Anda di halaman 1dari 10

1

PENERAPAN KONSEP TRI HITA KARANA DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI DI SUBAK GUNUNGSARI Oleh: I Nyoman Suparman ABSTRAK Subak adalah suatu masyarakat hukum adat yang memiliki karakteristik sosioagraris-relegius, yang merupakan perkumpulan petani yang mengelola air irigasi di lahan sawah dengan landasan dasarnya adalah Tri Hita karana. Permasalahan : Bagaimana penerapan konsep Tri Hita Karana dalam meningkatkan produksi padi di Subak Gunungsari Desa Tolai Barat. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana penerapan konsep Tri Hita Karana dalam meningkatkan produksi padi di Subak Gunungsari Desa Tolai Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Sample random sampling. Jumlah sampel yang diambil adalah 30 orang anggota subak. Data yang diperoleh dihimpun dan dianalisis, analisis data merupakan salah satu bagian terpenting dari kegiatan penelitian, karena melalui analisis data inilah akan dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai hasil penelitian. Strategi analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel independen (Xi) berpengaruh sangat nyata terhadap variabel dependen (Y), yang ini ditunjukan dengan nilai F-hitung sebesar 39.8869 > F-tabel 5% (2.98). Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.8215 menunjukan variasi semua variabel independent, bisa menjelaskan variasi produksi padi para responden subak sebesar 82.15%, sisanya 17.85% disebabkan oleh faktor lain diluar model. Kata Kunci: Subak, Produksi Padi

I.

PENDAHULUAN Beras merupakan bahan makanan pokok dan bahan pangan bernilai sangat strategis bagi kehidupan bangsa Indonesia. Bukti-bukti menunjukan bahwa produktivitas bahan pangan beras mengalami beberapa periode kemandegan yaitu terjadinya pengurangan peningkatan produksi (leveling of), yang seharusnya belum terjadi karena tingkat produktivitas teknologi yang dipergunakan belum mencapai maksimal. Padahal teknologi kimiawi (pupuk, obat-obatan) dan teknologi biologis (bibit unggul) yang dipergunakan sudah setara dengan teknologi yang dipergunakan
1)Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Agama Hindu STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

oleh Negara-Negara maju di luar Indonesia Sutjipta,dkk.1995 (dalam Astiti, 1997 : 1). Salah satu kendala penting yang dihadapi yaitu yang berkaitan dengan sumber daya lahan dan air, sekala usaha sempit serta perubahan dan keragaman iklim yang tidak menentu. Fakta lain yang dihadapi adalah semakin menyempitnya luas lahan pertanian produktif yang digunakan untuk mengantisipasi kemajuan pembangunan. Perkembangan produksi padi yang terjadi saat ini mengalami peningkatan yang relatif kecil dari tahun ke tahun dan bahkan mengalami penurunan produksi, hal ini akibat dari berkurangnya lahan pertanian yang merupakan kendala utama dalam usaha tani di Desa penelitian. Subak adalah suatu masyarakat hukum adat yang memiliki karakteristik sosioagraris-relegius, yang merupakan perkumpulan petani yang mengelola air irigasi di lahan sawah dengan landasan dasarnya adalah Tri Hita karana. Sutawan dkk,1986 melakukan kajian lebih lanjut tentang gatra religius dalam sistem irigasi subak. Gatra relegius subak merupakan cerminan konsep Tri Hita Karana yang pada hakekatnya terdiri dari Parahyangan, Palemahan, dan Pawongan. Gatra Parahyangan ditunjukan dengan adanya pura pada wilayah subak dan pada setiap komplek/blok pemilikan sawah petani, gatra Palemahan ditunjukan dengan adanya kepemilikan wilayah untuk setiap subak, dan gatra Pawongan ditunjukan dengan adanya organisasi petani yang disesuaikan dengan kebutuhan setempat, adanya anggota subak, pengurus Subak, dan pimpinan subak yang umumnya dipilih dari anggota yang memiliki kemampuan spiritual. Dengan adanya unsur kelembagaan subak berlandaskan konsep Tri Hita Karana akan memungkinkan tercapainya keberhasilan dalam pencapaian produksi, pencapaian kualitas gabah dan pendapatan petani lebih baik dari pada petani Non subak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan produksi padi di Subak Gunungsari. Diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah dalam perumusan kebijakan pembangunan pertanian pada umumnya dan pembinaan kelompok tani pada khususnya dan dapat peningkatan kerjasama antar subak yang berpegang teguh pada konsep dasar Tri Hita Karana. II. Bahan dan Metode Penelitian dilaksanakan di Subak Gunung Sari Desa Tolai Barat. Penelitian ini dimulai Bulan Mei sampai Juli 2011. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif analisis yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah yang aktual, dimana data dikumpulkan, disusun dijelaskan dan kemudian dianalisa.

