K A S U S
Konsep ketahanan pangan sejatinya mengacu pada pengertian adanya kemampuan mengakses pangan secara cukup untuk mempertahankan kehidupan yang aktif dan sehat.
Kerawanan pangan tidak semata-mata karena kekurangan pangan tapi juga berupa kebijakan pemerintah dalam pertanian dan pembangunan secara keseluruhan, mekanisme distribusi, ketiadaan akses terhadap pangan dan ketiadaan kemampuan daya beli masyarakat.
Penerapan pertanian industrial seperti revolusi industri yang mengaplikasikan berbagai bahan kimia dan teknologi pertanian rupanya membuat lahan pertanian menjadi tidak produktif dan tentunya tidak sehat bagi manusia dan lingkungan. Pertanian organik dan sistem terpadupun masih banyak hambatan. Konversi lahan pertanian bukan hanya berpengaruh pada ketahanan pangan dan penyediaan pangan nasional. Namun juga berpengaruh terhadap mata pencaharian penduduk dan juga ketahanan lingkungan. Suhu udara meningkat. Kemungkinan erosi, banjir dan longsor lebih besar. Kualitas dan kuantitas air akan berkurang drastis. Demikian juga keindahan alam, biodiversity dan kebudayaan perdesaan cepat punah, bahkan akan muncul disharmoni kelembagaan sosial di desa.
Jumlah penduduk indonesia yang semakin banyak menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhan pangan nasional. Pemenuhan kebutuhan ini membutuhkan perluasan lahan pertanian sebesar 12 juta hektar.
Kebutuhan beras meningkat tidak dibarengi dengan jumlah yang memadai. Sudah sering terjadi kekurangan beras yang menyebabkan pemerintah harus import dari luar negeri. Tak lain tak bukan krena semkin berkuranganya lahan untuk menanam padi sebagai salah satu masalahnya .Sungguh ironi bila dilihat kekayaan alam yang memadai. Inipun sebagai akibat karena lahan persawaahn yang tergantikan oleh kawasan industri dan pemukiman. Bisa diatasi dengan konversi pangan beras ke bahan pangan lain seperti jagung, singkong.
Landasan hukum kuat untuk mencegah konversi lahan pertanian, yaitu UU No 41/2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Melalui UU ini, kawasan dan lahan pertanian pangan ditetapkan (jangka panjang, menengah dan tahunan) lewat perencanaan dari kabupaten/kota, provinsi dan nasional (Pasal 11-17). Dalam jangka pendek, pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus bisa membuat komitmen melakukan moratorium konversi lahan. Komitmen itu harus benar-benar dipatuhi.
Conclusion . .
Screaming by :