Tujuan GNB = menjamin "kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial, dan keamanan dari negara-negara nonblok" dalam perjuangan mereka menentang imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme, apartheid, zionisme, rasisme dan segala bentuk agresi militer, pendudukan, dominasi, interferensi atau hegemoni dan menentang segala bentuk blok politik
GNB didirikan berdasarkan dengan landasan hasil KAA di Bandung 1955 Pernyataan ini berisi tentang "pernyataan mengenai dukungan bagi kedamaian dan kerjasama dunia". Dasasila Bandung ini memasukkan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB dan prinsipprinsip Nehru Isi Dasasila Bandung 1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam piagam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). 2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa. 3. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, besar maupun kecil. 4. Tidak melakukan campur tangan atau intervensi dalam soalan-soalan dalam negeri negara lain. 5. Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri secara sendirian mahupun secara kolektif, yang sesuai dengan Piagam PBB. 6. (a) Tidak menggunakan peraturan-peraturan dan pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara-negara besar, (b) Tidak melakukan campur tangan terhadap negara lain. 7. Tidak melakukan tindakan ataupun ancaman agresi mahupun penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik suatu negara. 8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan cara damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrasi, atau penyelesaian masalah hukum , ataupun lain-lain cara damai, menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan, yang sesuai dengan Piagam PBB. 9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama. 10. Menghormati hukum dan kewajibankewajiban internasional
Peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok Indonesia berperan penting dalam Gerakan Non-Blok, beberapa peran Indonesia antara lain sebagai berikut :
Presiden Soekarno adalah satu dari lima pemimpin dunia yang mendirikan GNB; Indonesia menjadi pemimpin GNB tahun 1991. Saat itu, Presiden Soeharto terpilih menjadi ketua GNB. Sebagai pemimpin GNB, Indonesia sukses menggelar KTT X GNB di Jakarta. Indonesia juga berperan penting dalam meredakan ketegangan di kawasan bekas Yugoslavia pada tahun 1991
Perkembangan GNB Gerakan Non-Blok tidak pernah didirikan sebagai organisasi formal, tetapi menjadi nama untuk merujuk kepada peserta Konferensi Kepala Negara atau Pemerintah Non-Blok Negara pertama kali diadakan pada tahun 1961. Istilah "non-alignment" itu sendiri diciptakan oleh VK Krishna Menon pada tahun 1953 sambutannya di PBB . Teman Menon, Jawaharlal Nehru menggunakan kalimat dalam pidato 1954 di Kolombo, Sri Lanka. Dalam sambutannya, Nehru menjelaskan lima pilar yang akan digunakan sebagai panduan untuk hubungan Sino-India , yang pertama kali diajukan olehPerdana Menteri China Zhou Enlai
Berikut ini diuraikan KTT yang pernah dilakukan oleh GNB sejak tahun 1961-2012. Akan tetapi yang akan dibahas hanya yang pentin-penting saja. 1. KTT I GNB di Biograd pada tanggal 1- 6 September 1961. Konfrensi ini diselenggarakan disebabkan oleh adanya krisis Kuba, dari uUni Soviet membangun pangkalan peluru kendali secara besar-besaran di daerah tersebut. Tentu saja AS berkeberatan dan terjadi ketegangan diantara mereka, yang pada akhirnya mengganggu perdamaian dunia, jika ketegangan itu beer;anjut apalagi dikwatirkan pecah perang nuklir yang hebat. Oleh karena itu Negara-negara yang tergabung dalam wadah GNB berusaha mendamaikan ketegangan itu melalui penyelenggaraan KTT ini. Pada KTT I ini dihadiri oleh 23 negra yaitu: 1) Yogoslavia, 2) Kuba, 3) Afganistan, 4) Aljazair, 5) Birma(atau Myanmar sekarang), 6) Kamboja, 7) Indonesia, 8) India. 9) Mesir, 10) Sri Lanka, 11) Ghana, 12) Saudi Arabia, 13) Tunusia, 14) Etiopia, 15) Mali, 16) Goenia, 17) Libanon, 18) Maroko, 19) Saudan, 20) Nepal, 21) Irak, 22) Cytrus dan 23) Somali.
