Anda di halaman 1dari 32

VISI

MENJADIKAN PERHAPI SEBAGAI SATU ORGANISASI YANG DAPAT MEMBENTUK AHLI PERTAMBANGAN YANG MAMPU BERSAING DI TINGKAT NASIONAL MAUPUN INTERNASIONAL

MISI

PENGEMBANGAN KOMPETENSI DAN PENINGKATAN INTEGRITAS

PENGEMBANGAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG MENGIKUTI KAIDAH-KAIDAH PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

PENCIPTAAN KEUNGGULAN BERSAING DAN JEJARING KERJA

KATA PENGANTAR

Ketua Umum PERHAPI (2006-2009) Bapak Irwandy Arif

Buku Saku PERHAPI memuat Visi, Misi, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga disertai dengan daftar nama seluruh personil Badan Pengurus dan Dewan Penasehat PERHAPI Periode 2006-2009. Buku Saku ini diharapkan dapat menjadi pegangan dan pedoman terutama bagi para Pengurus dan Anggota PERHAPI dalam mengembangkan aktifitas kegiatan organisasi dan profesinya.

Terbitnya Buku Saku PERHAPI ini perlu disambut dengan baik mengingat Buku ini merupakan Buku Saku yang pertama diterbitkan sejak berdirinya PERHAPI pada tahun 1990. Buku ini disusun dan dibentuk dalam ukuran tertentu sedemikian rupa sehingga memudahkan pemiliknya untuk menyimpan dan membawanya.

Kami menyampaikan terima kasih kepada seluruh Tim Penyusun Buku Saku dan pada kesempatan ini kami sampaikan pula permohonan maaf apabila masih terdapat kekurangan dalam penyampaian isi maupun kemasan Buku Saku ini. Kritik, saran, dan masukan selalu kami harapkan dari seluruh anggota untuk perbaikan penerbitan Buku Saku selanjutnya.

Semoga Buku Saku ini selalu bermanfaat bagi Pengurus, Dewan Penasehat maupun seluruh anggota PERHAPI di seluruh Indonesia. Diharapkan profesional pertambangan dapat memberikan kontribusi yang konstruktif bagi dunia pertambangan Indonesia. Terima kasih.

Jakarta, April 2007

Prof. Dr. Ir. Irwandy Arif Ketua Umum

KATA PENGANTAR

Ketua Dewan Penasehat PERHAPI (2006-2009) Bapak Herman Afif Kusumo

Penyusunan Buku Saku PERHAPI merupakan upaya yang patut dihargai, karena baru kali inilah PERHAPI dapat menerbitkan sebuah acuan dasar bagi seluruh Pengurus dan Anggota dalam berorganisasi dalam bentuk sebuah buku yang mudah dibawa dan disimpan. Buku ini memuat sejarah berdirinya PERHAPI, Visi, Misi, Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) dilengkapi dengan susunan Pengurus dan Dewan Penasehat.

Untuk kedepannya, diharapkan Buku Saku ini dapat dilengkapi dengan program kerja umum dan agenda kegiatan PERHAPI agar setiap Pengurus dan Anggota dapat selalu mengetahui berbagai hal yang telah, sedang dan akan diselenggarakan oleh PERHAPI. Beberapa kekurangan masih terdapat pada Buku Saku ini, diantaranya masih memuat Anggaran Rumah Tangga (ART) yang belum semuanya sinkron dengan Anggaran Dasar (AD) yang telah diperbaharui pada tahun 2003, sehingga diharapkan agar dalam waktu dekat penyempurnaan terhadap AD/ART dapat segera dilaksanakan.

Kiranya Buku Saku ini dapat berfaedah bagi seluruh Pengurus dan Anggota PERHAPI demi kemajuan profesi pertambangan Indonesia khususnya dan sektor pertambangan pada umumnya.

Jakarta, April 2007

Ir. Herman Afif Kusumo Ketua Dewan Penasehat

Dewan Penasehat PERHAPI (Periode 2006 2009)

Ketua Dewan Penasehat : Herman Afif Kusumo

Wakil Ketua Dewan Penasehat : Hermani Soeprapto

Anggota : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. A. Latief Baky Arief Sudarsono Armando Mahler D. Haryanto Dedi A. Sumanagara Dedy Muljadihardja Endang Ruchijat Irawan Badri Kusumo Irawan Poerwo Jeffrey Mulyono Kosim Gandataruna Machmud Hasjim Made Astawa Rai Noke Kiroyan Omri Samosir Rozik B. Sutjipto Satya Graha Somantri Sampara Salman Sri Kuncoro Supriyadi Suseno Kramadibrata Taufik Toha Thobrani Alwi Tommy Isnutomo Wimpy S. Tjetjep Susunan Badan Pengurus Pusat PERHAPI Periode (2006 - 2009)

Ketua Umum

: Irwandy Arif

Sekretaris Umum : Juangga Mangasi

Sekretaris I Sekretaris II

: Ali Rahman : Masagus A. Azizi

Bendahara Umum : Winardi Bendahara I Bendahara II : Pancanita Novi : Yunus Shahab

Bidang : 1. Bidang Organisasi dan Keanggotaan Ketua : Wawa Jaka Sungkawa

Wakil Ketua 1 : Haswanto Wakil Ketua 2 : Dendi Dwitiandi

2. Bidang Pengembangan Profesi Ketua : Budi Sulistianto

Wakil Ketua 1 : Kuyung Andrawina Wakil Ketua 2 : Boedi Santoso

3. Bidang Usaha dan Dana Ketua Wakil Ketua : Djoko Widajatno : Ridwan Pohan

4. Bidang Hubungan dan Kerjasama Kelembagaan, Industri dan Internasional Ketua : Ketut P Wirabudi

Wakil Ketua 1 : Pudji Samekto Wakil Ketua 2 : Mallombasi Andi Sapada

5. Bidang Lembaga Sertifikasi Profesi Ketua : Chairul Nas

Wakil Ketua 1 : Rudy Pesiwarissa Wakil Ketua 2 : Dedy Wahyudi

6. Bidang Koordinator Perwakilan Daerah Ketua : Andi Alexander Abidin

Wakil Ketua 1 : Noegroho Soeprayitno Wakil Ketua 2 : Ahmad Faisal

7. Bidang Media dan Informasi Ketua : Hidir Tresnadi

Wakil Ketua 1 : Inasanti Susanto Wakil Ketua 2 : Wilman Ramdani

Komite : 1. Komite Struktur Tata Kelola Organisasi Ketua Wakil Ketua Anggota : Alwin Syah Loebis : Tato Miraza : Abang A Riza

