Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SAINS ATMOSFER BANJIR DAN TANAH LONGSOR

Oleh: Kelompok v 1. Wayan nirja 2. Arifin 3. Abdul amin 4. Wahyu yulianti 5. Asmawati 6. Nurmasita

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATRAM
1

2011

BAB I PEMBAHASAN A. BANJIR 1. Pengertian Banjir Banjir adalah bencana alam yang terjadi secara alami maupun oleh ulah manusia. Sebuah banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan 2. Faktor Penyebab Terjadinya Banjir
a) b) c)

Curah hujan dalam jangka waktu panjang. Erosi tanah menyisakan batuan, hingga tidak ada resapan air. Buruknya penanganan sampah, hingga sumber saluran-saluran air tersumbat.

d)

Pembangunan tempat permukiman dimana tanah kosong diubah menjadi jalan/tempat parkir, hingga daya serap air hujan tidak ada.

e) f)

Bendungan dan saluran air rusak. Keadaan tanah tertutup semen, paving atau aspal, hingga tidak menyerap air.

g) h) i) j)

Pembabatan hutan secara liar (Illegal logging). Di daerah bebatuan daya serap air sangat kurang, mengakibatkan banjir Kiriman atau banjir bandang. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan penanaman kembali

pada daerah / hutan-hutan yang baru di tebangi.


k)

Tidak adanya lagi tanah resapan untuk digunakan air sebagai tempat baginya beristirahat dikala hujan turun. tidak ada lagi lahan hijau sebagai tempat resapan air tanah. akibatnya, ketika hujan tiba, tanah menjadi tergerus oleh air dan kemudian air terus meluncur tanpa adanya penghalang alami yang kemudian menyebabkan banjir. dan masih banyak lagi penyebab-penyebab banjir yang lainya.

3. Jenis-jenis Banjir a)Banjir Air Banjir yang satu ini banjir yang sudah umum. Penyebab banjir ini adalah meluapnya air sungai, danau, atau got, sehingga air akan meluber lalu menggenangi daratan. Umumnya banjir yang seperti ini disebabkan oleh hujan yang turun terus-menerus hingga sungai atau danau tidak dapat mampu lagi menampung air. b)Banjir Cileuncang Jenis banjir yang satu ini sama dengan banjir air. Namun banjir cileuncang ini disebabkan oleh hujan yang sangat deras dengan debit air yang sangat banyak. Banjir akhirnya terjadi karena tidak dapat langsung mengalir melalui saluran atau got yang terdapat disekitar rumah warga. Jika banjir air dapat terjadi dalam waktu yang lama. Maka banjir cileuncang ini langsung terjadi saat hujan tiba atau dapat disebut banjir dadakan. c)Banjir Bandang Banjir ini tidak hanya materinya berupa air tetapi mengangkut

materi lain berupa lumpur. Banjir seperti ini jelas lebih berbahaya daripada banjir air, karena seseorang tidak akan mampu berenang ditengah-tengah banjis jenis ini untuk menyelamatkan diri. Banjir bandang mampu menghanyutkan apapun, karena itu daya rusaknya sangat tinggi. Banjir ini biasanya terjadi diarea dekat pegunungan, dimana tanah pegunungan seolah longsor karena hujan lalu ikut terbawa air ke daratan yang lebih rendah. Biasanya banjir bandang ini akan menghanyutkan sejumlah pohon-pohon hutan atau batu-batu berukuran besar. Materi-materi ini tentu bisa merusak pemukiman warga yang berada di wilayah sekitar pegunungan.

d)Banjir Rob (laut pasang) Banjir rob adalah banjir yang disebabkan oleh pasangnya air laut. Banjir seperti ini kerap melanda kota Muara Baru di Jakarta. Air laut yang pasang ini umumnya akan menahan air sungai yang seharusnya mengalir ke laut. Karena jumlah air sungai yang sudah menumpuk, akhirnya mampu menjebol tanggul dan menggenangi daratan. e)Banjir Lahar Dingin Banjir jenis ini biasanya terjadi ketika terjadi erupsi gunung berapi. Erupsi ini kemudian mengeluarkan lahar dingin dari puncak gunung dan mengalir ke daratan yang dibawahnya. Lahar dingin ini mengakibatka pendangkalan sungai, sehingga air sungai akan mudah meluap dan bisa meluber kepemukiman warga. f)Banjir Lumpur