1)Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Agama Hindu STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Populasi dalam penelitian ini adalah Subak Gunungsari Desa Tolai Barat. Adapun mengenai jumlah sampel yang akan diambil menurut Ronny Hanitijo Soemitro, bahwa pada prinsipnya tidak ada peraturan yang ketat secara mutlak menentukan berapa persen sampel tersebut harus diambil dari populasi. Dalam teknik penentuan sampel yang digunakan adalah purposive random sampling, yaitu penarikan sampel bertujuan yang dilakukan dengan cara mengambil subjek (kriteria tertentu) didasarkan pada tujuan tertentu. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel dependen (produksi padi) dan variabel independen, yang mana dapat di analisis menggunakan regeresi linier berganda (Soekartawi, 1987 ; Gujarati, 1988 ; Koutsoyiannis, 1985) dengan formula sebagai berikut: Y = bo + b1X1 + b2 X2 + b3 X3+ ......................................(1) dimana : Y : Produksi Padi X1 : Parhyangan X2 : Pawongan X3 : Palemahan bo : intersep b1...b3 : parameter yang ditaksir (koefisien regresi) : kesalahan pengganggu Untuk mengukur ketepatan model Regresi Linier Berganda digunakan rumus sebagai berikut: (1) Koefisien determinasi (R2); untuk mengetahui berapa persen variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Model dianggap baik jika R2 =1 atau mendekati 1, dengan rumus yang digunakan: R2 = JK. Regresi / JK. Total .........................(2) dimana JK : Jumlah kuadrat. (2) Uji-F (over all test); digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hipotesis yang akan diuji adalah: Ho : b1 = b2 = = bi = 0 : Tidak terdapat pengaruh pada Penerapan Konsep Tri Hita Karana dalam meningkatkan produksi padi Ha : tidak semua bi 0, : Terdapat pengaruh pada Penerapan Konsep Tri Hita Karana dalam meningkatkan produksi padi Rumus yang digunakan: F-hitung = KT. Regresi / KT. Error ........................(3) KT = JK. / db ...............................(4) Dimana: KT = kuadrat tengah
1)Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Agama Hindu STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

db = derajat bebas F-tabel = [ k ; (n-k) ; ]. III. 3.1. Hasil dan Pembahasan Hasil Dalam penelitian ini, alat analisis statistik parametrik regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh Penerapan konsep Tri Hita Karana Parahyangan (X1), Pawongan (X2), dan Palemahan (X3), terhadap produksi padi (Y) di subak Gunungsari. Berdasarkan hasil pengolahan data hasil penelitian melalui alat analisis statistik parametrik regresi linier berganda dengan menggunakan bantuan prangkat lunak (software) computer yaitu SPSS for Windows maka dapat dilihat hasil-hasil penelitian dan hasil perhitungannya dengan menggunakan model analisis linier berganda. Hasil tersebut menggambarkan berapa besar pengaruh penerapan konsep Tri Hita Karana yaitu Parahyangan (X1), Pawongan (X2) dan Palemahan (X3), terhadap peningkatan produksi padi (Y). Dari hasil ini juga dapat dilihat pengaruh masing-masing faktor secara parsial maupun pengaruhnya secara simultan. Hasil analisis menunjukan bahwa Parahyangan (X1) berpengaruh nyata (significant) terhadap produksi padi subak Gunung Sari pada tingkat 5%. Hal ini terlihat dari nilai t-hitung 3.23435 > t-tabel ( 5% = 2.056) ,hal mana memberi keputusan untuk menolak Ho dan menerima H1. Hasil analisis regresi menunjukan bahwa pawongan (X2) berpengaruh nyata positif terhadap produksi padi sawah (Y) pada tingkat 5%. Hal ini terlihat dari nilai t-hitung 7.56340 > t-tabel ( 5% = 2.056), hal mana memberi keputusan untuk menolak Ho dan menerima H1. Hasil analisis regresi menunjukan bahwa palemahan (X3) berpengaruh nyata positif terhadap produksi padi sawah (Y) pada tingkat 5%. Hal ini terlihat dari nilai thitung 2.26862 > t-tabel ( 5% = 2.056), hal mana memberi keputusan untuk menolak Ho dan menerima H1. 3.2. Pembahasan Hasil penelitian dapat dilihat pengaruh masing-masing faktor secara parsial maupun pengaruhnya secara simultan. Adapun hasil perhitungannya secara rinci dapat di lihat pada Tabel 1 berikut: Tabel 1 Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda
Sumber : Hasil analisis data primer,2011 Keterangan: * adalah Significant pada tingkat 5 % Sumber Db JK KT

F-tabel
( 5%) 2.98

F-hitung
39.8869*

Dimana: Db Regresi
Sisa Total

: Derajat bebas 3 JK :93.7781 Kuadrat Jumlah 31.2594 KT 26


29

:20.3767 Tengah Kuadrat 0.7837


114.1548 3.193637

1)Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Agama Hindu STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Data pada Table.1 menunjukan, bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel independen (Xi) berpengaruh nyata terhadap variabel independen (Y), hal ini ditunjukan dengan nilai F-hitung sebesar 39.8869 > F-tabel pada tingkat 5% (2.98). selain itu nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.8215 menunjukan variasi semua variabel independent, dapat menjelaskan variasi produksi padi para responden subak sebesar 82.15%, sedangkan sisanya 17.85% disebabkan oleh faktor lain yang tidak masuk dalam model analisis. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh dari setiap variabel independen (X) terhadap variabel dependent (Y) dapat digunakan uji t-test. Hasil analisis dari pendugaan fungsi produksi tersebut seperti yang ditunjukkan dalam Tabel .2 berikut: Tabel .2 Analisis ragam Variabel Kode Koef.Regresi t-hitung Intersep bo 0.12981 X1 Penerapan Konsep Parhyangan 6.26491 3.23435* X2 Penerapan Konsep Pawongan 13.32157 7.56340* X3 Penerapan Konsep Palemahan 2.28176 2.26862*
t-tabel: 5% = 2.056 R2= 0.8215 N=30
Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2011 Keterangan: * adalah Signficant pada tingkat 5 %

Tabel.2 diatas menunjukan, bahwa hasil pengujian t-tes dari 3 (tiga) variabel yang diteliti yaitu penerapan konsep Parahyangan, penerapan konsep Pawongan, dan penerapan konsep Palemahan, semuanya berpengaruh nyata (significant) terhadap peningkatan produksi. Hasil estimasi produksi ini dapat dituliskan sebagai berikut: = 0.12981 + 6.26491 X1 + 13.32157 X2 + 2.28176 X3 3.2.1. Analisis Faktor Parhyangan (X1) Hasil analisis menunjukan bahwa Parahyangan (X1) berpengaruh nyata (significant) terhadap produksi padi subak Gunung Sari pada tingkat 5%. Hal ini terlihat dari nilai t-hitung 3.23435 > t-tabel ( 5% = 2.056) ,hal mana memberi keputusan untuk menolak Ho dan menerima H1. Hal ini menunjukan bahwa penerapan konsep Parahyangan akan dapat meningkatkan produksi padi. Pada penerapan konsep Parahyangan memberikan nilai koefisien regresi sebesar 6.26491 artinya setiap penambahan satu satuan akan dapat meningkatkan produksi padi sebesar 6.26491 dengan asumsi variabel lain (Pawongan dan Palemahan) dianggap konstan (Citeris Paribus). Untuk lebih jelasnya lihatlah tabel .3 berikut:

1)Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Agama Hindu STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Tebel.3 Perbedaan besaran nilai t-hitung dengan t-tabel hasil simulasi pada penerapan konsep parahyangan
Variabel Intersep Penerapan Konsep Parhyangan Penerapan Konsep Pawongan Penerapan Konsep Palemahan t-tabel: 5% = 2.056 R2= 0.8215 N=30
sumber:Hasil Analisis data Primer,2011 Perbedaan sangat Significant

Kode bo X1 X2 X3

Koef.Regresi 0.12981 6.26491 13.32157 2.28176

t-hitung 3.23435* 7.56340* 2.26862*

3.2.2.

Analisis Faktor Pawongan (X2) t-Hitung > t-Tabel Hasil analisis regresi menunjukan bahwa pawongan (X2) berpengaruh nyata positif terhadap produksi padi sawah (Y) pada tingkat 5%. Hal ini terlihat dari nilai t-hitung 7.56340 > t-tabel ( 5% = 2.056), hal mana memberi keputusan untuk menolak Ho dan menerima H1. Hal ini menunjukan bahwa penerapan konsep Pawongan akan dapat meningkatkan produksi padi. Untuk lebih jelasnya lihatlah Tabel. 4 berikut: Tabel.4 Perbedaan besaran nilai t-hitung dengan t-tabel hasil simulasi pada penerapan konsep pawongan
Variabel Intersep Penerapan Konsep Parhyangan Penerapan Konsep Pawongan Penerapan Konsep Palemahan t-tabel: 5% = 2.056 R2= 0.8215 N=30
sumber:Hasil Analisis data Primer,2011 Perbedaan sangat Significant t-Hitung > t-Tabel

Kode bo X1 X2 X3

Koef.Regresi 0.12981 6.26491 13.32157 2.28176

t-hitung 3.23435* 7.56340* 2.26862*

3.2.3.

Analisis Faktor Palemahan (X3)

1)Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Agama Hindu STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Hasil analisis regresi menunjukan bahwa palemahan (X3) berpengaruh nyata positif terhadap produksi padi sawah (Y) pada tingkat 5%. Hal ini terlihat dari nilai t-hitung 2.26862 > t-tabel ( 5% = 2.056), hal mana memberi keputusan untuk menolak Ho dan menerima H1. Besaran nilai elastisitas atau koefisien regresi (b1) palemahan (X3) sebesar 2.28176 menunjukan bahwa penambahan input palemahan sebesar satu satuan dapat memberikan tambahan produksi padi sawah sebesar 2.28176 dengan asumsi faktor produksi lainnya dianggap konstan (citeris paribus). Untuk lebih jelasnya lihatlah Tabel 5 berikut: Tabel. 5 Perbedaan besaran nilai t-hitung dengan t-tabel hasil simulasi pada penerapan konsep palemahan Variabel Kode Koef.Regresi t-hitung Intersep bo 0.12981 X1 Penerapan Konsep Parhyangan 6.26491 3.23435* X2 Penerapan Konsep Pawongan 13.32157 7.56340*
Penerapan Konsep Palemahan t-tabel: 5% = 2.056 R2= 0.8215 N=30
sumber:Hasil Analisis data Primer,2011 Perbedaan sangat Significant t-Hitung > t-Tabel

X3

2.28176

2.26862*

IV.

Kesimpulan Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan produksi padi di Subak Gunungsari Desa Tolai Barat adalah faktor Parahyangan, faktor Pawongan, faktor Palemahan. Secara umum penggunaan penerapan konsep Tri Hita Karana berpengaruh nyata (Significant) terhadap produksi padi sawah di Subak Gunungsari Desa Tolai Barat. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukan bahwa dari 3 variabel independent (Xi) yang dianalisis secara parsial menggunakan uji individual test, hasil analisis regresi menunjukan bahwa faktor independen (Tri Hita Karana) berpengaruh nyata positif (significant) terhadap produksi padi sawah (Y) pada tingkat 5% (2.056). Hal ini terlihat dari nilai t-hitung 39.8869 > t-tabel 2.056 sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Besaran nilai elastisitas atau koefisien regresi (b1) Tri Hita Karana(X) sebesar 0.8215 menunjukan bahwa penambahan input Tri

