Anda di halaman 1dari 4

14/11/2011

SISTEMATIKA REFORMA AGRARIA UNTUK MENDUKUNG KEDAULATAN PANGAN


BUDI MULYANTO DIREKTUR PENATAGUNAAN TANAH BPNBPN-RI
Disampaikan dalam KIPNAS Ke 10 di Jakarta

I. II. III. IV. V. VI.

Neraca Penggunaan Tanah Indonesia Mandat Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar Upaya Penertiban Tanah Terlantar Pendayagunaan Tanah Terlantar Reforma Agraria Penutup
1

I. NERACA PENGGUNAAN TANAH INDONESIA


1. Luas daratan NKRI: + 189.920.330 hektar 2. Profil Pengaturan Kawasan Kehutanan

3. Profil Penggunaan Tanah di dalam dan di luar Kawasan Hutan


Di Luar Di Dalam Kawasan Hutan Kawasan Hutan
Hutan 6.466 Hutan Belukar 7.471 5.316 23.476 Padang Rumput, Alang-alang, Semak, Tanah Terbuka 12.462 Perkebunan 6.152 Kebun Campuran 4.771 Pertanian Semusim/Tegalan/Ladang 4.530 2.656 7.245 2.358 Perairan Darat 1.338 Persawahan 862 Permukiman 395 Luas dalam ribuan hektar Sumber: 1. Peta/data Kehutanan yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Penunjukan Kawasan Hutan oleh Menteri Kehutanan pada masing-masing Provinsi 2. Peta Penggunaan Tanah Badan Pertanahan Nasional RI dari berbagai publikasi
3

78.575

Kawasan Hutan 132.688.583 ha 69,87%

Bukan Kawasan Hutan 57.231.747 ha 30,13%

7.364 8.679 9.582

Pertambangan 96 127

4. Permasalahan penyediaan tanah:


a. Sulitnya mendapatkan tanah bagi pembangunan dan untuk merespon program strategis negara b. Tertutup dan terbatasnya akses masyarakat pada tanah:
Sengketa pertanahan Konflik penguasaan dan penggunaan tanah

II. MANDAT PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR


1. UUD 1945 Pasal 33 2. UU Pokok Agraria (UU 5/1960) 3. PP 11/2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
4. Berbagai ketentuan peraturan perundanganundangan lainnya, antara lain: a. UU Kehutanan (UU 41/1999) b. UU Penataan Ruang (UU 26/2007) c. UU Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan (UU 41/2009)
5

c. Di tengah kelangkaannya, terdapat tanah-tanah yang tidak tanahdigunakan secara optimal, bahkan terlantar, yang berakibat:
Rasa keadilan masyarakat terkorbankan Keluarnya tanah sebagai sumber-sumber kesejahteraan dan sumberkeadilan dari sistem ekonomi dan politik negara Potensi kerugian (opportunity loss) ekonomi, tenaga kerja, sosial dan potensi kerugian lainnya

14/11/2011

5. Arahan Bapak Presiden RI:


a. Garis Kebijakan Pengelolaan Pertanahan: Tanah untuk Keadilan dan Kesejahteraan Rakyat (Pidato Politik, 31 Januari 2007) b. ... penertiban dan pendayagunaan tanah-tanah tanah-

c. tertibkan tanah-tanah terlantar. Jangan sampai tanahterlantar.

ada jutaan hektar tanah seolah-olah tidak bertuan seolahpadahal ada tuan yang bertanggungjawab, akhirnya bertanggungjawab, tidak bisa digunakan oleh rakyat. Tertibkan sesuai rakyat. dengan undang-undang dan aturan yang berlaku. undangberlaku.
(Arahan Bapak Presiden RI pada Peresmian Program Strategis Pertanahan, 15 Januari 2010) d. manfaatkan tanah-tanah terlantar dan bila perlu tanahmelalui landreform penggunaan tanahnya. tanahnya. (Arahan Bapak Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 6 September 2011)

terlantar. terlantar. Kita sedih kalau melihat langsung ada ribuan hektar tanah terlantar, tidak digunakan, terlantar, digunakan, disia-siakan. disia-siakan. Rakyat tidak dapat apa-apa, kita apa-apa, harus tertibkan ke depan ... ...
(Arahan Bapak Presiden RI pada Peluncuran Program Larasita, 15 Desember 2008)

III. UPAYA PENERTIBAN TANAH TERLANTAR


A. Obyek Penertiban Tanah Terlantar
(PP No. 11/2010 dan Peraturan Kepala BPN-RI No. 4/2010) BPNTanah terlantar adalah tanah yang: a. telah diberikan hak atas tanah, b. telah diberikan dasar penguasaan atas tanah, yang tidak diusahakan, tidak digunakan, atau tidak dimanfaatkan sesuai dengan keadaan atau sifat dan tujuan pemberian hak atau dasar penguasaannya.