Banjir lumpur ini identik dengan peristiwa banjir lapindo di daerah sidoarjo. Banjir ini mirip dengan banjir bandang, tapi lebih disebabkan oleh keluarnya lumpur dari dalam bumi dan menggenangi daratan. Lumpur yang keluar bukan lumpur biasa, tapi juga mengandung bahan dan gas kimia yang berbahaya. 4. Cara Menanggulangi Banjir Adapun Cara-Cara untuk Mengatasi Banjir anatara lain : a) Menyediakan Sistem Perparitan yaitu dengan

membersihkan parit-parit yang telah cetek akibat daripada bahan-bahan kumuhan Dengan ini air limpahan dan hujan dapat dialirkan dengan baik. b) Projek Pendalaman Sungai. Kebanyakan kejadian banjir berlaku kerana kecetekan sungai. Jika dahulu sungai mampu mengalirkan sejumlah air yang banyak dalam sesuatu masa, kini pengaliran telah berkurangan. Ini disebabkan proses pemendapan dan pembuangan bahan-bahan buangan. c) Memelihara Hutan. Kegiatan pembalakan di mana penerokaan di kawasan pinggir sungai digemari menyebabkan tanah terhakis dan runtuh ke sungai. Keadaan yang sama juga berlaku apabila aktiviti pembalakan yang giat dilakukan di lereng-lereng bukit.Oleh itu pemeliharaan hutan merupakan cara yang baik untuk mengatasi masalah banjir. Hutan boleh dijadikan kawasan tadahan yang mampu menyerap air hujan daripada mengalir terus ke bumi. d) Mengawal Aktifitas Manusia. Banjir kilat yang berlaku terutamanya di bandar disebabkan

pembuangan samapah dan sisa industri ke sungai dan parit. Bagi menangani masalah ini, kesedaran kepada masyarakat perlu didedahkan supaya aktiviti negatif ini tidak terus dilakukan seperti mengadakan kempen mencintai sungai dan sebagainya.

B. TANAH LONGSOR 1. Pengertian Tanah Longsor Bencana tanah longsor merupakan fenomena geologi dimana terjadi gerakan massa batuan, tanah yang menuruni lereng dan keluar dari lereng. Terjadinya gerakan massa batuan dan tanah tersebut dikarenakan akumulasi air yang terdapat di dalam tanah sehingga bobot tanah menjadi besar. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air dapat berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah yang mengalami pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng. Dan pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar daripada gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan. 2. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Tanah Longsor Faktor-faktor penyebab tanah longsor antara lain : hujan, lereng terjal, tanah yang kurang padat dan tebal, batuan yang kurang kuat, jenis tata lahan, getaran, susut muka air danau atau bendungan, adanya beban tambahan, pengikisan/erosi, adanya material timbunan pada tebing, bekas longsoran lama, adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung), penggundulan hutan, daerah pembuangan sampah.

a) Hujan Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November seiring meningkatnya intensitas hujan. Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Muncul-lah pori-pori atau rongga tanah, kemudian terjadi retakan dan rekahan tanah di permukaan. Pada saat hujan, air akan menyusup ke bagian yang retak. Tanah pun dengan cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan, kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat. Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor karena melalui tanah yang merekah itulah, air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral. Apabila ada pepohonan di permukaan, pelongsoran dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga berfungsi sebagai pengikat tanah. b) Lereng terjal Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin. Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 180 apabila ujung lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar. c) Tanah yang kurang padat dan tebal Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan lebih dari 2,5 meter dan sudut lereng > 220. Tanah jenis ini memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor, terutama bila terjadi hujan. Selain itu, jenis tanah ini sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek jika terkena air dan pecah jika udara terlalu panas. d) Batuan yang kurang kuat