1)Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Agama Hindu STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Hita Karana sebesar satu satuan dapat memberikan tambahan produksi padi sawah sebesar 82.15 dengan asumsi faktor produksi lainnya dianggap konstan (tetap). DAFTAR PUSTAKA Arga, I.W, Sudana.1994.Subak.Perekembangan dan Peranannya dalam PembangunanPertanian dan Pedesaan. Lembaga Tradisional Dalam Pembangunan Pertanian dan Pedesaan di Bali. Editor, Pitana, Sudarama, Budi Susrusa. Denpasar: Universitas Udayana. Astiti, W. Sri, Widhiantini, dkk.2000.Subak dalam Pengembangannya sebagai lembaga ekonomi. Denpasar: Kerjasama Lembaga Penelitian Unud dengan BPTP Bali Astiti, I W. 1997. Peran Lembaga Subak Gede Dalam Pelaksanaan PSI Di Kabupaten Tabanan, Tesis (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Geertz, C. l980. Organization of the Balinese Subak, dalam Irrigation and Agricultural Development in Asia, (ed: E.W. Coward, JR). Ithaca: Cornell Univ.Press Gunadha, I.B, dkk.2010. Pedoman Penulisan Usulan Penelitian Tesis dan Disertasi. Denpasar: Universitas Hindu Indonesia. Program Pascasarjana Ilmu Agama dan Kebudayaan. Jaman, I Gede. Tri Hita Karana Dalam Konsep Hindu. Denpasar : Pustaka Bali Post. Kartasapoetra,A.G. 1991. Pengantar Ekonomi Produksi Pertanian.Jakarta: Bina aksara -------------------------. 1994. Teknologi Penanganan Pasca Panen. Jakarta: Rineka Cipta Koentjaraningrat. 1987. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta Pusat: PT Gramedia. Majalah Hindu Raditya. 2005. Tri Hita Karana. Metode Penelitian. PPs.UNHI Denpasar Jurusan Agama dan Budaya. Denpasar : Pustaka Manik Geni. Nusu.2010. Analisis Pendapatan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah Di Desa Masani Kecamatan Poso Pesisir Kabupaten Poso. Tesis (tidak diterbitkan). Palu: Universitas Tadulako. Rompas. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Kakao (Theobroma Cacao) Di Kecamatan Pamona Barat Kabupaten Poso, Tesis (tidak diterbitkan). Palu: Universitas Tadulako. Pitana.1992. Subak Sistem Irigasi Tradisional Bali Sebuah Canang Sari. Denpasar:Upada Sastra.

1)Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Agama Hindu STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Reksohardiprodjo, S., Ranu pandojo, H., dan Irawan. 1990. Pengantar ekonomi Perusahaan. Yogyakarta:BPFE Samudra, N.M. l993. Lomba Subak Sebagai Usaha Pelestarian dan Pengembangan Subak, dalam Subak, Sistem Irigasi Ttradisional Bali (ed: I G.Pitana). Denpasar: Upada Sastra. Soekartawi, A. Soeharjo, JL Dillon dan Jr.Hardekar.1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. Jakarta: Universitas Indonesia. -----------------. 2002. Analisis Usaha tani. Jakarta: UI. Press. -----------------. 2003. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sofyan. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Donggala, Tesis (tidak diterbitkan). Palu: Universitas Tadulako. Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usaha Tani. Jakarta: Penebar Swadaya Suadnyana (dalam Ardhana, 2004 : 3) Inovasi Subak abian berlandaskan Ideologi Tri Hita Karana Dalam Era Globalisasi.Tesis (tidak diterbitkan) Denpasar :Universitas Hindu Indonesia. Suarjana.I.G and Rik Thijssen. Th.2003.Traditional Water Management in Bali. Leisa Magazine. Sudjana, 1992. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Penerbit Tersito. Sumarni,M, dan Soeprihanto.J. 1990. Pengantar bisnis (Dasar-dasar ekonomi perusahaan). Yogyakarta: Liberty. Surakmad (dalam Astiti, 1997 : 59) .Peran Lembaga Subak Gede Dalam Pelaksanaan PSI Di Kabupaten Tabana. Tesis (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. ----------------Pengantar Penelitian Ilmiah dasar. Metode Teknik. Bandung: Tarsito. Sutawan, Nyoman. 2004.Tri Hita Karana And Subak (in Search for Alternative Concept of Sustainable Irrigated Rice Culture. Bali: Udayana University Winaya (dalam Ardana 2004 : 2). Inovasi Subak abian berlandaskan Ideologi Tri Hita Karana Dalam Era Globalisasi.Tesis (tidak diterbitkan) Denpasar :Universitas Hindu Indonesia Windia.I Wayan. 2003.Konsep Tri Hita Karana dalam Sistem Irigasi Subak di Bali untukPelestraian Sumberdaya air. Disertasi. Yogyakarta: Program Doktoral Universitas Gajah Mada

1)Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Agama Hindu STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

10

---------------. Transformasi Sistem Irigasi Subak yang Berlandaskan Konsep Tri Hita Karana. Denpasar:Pustaka Bali Post. Yadnya I Made.2006. Optimalisasi Manajemen Subak Menuju Organisasi Ekonomi Berbasis Agrobsnis di Subak Guama, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Skripsi (tidak diterbitkan). Tabanan: STISIP (Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Margarana). Yudha Triguna, I.B. 2010. Teori Sosial. Denpasar: Universitas Hindu Indonesia. Program Pascasarjana Ilmu Agama dan Kebudayaan.

1)Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Agama Hindu STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Anda mungkin juga menyukai