B. Proses Inventarisasi Tanah Terindikasi Terlantar

C. Hasil Inventarisasi BPN-RI: BPN1. 7 , 3 juta ha tanah terindikasi terlantar di 33 Provinsi


(+ 120 kali luas Singapura), + 80 ribu ha diantaranya siap ditertibkan setelah melalui proses sesuai ketentuan PP 11/2010

IV. PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR


PERATURAN PEMERINTAH NO. 11 TAHUN 2010
a. Untuk masyarakat melalui Reforma Agraria b. Untuk merespon Program Strategis Negara:
i. Pangan ii. Energi iii. Perumahan rakyat

2. Potensi kerugian ekonomi (opportunity loss) :


Rp. Rp. 5.719 triliun/US$ 634,4 milyar per lima tahun trili

3. Potensi kerugian dapat meningkat jika memperhitungkan:


a. Hilangnya penerimaan negara dari pajak, penerimaan negara bukan pajak, dan bea-bea peralihan hak beab. Perputaran ekonomi yang antara lain berasal dari Hak Tanggungan, Secondary Mortgage, serta tersanderanya additional value added of land use, dan lain-lain lain-

c. Cadangan Negara lainnya: lainnya:


i. ii. iii. iv. Pemerintah Hankam Kebutuhan tanah akibat bencana alam dan relokasi Lainnya

10

11

14/11/2011

PENERIMA MANFAAT PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR


Pemanfaatan dan Penggunaan Subyek Penerima Manfaat
Pendidikan, Penelitian, Usaha Perumahan Pangan Energi Pemerintah Hankam Relokasi Lainnya Masyarakat Rakyat Sosial Keagamaan

V. REFORMA AGRARIA
A. Strategi RA yang ada di Dunia :
1. Radical Agrarian Reform 2. Land Rights Restitution Rights 3. Land Colonization 4. Market-Based Agrarian Reform Market-

Masyarakat Badan Hukum Masyarakat & Badan Hukum Pemerintah

12

13

B. Strategi RA Indonesia ke depan


(telah diadopsi sebagai skema RA di Asia-Pasifik) Asia-

1. Penataan Sistem Politik dan Hukum Pertanahan (berdasarkan Pancasila, Pancasila, UUD 45, TAP MPR, dan UU PA) 45, UUPA)

C. Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA): 1. Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar 2. Tanah Kawasan Hutan Produksi Konversi yang dilepaskan untuk Reforma Agraria 3. Tanah Negara dari Sumber Lainnya:
a. b. c. d. e. tanah negara bebas; tanah negara bekas hak barat; tanah negara berasal dari tanah timbul; tanah negara bekas swapraja; tanah negara berasal bekas pertambangan mineral, batubara, dan panas bumi; f. tanah negara berasal dari pelepasan kawasan hutan; g. tanah negara berasal dari tukar menukar atau perbuatan hukum keperdataan lainnya dalam rangka Reforma Agraria; atau h. tanah yang diserahkan oleh pemegang haknya kepada negara untuk Reforma Agraria. 15

2. Penyelenggaraan Landreform dan


Access Reform secara bersama:
a. Alokasi tanah untuk rakyat (dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan) b. Memberikan akses yang memadai atas penggunaan tanah

RA = LR + AR

14

D. Penerima Manfaat Reforma Agraria


1. Subyek RA adalah masyarakat miskin yang membutuhkan tanah (petani dan bukan petani) 2. Syarat Umum Penerima TORA:
a. Warga Negara Indonesia; b. B erusia 18 (delapan belas) tahun atau lebih atau berstatus suami/istri; c. M iskin; d. B ertempat tinggal atau bersedia bertempat tinggal di kecamatan lokasi tanah; tanah; dan e. B elum pernah menerima tanah dari Negara. Negara.
16

VI. PENUTUP
1. Tanah terlantar dapat digunakan untuk pengembangan pangan dan kegiatan lainnya, setelah melalui proses penertiban sesuai ketentuan peraturan perundangperundang-undangan 2. Pendayagunaan tanah negara bekas tanah terlantar melalui Reforma Agraria dimaksudkan untuk memperoleh manfaat optimal bagi Negara dan penerima manfaat

17

14/11/2011

3. Masih terdapat potensi tanah belum optimal yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan Negara dan masyarakat. Namun demikian, upaya pemanfaatannya membutuhkan tindaklanjut secara koordinatif dengan semua pemangku kepentingan yang terkait.

TERIMA KASIH

18

Anda mungkin juga menyukai