2. Komite Nominasi Ketua Wakil Ketua Anggota : Haswi P. Soewoto : Ridho K. Wattimena : Holy Nurrachman

3. Komite Finansial Ketua Wakil Ketua Anggota : Totok Azhariyanto : Bengawan Ciang : Arief Susanto

4. Komite Produk dan Pelayanan Ketua Wakil Ketua Anggota : Budi Santoso : Muhammad Azhari : Rizal Kasli

5. Komite Pemasaran & Outreach Ketua Wakil Ketua Anggota : Anang Rizkani Noor : Dewanto C.P. : Tengku Rachmat Putra

6. Komite Pendidikan & Pengembangan Profesi Ketua Wakil Ketua Anggota : Tria Suprajeni : Nur Hardono : Andre Alis

7. Komite Kebijakan Pertambangan Ketua Wakil Ketua Anggota : Lukmanul Hakim : Rudianto Ekawan : Roza P. Putra

8. Komite Hukum Pertambangan Ketua Wakil Ketua : Satry Nugraha : Hendra Sinadia

9. Komite Lingkungan Pertambangan Ketua Wakil Ketua Anggota : Rudy Sayoga Gautama : Priyadi : Ronald Sibarani

SEJARAH PERHAPI

PERHIMPUNAN AHLI PERTAMBANGAN INDONESIA

PERHAPI adalah suatu organisasi yang merupakan wadah berhimpunnya para ahli pertambangan, baik yang sarjana maupun praktisi yang tersebar diberbagai instansi pemerintah, dunia usaha dan Perguruan Tinggi. Organisasi profesi ini dibentuk dengan memanfaatkan semaksimal mungkin kemampuan-kemampuan individu para Ahli Pertambangan, baik berupa sumbangan pemikiran maupun partisipasi aktif dalam pengembangan industri pertambangan.

Ide pemikiran tentang diperlukannya wadah atau organisasi profesi bagi para Ahli Tambang, sebetulnya muncul pertama kali sewaktu diselenggarakannya ASIA PACIFIC Mining Conference di Hotel Borobudur, pada tanggal 14-17 Maret 1990.

Sekelompok pemuda alumni Tambang ITB melihat betapa minimnya para Ahli Tambang Indonesia yang mengikuti acara tersebut, padahal konferensi ASIA PACIFIC ini diselenggarakan di Jakarta, di negeri kita sendiri. Lalu kelompok pemuda tadi berkumpul dan membicarakan hal ini setelah usai acara konferensi, terlihat antara lain : Made Astawa Rai, Herman Afif Kusumo, Omri Samosir, Irawan Poerwo, Sudarto, Totok Darijanto, A. Latief Baky, Rudi Pesiwarissa, Gatot HP, Priyo Pribadi, dll., serta dihadiri pula oleh Bapak Warjono Sumodinoto. Senior Tambang ITB. Pembicaraan malam itu menghasilkan gagasan untuk menyelenggarakan SARASEHAN di Bandung dan karenanya Jurusan Tambang ITB mengambil inisiatif untuk mengkoordinir penyelenggaraannya.

Seperti diketahui, maka pada tanggal 21 Juli 1990 diselenggarakan Sarasehan Alumni Jurusan Tambang ITB yang mengambil tempat di kampus ITB Bandung. Salah satu kesepakatan yang dihasilkan adalah pengakuan adanya kebutuhan yang mendesak untuk mendirikan wadah bagi para Ahli Pertambangan. Para alumni sepakat pula menunjuk Ir. Kosim Gandataruna sebagai formatur tunggal untuk membentuk wadah para ahli Pertambangan Indonesia.

Dengan sebuah tim kecil yang dibentuk oleh Ir. Kosim Gandataruna, dilakukan serangkaian rapat selama dua bulan penuh di Jakarta yang akhirnya melahirkan PERHIMPUNAN AHLI PERTAMBANGAN INDONESIA (PERHAPI) yang langsung disahkan dengan Akte Notaris Ny. R. Arie Soetardjo SH, pada tanggal 21 September 1990.

KETUA KETUA UMUM PERHAPI

1.KOSIM GANDATARUNA PERIODE 1990 1991

2. MADE ASTAWA RAI PERIODE 1991 1994

3. HERMAN AFIF KUSUMO PERIODE 1994 1997 PERIODE 1997 2000

4. ABDUL LATIEF BAKY PERIODE 2000 2003 PERIODE 2003 2006

5. IRWANDY ARIF PERIODE 2006 2009

ANGGARAN DASAR

ANGGARAN DASAR
Mukadimah

Bahwa Pembangunan Nasional sebagai usaha untuk mencapai cita-cita Kemerdekaan Bangsa Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, merupakan kewajiban dan tanggung jawab setiap warga Negara Indonesia.

Bahwa untuk mencapai cita-cita tersebut diatas diperlukan sebuah bangsa yang berdaulat, sejahtera, cerdas, dan setara didalam kehidupan antar bangsa.

Bahwa upaya mewujudkan cita-cita tersebut perlu ditunjang oleh pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang optimal dengan memanfaatkan kekayaan alam, budaya dan kemampuan bangsa Indonesia sendiri tanpa menutup kemungkinan terhadap peran serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari luar negeri sepanjang tidak bertentangan dengan tujuan pembangunan Nasional.

Bahwa sebagai bagian dari Warga Negara Indonesia, para ahli pertambangan Indonesia menyadari akan peranannya untuk turut mensukseskan pembangunan Nasional melalui pengembangan industri pertambangan

Bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, para ahli pertambangan Indonesia menganggap perlu untuk berhimpun dalam suatu perhimpunan dengan Anggaran Dasar sebagai berikut : BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Anggaran Dasar ini, yang dimaksud dengan:

1. Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia, selanjutnya disebut PERHAPI, adalah suatu organisasi para ahli pertambangan; 2. Anggota adalah setiap orang yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta telah terdaftar sebagai anggota Perhimpunan. BAB II NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, LAMBANG DAN JANGKA WAKTU

Pasal 2
NAMA 1. Perhimpunan ini bernama: Perhimpunan Ahli Pertambangan disingkat PERHAPI, yang dalam Anggaran Dasar ini untuk selanjutnya disebut dengan "Perhimpunan". 2. PERHAPI, yang dalam Bahasa Inggrisnya disebut Association of Indonesian Mining Professional disingkat AIMP Pasal 3 TEMPAT KEDUDUKAN Perhimpunan berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia, dan dapat membuka Perwakilan di seluruh wilayah Indonesia. Pasal 4 LAMBANG Perhimpunan ini menggunakan lambang yang berbentuk tulisan PERHAPI dengan bentuk huruf outline arial black dan telah disahkan. Pasal 5 JANGKA WAKTU 1. Perhimpunan didirikan pada tanggal 21 September 1990 di Jakarta; 2. Perhimpunan didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya.