KTT I ini menghasilkan keputusan yang dituangkan dalam Declaration of Biograd yang isinya sebagai berikut. 1. Menghentikan perang dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur, sehingga dunia tidak lagi tertimpa perang yang lebih hebat dari perang yang telah terjadi. 2. Berusah mendamaikan Amerika Serika dengan USSR, dengan mengirimkan duta GNB seperti Soekarno presiden RI dan Modibo Presiden Mali untuk menemui presiden Amerika Serikat menyampaikan isi Deklarasi Biograd. Befitu pula untuk menemui pimpinan di Negara USSR, GNB juga mengirim dutanya yaitu J. Nehru PM India dan Nkrumah presiden Gana untuk bertemu dengan presiden Chrushcev dan menyampaikan pesan yang dimuat dalam Deklarasi Biograd. Atas kunjungan tokoh-tokoh GNB itu, kedua Negara adidaya yang saling tegang itu akhirnya menghormati hasik KTT Biograd 1961, sehingga ketegangan duni mereda untuk sementara waktu.
2. KTT II GNB diselenggarakan di Ibu kota Mesir, Kaoiro pada tahun 1964. Pada konfrensi ini dihadiri oleh 46 negara dengan rincian 23 negara peserta KTT I juga hadir ditambah juga 23 negara baru, yaitu 1) Anggola, 2) Burundu, 3) Kamerun, 4) Republik Afrika Tengah, 5) Chad, 6) Kongo Brazavelle, 7) Mauritania, 8) Yordania, 9) Kenya, 10) Kwait, 11) Laos, 12) Afrika Barat Daya, 13) Liberia, 14) Libia, 15) Malawi, 16) Negeria, 17) Sinegal,18) Siera Lione, 19) Syria, 20) Togo, 21) Tanganyika, 22) Sansibar dan 23) Sambia. Penambahan peserta konfrensi sebesar 100% ini berarti Negara-negara yang tergabung dalam wadah GNB ini menyadari betul bahwa gerakan ini dianggap justru lebih menguntungkan posisimya sebagai Negara yang lemah dan baru berkembang sehingga tidak akan terseret kedalam pertikaian akibat pengaruh hegemoni yang diperebutkan oleh kedua Negara adidaya diatas. Adapun hasil penting KTT II di Kairo itu antara lain: 1. Aksi bersama untuk mebebaskan Negara-negara yang masih terjajah, dan menentang atau menhapuskan segala bentuk kolonialisme, imperialism dan neokolonialisme. 2. Menghormati hak menetukan nasib sendiri. 3. Penghapusan rasdiskriminasi dan politik Apharteid. 4. Hidup berdampingan secara damai sesuai prinsip PBB. 5. Menghormati kedaulatan dan wilayah Negara lain.
6. Penyelesaian perselisihan secara damai tanpa ancaman dan kekerasan. 7. Perlucutan senjata secara umum dan menyeluruh penghapusan senjata nuklir. 8. Menolak adanya fakta militer, pangkalan asing dan pasukan asing. 9. Meningkatkan peranan PBB dalam maslah internasional. 10. Mengembangkan kerjasama ekonomi antar anggota. 11. Kerjasama kebudayaan, ilmu pengetahuan dan pendidikan.
3. KTT III GNB, dilaksanakan di Luzaka (Zambia) Pada tahun 1970 dihadiri oleh 59 negara. Ini artinya pada konfrensi ketiga ini bertambah 13 negara lagi, yang meliputi: 1) Batswana, 2) Kongo, 3) Guenea Katulistiwa, 4)Guyana, 5)Yamaica, 6) Leshato, 7) Khinshasa, 8) Malaysia, 9) Ruanda,10) Yaman, 11) Singapura,12) Swasilan, dan 13) Trinidat. Pada KTT III ini RI diwakili oleh presiden Soekarno.