Pada umumnya, batuan endapan gunungapi dan batuan sedimen berukuran pasir dan campuran antara kerikil, pasir, dan lempung kurang kuat. Batuan tersebut akan mudah menjadi tanah jika mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan terhadap tanah longsor apabila terdapat pada lereng yang terjal. e) Jenis tata lahan Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan, dan adanya genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya kurang kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan penyebabnya adalah karena akar pohonnya tidak dapat menembus bidang longsoran yang dalam dan umumnya terjadi di daerah longsoran lama. f) Getaran Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempabumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran lalulintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah tanah, badan jalan, lantai, dan dinding rumah menjadi retak. g) Susut muka air danau atau bendungan Akibat susutnya muka air yang cepat di danau maka gaya penahan lereng menjadi hilang, dengan sudut kemiringan waduk 220 mudah terjadi longsoran dan penurunan tanah yang biasanya diikuti oleh retakan. h) Adanya beban tambahan Adanya beban tambahan seperti beban bangunan pada lereng, dan kendaraan akan memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor, terutama di sekitar tikungan jalan pada daerah lembah. Akibatnya adalah

sering terjadinya penurunan tanah dan retakan yang arahnya ke arah lembah. i) Pengikisan/erosi Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu akibat penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal.

j) Adanya material timbunan pada tebing Untuk mengembangkan dan memperluas lahan pemukiman umumnya dilakukan pemotongan tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunan pada lembah tersebut belum terpadatkan sempurna seperti tanah asli yang berada di bawahnya. Sehingga apabila hujan akan terjadi penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan tanah. k) Bekas longsoran lama Longsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah terjadi pengendapan material gunung api pada lereng yang relatif terjal atau pada saat atau sesudah terjadi patahan kulit bumi. Bekas longsoran lama memilki ciri: Adanya tebing terjal yang panjang melengkung membentuk tapal kuda. Umumnya dijumpai mata air, pepohonan yang relatif tebal karena tanahnya gembur dan subur. Daerah badan longsor bagian atas umumnya relatif landai. Dijumpai longsoran kecil terutama pada tebing lembah. Dijumpai tebing-tebing relatif terjal yang merupakan bekas

longsoran kecil pada longsoran lama. Dijumpai alur lembah dan pada tebingnya dijumpai retakan dan longsoran kecil. Longsoran lama ini cukup luas. l) Adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung) Bidang tidak sinambung ini memiliki ciri: Bidang perlapisan batuan Bidang kontak antara tanah penutup dengan batuan dasar Bidang kontak antara batuan yang retak-retak dengan batuan yang kuat. Bidang kontak antara batuan yang dapat melewatkan air dengan batuan yang tidak melewatkan air (kedap air). Bidang kontak antara tanah yang lembek dengan tanah yang padat. Bidang-bidang tersebut merupakan bidang lemah dan dapat berfungsi sebagai bidang luncuran tanah longsor. m) Penggundulan hutan Tanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang relatif gundul dimana pengikatan air tanah sangat kurang. n) Daerah pembuangan sampah

Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah dengan guyuran hujan, seperti yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Leuwigajah di Cimahi. Bencana ini menyebabkan sekitar 120 orang lebih meninggal. 3. Jenis-jenis tanah longsor Ada 6 jenis tanah longsor, yakni: longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah dan aliran bahan rombakan. Jenis longsoran translasi dan rotasi paling banyak terjadi di Indonesia. Sedangkan longsoran yang paling banyak memakan korban jiwa manusia adalah aliran bahan rombakan. a) Longsoran Translasi Longsoran translasi adalah bergeraknya masa tanah dan bantuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. b) Longsor Rotasi Longsoran rotasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung. c) Pergerakan Blok Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsoran ini disebutbjuga longsoran translasi blok batu.

d) Runtuhan Batu Runtuhan batu terjadi ketika sejumlah besar batuan atau material lain

11

bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga menggantung terutama didaerah pantai. Batubatu besar yang jatuh dapat menyebabkan kerusakan yang parah e) Rayapan Tanah Rayapan tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Jenis tanah longsor ini hampir tidak dapat dikenali. Setelah waktu yang cukup lama longsor jenis rayapan ini bias menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon atau rumah miring ke bawah. f) Aliran Bahan Rombakan Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak di dorong oleh air. Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air dan jenis materialnya. Gerakannya terjadi disepanjang lembah dan mampu mencapai ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempat bias sampai ribuan meter seperti di daerah aliran sungai di sekitar gunung api. Aliran tanah ini dapat menelan korban cukup banyak. 4. Cara Menanggulangi Tanah Longsor Usaha mitigasi bencana tanah longsor berarti segala usaha untuk meminimalkan akibat terjadinya tanah longsor. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menekan bahaya tanah longsor dibagi menjadi tiga, yaitu: a) Tahap awal atau tahap preventif Tahap awal dalam upaya meminimalkan kerugian akibat bencana tanah longsor adalah sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi daerah rawan dan melakukan pemetaan.