BAB III AZAS, LANDASAN DAN SIFAT Pasal 6 1. Perhimpunan berazaskan Pancasila dan berlandaskan Undang-undang Dasar 1945; 2. Perhimpunan bersifat profesional bukan organisasi politik dan tidak mencari keuntungan. BAB IV TUJUAN DAN KEGIATAN Pasal 7 TUJUAN 1. Menggalang persatuan anggota Perhimpunan serta menjaga integritas anggota dalam melaksanakan profesinya; 2. Membangun dan mengembangkan profesionalisme di bidang pertambangan; 3. Mendorong anggota Perhimpunan untuk melakukan kegiatannya sesuai dengan kode etik dan kode perilaku, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan, Peraturan Perhimpunan, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 4. Menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan sektor pertambangan dan turut memecahkan berbagai masalah di bidang pertambangan;

memecahkan berbagai masalah di bidang pertambangan; 5. Membangun kerjasama dengan masyarakat profesi lain dan masyarakat profesi pertambangan Internasional dengan memegang prinsip-prinsip kesetaraan. Pasal 8 KEGIATAN 1. Memelihara dan mengembangkan standar pengetahuan dan keahlian para anggota; 2. Menetapkan, memelihara, dan mengembangkan kode etik dan kode perilaku profesi para anggota; 3. Menyumbangkan pikiran dan saran kepada Pemerintah, Industri, Perguruan Tinggi dan lembaga lain di bidang pertambangan agar lebih berorientasi kepada kepentingan masyarakat; 4. Menumbuhkan kepedulian masyarakat mengenai peranan Perhimpunan; 5. Melakukan kerjasama dengan lembaga yang terkait di dalam dan luar negeri.

BAB V KEANGGOTAAN Pasal 9 JENIS KEANGGOTAAN Jenis keanggotaan Perhimpunan terdiri dari: a. Anggota Biasa; b. Anggota Mahasiswa; c. Anggota Kehormatan. Pasal 10 PERSYARATAN KEANGGOTAAN 1. Anggota Biasa: Setiap lulusan perguruan tinggi di bidang teknik pertambangan atau lulusan akademi/politeknik di bidang teknik pertambangan yang telah memiliki pengalaman kerja sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di bidang pertambangan atau lulusan dari disiplin ilmu lain yang telah memiliki pengalaman kerja sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun di bidang pertambangan dan direkomendasi oleh seorang anggota biasa; 2. Anggota Mahasiswa: Setiap Mahasiswa yang sedang melaksanakan pendidikan pada Jurusan/Departemen Teknik Pertambangan; 3. Anggota Kehormatan: Setiap orang yang telah berjasa bagi Perhimpunan yang diusulkan Ketua Umum dan bersedia serta disahkan oleh Rapat Anggota; 4. Anggota yang dimaksud ayat 1 dan 2 pasal ini harus terlebih dahulu mendaftarkan diri di

Perhimpunan atau perwakilan Perhimpunan. BAB VI HAK, KEWAJIBAN DAN MASA KEANGGOTAAN Pasal 11 HAK DAN KEWAJIBAN 1. Setiap Anggota mempunyai hak yang sesuai dengan jenis keanggotaannya; 2. Setiap Anggota wajib tunduk dan mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan Kode Etik Perhimpunan. Pasal 12 HAK MEMILIH DAN DIPILIH 1. Anggota biasa mempunyai hak memilih dan hak dipilih untuk menduduki jabatan Ketua Umum; 2. Anggota Mahasiswa dan Anggota Kehormatan tidak mempunyai hak memilih dan dipilih untuk menduduki jabatan Ketua Umum Perhimpunan. Pasal 13 HAK BICARA DAN HAK SUARA 1. Setiap Anggota Biasa mempunyai hak bicara dan hak suara; 2. Setiap Anggota Mahasiswa dan Anggota Kehormatan hanya mempunyai hak bicara. Pasal 14 MASA KEANGGOTAAN Keanggotaan dalam Perhimpunan berakhir, karena: a. Mengundurkan diri secara tertulis; b. Meninggal dunia; c. Berhenti berdasarkan keputusan Ketua Umum Perhimpunan dengan alasan: Melanggar Kode Etik dan kode perilaku Perhimpunan; Tidak memenuhi kewajiban pembayaran iuran anggota.

BAB VII STRUKTUR ORGANISASI Pasal 15 PERANGKAT ORGANISASI Perhimpunan diurus dan dikelola dengan perangkat organisasi sebagai berikut:

a. b. c. d. e.

Badan Pengurus Pusat Badan Pengurus Perwakilan Dewan Penasehat Dewan Pakar Pusat Kajian Pasal 16 KEANGGOTAAN BADAN PENGURUS

1. Badan Pengurus Pusat sekurang-kurangnya terdiri dari : a. b. c. d. 1 (satu) orang Ketua Umum; 1 (satu) orang Sekretaris Umum; 1 (satu) orang Bendahara Umum; dan Beberapa Ketua Bidang, Panitia dan kelompok kerja jika dianggap perlu. 2. Anggota Badan Pengurus harus warga negara Indonesia.