4. KTT IV GNB, dilaksanakan pada tahun 1973 di kota aljazair, sedangkan KTT V diselenggarakan di Colombo pda tahun 1976 yang dihadiri oleh 94 negara.
6. KTT VI diselenggarakan di Havana, Kuba pada tahun 1979. Pada saat konfrensi dilaksanakan situasi dunia penuh dengan gejolak, yang ditandai oleh adanya invansi USSR ke Afganistan dan adanya konflik diantara anggota GNB, yakni adanya invansi Vietnam ke Kamboj, konflik Irak-Iran, dan keluarnya Myanmar dari keanggotaan GNB. Pada konfrensi ini mulai tampil pemikiran guna menyusun tata ekonomi dunia baru, program komuditi terbaru dan dana bersama, dan negosiasi global.
7. KTT VII GNB yang diselenggarakan di New Delhi pada tahun 1983. Pada saat konfrensi dilaksanakan dunia sedang ketakutan akibat terjadinya perang dingion yang disertai perlombaan perlombaan senjata nuklir antara AS dan USSR, serta kondisi ekonomi dunia dilanda krisis. Jumlah peserta yang hadir pada konfrensi tersebut sebanyak 101 negara. Konfrensi ini menhasilkan apa yang dikenal dengan Pesan New Delhi (New Delhi Message),
yang isinya mendesak negar-negar adkuasa menghentikan perlombaan senjata nuklir dan merundingkan perubahan struktur ekonomi dunia, serta menganjurkan agar terciptanya kemandirian bersama.
8. KTT VIII GNB di Harare, Zimbabwe pada tahun 1986 dihadiri oleh 101 negara. Pada saat konfrensi ke 8 diselenggarakan keadaan dunia sudah mulai berubah yakni di USSR tampil Michael Gorbachec yang melakukan perubaha yang cukup signifikan yang dikenal dengan istilah Glas-nost dan Parestroika sehingga perlombaan senjata nuklir mulai mereda, tetapi keadaan dikawasan Timur Tengah cukup tegang akibat dari gerakan yang dilakukan oleh rakyat Palestina. Hasil dari konfrensi ini, diantaranya adalah mendesak agar segera diadakan konfrensi prdamaian di Timur Tengah; mengatasi masalah hutang luar negeri Negara berkembang yang tergabung dalam wadah GNB; meperbaiki struktur perekonomia dunia; dan mengusahakan perdamaian dunia.
9. KTT IX GNB dilaksanakan di Beograd, Yogoslavia pada tahun 1989. Peserta yang hadir sebanya 102 negara. Pada saat konfrensi dilaksanakan dunia sudah tidak teganag lagi karena perang dingin sudah selesai. Akan tetapi perekonomian di Negara-negara ketiga cukup parah kecuali kawasan Asia tenggara dan Asia Timur. Walaupun tidak lagi dunia dikwatirkan oleh perang, tetapi dunia dikotak-kotakan dalam blokblok ekonomi baru yang cenderung eklusip seperti MEE, Pasar bersama AS, Canada, dan Meksik, serta kerajaan wilayah Pasifik. Disamping itu banya Negara menjalan proteksi dan masalah hutang luar negeri Negara berkembang.
