Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam dunia pendidikan ada beberapa faktor yang

mempengaruhi jalannya pembelajaran dan tingkat prestasi siswa, di satu pihak pendidikan sekolah bertugas mempengaruhi dan menciptakan kondisi yang memungkinkan perkembangan pribadi anak didik secara optimal, di pihak lain pendidikan sekolah bertugas mendidik agar anak didiknya dapat mengabdikan diri kepada masyarakat. Pilihan dan imbangan yang tepat mengenai kedua macam tugas tersebut tersebut merupakan pokok pemikiran dari para pakar pendidikan. Sebagai upaya pemecahannya maka tujuan proses pendidikan pada tiap jenjang sekolah perlu disesuaikan dengan dengan proposisi proposisi tertentu mengenai psikologi dan pekembangan anak didik, pada jenjang mana mereka berada dan tujuan apa yang diharapkan. Pada tingkat satuan pendidikan SMK khususnya pada jurusan elektronika terdapat kompetensi ketrampilan, dan salah satu pelajaran tersebut adalah mata pelajaran teknik rangkaian digital yang terbagi menjadi teori dan praktik. Dalam proses pembelajaran teori mata

pelajaran kompetensi kejuruan teknik rangkaian digital adalah memahami dasar dan fungsi gerbang-gerbang logika . Sedangkan dalam

pembelajaran praktik kompetensi kejuruan mata pelajaran Gambar teknik listrik adalah menerapkan atau mengaplikasikan dasar komponenn digital menjadi suatu rangkaian elektronika. Namun dalam proses belajarmengajar di sekolah, para guru mata pelajaran teknik rangkaian digital berhadapan dengan siswa yang menganggap bahwa pelajaran teknik rangkaian digital itu merupakan suatu pelajaran yang cukup sulit. Dengan demikian proses belajar-mengajar pun agaknya kurang berhasil.

Mengingat

tugas

siswa

adalah

belajar

sebagai

proses

pengembangan diri untuk dapat mandiri dan berpartisipasi dalam dunia kerja, maka kegiatan belajar yang dialami siswa di sekolah mau tidak mau harus ditempuhnya. Dan prestasi yang diperoleh pun diharapkan akan memberi gambaran yang menghasilkan dan menunjukan keberhasilan belajar. Untuk itu guru harus memiliki pandangan yang luas dan mampu membimbing siswanya untuk mencapi tujuan belajar yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan belajar di sekolah pelaksanaan proses belajar-mengajar di kelas tidak cukup dengan ditatanya program pengajaran di dalam kurikulum. Walaupun kurikulum dilengkapi dengan petunjuk penyusunan satuan pelajaran, petunjuk penilaian prestasi belajar siswa, bimbingan siswa, dan petunjuk mengenai pelaksanaan,

administrasi dan supervise sekolah. Namun apabila di perhatikan keseluruhan isi kurikulum faktor serta perangkat pedoman

pelaksanaannya, akan tampak semua itu merupakan serentetan program dan cara-cara pelaksaannya. Dalam perangkat itu terdapat petunjuk operasional yang merupakan atau melukiskan proses belajar mengajar di kelas. Pengelolaan proses belajar mengajar itu sepenuhnya diserahkan pada kemampuan guru yang di peroleh dalam pendidikan dan praktek lapangan yang di alaminya. Tidak jarang guru yang kurang mampu melakukan pengolaan proses belajar mengajar itu karena kurang memiliki wawasan yang jelas mengenai dasar dan hakekat proses belajar mengajar serta penerapannya dalam kelas. Untuk itu penguasaan pendekatan dan Model pengajaran serta penerapannya yang tepat sedikit banyak akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar. Mengingat hal tersebut perlu kiranya dicarikan suatu pendekatan yang dapat dikembangkan menjadi suatu bentuk Model belajar-mengajar yang efektif dan efesien. Suatu Model yang efektif akan tercipta bila Model itu dapat menunjang prestasi belajar siswa yang memadai dan lestari dalam arti apa yang dipelajari siswa dapat dikuasai dan tidak mudah terlupakan. Kadar prestasi belajar siswa tersebut sangat tergantung