2) Penyuluhan pencegahan dan penanggulangan bencana alam dengan memberikan informasi mengenai bagaimana dan mengapa tanah longsor. 3) Pemantauan daerah rawan longsor. 4) Perencanaan pengembangan sistem peringatan dini di daerah rawan bencana. 5) Menghindari bermukim atau mendirikan

bangunan di tepi lembah sungai terjal. 6) Menghindari daerah longsor. 7) Menghindari membuat sawah baru dan kolam pada lereng yang terjang karena air yang digunakan akan memengaruhi sifat fisik lereng. Lereng menjadi lembek dan gembur sehingga tanah mudah bergerak. 8) Menyebarluaskan informasi bencana gerakan tanah melalui berbagai media sehingga masyarakat mengetahui. b) Tahap bencana Usaha yang perlu dilakukan ketika suatu daerah terkena bencana tanah longsor antara lain berikut ini. 1) Menyelamatkan musibah. warga yang tertimpa melakukan lereng penggalian terjal yang pada akan

bawah

mengganggu kestabilan lereng sehingga mudah

13

2) Pembentukan pusat pengendalian atau crisis center. 3) Evakuasi korban ke tempat yang lebih aman. 4) Pendirian dapur umum, pos-pos kesehatan, dan penyediaan air bersih. 5) Pencegahan berjangkitnya wabah penyakit. 6) Evaluasi, konsultasi, dan penyuluhan. c) Tahap pascabencana Setelah bencana tanah longsor terjadi, bukan berarti permasalahan selesai, tetapi masih ada tahapan yang perlu dilakukan untuk mengurangi jumlah kerugian, yaitu: 1) Mengupayakan mengembalikan fungsi hutan lindung seperti sediakala. 2) Mengevaluasi dan memperketat studi Amdal pada kawasan vital yang berpotensi menyebabkan bencana. 3) Penyediaan lahan relokasi penduduk yang bermukim di daerah bencana, dan di sepanjang bantaran sungai. 4) Normalisasi area penyebab bencana. 5) Rehabilitasi sarana dan prasarana pendukung kehidupan masyarakat yang terkena bencana alam secara permanen. 6) Menyelenggarakan forum kerja sama antardaerah dalam penanggulangan bencana.

15

BAB II PENUTUP Kesimpulan


Banjir adalah bencana alam yang terjadi secara alami maupun oleh ulah manusia. Banjir dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain :
l) m) n)

Curah hujan dalam jangka waktu panjang. Erosi tanah menyisakan batuan, hingga tidak ada resapan air. Buruknya penanganan sampah, hingga sumber saluran-saluran air tersumbat.

o)

Pembangunan tempat permukiman dimana tanah kosong diubah menjadi jalan tempat parkir, hingga daya serap air hujan tidak ada.

p) q)

Bendungan dan saluran air rusak. Keadaan tanah tertutup semen, paving atau aspal, hingga tidak menyerap air.

r) s)

Pembabatan hutan secara liar (Illegal logging). Di daerah bebatuan daya serap air sangat kurang, mengakibatkan banjir

t) u)

Kiriman atau banjir bandang. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan penanaman kembali pada daerah / hutan hutan yang baru di tebangi. Tanah longsor merupakan bencana alam yang terjadi akibat gerakan

massa batuan, tanah yang menuruni lereng dan keluar dari lereng. Dan adapun faktor penyebab terjadinya tanah longsor adalah sebagai berikut :

hujan, lereng terjal, tanah yang kurang padat dan tebal, batuan yang kurang kuat, jenis tata lahan, getaran, susut muka air danau atau bendungan, adanya beban tambahan, pengikisan/erosi, adanya material timbunan pada tebing, bekas longsoran lama, adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung), penggundulan hutan, daerah pembuangan sampah.

17

DAFTAR PUSTAKA

http://aimyaya.com/id/lingkungan-hidup/mengenal-berbagai-macam-jenis-banjir/ http://duniabaca.com/jenis-jenis-banjir-serta-berbagai-faktor-penyebabbanjir.html

Anda mungkin juga menyukai