10. KTT X GNB diselenggarakan di Jakarta pada tahun 1992. Konfrensi ini berlangsung pada tangga 1-6 September 1992 yang dihadiri oleh 108 negara. Ketika dilaksanakan pertemuan ini dunia sudah berubah, dalam arti perang dingin sudah tidak ada lagi ditandai dengan bubarnya USSR. Walaupun demikian bukan berarti eksitensi GNB tidak diperlukan lagi tetapi justru perannya sangat penting untuk membatasi dominasi AS dan Negaranegara maju serta munculnya blok-blok ekonomi baru. Oleh karena dipandang perlu ntuk mempertahankan eksistensi GNB, maka pada KTT X ini dilaukan langkah-langkah konkret yaitu mendirikan forum dan perangkat organisasi baru, diantaranya Biro Koordinasi Non Blok di PBB, dan Kelompok Kerja Tingkat Tinggi. Jadi, konfrensi ini diharapak dapat menghasilkan karya
yang lebih nyata dan berbeda dengan KTT GNB sebelumnya yang hanya pertemuan 3 tahunan para petinggi Negara anggota. Bertolak dari itu maka KTT GNB X di Jakarta 1992 menghasilkan sesuatu yang sangat penting bagi arah perjuangan GNB yang cukup penting hasik konfrensi tiu dikenal dengan pesan Jakarta atau The Jakarta Message yang terdiri dari 27 Diktum yang intinya adalah kesempatan dari GNB untuk ikut menyusun tata dunia baru yang demokratis, yang mengutamakan perdamaian, keadilan, keamanan, pembangunan, demokrasi dan, pengkayaan HAM. Disamping itu pesan Jakarta, berisi juga harapan untuk restrukturisasi, Revitalisasi Demokrasi PBB, mendukung perjuangan rakyat Palestina dan menuntut Israel agar keluar dari wilayah Arab dab Yerusalem yang didudukinya; serta mengecam politik Apharteid di Afrika Selatan dan mendukung warga kulit hitam. Pada pertemuan ini juga dinilai bahwa struktur ekonomi dunia belum adil sehingga meninbulkan kesenjangan antara Negara maju dengan Negara yang berkembang dalam bidang kesejahteraan dan teknologi. Untuk itu GNB juga mengajak masyarakat dunia untuk memerangi kemiskinan dan keterbelakakangan dengan mengembangkan SDM. Disamping itu dikritik pula bahwa negarnegar maju tidak bersedia menyelesaikan perundingan negosiasi perdagangan multilateral di putaran Uruguay. Dialog utara-selatan perlu ditingkatkan, dan mengalakkan hubungan selatanselatan, termasuk dengan kelompok 77. Disepakati pula oleh GNB bahwa HAM itu bersifat universal, tetapi tidak menyetujui pendiktean konsep HAM dari Negara-negara maju terhadap Negara-negara berkembang untuk kepentingan tertentu dan menyambut baik hasil KTT Bumi di Rio de Janeiro atau Brazil
11. KTT XI GNB di Cartagena, Colombia pada tahun 1995. Dalam KTT kali ini, secara resmi presiden akan menyerahkan jabatan kepemimpinan GNB periode 1992-1995 kepada presiden Colombia Ernesto Samper, sebagai ketua GNB masa bakti 1995-1998 sekaligus tuan rumah KTT XI GNB yang berlangsung pada tanggal 17-20 oktober 1995. Serah terima kepala BPK GNB Nana Sutresna menambahkan, tidak seperti KTT X di Jakarta, KTT XI kali ini akan diwarnai dengan acara serah terima jabatan secara resmi dari Indonesia kepada Colombia, yang akan dilakukan dalam pembukaan siding. Di Jakarta acara ini tidak bisa dilaksanakan karena posisi Yogoslavia sebagai ketua sebelumnya, tidak memungkinkan presiden Soeharto juga akan menyampaikan laporan pertanggungjawaban selama menjadi ketua GNB. Usai menyerahkan palu kepemimpinan kepada presiden Samper, presiden Soeharo juga akan menyerahkan buku laporan resmi kegiatan GNB dibawah kepemimpinan Indonesia kepada Colombia. Sepeerti pada umumnya, KTT akan didahului dengan pertemuan
para pejabat tinggi (SOM atau Senior Oficial Meeting) pada tanggal 14 Oktober, lalu peertemuan tingkat menteri luar negeri atau KTM tanggal 16-17 Oktober, diimbangi dengan pembentukan komite politik dan komunike ekonomi. Komite politik kali ini jatuh pada jatah Asia, sedang komite ekonomi akan diketahui salah satu Negara Afrika. Menyinggung masalah Kaukus GNB, Nana Sutresna mengatakan kepala Negara akan mengadakan pertemuan khusus dari bertukar pikiran guna mengkoordinasikan cara menghadapi siding khusus 50 tahun PBB. Pelasanaan KTT XII GNB, pada tahun 1998 dan sebagai tuan rumah adalah Afrika Selatan yang kebetulan sebagai ketua GNB. Selanjutnya kepemimpinan GNB jatuh pada tangan Bangladesh dan berhak pula sebagai tuan rumah penyelenggara KTT XIII tahun 2001. Akan tetapi tidak bisa diselenggarakan karena rezim baru banglasdesh menganggap GNB tidak arti yang penting lagi. Karena itu konfrensi GNB tidak biasa berlangsung dan baru tahun 2003 dapat dilangsungkan dan penyelenggaranya adalah negeri Jiran atau Malaysia.
13. KTT XIII GNB di Kuala Lumpur, Malaysia 2003. Pertemuan ke-13 ini menghasilakan apa yang dikenal dengan deklarasi Kuala Lumpur yang intinya sebagai berikut. Deklarasi yang merujuk pada peningkatan peran dan pentingnya GNB dalam mencapai tujuan melalui serangkaian tindakan. Misalnya mengonsolidasikan kekuatan yang menyatukan anggota GNB. Para kepala Negara dan pemerintahan yang tergabung dalam GNB sepakat bahwa untuk mencapai revitalisasi GNB, mereka harus melaksanakan setia upaya menuju terciptanya dunia banyak kutub melalui perkuatan peran PBB yang memelihara perdamaian dan keamanan internasional. Dalam Deklarasi Kualalumpu yang berlandaskan pada Deklarasi Bandung 1955 dan dikeluarkan pada akhir KTT, para kepala negar dan kepala pemerintahan menyampaikan keinginan agar PBB meningkatkan hak asasi manusia, pembangunan ekonomi, social dan penghormatan hokum internasional sebagaimana tercamtum dalam piagam PBB. Akhirnya Deklarasi Kuala Lumpur disepakati oleh para kepala Negara dan pemerintahan GNB. Kuala Lumpur menjadi tuan rumah KTT ke-13 GNB yang berlangsung selama 20-25 Februari. Perhelatan akbar itu diawali oleh pertemuan tertutup dua hari ditingkat pejabat senior (SOM), lalu pertemuan tertutup tingkat menlu SOM dibagi dalam dua komite, yaitu komite politik serta komite social ekonomi. Sementara petemuan tingkat menteri dibagi dalam empat kelompok kerja guna membahas berbagai masalah internasional saat ini, termasuk konflik Irak, Palestina, dan Korut. Dalam Deklarasi Kuala Lumpur, mereka menyatakan bahwa setelah lebih 40 tahun sejak GNB berdiri dan setelah melalui banyak tantangan dan rintangan,
sudah tiba waktunya secara menyeluruh mengkaji peran, susunan, dan metode kerja GNB. Tuuannya agar GNB dfapat mengikuti Zaman dan kondisi baru serta dapat lebih memperkuat gerakan. Dengan terjadinya peningkatan globalisasi dan kemajuan cepat ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia telah berubah secar drastic. Misalnya negar kaya memaksakan pengaruh dalam menentukan sifat dan arah hubungan internasional termasuk hubungan ekonomi dan perdagangan serta ketentuan yang mengatur hubungan itu dalam banyak hal bahkan mengorbankan Negara berkembang, sebagai mana yang dikatakan oleh Menlu Malaysia Hamid Albar. Karena itu GNB harus menanggapi dengan menjamin relevansi dan manffat yang berlanjut bagi anggota-anggotanya. Untuk menjadi tindakan, mereka menetapkan sebilan upaya yaitu meningkatkan persatuan engan dasr persatuan dan sejara perjuangan bersama serta memelihara upaya menjamin semua kepentingan terus ditingkatkan dan keprihatinan ditangani penuh kritik. Lalu menegakkan prinsip dasar GNB dan piagam PBB dalam memelihara serta meningkatkan perdamaian dunia melalui dialog dan diplomasi dikalangan Negara anggota, dan menghindarkan penggunaan kekuatan untuk menyelesaikan konflik. Disisi lain, meningkatkan serta memperkuat banyak pihak sebagai sarana yang harus ada dalam memelihara kepentingan Negara anggota GNB dan PBB, mendorong Demokratisasi. Sistem pemerintahan internasional