Pasal 17

PENGANGKATAN KETUA UMUM


1. Ketua Umum dipilih dalam Rapat Anggota Paripurna (Kongres) dan dapat dipilih kembali paling banyak 1 (satu) kali masa jabatan;. 2. Ketua Umum menetapkan Perwakilan yang perlu dibentuk dalam suatu wilayah; 3. Kriteria Ketua Umum akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. Pasal 18 PEMILIHAN KETUA UMUM 1. Calon Ketua Umum Perhimpunan diusulkan oleh sekurang-kurangnya 20 peserta Rapat Anggota Paripurna; 2. Calon Ketua Umum Perhimpunan sebagaimana dimaksud ayat 1 adalah peserta Rapat Anggota Paripurna; 3. Calon Ketua Umum Perhimpunan diberi kesempatan untuk menyampaikan strategi dan program kerja berdasarkan visi dan misi PERHAPI kepada peserta Rapat Anggota paripurna; 4. Pemilihan Ketua Umum Perhimpunan dilakukan secara langsung dalam Rapat Anggota Paripurna setelah melalui pemungutan suara secara tertutup dengan dasar suara terbanyak. Pasal 19 MASA TUGAS KETUA UMUM 1. Ketua Umum diangkat untuk masa jabatan selama 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal Rapat Anggota Paripurna yang memilih dan mengangkatnya sampai dengan tanggal penyelenggaraan Rapat Anggota Paripurna untuk memilih Ketua Umum 3 (tiga) tahun yang akan datang; 2. Apabila seorang Ketua Umum meninggal dunia, mengundurkan diri, atau oleh karena suatu sebab tidak dapat melaksanakan tugas lebih dari 3 bulan terus menerus, maka dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender setelah terjadi kekosongan jabatan Ketua Umum, maka Sekretaris Umum, Bendahara, dan seorang Ketua Bidang melaksanakan tugas jabatan Ketua Umum tersebut; 3. Sekretaris Umum, Bendahara dan seorang Ketua Bidang Organisasi yang melaksanakan tugas jabatan Ketua Umum berdasarkan ketentuan ayat (2) mempunyai masa tugas selama

jangka waktu sisa masa tugas Ketua Umum yang digantikannya.

Pasal 20 TUGAS, KEWAJIBAN, DAN WEWENANG KETUA UMUM 1. Ketua Umum mempunyai tugas melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan; 2. Ketua Umum dalam melaksanakan tugasnya: a. membentuk Bidang-bidang yang dianggap perlu dan menetapkan kewenangan masing-masing Bidang tersebut; b. mengangkat dan menetapkan gaji karyawan Perhimpunan; 3. Ketua Umum wajib mempertanggungjawabkan segala hal mengenai pelaksanaan tugasnya kepada seluruh anggota dalam Rapat Anggota Paripurna dan Rapat Anggota Tahunan; 4. Ketua Umum berwenang mewakili Perhimpunan di dalam dan di luar Pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian; 5. Ketua Umum berwenang membuat, mengubah, dan mengganti peraturan Perhimpunan mengenai hal-hal sebagai berikut: a. Pengelolaan dan pemeliharaan harta kekayaan dan penanaman dana Perhimpunan, pinjam meminjam uang atas nama Perhimpunan, pengangkatan staf dan penggajiannya, dan segala tindakan umum lainnya bagi kepentingan Perhimpunan; b. Penetapan iuran tahunan dan iuran-iuran lainnya, termasuk iuran untuk pendaftaran anggota; c. Penetapan dan pelaksanaan standar penerimaan anggota; d. Pengunduran diri anggota Perhimpunan; e. Pemanggilan dan pelaksanaan rapat-rapat Perhimpunan; f. Penetapan bantuan, yang berkaitan dengan keuangan atau lainnya, yang perlu diberikan kepada perseorangan atau organisasi, bantuan mana akan bermanfaat bagi masyarakat, Perhimpunan, atau para anggota; g. Pengembangan hubungan kemasyarakatan yang lebih baik melalui penerbitan buku, majalah, atau penerbitan berkala lainnya; h. Penetapan tata cara pembuatan, perubahan, dan pencabutan peraturan Perhimpunan. Pasal 21 RAPAT BADAN PENGURUS 1. Badan Pengurus mengadakan rapat sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun atau sewaktu-waktu bilamana dipandang perlu, berdasarkan permintaan tertulis, oleh 2 (dua) orang atau lebih anggota Badan Pengurus; 2. Panggilan rapat Badan Pengurus dilakukan oleh Ketua Umum secara tertulis paling lambat 10 (sepuluh) hari kalender sebelum rapat diadakan; 3. Rapat Badan Pengurus adalah sah bilamana dihadiri oleh Ketua Umum Dalam hal mana Ketua Umum berhalangan maka yang dapat mewakili adalah berturut-turut Sekretaris Umum atau Bendahara Umum atau salah satu Ketua Bidang. 4. Keputusan rapat Badan Pengurus diambil berdasarkan musyawarah dan mufakat, apabila musyawarah tidak mencapai mufakat maka keputusan diambil dengan suara terbanyak, apabila suara terbanyak tidak tercapai, maka keputusan rapat ditentukan oleh Ketua Umum. Pasal 22 PERWAKILAN

1. Perwakilan perhimpunan, sebagai perangkat organisasi perhimpunan di daerah, adalah wahana tempat seluruh anggota PERHAPI mengembangkan aktivitas kegiatan organisasi dan profesinya di daerah. 2. Perwakilan perhimpunan didaerah apabila didukung oleh minimum 20 (duapuluh) anggota perhimpunan yang bedomisili didaerah yang akan diwakili serta di tetapkan berdirinya oleh ketua umum. 3. Perwakilan perhimpunan dapat befungsi sebagai tempat pendaftaran Anggota PERHAPI yang berdomisili didaerah. 4. Nama perwakilan perhimpunan disesuaikan dengan nama propinsi atau kabupaten tempat perwakilan tersebut berdomisili. 5. Badan pengurus perwakilan seurang-kurangnya terdiri dari : a. 1 (satu) orang ketua perwakilan b. 1 (satu) orang sekretaris perwakilan c. 1 (satu) orang bendahara d. Beberapa ketua bidang, panitia dan kelompok kerja (pokja) jika dianggap perlu. 6. Aggota badan pengurus perwakilan harus warga negara Indonesia; 7. Hal-hal yang berkaitan dengan pengangkatan masa tugas, tugas, kewajiban wewenang ketua perwakilan disesuaikan dengan ketentuan tentang pengangakatan, masa tugas, tugas, kewajiban dan wewenang ketua umum sebagaimana tercantum dalam pasal 17, 18, 19, 20 anggaran dasar ini; 8. Ketua perwakilan diangkat dan bertanggungjawab kepada rapat anggota paripurna perwakilan perhimpunan untuk selanjutnya disahkan pengangkatannya oleh Ketua Umum; 9. Perwakilan badan pengurus perhimpunan dalam menjalankan organisasinya tetap menggunakan anggaran dasar perhimpunan; 10. Perwakilan perhimpunan menyusun anggaran rumah tangganya dengan berpedoman pada anggaran dasar perhimpunan serta di sahkan oleh Ketua Umum. Pasal 23 DEWAN PENASEHAT 1. Dewan Penasehat dibentuk oleh Ketua Umum untuk dapat memberikan nasehat-nasehat atau saran-saran yang tidak mengikat, bagi kepentingan Ketua Umum maupun Perhimpunan dengan ataupun tanpa diminta; 2. Dewan Penasehat terdiri dari beberapa anggota yang dipilih dari tokoh-tokoh yang berpengalaman dan berwawasan luas yang bermanfaat bagi kepentingan perhimpunan dan diangkat atau diberhentikan oleh Ketua Umum. Pasal 24 DEWAN PAKAR 1. Dewan Pakar dibentuk oleh Ketua Umum untuk memberikan penilaian professional dan atau memberikan usulan teknis terhadap masalah atau hal-hal yang berkaitan dengan bidang pertambangan; 2. Dewan Pakar terdiri dari beberapa anggota yang dipilih berdasarkan kompetensi keilmuan yang dimilikinya dan diangkat atau diberhentikan oleh Ketua Umum. Pasal 25 PUSAT KAJIAN 1. Pusat kajian dibentuk oleh ketua umum untuk menghasilkan kajian-kajian yang berkaitan dengan kepentingan perhimpunan maupun dunia pertambangan secara umum; 2. Pelaksana pusat kajian terdiri dari anggota yang dipilih berdasarkan kompetensi keahlian dari berbagai disiplin ilmu dan pengurus PERHAPI;

