Anda di halaman 1dari 7

SISTEM PENGONTROL SUHU AIR PADA MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51

Ervan A. B1, V. Vekky R. Repi, Ajat Sudrajat, Raymond Amir


1

Teknik Fisika, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional, Jl. Sawo Manila No.61 Pejaten, Pasar Minggu Jakarta Selatan 12520 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indoneia E-mail :

Abstrak - Pada tugas akhir ini, penulis membuat suatu alat pengontrol suhu air yang berbasis mikrokontroller AT89C51. Alat ini dibuat dengan tujuan memodifikasi sistem pengukuran suhu air yang konvensional pada kendaraan yang masih menggunakan tenaga bantuan mekanik untuk menggerakan kipas dan jarum penunjuk suhu air. Kelebihan dari sistem yang menggunakan mikrokontroller AT89C51 ini mudah dalam pengoperasian dan pembacaan suhu air pada sistem pendinginan mobil, dan juga terdapatnya suatu alat tambahan berupa buzzer yang berfungsi memberitahukan kepada sipengemudi jika terjadi suatu masalah dalam system pendinginan. Adapun input dari sensor suhu menggunakan LM35 yang dikuatkan oleh op-amp yang dikondisikan untuk mendapatkan perubahan tiap skala derajat celcius. Selanjutnya input analog ini akan masuk ke ADC0808 untuk mengubah sinyal analog dari sensor suhu ke dalam bentuk digital. Sedang output dari ADC ini akan masuk dan diolah oleh mikrokontroller AT89C51, yang kemudian suhu dapat dilihat pada tampilan display seven segment.

Kata kunci : Mikrokontroller I. Pendahuluan Latar belakang yang membuat penulis memilih tema ini adalah ingin memodifikasi system pengontrol suhu konvensional dengan pengontrol suhu yang lebih mempunyai keuntungan yang antara lain yaitu dengan sistem ini pengontrolan suhu akan lebih akurat lagi, pembacaan suhu air pada mobil akan lebih akurat, mengurangi pembuangan kalor yang dapat mempengaruhi kinerja dari mesin, pengontrolan suhu mobil dapat lebih mudah pada saat mobil sedang ada pengecekan suhu pendinginan dalam hal ini air (pada saat mobil sedang dalam pengecekan setelah dilakukan over hole engine atau pada saat terjadinya kasus over heat pada mobil). Sistem pengontrol suhu air berbasis mikrokontroller Atmel AT89C51 terdiri dari unit sensor yang berfungsi sebagai pendeteksi suhu dari air pendingin yang terdapat pada mobil. Selanjutnya unit pengontrol yang terdiri dari mikrokontroler yang berfungsi sebagai pengolah data dan penyimpan data. Dan unit seven segment yang berfungsi untuk menampilkan suhu yang terukur dan status dari spesifikasi suhu kerja mobil yang dikehendaki. Pada pembahasan tugas akhir ini, penulis mencoba membuat rancangan pengontrol suhu pada mobil dengan berbasis mikrokontroler AT89C51 di mana mikrokontroler tersebut merupakan salah satu jenis mikrokontroler CMOS 8 bit yang memiliki performa tinggi dengan desipasi rendah, cocok dengan produk MCS-51. Kemudian memiliki sistem pemograman kembali Flash memory 4 Kbyte dengan daya tahan 1000 kali write erase. II. Metode Eksperimen : Perancangan Sistem 2.1. Perancangan Hardware Dari keseluruhan rangkaian alat yang telah dibuat dapat digambarkan secara garis besar dan tiap bagiannya, urutan kerja, hubungan tiap bagian dan perancangannya pada gambar 2.1.

Gambar 2.1. Diagram blok sistem pengontrolan suhu air. 2.2. Pengkondisian Sinyal Temperatur ke Voltage ( T V ) Pada perancangannya LM 324 ini dipergunakan untuk membantu ADC agar dapat mengolah sinyal masukan untuk dapat mengolah sinyal masukan untuk dapat menampilkan perubahan setiap satu derajat celciusnya. Adapun perancangannya sesuai dengan dasar teori adalah sebagai berikut : Vin ( max ) pada LM 35 = 5000 mV = 5 Volt. Resolusi dari ADC 0808 = 1 / FF = 1 / 256. Perubahan tiap derajat dari LM 35 = 10 mV. Oleh karena perubahan dari LM 35 tiap derajat = 10 mV sedangkan ADC memiliki resolusi 1 / 256 maka LM 324menjembatani kedua perbedaan ini, sesuai dengan perhitungan berikut :

Maka sesuai dengan perhitungan tersebut dalam perancangan penguatan LM 324, penulis merangkai penguat Op-Amp non-inverting dengan menggunakan resistor multiturn pada Rfnya untuk mendapatkan penguatan 1,95 kali pada Op-Amp, maka ADC dapat mengolah sinyal LM35 untuk menampilkan perubahan tiap skala satu derajat celciusnya. 2.3 Membuat Rangkaian Driver Aktuator Rangkaian aktuator dibangun dari sebuah transistor dengan resistor dioda dan relay. Prinsipnya dengan membuat rangkaian Common Emitter dari transistor-NPN. Dengan memamfaatkan prinsip ini dibangun driver untuk buzzer dan kipas + 12V 5V KIPAS 0V

DN4001

RELAY Port 2.0 10K C945

Gambar 3.6. Rangkaian kipas

+12V 5V 0V

DN4001

RELAY Port 2.1 C945

Gambar 3.6. Rangkaian buzzer 2.4 Membuat Rangkaian Seven Segment


5V VCC A a B b C c D d LT e BI/RBO f RBI g GND
IC 7447

1K ohm

5V

VCC A a B b C c D d LT e BI/RBO f RBI g GND


IC 7447

1K ohm

Gambar 3.7. Rangkaian seven segment

Aplikasi yang dipakai pada rangkaian seven segmen yang berfungsii untuk menampilkan data pada seven segment dengan menggunakan metode scanning display. Metode ini bekerja menampilkan data pada dua buah seven segment secara bergantian. Namun, dengan kecepatan tinggi, akan tampak seolah-olah bersamaan. 2.4 Cara Pengoperasian Alat Setelah melakukan tahap perancangan dari alat pengukur suhu air dengan menggunakan mikrokontroller AT89C51 sehingga terciptanya alat tersebut maka kita memasuki tahap pengoperasian. Langkah ini kita maksudkan agar kita dapat mengetahui kerja dan fungsi alat tersebut secara keseluruhan. Dengan demikian dapat kita bandingkan antara perancangan dengan alat tersebut yang telah kita buat Cara pengoperasian alat yaitu : 1. Kita posisikan saklar pada posisi ON power suply 2. Pastikan bahwa settingan temperatur pada alat sudah benar. 3. Pastikan alat bekerja dan seven segment menunjukan suhu kerja air. 4. Kipas akan mulai bekerja setelah temperatur menunjukan 95 C dan akan mulaiberhenti bekerja pada temperatur 87 C. 5. Buzzer akan mulai bekerja jika temperatur kerja diatas batas yang sudah ditentukan dalam hal ini 95 C, dan kipas tetap bekerja. Catatan : buzzer akan bekerja jika dalam sistem pendinginan dalam hal ini pendinginan air padamobil terjadi masalah ( over heating ). 6. Kita pastikan kipas akan bekerja secara terus menerus sesuai dengan temperatur kerja mobil. III. Analisis Data Dan Pembahasan 3 Pengujian Dan Analisis Data 3.1 Set-up Pengukuran Pada Set-up pengukuran disini bagian yang di ukur adalah salah tegangan keluaran pada Sensor suhu dalam hal ini LM35, yaitu pada salah satu kaki dari LM35 yang bermuatan positif yang menghubungkan output dari sensor suhu dengan input pada bagian penguat tegangan, kita hubungkan dengan terminal (+) pada mutimeter digital dan kaki dari LM35 yang terhubung dengan ground kita hubungkang dengan terminal ( - ) pada multimeter digital. Dari hasil pengukuran tersebut akan kita dapatkan hasil yaitu berupa perbandingan antara tegangan keluaran dari sensor suhu LM35 dengan pembacaan suhu pada display seven segment. Kemudian dari hasil pengukuran ini dapat kita analisa untuk memperoleh data pengukuran dengan menggunakan metode Regresi Linier. Pengukuran perbandingan tegangan keluaran sensor LM35 dengan suhu pada tampilan seven segment, kita lakukan sebanyak lima kali untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat.

Multimeter digital

0.870

10 K 5V

LM 35

5 1K OUTPUT KE INPUT ADC LM 324 Gbr 4.1. Set-up Pengukuran pada keluaran LM35

3.2 Evaluasi Hasil Pengukuran Metode Regresi Evaluasi regresi disini bertujuan untuk mencari simpangan baku dari pembacaan pada seven segment terhadap y perkiraan ( y ), yang mana y didapat dari hasil perhitungan regresi data dari pembacaan multimeter digital terhadap pembacaan seven segment, hal yang pertama kita lakukan adalah mencari y. Evaluasi regresi : y = a + bx(4.1) Dimana y = Pembacaan pada display seven segment x= pembacaan multi meter digital Dimana untuk harga konstanta a dan b dapat diketahui dari persamaan yaitu: a= (y)(x2) (x) (xy) ....................................................................... (4.2) n(x2) (x)2 a= (8,2000) (7,4589) (8,19) (7,4680) ( 9 ) (7,4589) (8,19)2 = 61.16298 61.16292 67,1301 67,0761 = -0.00019 0,054 = -0,0034 b = n(xy) (x)(y)