guna meningkatkan keterlibatan. Negara berkembang dalam pengambilan keputusan tingkat internasional. Upaya lain, bersikap pro aktif dalam menghadapi perkembangan internasional tertama yang berdamapak pada anggota GNB dengan tujuan menjamin GNB tidak tersisih, tetapi berada di pusat proses pengambilan keputusan tingkat internasional; memperkuat kemampuan nasonal untuk meningkatkan kelenturan individu dan kolektif meningkatkan kerjasama selataselatan pada semua bidang hubungan, tertama social, politik, budaya, ekonomi dan ilmu pengetahuan. Meningkatkan hubungan kerjasama yang lebih dinamis dengan Negara industry maju dengan dasar keterlibatan konstruktif, kemintraan luas dan saling menguntungkan; mendorong interaksi dan kerjasama lebih besar dengan berbagai organisasi masyarakat di Negara anggota GNB, sector swasta dan anggota parlemen dengan pengakuan bahwa merejka dapat memainkan para konstruktif sasaran bersama GNB. Sementara itu saat menutup KTT GNB di Kuala Lumpur ini, PM Malaysaya Mahathir Muhammad menyatakan bahwa kesejahteraan dunia akan lebih baik oleh system banyak pihak yang kuat. Itu, ujarnya berawal dari PBB yang lebih mewakili dan demoratis daripada system satu pihak yang dilandaskan atas dominasi satu Negara. Kita bertekad member dukungan kuat yang berkelanjutan pada PBB, Kata Mahathir. Kita juga telah menyaksikan tantangan baru yang dihadapi GNB antara lain ancaman terorisme internasional. Kita harus memainkan peran dalam upaya internasional guna memerangi ancaman ini, Ujarnya pula. Pada pertemuan yang dihadiri oleh 114 negara itu GNB juga mensahkan masuknya Timor Leste, Saint Vincent, Granada sebagai anggota baru GNB dibentuk dengan tujuan membebaskan rakyat dari kolonisasi, tertama di timur Tengah-tempat Israel menduduki
wilayah bangsa lain dan tak mau melaksanakan hokum internasional serta resolusi PBB, disamping tak bersedia memberi rakyat Palestina hak paling dasar mereka menetukan nasib sendiri dan berdirinya Negara Palestina merdeka. GNB didirikan berdasarkan dengan landasan hasil KAA di Bandung 1955 dengan salah satu tujuan utama menghapuskan kolonisasi Mahathir mengatakan Negara anggota GNB juga menhadapi globalisasi dan mesti melancarkan upaya bagi integrasi Negara berkembang kedalam tatanan baru politik, ekonomi, dan kemanusian global. Kendati demikian, katanya revolusi dalam bidang teknologi informasi dan telekomunikasi dengan cepat mengubah dunia dan memperlebar perbedaan digital antara dunia maju dan berkembang. jelas demikian kepentingan kita, GNb harus memperkokoh persatuan dan kebersamaan serta berbicara dengan satu suara mengenai maslah penting. meski kita tak perlu melakukan pendekatan konfrontatif, kita juga tak perlu bersikap bertahan dalam hubungan dengan Negara maju, kata Mahathir. Semua tantangan itu memerlukan tanggapan mendesak yang cocok, straegi yang jelas dan pragmatis, serta tindakan yang terkoodinasi dengan baik. Semua pendekatan kita adalah pendekatan yang baik dan sejalan dengan prinsip keadailan dan demokrasi, ujar Mahathir.
