Prasetyo Utomo/Antara
Republika Ramadhan @republikapuasa puasa@redaksi.republika.co.id 085 7712 40691 SELASA, 24 JULI 2012 | 4 RAMADHAN 1433 H |
21
REPUBLIKA
Siwak
Siwak atau miswak adalah dahan atau akar pohon yang digunakan untuk membersihkan gigi, gusi, dan mulut. Bersiwak dianjurkan Nabi Muhammad SAW dan tidak membatalkan puasa.
Zakat Anda
Tersalurkan
Transfer Zakat, Infak, Sedekah:
Mutiara Hadis
helping & empowering people
Seluruhnya
Barang siapa tidak dapat meninggalkan ucapan dan perbuatan dusta (waktu berpuasa) maka Allah tidak membutuhkan lapar dan hausnya.
(HR Bukhari)
MEDAN -- Gelombang besar syahwat kekuasaan tengah melanda kalangan pejabat dan elite politik negeri ini. Datangnya kembali Bulan Suci Ramadhan diharapkan dapat menjadi momentum bagi mereka untuk sungguh-sungguh berlatih mengikis dan mengendalikan nafsu kekuasaan. Kurangnya kemampuan mengendalikan nafsu menyebabkan politik hitam dan praktik korupsi masih merajalela, tutur pengamat sosial dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatra Utara, Ansari Yamamah, di Medan, Senin (23/7). Ia menyebutkan, bulan suci Ramadhan sangat penting sebagai latihan pengendalian diri bagi kalangan pejabat dan elite politik. Sebab, mereka sering berhadapan dengan godaan syahwat kekuasaan dan material, ujarnya. Imbauan lebih ditujukan kepada
pejabat dan elite politik, juga karena mereka yang menentukan pelbagai kebijakan dan aturan dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat biasa juga perlu diimbau, tetapi kalangan pejabat dan elite politik lebih perlu, ujar Anshari. Menurut dia, semua pihak akan mengakui jika umat Islam, terutama kalangan pejabat dan elite politiknya, telah biasa dan terlatih menjalankan puasa Ramadhan. Sayangnya, ibadah puasa tersebut sering dipisahkan dari nilai praktis duniawi sehingga tidak memberikan pengaruh positif dalam sikap dan perilaku mereka. Hal itu karena ibadah puasa yang dijalani selama ini hanya dianggap sebagai proses menahan lapar dan haus hingga tiba waktu berbuka puasa. Mestinya, dapat
memberikan perubahan sikap dan perilaku sehari-hari, tutur Ansari, seperti dikutip Antara. Sikap keliru Sementara itu, pendiri Pesantren Mualaf Annaba Center, Syamsul Arin Nababan, mengemukakan Ramadhan merupakan anugerah dari Allah SWT kepada setiap orang yang beriman. Di bulan suci ini, Allah SWT memiliki target setiap Muslim yang menjalani ibadah puasa akan mengalami peningkatan kualitas iman dan takwa. Ia mengatakan, keliru bila setiap Muslim tidak memiliki target saat menjalani ibadah puasa. Ketika kita targetkan itu, Insya Allah akan ada manfaat yang didapat, kata Syamsul Arin saat ceramah dalam program pembinaan mualaf di Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK), Jakarta, Ahad (22/7). Ia mencontohkan, ketika mualaf belajar pertama kali berpuasa, mungkin baru setengah hari. Lalu, berikutnya belajar untuk sehari penuh. Itu merupakan bentuk dari target yang dimaksud. Jadi, target pada dasarnya membuat yang bersangkutan berubah dalam pengertian yang positif, kata Syamsul.
ed: asep nur zaman
Ibadah puasa yang dijalani selama ini hanya dianggap sebagai proses menahan lapar dan haus.
Ranti BSD Serpong Ruko Mall WTC Matahari Jl. Raya Serpong No. 5859, Serpong Tel. (021) 5315616