Anda di halaman 1dari 4

MACAM-MACAM ART

Menurut Wikipedia, Assisted reproductive technology (ART) adalah sebuah istilah umum
untuk metode yang digunakan untuk mendapatkan kehamilan diluar cara alamiah. ART adalah
teknologi reproduksi yang digunakan untuk pengobatan infertilitas.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mendefinisikan ART sebagai “semua
perawatan kesuburan dimana ovum dan sperma digunakan. Secara umum, prosedur ART
termasuk mendapatkan ovum dari ovarium wanita melalui operasi, menyatukan ovum dengan
sperma di laboratorium dan mengembalikannya ke dalam tubuh si wanita atau mendonorkannya
ke wanita lain”. Menurut CDC, “ART tidak termasuk perawatn dimana hanya sperma yang
menjadi objeknya (contoh: artificial insemination) atau prosedur dimana seorang wanita
meminum obat hanya untuk menstimulasi produksi ovum tanpa keinginan untuk mengambil
ovumnya”.

Macam-macam ART:

1. In vitro fertilization (IVF)


In vitro fertilisation (IVF) adalah teknik yang membuat terjadinya fertilisasi antara sperma pria
dan ovum wanita di luar tubuh si wanita. Prosedurnya:
Ovarian stimulation
Siklus perawatan dimulai di hari ketiga menstruasi dan di dalamnya termasuk pengobatan
fertilitas untuk menstimulasi perkembangan folikel-folikel di ovarium.
Egg retrieval
Saat pematangan folikel dinilai sudah cukup, sel telur diperoleh dari pasien dengan
menggunakan Transvaginal oocyte retrieval atau oocyte retrieval (OCR).
Fertilisation
Di laboratorium, sperma dan sel telur di-inkubasi bersama di dalam kultur media selama
sekitar 18 jam. Selam waktu tersebut, fertilisasi terjadi dan sel telur yang telah dibuahi
menunjukkan 2 pronuklei. Ovum yang telah dibuahi dipindahkan ke medium pertumbuhan dan
ditinggalkan sekitar 48 jam sampai ovum mencapai tingkat 6-8 sel.
Selection
Laboratorium telah menemukan metode penilaian untuk menilai kualitas oosit dan embrio.
Biasanya, embrio yang telah mencapai tahap 6-8 sel dipindahkan 3 hari setelah pengambilan.
Embryo transfer
Embryo transfer adalah langkah dalam IVF dimana satu atau lebih embrio ditanamkan ke
dalam uterus seorang wanita dengan harapan akan terjadi kehamilan. Embrio yang dinilai
mempunyai kualitas baik ditransfer ke uterus pasien lewat kateter plastik yang tipis, yang
melewati vagina dan cervix. Tahap-tahap dalam embryo transfer, yaitu:
Uterine preparation
Pada manusia, endometrium (lapisan pada uterus) harus benar-benar siap supaya embrio
dapat ditanamkan. Dalam siklus natural maupun stimulasi, embryo transfer dilakukan saat
fase luteal, saat dimana endometrium siap untuk menerima embrio.
Timing
Dalam siklus stimulasi IVF pada manusia, embrio biasanya ditransfer 3 hari setelah
fertilisasi (sudah mencapai tahap 8-sel) atau 2-3 hari lagi sesudahnya, saat embrio telah
mencapai tahap blastosit.
Procedure
Prosedur dari embryo transfer dimulai dengan menempatkan speculum di dalam vagina
untuk memvisualisasikan cervix, yang dibersihkan dengan cairan saline atau kultur media.
Kateter yang berisi embrio diserahkan kepada klinisi setelah mengkonfirmasikan identitas
pasien. Kateter dimasukkan melalui cervicl canal dan lanjut ke rongga uterus, dimana embrio
ditanam. Lalu kateter ditarik mundur kembali dan diserahkan ke embriologis yang memeriksa
apakah ada embrio yang tertahan. Abdominal ultrasound kerap digunakan untuk memastikan
penempatan yang betul, yaitu 1-2 cm dari uterine fundus. Anashtesia biasanya tidak
diperlukan.
Follow-up
Setelah embryo transfer, pasien tetap diberikan pengobatan estrogen dan progesteron; tes
kehamilan dilakukan 2 minggu setelah proses transfer.

2. Transvaginal oocyte retrieval atau oocyte retrieval (OCR) = Proses dimana sebuah
jarum kecil dimasukkan menembus dinding vagina dan dituntun dengan ultrasound menuju folikel
ovarium untuk mengambil cairan yang mengandung sel telur.

3. Intracytoplasmic sperm injection (ICSI) = Proses penyuntikan sebuah sperma langsung


ke dalam sel telur. Untuk kasus dimana si pria tidak dapat mengeluarkan spermanya lewat
ejakulasi, maka sperma diambil dari epididimis atau testis. Apabila berasal dari epididimis,
prosesnya disebut MESA (Microsurgucal Epidymal Sperm Aspiration). Kalau berasal dari testis,
prosesnya bernama TESE (Testicular Sperm Extraction).

4. Autologus Endometrial Coculture = Teknik yang menempatkan sel telur pasien yang
telah dibuahi di atas lapisan sel dari endometriumnya sendiri, menciptakan lingkungan yang
lebih alami untuk perkembangan embrio dan memaksimalkan kesempatan hamil untuk IVF.

5. Assisted Zona Hatching (AZH) = Suatu usaha untuk meningkatkan proses implantasi
embrio di endometrium dengan ‘membuka’ zona pelusida dengan micromanipulator.

6. Zygote intrafallopian transfer (ZIFT) = Prosedur pemindahan zigot sebagai hasil dari
IVF ke dalam tuba falopi menggunakan laparoscopy.
7. Gamete intrafallopian transfer (GIFT) = Prosedur memindahkan ovum yang telah
diaspirasi bersama dengan sejumlah sperma langsung ke dalam saluran tuba falopi, jadi fertilisasi
dapat tetap terjadi dalam tubuh si wanita.

Banyak terdapat pro dan kontra berkaitan dengan ART ini. Misalnya, masalah yang berkaitan
dengan penggunaan ART pada pasangan lesbian, pasangan homoseksual, atau single parent. Ada
juga masalah yang berkaitan dengan penyeleksian embrio, dimana embrio yang dinilai jelek lalu
dibuang. Tapi, ada beberapa ketentuan-ketentuan yang mengatur beberapa hal tentang itu, seperti

Pada tahun 1990 di Inggris, dibentuk suatu badan independen yang disebut Human fertilisation
and Embriology Authority (HFEA). Beberapa kebijakan yang dikeluaarkan HFEA adalah
melarang:

1. Penelitian dan penyimpangan terhadapembrio manusia berumur lebih dari 14 hari.

2. Menem[atkan gamet atau embrio manusia di binatang atau sebaliknya.

3. Menyimpan atau menggunakan embrio untuk tujuan lain, selain untuk mendapatkan
keturunan.

4. Melakukan clonig untuk tujuan reproduksi pada manusia.

Prinsip yang direkomendasikan HFEA ini sebagian digunakan oleh Panitia Adhoc khusus yang
dibuat oleh Departemen Kesehatan untuk mengatur hal-hal yang lebih rinci, yang berhubungn
dengan prosedur dan teknik reproduksi buatan yang diperkenankan dan yang tidak, dan syarat
lain; yang kemudian dituangkan dlam: Pedoman Pelayanan Bayi Tabung di Rumah Sakit, yang
dibuat oleh Direktorat Rumah Sakit Khusus dan Swasta, Dep. Kesehatan RI.

The International Islamic Center for Population Studies and Research

Lokakarya di Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir, bulan November 200, membuat beberapa
pernyataan antara lain:

1. IVF diperbolehkan kecuali menggunakan sperma, ovum, atau embrio yang berasal dari
donor.

2. Pre-implantation genetic diagnosis (PGD) diperbolehkan untuk alasan medik.

3. IVF pada wanita pasca-menopause dilaranga; karena mempunyai resiko tinggi bagi ibu
dan bayinya.
4. Reproductive cloning dilarang.

5. Penelitian untuk follical maturation, pematangan oosit in vitro, dan pertumbuhan oosit in-
vitro diperbolehkan.

Di Indonesia,hukum dan perundangan yang mengatur tentang teknik reproduksi buatan diatur
dalam:

1. UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 16, antara lain menyebutkan:

1) Kehamilan di luar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir untuk
membantu suami-isteri mendapa tketurunan.

2) Upaya kehamilan di luar cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya
dapat dilakukan oleh pasangan suami-isteri yang sah dengan ketentuan:

a. Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami-isteri yang bersangkutan,


ditnamdalam rahim isteri dari mana ovum berasal.

b. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenag=ngan


untuk itu.

c. Pada sarana kesehatan tertentu.

2. Keputusan Menteri Kesehatan No. 72/ Menkes/ Per/ II/ 1999 tentang Penyelenggaraan
Teknologi Reproduksi Buatan.

Selanjutnya atas keputusan Menkes RI tersebut diatas, dibuat Pedoman Pelayanan Bayi
Tabung di Rumah Sakit, oleh Direkorat Rumah Sakit Khusus dan Swasta, DepKes RI yang
menyatakan antara lain:

1. Pelayanan Teknologi Buatan hanya dpat dilakukan dengan sel telur dan sperma suami-
isteri yang bersangkutan.

2. Embrio yang dapat dipindahkan satu waktu ke dalam rahim isteri tidak boleh lebih dari
3; boleh dipindahkan 4 embrio pada keadaan tertentu.

3. Dilarang melakukan surogasi dalam bentuk apapun.

4. Dilarang melakukan jual neli embrio, ova, dan spermatozoa.

dsb.

Anda mungkin juga menyukai