Anda di halaman 1dari 8

13

BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan prestasi
belajar dan motivasi belajar siswa kelas XI jurusan Audio-Video di
SMK Negeri 5 Jakarta dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning) pada mata pelajaran teknik
rangkaian digital.. Yang dijadikan variabel bebas dalam penelitian ini
adalah model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning), sedang yang dijadikan variabel terikat adalah prestasi belajar
dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran teknik rangkaian digital.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 5 Jakarta, kelas XI
Jurusan Audio-Video. Adapun waktu penelitian dilaksanakan sepanjang
pembuatan masa skripsi . Penelitian untuk mendapatkan apakah terjadi
peningkatan dalam hal motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran teknik rangkaian digital dengan mengunakan model
pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning).

3.3 Metode Penelitian
Melihat sifatnya penelitian ini dilakukan dalam bentuk
penelitian komperatif, yaitu penelitian untuk melihat perbedaan
pengaruh antara variabel yang diteliti melalui perlakuan. Dalam
penelitian ini ada dua kelompok sampel eksperimen, satu kelompok
diberikan perlakuan dengan metode kerja ceramah sebagai kelompok
eksperimen I (satu) dan satu kelompok diberikan perlakuan dengan
metode kelompok sebagai kelompok eksperimen II (dua).


14



3.4 Teknik Pengambilan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI (sebelas)
jurusan Audio Video, SMK Negeri 5 Jakarta dan tahun ajaran
2013/2014. Penelitian beranggapan bahwa sifat-sifat yang berhubungan
dengan variabel penelitian yang dimiliki seluruh siswa kelas XI
(sebelas) itu mempunyai kecenderungan yang sama.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara random siswa
didalam kelas atau pemilihan sampel dilakukan dengan mengundi siswa
siswa. Setiap anggota dalam kelas yang terpilih melalui undian tadi
merupakan sampel yang diperlukan dalam penelitian.
Jumlah Kelas XI (sebelas) pada jurusan Audio Video SMK
Negeri 5 Jakarta berjumlah 30 orang dan jumlah kelas XI (sebelas) pada
jurusan Elektronika Industri SMK Negeri 5 Jakarta berjumlah 30 orang.
Sampel yang dilakukan sebanyak 2 (dua) kelompok yang ditarik
melalui undian tadi, satu kelompok untuk eksperimen I (satu) dan satu
kelompok lagi untuk eksperimen 2 (dua).

3.5 Istrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Pre-test
yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah
mempelajari sesuatu. Tes yang digunakan berupa tes objektif bentuk
multiple choice lima option. Jumlah item keseluruhan ada 30. Setiap
item mempunyai bobot nilai satu. Dengan demikian jumlah nilai
maksimum untuk keseluruhan tes adalah 30.
Instrumen yang digunakan telah memenuhi kriteria keterandalan
yaitu memiliki objektifitas dalam arti tidak memihak, mudah
dilaksanakan, valid dan reliable. Suatu tes sebagai instrumen penelitian
dikatakan valid apabila instrumen tersebut mengukur apa yang akan
diukur dan instrumen itu dapat pula dikatakan reliable apabila
dilakukan pengulangan untuk mengukur hal yang sama. Instrumen
tersebut akan mempunyai hasil yang sama atau ajeg.
15



1. Validitas Instrumen
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya
8
. Maksudnya alat ukur tersebut adalah valid jika dapat
memberikan hasil alat ukur yang sesuai dengan tujuan pengukurannya.
Analisis butir dilakukan untuk mengetahui kualitas item-itemnya.
Pengujian dilakukan terhadap item-item pernyataan dari instrumen yang
telah diuji cobakan. Tujuan dari pengujian ini adalah mengetahui item-
item pernyataan yang fungsi ukurnya sesuai dengan fungsi yang
dikehendaki dalam penelitian. Analisis butir ini dihitung dengan
menggunakan rumus koefifien Product Moment Karl Pearson.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji validitas isi (content
validity). Validitas isi merupakan suatu alat pengukur ditentukan oleh
sejauh mana isi alat pengukur tersebut mewakili semua aspek yang
diangap sebagai aspek kerangka konsep. Uji validitas digunakan untuk
menunjukkan sejauh mana instrumen yang digunakan mencerminkan isi
yang diharapkan. Uji Validitas dilakukan dengan cara mengikuti langkah-
langkah penyusun instrumen, yaitu menentukan variabel yang akan diteliti
berdasarkan aspek-aspek penelitian atau membuat kisi-kisi instrumen.
Variabel tersebut kemudian dikembangkan menjadi butir-butir pertanyaan
yang telah terlebih dahulu dikonsultasikan kepada dosen pembimbing
selanjutnya dinilai kevalidannya oleh guru yang bersangkutan. Namun
dikarenakan guru tersebut hanya 1 orang, maka peneliti juga melakukan
validitas butir soal. Analisis butir dengan langkah-langkah analisis
sebagai berikut :





8
Saifuddin Azwar, Reliabilitas dan Validitas, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 5.
16



Y
X
Mp =
N
Xt
Mt

=
( )
n
n
Xt
Xt
SDt

=
2
2
q
p
SDt
Mt Mp
pbi

=
a. Mencari Mp ; rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item
yang dicari validitasnya.