kepada apa yang dipelajari bagi dirinya sendiri. Keberartian materi pelajaran itu sedikit banyak dipengaruhi oleh peran serta aktifitas siswa itu sendiri dalam keseluruhan proses belajar/mengajar. Dan yang menjadi fokus permasalahan sekarang adalah bagaimana membina iklim kegiatan belajar mengajar agar kegiatan siswa cukup tinggi dan berhasil baik, serta isi programnya pun bermanfaat bagi siswa, kehidupan, dan lingkungannya untuk waktu sekarang dan yang akan datang. Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya membangkitkan motivasi belajar siswa, misalnya dengan membimbing siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan yang melibatkan siswa serta guru yang berperan sebagai pembimbing untuk menemukan konsep mata pelajaran teknik elektronika digital. Motivasi tidak hanya menjadikan siswa terlibat dalam kegiatan akademik, motivasi juga penting dalam menentukan seberapa jauh siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan meyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik. Tugas penting guru adalah merencanakan bagaimana guru mendukung motivasi siswa (Nur, 2001 : 3). Untuk itu sebagai seorang guru disamping menguasai materi, juga diharapkan dapat menetapkan dan melaksanakan penyajian materi yang sesuai kemampuan dan kesiapan anak, sehingga

menghasilkan penguasaan materi yang optimal bagi siswa. Dalam proposal ini penulis mencoba untuk mengadakan penelitian tentang Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Teknik Rangkaian Digital Dengan Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) Pada Siswa Kelas IX Jurusan Audio-Video 1 (Satu) Di SMK Negeri 5 Jakarta, Tahun Pelajaran 2013/2014 dimana PBL (Problem Based Learning) merupakan model belajar-mengajar yang lebih menekankan aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak

hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi serta menyelesaikan suatu masalah (Trouble).

1.2. Identifikasi Masalah Untuk meningkatkan prestasi siswa terdapat beberapa Model dalam suatu pembelajaran dan pada penelitian ini terdapat dua bentuk Model pembelajaran, dimana akan muncul beberapa permasalahan yang perlu di kaji. Permasalahan ini ada di sekitar proses belajar mengajar dengan kedua macam Model tersebut yaitu permaslahan-permaslahan sebagai berikut :

A.

Apakah Model PBL (Problem Based Learning) cocok diterapkan dalam proses belajar-mengajar pada mata pelajaran teknik rangkaian digital ?

B.

Bagaimanakah prestasi belajar siswa yang belajar melalui Model PBL (Problem Based Learning) pada mata pelajaran teknik rangkaian digital ?

C.

Adakah pengaruh penggunaan Model terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran teknik rangkaian digital ?

D.

Apakah terjadi peningkatan motivasi belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran teknik rangkaian digital melalui

penggunaan Model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) ? E. Apakah dengan Model PBL (Problem Based Learning) dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran ?

1.3. Pembatasan Masalah Dari beberapa permasalahan yang muncul di atas merupakan masalah yang perlu dicarikan solusinya namun untuk pencapaian yang lebih efektif maka tidak semua masalah di atas ditelaah. Dalam penelitian ini dibatasi pada penerapan Model PBL (Problem Based Learning) terhadap prestasi belajar dan motivasi belajar pada mata pelajaran teknik rangkaian digital di kelas XI Jurusan Audio-Video 1 (satu). Penelitian ini di ambil di SMK Negeri 5 Jakarta.

1.4. Perumusan Masalah Sesuai dengan identifikasi dan pembatasan masalah, maka dapat di rumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Adakah peningkatan prestasi belajar dan motivasi belajar pada mata pelajaran teknik rangkaian digital di kelas XI Jurusan Audio-Video 1 (satu) di SMK Negeri 5 Jakarta ?

1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan positif kepada guru produktif di jurusan Elektronika Audio-Video, SMK Negeri 5 Jakarta dan juga kepada guru-guru yang lain tentang alternatif pemilihan dan penggunaan Model mengajar serta meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai