Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS SISTEM PADA MESIN COFFEE MAKER

DISUSUN OLEH : SRI SADONO (35647) SEPTIA DEOFY LESMANA (35844) RAHADIAN KUSUMA ADI PRATAMA (35668) WISNU ANGGA SAKTI (35462) M. AGHA HUTAMA S (34897

BAB 1 FORMULASI PROBLEM

A. LATAR BELAKANG
Kebutuhan akan teknologi yang lebih memudahkan manusia akan segala hal mendorong produsen alat-alat dengan teknologi terbaru selalu melakukan perubahan dan perkembangan demi lebih bersaing dalam perkembangan dunia teknologi.Tak terkecuali perkembangan pesat yang terjadi pada mesin pembuat kopi atau coffee maker. Kopi merupakan salah satu jenis minuman paling populer di dunia.Penggemar kopi tidak hanya sebatas laki-lak perempuan. Orang tua maupun muda pun menggemari minuman dengan rasa khas ini.Perkembangan yang terjadi adalah mulai dari rasa kopi yang pakem (kopi pahit tanpa campuran apapun)hingga kini berkembang menjadi kopi dengan ratusan varian.Kumpulan pencinta kopi pun bermunculan di berbagai belahan dunia. Nampaknya hal inilah yang membuat produsen menilai bahwa ini adalah suatu peluang usaha yang sangat besar.Petani kopi tak mau ketinggalan untuk memproduksi biji kopi yang lebih berkualitas.Sedangkan orang yang memiliki pikiran yang lebih maju,berlomba-lomba menemukan campuran kopi yang tepat sehingga dapat memaskan konsumen.Untuk sector industry,akhirnya diciptakanlah mesin pembuat kopi alias coffee maker. Untuk merasakan kopi espresso atau cappuccino yang berkelas dan berkualitas tinggi pun kini tak harus pergi ke sebuah coffee shop.Dengan sebuah mesin coffee maker,pencinta kopi yang tidak berpengalaman membuat kopi pun dapat membuatnya dengan mudah.Dengan pengembangan di berbagai komponen mesin coffee maker pun menjadi daya tarik tersendiribagi penikmat kopi.Perkembangan yang saya tahu terakhir ini adalah mesin coffee maker yang dilengkapi dengan pendeteksi sidik jari yang dapat mengidentifikasi takaran kopi favorit sang pemilik jari. Mungkin suatu saat nanti perkembangan mesin coffee maker tidak akan berhenti hingga pada tahap ini saja,karena sifat social manusia yang tidak pernah puas.Tidak hanya pada konsumen,rasa tidak mau kalah akan terjadi pula pada pekerja idustri dan produsen.

B. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut : 1. Dalam rangka memenuhi tugas dinamika system. 2. Melatih analisis system pada suatu aplikasi kehidupan sehari-hari. 3. Mendalami system yang terjadi pada mesin coffee maker.

BAB 2 KEADAAN TERKINI

A. TINJAUAN PUSTAKA
Keseluruhan tinjauan pustaka kami yaitu melalui search engine GOOGLE dengan rincian alamat sebagai berikut :
http://keurigb40quickly.blogspot.com/2011/06/keurig-coffeemaker-analysis-of-amazon.html http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S019689040900209Xhttp://iobit.mybrows erbar.com/cgi/errors.cgi?q=http://duniaebook.net/pdf/analisis-dinamikKnowledge_Detail.page.htm 2950&cco=US&ct=3 http://www.oncoffeemakers.com/west-bend-coffee-maker-1.html