3. Kepengurusan pusat kajian diangkat dan diberhentikan oleh ketua umum. BAB VIII KODE ETIK DAN KODE PERILAKU Pasal 26 1. Kode etik dan kode perilaku Perhimpunan disusun dan atau diubah oleh Ketua Umum dan mempunyai kekuatan hukum setelah disahkan oleh Rapat Anggota Paripurna (Kongres) atau Rapat Anggota Tahunan; 2. Kode etik dan kode perilaku Perhimpunan wajib dipatuhi oleh setiap Anggota Perhimpunan. BAB IX RAPAT ANGGOTA Pasal 27 JENIS-JENIS RAPAT ANGGOTA Rapat Anggota terdiri dari: a. Rapat Anggota Paripurna (Kongres); b. Rapat Anggota Tahunan; c. Rapat Anggota Luar Biasa. Pasal 28 RAPAT ANGGOTA PARIPURNA (KONGRES) 1. Kongres merupakan pemegang kedaulatan tertinggi Perhimpunan; 2. Kongres harus diadakan paling sedikit satu kali dalam 3 (tiga) tahun dan diadakan di tempat kedudukan Perhimpunan atau di tempat lain berdasarkan keputusan Ketua Umum; 3. Pembukaan Kongres dipimpin oleh Ketua Umum dan Pelaksanaan Kongres selanjutnya dipimpin oleh seorang anggota Perhimpunan yang dipilih oleh peserta Kongres; 4. Agenda Kongres meliputi: a. Laporan pertanggungjawaban Ketua Umum atas pelaksanaan tugasnya selama jangka waktu masa jabatannya dan hal-hal lain berkenaan dengan jalannya Perhimpunan; b. Laporan pertanggungjawaban keuangan Perhimpunan; c. Hal-hal lain yang dianggap perlu dan penting. 5. Kongres memilih dan mengangkat Ketua Umum Perhimpunan untuk periode berikutnya ; 6. Undangan untuk mengadakan Kongres disampaikan oleh Ketua Umum secara tertulis melalui surat biasa, media cetak dan atau media elektronik dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender sebelum Kongres diadakan; 7. Undangan Kongres harus memuat tentang acara, waktu, dan tempat penyelenggaraan Kongres. Pasal 29 RAPAT ANGGOTA TAHUNAN 1. Rapat Anggota Tahunan diselenggarakan oleh Ketua Umum setiap tahun, paling lambat dalam bulan Oktober; 2. Agenda Rapat Anggota Tahunan meliputi: a. Laporan pelaksanaan tugas Ketua Umum dan Perkembangan Perhimpunan; b. Laporan mengenai keuangan Perhimpunan; c. Usul-usul Ketua Umum mengenai operasi dan pengembangan Perhimpunan;

d. Hal-hal lain yang dianggap perlu dan penting. 3. Apabila Ketua Umum tidak menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan dalam jangka waktu dimaksud dalam ayat (1), maka Anggota Perhimpunan yang mewakili sekurang-kurangnya (separuh) jumlah anggota Perhimpunan berhak melaksanakan Rapat Anggota Tahunan atas biaya Perhimpunan. Pasal 30 RAPAT ANGGOTA LUAR BIASA 1. Ketua Umum, dengan permintaan tertulis kepada Perwakilan, dapat mengadakan Rapat Anggota Luar Biasa sewaktu-waktu apabila dianggap perlu setelah mendapatkan persetujuan tertulis sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah perwakilan yang ada atau atas permintaan tertulis sekurang-kurangnya (setengah) dari jumlah Anggota Biasa; 2. Dalam permintaan tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatas, harus disebutkan alasan dan hal-hal yang hendak dibicarakan; 3. Apabila Ketua Umum tidak menyelenggarakan Rapat Anggota Luar Biasa sebagaimana dimaksud diatas dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender setelah diterimanya permintaan Anggota Biasa tersebut, maka para anggota Perhimpunan yang menandatangani permintaan itu berhak memanggil sendiri dan menyelenggarakan Rapat Anggota Luar Biasa atas biaya Perhimpunan. Pasal 31 KUORUM, HAK SUARA, DAN KEPUTUSAN 1. Kecuali ditentukan lain dalam Anggaran Dasar ini, Rapat Anggota adalah sah dan berhak mengambil keputusan apabila Anggota yang mewakili lebih dari (setengah) jumlah Anggota dan separuh dari jumlah Perwakilan hadir atau diwakili; 2. Apabila kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak terpenuhi, maka 15 menit kemudian terhitung sejak jam panggilan Rapat Anggota, maka Rapat Anggota dapat diadakan dengan sah oleh anggota yang hadir dan atau diwakili; 3. Setiap anggota yang berhalangan hadir dianggap tidak menggunakan hak suaranya; 4. Pemungutan suara mengenai pemilihan Ketua Umum dilakukan secara tertutup dan tidak perlu ditandatangani; 5. Suara blanko atau suara yang tidak sah dianggap tidak ada dan tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara; 6. Semua keputusan diambil berdasarkan musyawarah dan mufakat. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari (setengah) jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam Rapat Anggota; 7. Jika jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka diadakan pemungutan suara ulang dan jika dalam pemungutan suara ulang tersebut ternyata hal yang sama terjadi, maka jika mengenai orang, putusannya harus diundi dan jika mengenai hal-hal lain, maka usul yang bersangkutan harus dianggap ditolak.