berbicang dengan Raul, ia terlihat mengepal-ngepalkan tangannya. Iran, salah satu pengritik paling keras terhadap Amerika Serikat, diyakini akan menjadikan GNB sebagai panggung untuk mencari dukungan bagi pengembangan program nuklir Iran untuk tujuan damai. Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad sebelumnya telah mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin negara berkembang di Havana, dan mendapat dukungan kuat bagi Teheran dalam kasus nuklir negaranya. Ahmadinejad hadir di KTT di Kuba saat Amerika Serikat terus mendesak dikenakannya sanksi terhadap Iran yang telah mengabaikan batas waktu 31 Agustus untuk menghentikan pengayaan uranium. Sementara delegasinya melakukan lobi untuk mendapatkan dukungan lebih lanjut dari 118 anggota Gerakan Non Blok (GNB), Ahmadinejad mengadakan pertemuan dengan beberapa mitranya di sela-sela pertemuan GNB dari 11 hingga 17 September. Ia mendapat dukungan kuat dari Presiden Venezuela Hugo Chavez selama KTT 18 negara berkembang (G-15) yang digelar bersamaan dengan pertemuan GNB hari Kamis. "Saya tidak akan beranjak dari sini sebelum ada dukungan tetap bagi Iran," kata Presiden Venezuela itu. GNB memiliki anggota 116 negara, yaitu 53 dari Afrika, 38 Asia, 24 Amerika Latin dan Karibia serta 1 dari Eropa (Belarusia). Jumlah negara GNB bertambah menjadi 118 dengan masuknya Haiti dan St. Kitts dan Nevis sebagai anggota baru. Banyak pengamat menganggap GNB sudah tidak relevan, tapi para diplomat-diplomat Indonesia mengatakan GNB justru bisa membantu memajukan kualitas penduduk negara dunia ketiga melalui pemajuan kerjasama ekonomi perdagangan. Indonesia juga melihat bahwa hal-hal yang nyata yang dapat dilakukan GNB adalah dengan menggerakkan dan menambah pusat-pusat GNB di berbagai negara, seperti yang sudah dilakukan oleh Indonesia melalui NAM center yang berpusat di Jakarta.
hasil Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok KTT GNB atau yang sering disebut di luar negeri dengan singkatan NAM - Non Aligned Movement. Ada 2 dokumen penting yang bisa dibaca, yang merupakan refleksi suasana "revolusi kecil-kecilan" terhadap dominasi amerika serikat.
Dokumen pertama tentang DECLARATION ON THE PURPOSES AND PRINCIPLES AND THE ROLE OF THE NON-ALIGNED MOVEMENT IN THE PRESENT INTERNATIONAL JUNCTURE atau "Deklarasi Pripsip dan Tujuan dan Peran Gerakan Non Blok Dalam Situasi
Internasional Saat Ini" dan dokumen kedua, dokumen lengkap tentang berbagai hal penting hasil konferensi, yang saya rasa menjadi pondasi penting bagi negara-negara ketiga di selatan
15. KTT GNB XV digelar di Sharm el Sheik, Mesir, tanggal 15 dan 16 Juli 2009 Lebih dari 50 pemimpin negara berkembang membicarakan tindakan mengatasi krisis ekonomi global guna mencegah terulangnya krisis. Dunia memerlukan sistem keuangan yang lebih adil terhadap negara berkembang, demikian disepakati para pemimpin negara dalam Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok di Sharm el Sheik, Mesir, hari Rabu (15/07). Dalam kesempatan itu, Presiden Kuba Raul Castro mengatakan bahwa negara berkembanglah yang paling menderita akibat krisis keuangan. Dan seperti biasanya, negara kaya merupakan penyebab krisis, yang dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi internasional yang tidak logis, yang tergantung pada prinsip pasar buta dan konsumsi, dan kekayaan pihak tertentu, tambah