B. DASAR TEORI
Dua Cara Kerja Berdasarkan cara kerjanya, ada dua jenis mesin pembuat kopi, yaitu model tekanan (pressure models) dan model pompa (pump models). Mesin tipe pertama, memanfaatkan tekanan uap panas untuk menyemprotkan air panas itu sendiri ke bubuk-bubuk kopi. Karena tekanan semprotnya tidak terlalu kuat, kopi dan air terlalu lama bersentuhan. Hasilnya adalah minuman kopi yang terasa agak pahit di lidah. Kekurangan lain dari model ini adalah terbatasnya jumlah air yang dapat ditampungnya. Mesin hanya dapat membuat kopi sebanyak empat cangkir saja. Bila ingin tambah, maka harus mengisi tangki lagi dengan air dan menunggu hingga mendidih. Namun, harga mesin jenis ini lebih murah dibanding model pompa sehingga cocok untuk pemakaian rumah tangga. Mesin jenis kedua memakai jasa pompa elektrik untuk memompa dan menyemprotkan air panas melewati kopi, dengan tekanan tinggi. Karena air melintasi kopi dengan cepat, hasilnya tidak sepahit pada mesin jenis pertama. Berkat adanya pompa ini pula, jumlah volume kopi yang diseduh bisa lebih banyak. Mesin ini jelas jauh lebih mahal. Makanya hanya dipakai untuk kepentingan komersial, seperti katering, restoran, cafe shop atau kedai kopi. Mengamati Kinerja Mengamati kinerja atau performansi suatu alat adalah menilai kemampuan unjuk kerja alat itu, apakah sesuai dengan standar, atau paling tidak dapat memenuhi kebutuhan kita. Kinerja mesin pembuat kopi dapat dinilai dengan lima aspek : Pertama, waktu yang diperlukan untuk membuat dua cangkir kopi espresso. Mesin yang paling bagus dapat menyajikan kopi panas dalam waktu 3 menit. Sedangkan bila perlu waktu lebih dari 6 menit, mesin itu dinilai payah. Kedua, temperatur yang tepat untuk membuat espresso. Mesin yang bagus dapat menyajikan kopi dengan panas sekitar 80 O C. Ketiga, efisiensi penggunaan air, yaitu seberapa banyak air yang tersisa saat kopi telah siap saji. Jika banyak air yang menguap keluar, maka Anda akan lebih sering menambahkan air lagi. Berarti alat itu boros air. Keempat, penampilan seduhan kopi yang dihasilkan. Agar tampak mengundang selera, secangkir kopi espresso harus mempunyai buih-buih berwarna karamel di permukaannya. Buih-buih ini timbul karena percampuran antara air panas, udara, dan minyak pada biji kopi. Bila buih-buih ini terlalu tipis, itu artinya espresso terlalu encer. Bila buih-buihnya berwarna

gelap atau ada lubang di tengah-tengahnya, itu tandanya kopi dan air terlalu lama kontak. Rasanya lebih pahit. Kelima, adalah temperatur yang diperlukan untuk membuat susu menjadi berbusa. Feature yang Ada Semua mesin pembuat kopi biasanya dapat digunakan untuk membuat espresso maupun cappuccino. Namun untuk membuatnya hingga mahir perlu beberapa kali praktek. Untuk membuat kopi espresso yang kental dan mantap, mesin harus menyemprotkan air dengan tekanan yang tinggi pada suhu 90 O C pada bubuk kopi. Espresso yang nikmat adalah yang punya buih-buih tebal. Sedangkan untuk membuat cappuccino panas dengan susu yang berbusa, adalah dengan menuangkan uap pada susu cair dalam cangkir lebih baik menggunakan cangkir stainless steel menggunakan pipa uap di sisi samping mesin. Cangkir berisi susu ini harus terus dipegangi hingga uap panas menerpa susu dan mengocoknya. Berikut ini beberapa feature yang biasanya terdapat pada mesin pembuat kopi : Pengocok susu (milk frothing), berfungsi mengocok susu hingga berbusa untuk membuat cappuccino. Pengatur uap panas (variable steam control), untuk menambah atau mengurangi jumlah uap panas. Pengatur kekentalan (variable strength), untuk mengatur kekentalan espresso. Bila feature ini tidak ada, Anda masih bisa mengatur kekentalan kopi dengan menambah atau mengurangi jumlah kopi yang dituangkan. Penyimpan kabel (cord storage), berguna untuk mengatur panjang kabel agar sesuai kebutuhan. Sisanya akan tersimpan rapi pada pada wadahnya. Dengan demikian akan mengurangi resiko kecelakan, misalnya tak sengaja terseret kaki karena ada kabel yang menjuntai.

Gambaran sederhana penampang komponen coffee maker

Komponen yang lebih mendetail coffee maker :

Gambar penampang coffee maker

1. Reservoir Tempat menampung air yang akan digunakan untuk membuat espresso

2. Pump Pompa berfungsi menarik air dari reservoir untuk dipompa menuju heating chamber pada tekanan tinggi.

3. Heating Chamber
Ruang pemanas (Heating Chamber), struktur terbuat dari stainless-steel dengan elemen pemanas terpasang pada dasarnya. Elemen pemanasnya tersusun dari kumparan kawat, yang menghasilkan panas jika dilewati arus listrik. Di ruang pemanas terjadi proses pemanasan air, dimana airnya berasal dari air yang dipompa dari reservoir. Pada komponen ini terdapat katup satu arah (oneway valve) yang membuat air dari pompa dapat masuk ke ruang pemanas, dan mencegah air kembali masuk ke dalam pompa.

