 Dengan demikian, untuk melakukan kajian terhadap pendapat Imam Asy-Syafii, peneliti akan memfokuskan salah satu pendapat Imam AsySyafii yang mana bahasan tersebut tentang pembatasan zakat hasil pertanian atau tanaman pada jenis makanan pokok, karena sejauh penelusuran penulis, belum pernah ada skripsi tentang karya-karya Imam Asy-Syafii yang

Fitriana Nur Hidayati, Studi Analisis Terhadap Pendapat Imam Asy-Syafii Tentang Kewajiban Membayar Zakat Yang Tertunda Karena Kematian, Skripsi Sarjana Syariah, Semarang: Perpustakaan Fak. Syariah IAIN Walisongo, 2003, hlm. 58. 16 Imron Rosyadi, Studi Komparatif Pendapat Imam Asy-Syafii dan Abu Hanifah Tentang Pihak Yang Berkewajiban zakat Hasil Tanah Sewaan, Skripsi Sarjana Syariah, Semarang: Perpustakaan Fak. Syariah IAIN Walisongo, 1994, hlm. 81. 17 Supriyadi, Studi Analisis Pendapat Imam Asy-Syafii Tentang Memajukan Pembayaran Zakat Sebelum Datang Waktunya, Skripsi Sarjana Syariah, Semarang: Perpustakaan Fak. Syariah IAIN Walisongo, 2003, hlm. 70.

15

membahas permasalahan tersebut oleh karena itu permasalahan ini sangat penting untuk diteliti selanjutnya. E. Metode Penelitian 1. Metode Pengumpulan Data Untuk mencari kebenaran dari sebuah laporan ilmiah maka studi yang penulis lakukan dalam pengumpulan data adalah menggunakan metode Dokumentasi yaitu suatu cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis mengenai berbagai kejadian atau peristiwa masa lalu yang relatif sudah cukup lama dimana peninggalan itu dapat berupa arsip-arsip dan buku-buku, sehingga dapat dikemukakan berbagai fakta tentang sesuatu yang pernah terjadi.18 Dengan jenis penelitian atau kajian Kepustakaan (Library Research) yaitu suatu studi yang menggunakan buku-buku literatur atau data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis seperti buku-buku, majalah dan sebagainya, karena itu data yang akan dihimpun merupakan data kepustakaan yang representatif dan relevan dengan obyek studi.

Hadari Nawawi, M. Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Gadjah Mada University press. hlm. 169-170.

18

Adapun data tersebut terdiri dari data Primer yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber primer yakni sumber asli yang memuat informasi atau data tersebut, yang meliputi karya-karya yang ditulis oleh Imam AsySyafii sendiri terutama dalam kitab al-Umm dan beberapa kitab lain. Dan data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber yang bukan asli memuat informasi atau data tersebut, yang meliputi karya tentang Imam Asy-Syafii yang ditulis oleh para pemerhatinya dan sumber pendukung yaitu karya lain yang relevan dan signifikan dengan penelitian yang dimaksud.19 2. Metode analisa Data Dalam memberikan analisis yang kritis terhadap data-data tersebut baik data primer maupun data sekunder, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu suatu metode yang bertujuan untuk

menggambarkan, menjelaskan, menganalisa dan menginterpretasikan suatu kejadian yang terjadi pada saat itu agar diperoleh informasi yang lengkap dan jelas.20 Dengan pendekatan Yuridis. Di samping itu untuk memperkuat dan mempertajam analisisnya penulis juga menggunakan pendekatan Content Analysis ( Analisis Isi) sebagai sumbangan teoritik untuk mengukur tentang isi pesan atau berita dari apa yang dimuat.

Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, Edisi I, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. Ke-3, 1995, hlm. 132. 20 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara, 1993, Cet. Ke-2, hlm. 26.

19

Menurut Barcus, Content Analysis merupakan analisis ilmiah.21 Dalam hal ini akan difokuskan pada masalah Pembatasan Zakat Tanaman. F. Sistematika Penulisan Sebelum membahas permasalahan ini secara jauh, maka penulis akan menjelaskan sistematika penulisan skripsi ini yang tertuang dalam lima bab, yang masing-masing meliputi : BAB I : Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, telaah pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Umum Tentang Zakat. Dalam hal ini terbagi menjadi empat sub bab. Sub bab pertama tentang pengertian zakat, sub bab kedua tentang dasar hukum zakat, sub bab ketiga tentang ketentuan umum zakat yang meliputi tujuan zakat, syarat wajib zakat, golongan yang wajib menerima zakat, dan sub bab yang terakhir tentang zakat pertanian atau tanaman. BAB III : Pendapat Imam Asy-Syafii Terhadap Pembatasan Zakat Hasil Pertanian pada Jenis Makanan Pokok, sub bab pertama tentang biografi Imam Asy-Syafii, sub bab kedua tentang metode istinbath hukum menurut Imam Asy-Syafii, dan sub bab yang terakhir

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi III, Yogyakarta: Rakesarasin, 1996, hlm. 49.

21

tentang pendapat Imam Asy-Syafii mengenai pembatasan zakat hasil pertanian pada jenis makanan pokok. BAB IV : Analisis Terhadap Pembatasan Zakat Hasil Pertanian Pada Jenis Makanan Pokok Menurut Imam Asy-Syafii. Dalam bab ini memuat beberapa sub bab. Sub bab pertama tentang analisis terhadap metode istinbath hukum Imam Asy-Syafii mengenai pembatasan zakat hasil pertanian pada jenis makanan pokok, sub bab kedua tentang analisis terhadap pendapat Imam Asy-Syafii mengenai pembatasan zakat hasil pertanian pada jenis makanan pokok. BAB V : Merupakan bab terakhir yang berisi penutup, yang terdiri dari kesimpulan, saran-saran, dan penutup.

DAPATKAN SKRIPSI LENGKAP DENGAN SMS KE 08970465065 KIRIM JUDUL DAN ALAMAT EMAIL SERTA KESIAPAN ANDA UNTUK MEMBANTU OPRASIONAL KAMI GANTI OPRASIONAL KAMI 50rb SETELAH FILE TERKIRIM SITUS: http://www.lib4online.com/p/bentuk-file.html

Anda mungkin juga menyukai