n(x2) (x)2 = 9 (7,4680) (8,19)( 8,2000) 9 (7,4589) (8,19)2 = 67,212 67,158 67,1301 67.0761 = 0.054 0.054 =1 Jadi dengan memasukan harga konstanta tersebut, didapatkan persamaan regresi y terhadap x untuk data diatas : .y = ( 6.10-03) + 1x Jadi dengan demikian untuk mengetahui harga y dapat ditentukan dengan hargaharga x sebagai berikut : Pada x = 0.87 ; maka y = ( -0.0034) + 1 (0.87) = 0.8666 = 0,871 Pada x = 0.88 ; maka y = ( -0,0034) + 1 (0.88) = 0,8766 = 0,881 Pada x = 0.89 ; maka y = ( -0,0034) + 1.(0.89) = 0.8866 = 0,891 Pada x = 0.90 ; maka y = ( -0,0034) + 1 (0.90) = 0.8966 = 0,901 Pada x = 0.91 ; maka y = (- 0,0034) + 1 (0.91) = 0.9066 = 0,911 Pada x = 0.92 ; maka y = (- 0,0034) + 1 (0.92) = 0,9166 = 0,921 Pada x = 0.93 ; maka y = (- 0,0034) + 1 (0.93) = 0.9266 = 0,931 Pada x = 0.94 ; maka y = (- 0,0034) + 1 (0.94) = 0.9366 = 0,941 Pada x = 0.95 ; maka y = (- 0,0034) + 1 (0.95) = 0.9466 = 0,951 IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan Dari pengujian alat dan pengolahan data , didapat beberapa kesimpulan bahwa : Alat berfungsi dengan baik, bisa dilihat dari hasil pengukuran baik dilihat dari standar acuan alat yaitu setiap perubahan suhu yang terjadi akan menghasilkan 10 mV / C pada keluaran output pada sensor LM35. 1. Hasil pengukuran dengan menggunakan metode regresi maka dapat ditarik kesimpulan dari lima kali percobaan yang dilakukan maka dilihat dari nilai Syx pada percobaan yang dilakukan (dalam hal ini kita ambil dengan melakukan percobaan sebanyak 5 kali) dimana nilai Syx = 0,00258 atau 0,0026 maka bisa dikatakan nilai untuk satandar error sangat kecil, maka alat bisa dikatakan berhasil. 2. Pembacaan suhu air pada mobil dapat dilihat dengan mudah dengan adanya tampilan suhu air pendingin pada display seven segment. 3. Adanya sistem peringatan pada si pengemudi jika terjadi masalah pada sistem pendinginan pada mobil, yaitu buzzer. DAFTAR PUSTAKA 1. Afgianto Eko Putra, Belajar Mikrokontroller AT89C51/52/55 Teori dan Aplikasi Penerbit Gava Media, Yogyakarta 2002. 2. Cooper, William David, Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. Erlangga, Jakarta 1985. 3. Dajan Anto. Pengantar Metode Statistik jilid 1, Penerbit PT Pustaka LP3ES. Indonesia 1986 4. Hasan, M.M, Ir. Iqbal. Pokok-pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif), Edisi ke-2. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta 2003.

5.

http://www.dontronics.com/index.html - Dontronics - Maker of PIC and 8051 boards. Useful info. 6. http://www.proaxis.com/~iguanalabs/ - Iguana Labs - Good example projects (ie blinking LED) for AT89C51 and AT89C2051. 7. Ibrahim KF, Teknik Digital, diterjemahkan oleh Ir. P. Insap Santosa, Msc, penerbit ANDI, Yogyakarta, 2001. 8. I Nyoman Susila, Gunawan Ellen. Statisti jilid 1, Penerbit Erlangga 1986. 9. MDL Labs BASIC tools for the 8051/8052 family. 10. Nasoetion Ardi Hakim. Metode Statistika untuk Penarikan Kesimpulan, Edisi yang disempurnakan. 1998 11. Paulus Andi Nalwan, Teknik Antar Muka dan Pemograman Mikrokontroller AT89C51 Penerbit PT Elek Media Komputindo, Jakarta 2003. 12. Paul's 8051 Microcontroller Family - Tools, Projects and Free Code Offerings, low cost 8051 development board designs. 13. Phillips Microcontroller - Software support, Assemblers, Disassemblers, and Simultors. 56 14. Roger L Tokhein, M.S Theory And Problems of Digital Principles . McGraw-Hill book Company. 15. Ronald E Wal Pole, Pengantar Statistika Edisi Ke-3 PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2000. 16. Widodo Budiharto, S.Si, M.Kom, Interfacing Komputer dan Mikrokontroller Penerbit PT Elek Media Komputindo, Jakarta 2004. 17. 8051 Code library - Has source for Intel's BAS-51 and BAS-52 monitors as well as FP-52 floating point library. 18. 8051 Code Library - More of the above including many math functions.

Anda mungkin juga menyukai