BAB X ASET PERHIMPUNAN

Pasal 32 1. Aset Perhimpunan terdiri dari uang tunai, surat-surat berharga, dan harta kekayaan lainnya baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, yang diperoleh dengan sah dan tidak bertentangan dengan tujuan Perhimpunan; 2. Aset Perhimpunan diperoleh dari uang pendaftaran, uang iuran, uang sumbangan, hibah, dan penerimaan lainnya yang sah dan tidak mengikat; 3. Besarnya uang pendaftaran dan uang iuran ditetapkan oleh Ketua Umum. Pasal 33 1. Tahun Buku Perhimpunan dimulai pada tanggal 1 Januari dan berakhir pada tanggal 31 Desember pada tahun yang sama; 2. Paling lambat dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah Tahun Buku berakhir, Ketua Umum wajib membuat laporan tahunan, berikut laporan pemasukan dan pengeluaran beserta neraca yang sudah diaudit oleh akuntan publik, untuk disampaikan kepada Rapat Anggota Tahunan guna pengesahannya. BAB XI ANGGARAN RUMAH TANGGA Pasal 34 1. Anggaran Rumah Tangga disusun dan ditetapkan oleh Ketua Umum; 2. Materi Anggaran Rumah Tangga tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar. BAB XII PERUBAHAN ANGGARAN DASAR Pasal 35 1. Perubahan Anggaran Dasar dapat diusulkan oleh Ketua Umum atau sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang Anggota Biasa; 2. Ketua Umum menentukan jenis Rapat Anggota untuk pembahasan usulan perubahan Anggaran Dasar; 3. Tanggapan Ketua Umum atas usulan Perubahan Anggaran Dasar yang diajukan oleh Anggota Biasa disampaikan kepada anggota yang mengusulkan selambat-lambat 30 (tiga puluh) hari kalender; 4. Ketua Umum wajib menyampaikan usulan perubahan Anggaran Dasar kepada Anggota Biasa selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kalender sebelum Rapat Anggota yang membahas Perubahan Anggaran Dasar dilaksanakan; 5. Apabila Ketua Umum tidak memberikan tanggapan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatas, maka anggota yang mengusulkan dapat melaksanakan Rapat Anggota Luar Biasa; 6. Perubahan Anggaran Dasar hanya sah apabila ditetapkan berdasarkan keputusan Rapat Anggota. BAB XIII PEMBUBARAN PERHIMPUNAN DAN LIKUIDASI Pasal 36 PEMBUBARAN PERHIMPUNAN 1. Pembubaran Perhimpunan dapat diusulkan oleh Ketua Umum atau sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah orang Anggota Biasa secara tertulis dengan mencantumkan alasan-

2. 3. 4. 5. 6.

alasan pembubaran perhimpunan; Tanggapan Ketua Umum atas usulan pembubaran Perhimpunan yang diajukan oleh Anggota Biasa kepada anggota yang mengusulkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender; Ketua umum wajib menyampaikan usulan pembubaran Perhimpunan kepada Anggota Biasa selambat-lambat 30 (enam puluh) hari kalender sebelum Rapat Anggota yang membahas pembubaran Perhimpunan dilaksanakan; Apabila Ketua Umum tidak memberikan tanggapan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatas, maka anggota yang mengusulkan dapat melaksanakan Rapat Anggota Luar Biasa; Pembubaran Perhimpunan hanya sah apabila ditetapkan berdasarkan keputusan Rapat Anggota Luar Biasa; Apabila Pembubaran Perhimpunan disetujui, maka Rapat Anggota Luar Biasa segera membentuk Panitia Ad-Hoc yang menangani masalah yang timbul akibat pembubaran Perhimpunan. Pasal 37 LIKUIDASI

1. Panitia Ad-Hoc yang menangani masalah yang timbul akibat pembubaran Perhimpunan diberikan kewenangan untuk melakukan likuidasi; 2. Dalam hal Perhimpunan dibubarkan, maka sisa harta kekayaan setelah dikurangi hutang dan biaya penyelesaian likuidasi, akan diserahkan kepada Perhimpunan yang bertujuan sama dengan Perhimpunan atau Badan Sosial sebagaimana ditetapkan oleh Panitia Ad-Hoc.

BAB XIV KETENTUAN PENUTUP Pasal 38 ATURAN PERALIHAN 1. Bilamana diperlukan, Ketua Umum dapat mengeluarkan peraturan badan pengurus, peratutan tata kerja disamping peraturan tata tertib rapat sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar ini; 2. Bilamana diperlukan ketua perwakilan dapat mengeluarkan peraturan badan pengurus perwakilan, peraturan tata kerja disamping peraturan tata tertib rapat, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan anggaran dasar ini; 3. Ketua Umum periode 2003 2006 harus menyelesaikan Anggaran Rumah Tangga PERHAPI selambat-lambatnya tahun 2006; 4. Ketua Perwakilan dari perwakilan-perwakilan yang ada harus menyelesaikan Anggaran Rumah Tangga Perwakilan Perhimpunannya selambat-lambatnya tahun 2006.

Pasal 39 PENUTUP 1. Anggaran Dasar ini merupakan Perubahan dari Anggaran Dasar sebelumnya 2. Anggaran Dasar ini berlaku sejak ditetapkan.