Castro. Castro juga menyerukan dibentuknya sistem ekonomi berimbang. Krisis keuangan global juga berdampak buruk pada Kuba. Negara kecil di kepulauan Karibia itu mengalami penurunan produksi dalam negeri dan terpaksa menutup sejumlah pabriknya. Mesir juga mengalami hal mirip. Kami menghadapi bagian terbesar dampak krisis, tekanan dan penderitaannya, ungkap Presiden Mesir Hosni Mobarak. Mesir tahun ini mendapat giliran untuk memimpin organisasi Gerakan Non Blok, setelah sejak tiga tahun lalu dipegang oleh Kuba. Kami menyerukan adanya sistem baru di bidang politik internasional, ekonomi dan perdagangan. Sistem yang lebih berimbang supaya dapat mencegah diskriminasi dan standar ganda, memenuhi kepentingan semua pihak, mempedulikan negara berkembang, dan menciptakan perundingan demokratis antara negara kaya dan miskin, demikian dikatakan Hosni Mobarak. Sementara itu, Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo, yang juga hadir mengatakan, Masalah yang menimpa kemanusiaan ini sangat parah. Bukan saatnya lagi untuk menerapkan ideologi dengan kaku, sementara orang-orang miskin semakin menderita. Macapagal-Arroyo menambahkan, Gerakan Non Blok dapat memberikan reaksi lebih baik dengan berbicara satu suara. Pemimpin Libya Muammar Gaddafi juga memberikan pidato di depan para pemimpin negara berkembang yang hadir di pertemuan puncak di Sharm el Sheik. Gaddafi menyerukan Gerakan Non Blok untuk membentuk dewan keamanan sendiri sebagai penyeimbang Dewan Keamanan
PBB. Dikatakannya, Dewan Keamanan PBB tidak punya kekuasaan terhadap negara-negara terkuat dunia. Kita tidak punya akses menuju organisasi internasional, seperti Dewan Keamanan PBB dan Dana Moneter Internasional, demikian ditambahkan Gaddafi. Menurut Gaddafi, Dewan Keamanan PBB hanya berfungsi untuk anggota tetapnya. Sementara IMF, walau pun namanya internasional, IMF hanya mendahulukan kepentingan kelompok tertentu. Dalam pertemuan hari pertama KTT Non Blok di Sharm el Sheik, kelompok Hamas Palestina mengeluarkan pernyataan tertulis mengimbau para pemimpin negara untuk membantu mengakhiri blockade di Jalur Gaza. Presiden Kuba Raul Castro menegaskan kembali dukungan Gerakan Non Blok terhadap warga Palestina dan negara Arab yang diduduki. Castro mengatakan, masalah ini tetap berada di agenda teratas Gerakan Non Blok. Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok kali ini telah menjembatani komunikasi negaranegara yang menghadapi ketegangan hubungan. Perdana Menteri India Mahmohan Singh dan Perdana Menteri Pakistan Yousouf Raza Gilani bertemu untuk membicarakan kemungkinan perundingan damai. Menteri Luar Negeri India Shri Shivshankar Menon dan Menteri Luar Negeri Pakistan Salman Bashir, hari Selasa (14/07), sudah bertemu untuk membicarakan peristiwa serangan bom di Mumbai, November lalu. India menuding kelompok militan Lashkar-e-Taiba dari Pakistan mendalangi peristiwa tersebut.
16. KTT GNB XVI di Teheran Iran. 26-31 Agustus 2012 TT GNB ke-16 berakhir pada Jumat (31/8) dan menghasilkan berbagai kesepakatan dalam sebuah deklarasi final, di antaranya; dukungan terhadap program nuklir sipil Iran, penolakan sanksi sepihak Amerika Serikat anti-Iran, dukungan terhadap perjuangan bangsa Palestina, memerangi Islamphobia, rasisme, dan pemusnahan senjata nuklir. Menurut dokumen Venezuela akan menjadi tuan ruman KTT GNB berikutnya