Keterangan :
X = jumlah responden yang menjawab benar dari item soal.
Y = jumlah keseluruhan nilai responden dari responden yang
menjawab benar pada item tersebut.

b. Mencari Mt : rerata skor total


Keterangan :
Xt = jumlah hasil jawaban responden
n = jumlah item soal

c. Mencari SDt : standar deviasi dari skor total.


d. Memasukan semua data pada rumus koefisien korelasi biserial (
pbi
).

Keterangan :
p = Proporsi siswa yang menjawab benar
q = Proporsi siswa yang menjawab salah








17



( )
n
n
X
X

=
2
2
2
o
2
2
11
.
1 S
q p S
n
n
r

=
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas merupakan terjemahan dari kata reliability yang berasal
dari kata rely dan ability, pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi
disebut sebagai pengukuran yang reliabel. Konsep reliabilitas adalah
sejauhmana hasil suatu pengukuran terdapat kelompok subyek yang sama
diperoleh hasil yang relatif sama
9
.
Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabel yang
angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin
tinggi koefisien reliabelitas mendekati 1,00 berarti semakin tinggi
reliabilitas. Sebaliknya koefisien yang makin rendah mendekati 0 berarti
semakin rendahnya reliabilitas
10
.
Pengujian reliabilitas alat tes yang dipakai dalam penelitian ini
menggunakan KR-20, karena instrumen yang digunakan ialah soal tes dan
mempunyai bobot skor 0-1. Untuk mencari reliabilitas diperlukan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mencari variansi tiap item soal
b. Mencari variansi total


c. Mencari p, q, pq dari hasil uji coba instrument
d. Memasukan jumlah varians total ke dalam rumus relibilitas


Keterangan :
r
11
: Reliabilitas tes secara keseluruhan
n : Banyaknya item soal
S : Standard devisiasi soal
pq : Jumlah p kali q

9
Saifuddin Azwar, Op. Cit., h. 4.
10
Ibid., h. 18.
18



Tabel 3.1 Kaidah Reliabilitas menurut Guilford & Fruchter
11

Kriteria Koefisien Reliabilitas
Sangat Reliabel 0,81 - 1,00
Reliabel 0,61 - 0,80
Cukup Reliabel 0,41 - 0,60
Kurang Reliabel 0,21 - 0,40
Tidak Reliabel 0,00 - 0,20

3. Analisis Tingkat Kesukaran dan Analisis Daya Pembeda
Menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengaji soal-soal tes dari
segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk
mudah, sedang, dan sukar
12
. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan
keseimbangan tingkat kesulitan soal, yaitu antara yang mudah, sedang,
dan sukar. Adapun cara melakukan analisis tingkat kesukaran adalah
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
N
B
I

=

Dimana :
I = Indeks kesukaran untuk setiap butir soal
B = Banyak siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal
N = Banyak siswa yang menjawab pada soal yang dimaksudkan
Tabel 3.2 Klasifikasi Indeks Kesukaran :








11
Kuncono, Analisis Butir, (Jakarta: PT Neo Dunia Damai, 2004), h. 75.
12
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1989), h. 35.
Indeks Kesukaran
0,71-1,00 Mudah
0,31-0,70 Sedang
0,00-0,30 Sukar
19




Menganalisis daya pembeda artinya mengaji soal-soal tes dari segi
kesanggupan tes tersebut dalam membedakan siswa yang termasuk ke
dalam kategori lemah atau rendah dan katagori kuat atau tinggi
prestasinya
13
. Untuk menganalisis daya pembeda ini dapat menggunakan
rumus sebagai berikut :
D = (BB/JB) (BA/JA) = PB PA
Dimana :
D = Indeks Diskriminasi (Daya Pembeda)
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda
Nilai
Perhitungan
Daya Pembeda
0,41 1,00 Baik
0,31 0,40 Sedang
0,21 0,30 Cukup
0,00 0,20 Buruk

3.6 Teknik Pengolahan Data
Setelah hasil instrumen diperoleh, maka untuk menganalisa data
mengenai pemahaman materi pelajaran Program keterampilan Gambar
Teknik Listrik digunakan pengujian hipotesis statistic parametric. Bila
kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka digunakan uji-t
(dengan ujung dua rata-rata) untuk menguji hipotesis :

13
Ibid., h. 141.
20



|
|
.
|

\
|
+
|
|
.
|

\
|

=
2
2
2
1
2
1
2 1
n
S
n
S
X X
t
tabel


Keterangan :
1
X = rata-rata siswa smk karya guna jurusan TITL
2
X = rata-rata siswa smk bina karya teknik jurusan TITL
S
1
2
= simpang baku siswa smk karya guna jurusan TITL
S
2
2
= simpang baku smk bina karya teknik jurusan TITL
n
1
= jumlah siswa smk karya guna jurusan TITL
n
2
= jumlah siswa bina karya teknik jurusan TITL

Pada taraf signifikansi = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) (1-),
(n-1) H
1
diterima, bila t
hitung
> t
tabel
Dan H
0
diterima bila t
hitung <
t
tabel.

Anda mungkin juga menyukai