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA Pasal 1 KEGIATAN Kegiatan seperti yang dimaksud dalam Pasal 8 Anggaran Dasar diantaranya : 1. Memberikan sumbangan pikiran dan saran bagi perkembangan dan pengembangan bidang Pertambangan khususnya dan Pembangunan Nasional pada umumnya serta berperan secara aktif dalam pelaksanaannya. 2. Membantu dan menunjang pelaksanaan kegiatan pendidikan dan latihan ahli Pertambangan agar dapat memenuhi kebutuhan usaha pertambangan baik dari segi kualitas maupun kuantitas dalam arti yang seluas-luasnya. 3. Mengupayakan terciptanya sistem sertifikasi dan lisensi keahlian bidang Pertambangan Umum dalam rangka menghadapi era pasar bebas. 4. Menggalakan kegiatan penelitian, mendukung upaya-upaya para peneliti muda serta mempublikasikan hasil-hasil penelitian dan pengkajian di bidang pertambangan. 5. Menyelenggarakan pertemuan-pertemuan ilmiah secara berkala untuk membahas masalahmasalah pertambangan. 6. Memberikan dukungan usaha di bidang pertambangan yang dilakukan oleh para anggotannya. 7. Menerbitkan dan menunjang penerbitan hasil-hasil studi, kajian, majalah dan publikasi lainnya tentang pertambangan Indonesia. 8. Mengadakan hubungan dan kerjasama dengan badan-badan dan organisasi-organisasi lain yang mempunyai sifat atau tujuan yang sejenis, baik di dalam maupun di luar negeri. 9. Melakukan kegiatan-kegiatan lain yang pada hakekatnya untuk kepentingan dan memajukan dunia pertambangan.

Pasal 2 KEANGGOTAAN 1. Anggota Biasa adalah : a. Warga Negara Indonesia lulusan Perguruan Tinggi / Akademi / Politeknik di bidang Teknologi Pertambangan baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang memiliki pengalaman kerja di bidang pertambangan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun. b. Warga Negara Indonesia yang memiliki pengalaman minimal 5 tahun dan dianggap ahli dibidang pertambangan. c. Warga Negara Indonesia dari berbagai disiplin ilmu yang telah bekerja sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun di bidang pertambangan dan direkomendasikan oleh seorang Anggota Biasa.

2. Anggota Mahasiswa a. Warga Negara Indonesia yang berstatus mahasiswa Perguruan Tinggi / Akademi / Politeknik dibidang Teknologi Pertambangan di dalam negeri maupun diluar negeri. b. Warga Negara Asing yang berstatus mahasiswa Perguruan Tinggi / Akademi / Politeknik dibidang Teknologi Pertambangan di Wilayah Indonesia. 3. Anggota Kehormatan adalah Warga Negara Indonesia atau Warga Negara Asing yang telah berjasa bagi perkembangan dunia pertambangan di Indonesia, diusulkan oleh Ketua Umum dan disetujui dalam Rapat Anggota. Pasal 3 KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA 1. Anggota Biasa adalah : a. Membantu Perhimpunan secara aktip dengan memberikan tenaga, waktu dan pikiran. b. Membayar iuran anggota yang ditentukan oleh Badan Pengurus. 2. Setiap Anggota Biasa mempunyai hak : a. Suara dalam rapat-rapat yang diadakan Perhimpunan sesuai dengan Anggaran Dasar da Anggaran Rumah Tangga termasuk hak untuk memilih dan dipilih menjadi Ketua Umum dan Ketua Komisariat. b. Mengajukan pendapat, usul dan saran demi tercapainya tujuan Perhimpunan. c. Menghadiri rapat-rapat dan kegiatan yang diadakan oleh Perhimpunan sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. 3. Anggota Mahasiswa dan Anggota Kehormatan mempunyai hak : a. Mengajukan usul-usul dan saran-saran demi tercapainya tujuan Perhimpunan. b. Menghadiri rapat-rapat dan kegiatan yang diadakan oleh Perhimpunan, kecuali untuk memilih dan dipilih sebagai Ketua Umum dan Ketua Komisariat. Pasal 4 PERMOHONAN MENJADI ANGGOTA DAN BERAKHIRNYA STATUS KEANGGOTAAN 1. Permohonan untuk menjadi Anggota Biasa dan Anggota Mahasiswa diajukan kepada Badan

2. 3. 4. 5. 6. 7.

Pengurus. Badan Pengurus menetapkan diterima atau ditolaknya seorang calon anggota. Keanggotaan mulai berlaku sejak permohonan tersebut disetujui untuk diterima oleh Badan Pengurus. Permohoan berhenti sebagai anggota dapat dilakukan dengan memberitahukan secara tertulis kepada Badan Pengurus. Jika Anggota yang bersangkutan meninggal dunia, maka secara otomatis telah berakhir status keanggotaannya. Ketua Umum dapat memberhentikan keanggotaan, sesuai dengan AD pasal 14 butir c maka Ketua Umum harus terlebih dahulu membentuk Tim Verifikasi terhadap hal yang dimaksud. Tim Verifikasi sekurang-kurangnya terdiri dari Wakil Badan Pengurus, Wakil Dewan Penasehat dan Wakil Anggota Biasa yang memiliki keahlian terhadap hal yang dimaksud pada butir 6 pasal ini. Pasal 5 TATA CARA RAPAT ANGGOTA

1. Peserta Rapat terdiri dari Anggota Biasa, Anggota Mahasiswa dan Anggota Kehormatan. 2. Anggota Rapat berhak untuk : a. Mengajukan pertanyaan, pendapat, usul dan saran. b. Memilih dan dipilih Ketua Umum dan Ketua Komisariat kecuali bagi Anggota Mahasiswa dan Anggota Kehormatan. c. Hak suara dalam penentuan pendapat kecuali Anggota Mahasiswa dan Anggota Kehormatan. 3. Ketua Umum bertindak selaku Pimpinan Sidang sampai dengan terpilihnya Pimpinan Rapat. 4. Pimpinan rapat terpilih menyusun Rancangan Tata Tertib dan Agenda Rapat Anggota untuk disahkan menjadi tata Tertib dan Agenda Rapat Anggota. 5. Rapat Anggota dianggap sah apabila anggota yang sudah mencapai kuorum sesuai Pasal 31 Anggaran Dasar. 6. Selanjutnya apabila ketentuan sebagaimana Pasal 5 ayat 6 sudah dilaksanakan tetapi kuorum belum tercapai juga maka rapat anggota dapat dilanjutkan dan dianggap sah. Pasal 6 PEMILIHAN KETUA UMUM 1. Calon Ketua Umum dengan keanggotaan minimal 3 (tiga) tahun berturut-turut diusulkan oleh sekurang-kurangnya 20 orang Anggota Biasa. 2. Calon-calon Ketua Umum yang diusulkan pada ayat 1 harus hadir dalam rapat paripurna anggota. 3. Pemilihan Ketua Umum dilakukan secara langsung dan dalam rapat paripurna anggota atas dasar suara terbanyak.

Pasal 7 KRITERIA KETUA UMUM Calon Ketua Umum yang tercantum dalam pasal 6 ayat 1 dan 2 ART ini harus menjadi anggota biasa minimum keanggotaannya 3 (tiga) tahun berturut-turut. Pasal 8 PEMUNGUTAN SUARA

1. Pemungutan suara dapat dilakukan dengan cara terbuka dan tertutup. 2. Apabila diadakan pemungutan suara secara tertutup, maka pimpinan rapat / sidang mengangkat Tim yang bertugas menyelenggarakan dan mengawasi pemungutan suara. 3. Jika terdapat suara kosong (blanko), maka suara tersebut tidak diperhitungkan dalam penetapan jumlah suara. Pasal 9 PENYUSUNAN ANGGOTA BADAN PENGURUS Anggota Badan Pengurus dibentuk oleh Ketua Umum terpilih sesuai ketentuan pada pasal 16 Anggaran Dasar tentang Badan Pengurus. Pasal 10 TUGAS BADAN PENGURUS 1. Ketua Umum memimpin Badan Pengurus dalam menjalankan kegiatan Perhimpunan. 2. Sekretaris Umum memimpin pekerjaan administrasi dan mengatur segala pekerjaan kesekretariatan, dan sewaktu-waktu dapat mewakili Ketua Umum atas persetujuannya. 3. Para Ketua Bidang bertugas menyusun dan melaksanakan program kegiatan sesuai dengan bidang masing-masing dan dapat mewakili Ketua Umum apabila diperlukan. 4. Bendahara bertugas mengelola keuangan, kekayaan dan pembukuan serta melakukan segala pekerjaan yang bersangkutan dengan penerimaan dan pengeluaran uang dan harta Perhimpunan. 5. Anggota Badan Pengurus membantu Ketua Umum dalam pekerjaan atau tugas-tugas yang bersifat khusus. Pasal 11 KEWAJIBAN BADAN PENGURUS 1. Badan Pengurus berkewajiban melaksanakan segala sesuatu yang ditentukan oleh Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, peraturan dan keputusan yang ditetapkan oleh Sidang / Kongres. 2. Setelah habis masa jabatannya Badan Pengurus tetap menjalankan tugas sampai dengan terbentuknya Badan Pengurus yang baru. 3. Pengurus dapat menyerahkan bagian-bagian dari kewajibannya kepada seseorang atau beberapa orang atau suatu panitia tanpa mengurangi tanggung jawabnya. Pasal 12 RAPAT BADAN PENGURUS 1. Badan Pengurus berkewajiban seperti dalam pasal 21 AD, apabila diperlukan Badan Pengurus dapat mengundang pihak-pihak lain untuk hadir dalam rapat Badan Pengurus. 2. Pimpinan rapat dapat memberikan kesempatan kepada pihak yang diundang untuk mengajukan pendapatnya tentang permasalahan tertentu yang dibicarakan dalam rapat. 3. Pihak-pihak yang diundang seperti yang dimaksud dalam ayat 1 dan 2 pasal ini tidak mempunyai hak suara dan hanya dapat mengajukan pendapatnya dengan persetujuan pimpinan rapat. Pasal 13 KEUANGAN 1. Besarnya uang iuran anggota ditetapkan oleh Badan Pengurus.

2. Uang iuran dibayarkan kepada Badan Pengurus. 3. Badan Pengurus dapat menerima sumbangan-sumbangan yang tidak mengikat ataupun mengadakan Kegiatan lain yang sah dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga. 4. Badan Pengurus dapat menyerahkan pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 pasal ini kepada perorangan, atau panitia atau Badan Hukum lainnya yang ditunjuk oleh Badan Pengurus dan bertanggung jawab kepada Badan Pengurus. Pasal 14 PEMERIKSAAN Badan Pengurus menunjuk Akuntan Publik untuk mengaudit laporan keuangan sebelum dilaporkan pada Rapat Paripurna Anggota. Pasal 15 PEMBUBARAN PERHIMPUNAN Bila Rapat Anggota Luar Biasa memutuskan pembubaran PERHIMPUNAN, maka panitia Ad-Hoc yang dibentuk diwajibkan mengatur dan menyelesaikan segala sesuatu yang berhubungan dengan pembubaran PERHIMPUNAN. Pasal 16 LIKUIDASI 1. Apabila Perhimpunan dibubarkan, maka Panitia Ad-Hoc yang diwajibkan melakukan likuidasi, kecuali rapat anggota luar biasa menentukan lain. 2. Dalam hal Perhimpunan dibubarkan, maka sisa harta kekayaan akan diserahkan kepada perhimpunan yang mempunyai maksud dan tujuan yang sama atau hampir sama dengan Perhimpunan ini atau Badan sosial yang ditetapkan oleh Panitia Ad-Hoc. Pasal 17 PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA 1. Perubahan Anggaran Rumah Tangga dapat diusulkan Oleh Ketua Umum atau sekurangkurangnya 20 (dua puluh) Anggota Biasa; 2. Ketua Umum menentukan jenis Rapat Anggota untuk pembahasan usulan perubahan Anggaran Rumah Tangga; 3. Tanggapan Ketua Umum atas usulan Perubahan Anggaran Rumah Tangga yang diajukan oleh Anggota Biasa disampaikan kepada anggota yang mengusulkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender; 4. Ketua Umum wajib menyampaikan usulan perubahan Anggaran Rumah Tangga kepada Anggota Biasa selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kalender sebelum rapat Anggota yang membahas Perubahan Anggaran Rumah Tangga dilaksanakan; 5. Apabila ketua Umum tidak memberikan tanggapan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatas, maka anggota yang mengusulkan dapat melaksanakan Rapat Anggota Luar Biasa; 6. Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya sah apabila ditetapkan berdasarkan keputusan Rapat Anggota.

Catatan

Catatan

Catatan

Untuk Informasi Lebih Lanjut Silahkan Hubungi : Sekretariat PERHAPI Gedung Mineral dan Batu Bara Lt. 6 Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH No. 10 Jakarta Selatan 12870 Telp. : (021) 837 837 66 Fax. : (021) 837 837 65 Email : sekretariat@perhapi.org Website : www.perhapi.org

Anda mungkin juga menyukai