Gambar Heating Chamber

Dalam Heating Chamber terdapat dua saluran yang menyalurkan air yang telah dipanasi menuju PortaFilter dan steaming wand.

4. Porta-Filter

Gambar Porta Filter

Adalah alat untuk menempatkan kopi.Di dalam keranjang layar dilepas kecil di mana kopi
bubuk dikemas. Di bawah keranjang dua spouts di mana espresso keluar. Sebelum digunakan bubuk

kopi dipadatkan(tamping)

menggunakan alat yang disebut tamper terlebih dahulu. Hal ini

dimaksudkan agar tidak ada rongga

5. Steam Wand

Gambar SteamWand

Digunakan untuk memanaskan dan membuihkan susu yang akan digunakan dalam aneka variasi espresso. Alat ini membuat susu menjadi butiran yang disebut microfoam.

Sistem Eletrik
Dalam pemodelan sistem rangkain listrik, kita perlu mengetahui variable-variable yang akan digunakan sebagai input-output model sebagai berikut: 1. Resistor e12 = e1 e2 = eR = R.i +
1

dimana

i = eR

eR

2 Tegangan berbanding lurus dengan arus

2. Kapasitor q = C eC + eC i =C Muatan yang terkumpul sebanding dengan tegangan 1 i 2

eC = C

e12

Sistem Thermal
Persamaan Laplace:

dimana
KONVEKSI

BAB 3

Sistem Fluida
1. Resistance

Dimodelkan dalam skema listrik:

maka persamaan resistannya menjadi:

2. Capacitance

Bila dimodelkan dalam rangkaian listrik: Persamaannya menjadi

maka kapasitansinya:

3. Inertance

Skema listriknya:

Persamaan inert-nya:

4. Pressure Source

Sebuah sumber tekanan yang ideal dari sistem hidrolik mampu mempertahankan tekanan yang diinginkan

5. Flow Source

Sebuah sumber aliran ideal yang mampu memberikan laju aliran yang diinginkan,

METODOLOGI

Langkah-langkah dalam melakukan analisis pada system mesin cuci adalah sebagai berikut: 1. Mencari referensi system pada mesin coffee maker 2. Membandingkan antara sumber yang satu dengan yang lainnya sehingga diperoleh kesimpulan yang terbaik 3. Menganalisa kelemahan dan kelebihan dari mesin coffee maker dari waktu ke waktu sehingga mempunyai gambaran untuk mengembangkannya lebih baik lagi 4. Menganalisa kegunaan dari mesin coffee maker secara makro 5. Menganalisa kegunaan bagian-bagian mesin coffee maker secara mikro 6. Menuangkan hasil dari analisis ke dalam bentuk laporan dan power point untuk dipresentasikan kepada dosen pengajar dan mahasiswa.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Diasumsikan perhitungan secara terpisah antara sistem termal dan fluida. Pada sistem termal keluaran dianggap tidak ada karena disini dicari respon sistem terhadap kenaikan suhu juka ditambah generasi panas yang konstan yaitu sebesar 100oC. dan tidak ada pertukaran panas antara chamber dengan lingkungan disekitarnya.

Skema sistem thermal

Neraca kalornya sebagai berikut

State spacenya adalah X = Tw u = Pel

) )

Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut

Maka tranfer functionnya adalah


( )

Kemudian dari Transfer Function yang didapat, dibuat diagram blok seperti berikut:

Diagram Blok sistem thermal

Setelah itu jalankan aplikasi Xcos yang terdapat di program Scilab, dan didapatkan hasil sebagai berikut:

Hasil output transfer function sistem thermal

Dari gambar IV.3, kita melihat grafik naik ke atas dimana kondisi sistem menunjukan sedang berusaha mencari keadaan steady state-nya. Selama 30 detik awal, sistem belum mencapai keadaan steady state dan masih akan terus naik hingga mencapai titik steady-nya. Ternyata keadaan steady state adalah saat sistem mampu membuat suhu air mencapai suhu 100 C sebagaimana yang terlihat pada Gambar IV. 4

Keadaan Steady State saat mencapai 100 C

Analisi Fluida

Skema sistem fluida

Skema fluida yang ekuivalen dalam rangkaian listrik

Loop I

Loop 2

Node 2

Mensubstitusikan Node 2 dan Loop 2 ke dalam Loop 1

Maka dengan merubah dari state space ke transfer function didapatkan

Dan jika dibuat Simulasinya dalam diagram blok sebagai berikut:

Gambar IV. 7 Diagram Blok Skema Fluida

Akan didapatkan respon seperti dibawah ini:

Gambar IV. 8 Respon sistem fluida

BAB 5 KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai