Anda di halaman 1dari 10

HEPATITIS

Istilah "Hepatitis" dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver). Penyebabnya dapat
berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat-obatan, termasuk obat tradisional. Virus
hepatitis juga ada beberapa jenis, hepatitis A, hepatitis B, C, D, E, F dan G. Manifestasi penyakit
hepatitis akibat virus bisa akut ( hepatitis A ) dapat pula hepatitis kronik ( hepatitis B,C ) dan
adapula yang kemudian menjadi kanker hati ( hepatitis B dan C ).

Hepatitis A
Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada orang
dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan
hilangnya nafsu makan. Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Orang yang terinfeksi
hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C, infeksi
hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik.
Masa inkubasi 30 hari.Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feces pasien,
misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang yang setengah matang.
Minum dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi.
Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan
pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu
narkotika dan hubungan seks anal, termasuk homoseks merupakan risiko tinggi tertular hepatitis A.

Hepatitis B
Gejala mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual, muntah, rasa lelah, mata
kuning dan muntah serta demam. Penularan dapat melalui jarum suntik atau pisau yang
terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan manusia.
Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang mengandung
antibodi terhadap hepatitis-B yang diberikan 14 hari setelah paparan.
Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa tahun yang lalu. Yang
merupakan risiko tertular hepatitis B adalah pecandu narkotika, orang yang mempunyai banyak
pasangan seksual.
Mengenai hepatitis C akan kita bahas pada kesempatan lain.

Hepatitis D
Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak lengkap dan untuk
replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularan melalui hubungan seksual, jarum
suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang
ringan (ko-infeksi) atau amat progresif.

Hepatitis E
Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit perut. Penyakit
yang akan sembuh sendiri ( self-limited ), keculai bila terjadi pada kehamilan, khususnya trimester
ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui air yang terkontaminasi feces.

Hepatitis F
Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan. Saat ini para pakar belum sepakat hepatitis F merupakan
penyakit hepatitis yang terpisah.

Hepatitis G
Gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak
menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik. Penularan melalui transfusi darah jarum
suntik. Semoga pengetahuan ini bisa berguna bagi Anda dan dapat Anda teruskan kepada saudara
ataupun teman Anda.

Mencegah Kanker Hati


KANKER hati merupakan kanker yang sering dijumpai di Indonesia. Kanker ini dihubungkan
dengan infeksi Hepatitis B atau Hepatitis C. Artinya pada umumnya penderita kanker hati pernah
terinfeksi Hepatitis B atau C.
Penyakit Hepatitis B dan Hepatitis C sering dialami penduduk Indonesia. Kedua penyakit ini
ditularkan melalui cairan tubuh. Virus Hepatitis B dan Hepatitis C dapat ditularkan melalui
hubungan seksual, jarum suntik, dan transfusi darah.
Pada umumnya dewasa ini di negeri kita transfusi darah sudah aman, darah yang akan diberikan
diskrining Hepatitis B, Hepatitis C, dan HIV. Dengan demikian kemungkinan penularan Hepatitis
dan HIV melalui transfusi darah sudah menjadi kecil. Gejala penyakit Hepatitis, virus biasanya
dimulai dengan demam, pegal otot, mual, mata menjadi kuning, dan air seni berwarna kemerahan
seperti air teh. Namun, tidak semua orang mengalami gejala seperti itu.
Gejala Hepatitis C biasanya lebih ringan dibandingkan dengan Hepatitis A atau B. Setelah terserang
Hepatitis A pada umumnya penderita sembuh secara sempurna, tidak ada yang menjadi kronik.
Hepatitis B juga sebagian besar akan sembuh dengan baik dan hanya sekitar 5-10 persen yang akan
menjadi kronik. Bila hepatitis B menjadi kronik maka sebagian penderita hepatitis B kronik ini akan
menjadi sirosis hati dan kanker hati.
Pada Hepatitis C penderita yang menjadi kronik jauh lebih banyak. Sebagian penderita Hepatitis C
kronik akan menjadi sirosis hati dan kanker hati. Hanya sebagian kecil saja penderita Hepatitis B
yang berkembang menjadi kanker hati. Begitu pula pada penderita Hepatitis C hanya sebagian yang
menjadi kanker hati. Biasanya diperlukan waktu 17 sampai dengan 20 tahun seorang yang
menderita Hepatitis C untuk berkembang menjadi sirosis hati atau kanker hati.
Sekarang memang ada obat baru untuk Hepatitis B yang disebut lamivudin. Obat ini berupa tablet
yang dimakan sekali sehari. Sedangkan jika diperlukan pengobatan untuk Hepatitis C tersedia obat
Interferon (suntikan) dan Ribavirin (kapsul). Namun penggunaan obat-obat tersebut memerlukan
pengawasan dokter.
Hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan anti HBs positif berarti Anda pernah terinfeksi virus
Hepatitis B, namun virus tersebut sudah tidak ada lagi dalam darah Anda (HbsAg negatif). Itu
bahkan menunjukkan bahwa Anda sekarang sudah mempunyai kekebalan terhadap Hepatitis B (anti
HBs positif). Karena itu selama kadar antibodi anti HBs Anda tinggi, maka Anda tak perlu lagi
divaksinasi. Imunisasi Hepatitis B dapat dimulai sejak bayi.
Anti HCV negatif artinya Anda belum pernah terinfeksi Hepatitis C. Sampai sekarang ini belum ada
vaksin untuk Hepatitis C sehingga Anda dianjurkan agar berhati-hati sehingga tidak tertular
Hepatitis C. Jadi hindari kontak dengan cairan tubuh orang lain. Salah satu cara yang efektif untuk
menurunkan kekerapan kanker hati adalah dengan imunisasi Hepatitis B. Ini telah dibuktikan di
banyak negara. Ternyata, negara-negara yang mempunyai program imunisasi Hepatitis B yang baik
kekerapan kanker hati menurun dengan nyata. Mudah-mudahan masyarakat kitapun peduli terhadap
imunisasi Hepatitis B ini.

Hepatitis secara literal mengacu pada akar kata hepar yang berarti organ hati. Hepatitis sendiri
berarti terjadinya peradangan pada hati, yang bisa disebabkan oleh satu penyakit, virus, senyawa
kimia, obat-obatan atau terlalu banyak mengonsumsi alkohol.
Dari keseluruhannya, infeksi yang disebabkan oleh virus adalah penyebab terbanyak dan paling
umum terjadi pada sebagian besar pasien hepatitis.
Infeksi virus, diantaranya karena virus hepatitis C merupakan yang terberat. Infeksi virus hepatitis
C (VHC) dapat menjadi kronis, dengan kerusakan sel hati yang cepat dan mengarah pada terjadinya
sirosis (terjadinya pengerasan dan jaringan parut pada hati) dan pada akhirnya kematian. Juga
menjadi penyebab terbanyak pada kasus kanker hati.

Organ Hati
Hati adalah satu dari sejumlah organ terpenting dalam tubuh manusia yang memiliki kurang lebih
500 fungsi vital untuk keberlangsungan proses metabolisme.
Karenanya adalah tidak mungkin seorang manusia dapat mempertahankan kesehatannya tanpa
keberadaan organ hati.
Beberapa fungsi diantaranya adalah :
1. Mengubah racun, residu obat, alkohol dan bahan berbahaya yang diproduksi oleh tubuh menjadi
unsur yang dapat diterima oleh organ lain untuk dikeluarkan melalui ginjal dan usus. Banyak jenis
obat harus di cerna didalam hati sebelum berfungsi sempurna.
2. Memecah sel darah merah yang sudah tua dan mengubah hemoglobin (substansi yang membawa
oksigen di dalam sel darah merah) menjadi bile, untuk kemudian disalurkan kedalam kantung
empedu untuk keperluan selanjutnya. Bila dibutuhkan, bile ini akan dikeluarkan melalui usus untuk
membantu emulsi lipid serta menyerap vitamin yang dibutuhkan dari konsumsi makanan.
3. Memproduksi, menyimpan dan mengedarkan glukosa untuk seluruh bagian tubuh. Disamping
juga mengawasi kadar kolesterol dalam darah, mengolah dan memproduksinya sebanyak
dibutuhkan.
4. Mengolah protein, sebagaimana yang dibutuhkan untuk memproduksi kadar kekentalan darah,
untuk mengirimkan zat gizi ke organ lainnya dan sebagian lagi berfungsi untuk memproduksi daya
tahan tubuh atas infeksi.
Fungsi lainnya adalah :
• Memproses karbohidrat, lemak, protein dan alkohol
• Mencerna dan memproduksi bilirubin (dari sel darah merah), kolesterol, hormon dan obat

Virus hepatitis C :

Virus hepatitis hingga saat ini telah dikenal sedikitnya tujuh jenis yaitu; A, B, C, D, E, G dan TT
(Tranfusion Transmitted Virus).
Dari semuanya, virus hepatitis C dianggap yang paling berbahaya dibandingkan dengan virus
hepatitis lainnya, karena 80% penderita terinfeksi bisa menjadi infeksi yang menahun dan bisa
berkelanjutan menjadi hepatitis kronik kemudian sirosis hati, kanker hati dan kematian.
Virus hepatitis C adalah suatu virus RNA dari keluarga Flaviriradae. Terdapat 6 genotipe dan lebih
dari 50 subtipe. Setiap subtipe masing-masing berbeda sekitar 20-23% berdasarkan perbandingan
keseluruhan genom. Respons limfosit T yang menurun dan kecenderungan virus untuk bermutasi
nampaknya menyebabkan tingginya angka infeksi kronis.
Keberagaman ini memiliki implikasi diagnostik dan klinis, yang menyebabkan sulitnya
pengembangan vaksin dan sedikitnya respons terapi.
Dalam survei massal yang dilakukan oleh subbagian Hepatologi FKUI, sekitar 4% penduduk
Indonesia terinfeksi virus hepatitis C. Sementara menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) tahun 2000, angka kejadian infeksi VHC di Indonesia hampir 2,4% dari seluruh penduduk
(sekitar 7 juta orang). VHC genotipe 1 merupakan genotipe yang paling sering ditemukan di
Indonesia (sekitar 60%-5%). Genotipe 1 bertanggung jawab hingga pada 60-65 persen semua
infeksi virus hepatitis C di Indonesia dan genotipe ini dihubungkan dengan respons pengobatan
yang lebih rendah.
Kanker hati :

Kanker hati (atau sering disebut sebagai hepatocellular carcinoma, HCC) terjadi pada 1 hingga 5
persen pasien dengan sirosis atau VHC kronis setiap tahun. Nomor lima penyebab kanker terbanyak
di dunia, dan terbentuk dalam jangka waktu 30 tahun setelah terinfeksi virus hepatitis C.
Pasien kanker hati biasanya pada umumnya tidak memiliki angka harapan hidup yang lebih dari dua
tahun setelah diagnosa didirikan. Dalam studi yang dilakukan di Jepang, menunjukkan bahwa 75
persen pasien kanker hati ditemukan memiliki hasil positip dari tes anti-HCV. Beberapa studi yang
dilakukan menunjukkan bahwa 2 hingga 5 persen pasien pertahun mengalami kanker hati setelah
terinfeksi VHC dan terjadi sirosis.
Cangkok organ pengganti merupakan satu-satunya jalan untuk mendapatkan perbaikan dalam
mempertahankan fungsi hati.
Apa Hepatitis Itu?
Hepatitis berarti radang atau pembengkakan hati. Hepatitis bisa disebabkan oleh virus, alkohol,
narkoba, obat-obatan (termasuk obat yang diresepkan), atau racun. Penyebab lainnya adalah infeksi
oportunistik seperti MAC (lihat Lembaran Informasi (LI) 510) atau CMV (lihat LI 501).
Hepatitis merupakan penyakit yang sangat umum, yang dapat terjadi bahkan pada orang yang
sistem kekebalannya baik. Hepatitis juga bisa mengakibatkan goresan hati (sirosis) dan gagalnya
fungsi hati, yang bisa mematikan.
Banyak kasus hepatitis tidak diobati karena dikira hanya serangan flu biasa. Gejala hepatitis yang
paling umum adalah nafsu makan hilang, kelelahan, demam, pegal sekujur tubuh, mual dan muntah
serta nyeri pada perut. Pada kasus yang parah dapat terjadi air seni yang berwarna gelap, buang air
besar yang berwarna pucat, dan kulit serta mata yang menguning (disebut ikterus atau jaundice).
Dokter akan memeriksa darah kita untuk melihat apakah hati kita bekerja normal. Tes fungsi hati
tersebut mencakup pengukuran kadar bahan kimia tertentu, seperti bilirubin, AST/SGOT dan
ALT/SGPT. Kadar zat-zat ini yang sangat tinggi dalam darah mungkin tanda hepatitis. Lihat LI 135
untuk informasi lebih lanjut mengenai tes fungsi hati. Tes darah juga dapat digunakan untuk
mencari virus penyebab hepatitis. Adakalanya contoh sel hati diambil dengan memakai jarum
(biopsi) dan diperiksa untuk menemukan tanda-tanda infeksi.
Hepatitis Virus
Para ilmuwan mengetahui tujuh virus yang bisa menyebabkan hepatitis. Ini disebut virus hepatitis
A, B, C, D, E, F dan G, atau HAV, HBV, dan seterusnya. Lebih dari 90% kasus hepatitis disebabkan
HAV, HBV dan HCV.
Hepatitis virus dapat akut atau kronis. Akut berarti kita sakit selama beberapa minggu, tapi
kemudian pulih. Hepatitis kronis berarti hati kita mungkin sudah terkena radang selama enam bulan
atau lebih. Hepatitis kronis menetap di tubuh kita; kita dapat menulari orang lain, dan penyakit kita
dapat menjadi aktif lagi.
HAV dan HEV merupakan penyakit akut dan tidak pernah menjadi kronis. Keduanya menular
melalui kontak dengan tinja, baik secara langsung atau pun melalui makanan yang tersentuh oleh
tangan yang tercemar.
HBV merupakan virus hepatitis yang paling umum. Infeksi ini bisa ditularkan di antara anggota
keluarga, melalui hubungan seks, atau kontak dengan darah yang terinfeksi. Di AS, HBV bisa
berkembang menjadi kronis pada kurang lebih 7% Odha yang terinfeksinya. Angka ini lebih rendah
daripada yang dulu. Penurunan ini sebagian diakibatkan oleh vaksinasi terhadap HBV. Hal ini juga
adalah akibat penggunaan terapi antiretorviral (ART) oleh Odha, terutama dengan 3TC (LI 415)
yang juga efektif terhadap HBV. HBV jauh lebih berbahaya pada orang yang juga terinfeksi HIV.
HCV biasanya ditularkan melalui kontak dengan darah atau jarum yang tercemar. HCV dapat
sangat ringan atau sama sekali tidak menunjukkan gejala, tetapi dapat menyebabkan kerusakan hati
yang berat pada kurun waktu sepuluh tahun setelah infeksi awal. Hampir semua orang yang
terinfeksi HCV terus-menerus dapat menulari orang lain. Lihat LI 506 untuk informasi lebih lanjut
mengenai HCV.
HDV hanya muncul pada orang dengan HBV. Penyakit pada orang yang terinfeksi HDV menjadi
lebih berat dibandingkan orang yang hanya terinfeksi HBV.
HFV sangat jarang dan belum dipahami dengan baik, bahkan ada ilmuwan yang berpendapat bahwa
HFV tidak ada.
HGV sebetulnya lebih benar disebut sebagai virus GBV-C. Tampaknya, virus ini tidak
menyebabakan penyakit. Infeksi GBV-C adalah umum pada Odha. Satu laporan memberi kesan
bahwa infeksi dengan GBV-C mungkin memperlambat perkembangan penyakit HIV. Namun Odha
yang memberantas infeksi GBV-C mengalami hasil yang lebih buruk.
Cara terbaik untuk mencegah infeksi virus hepatitis adalah dengan menjaga kebersihan dan
menghindari hubungan langsung dengan darah orang yang terinfeksi. Kondom dapat membantu
mencegah penularan HBV melalui hubungan seks. Selain itu, ada vaksin yang dapat melindungi
terhadap HAV dan HBV.
Belum ada pengobatan yang efektif untuk HAV dan HEV, tapi kedua penyakit ini biasanya cepat
sembuh. Interferon-alfa dan dua obat antiretroviral (ARV) – 3TC (lihat LI 415) dan FTC (lihat
LI 420) – tampaknya membantu mengobati HBV dan HDV. Adefovir dipivoxil (Hepsera) disetujui
di AS untuk mengobati HBV. LI 506 memberi informasi lebih lanjut mengenai obat untuk HCV.
Ada beberapa obat baru yang diuji coba untuk melawan HIV yang tampaknya juga dapat dipakai
untuk mengobati HBV, HCV dan HDV.
Tipe Hepatitis Lain
Hepatitis yang disebabkan oleh alkohol, narkoba, obat-obatan, atau pun racun mengakibatkan gejala
yang sama seperti hepatitis virus. Tugas hati adalah untuk menguraikan zat yang terdapat dalam
darah, dan beban dapat menjadi terlalu berat. Beberapa obat yang dipakai untuk memerangi HIV
atau pun penyakit terkait AIDS dapat mengakibatkan hepatitis. Begitu juga dengan asetaminofen
(nama merek antara lain Bodrex dan Panadol), obat penawar nyeri yang umum.
Pengobatan yang paling baik untuk tipe hepatitis ini adalah menghentikan penggunaan alkohol,
narkoba atau obat-obatan yang mengganggu hati. Jika hepatitis disebabkan oleh infeksi oportunistik
(IO) yang terkait AIDS maka IO itu harus ditangani agar hati dapat pulih.
Masalah Pengobatan
Hati harus berfungsi dengan baik agar dapat menguraikan sebagian besar obat-obatan. Obat yang
tidak menyebabkan gangguan apa pun pada waktu hati kita sehat dapat membuat kita sakit berat
bila kita mengalami hepatitis. Ini juga berlaku untuk alkohol, aspirin, jamu-jamuan, dan narkoba.
Sebaiknya kita mengetahui dokter mengenai semua obat, jamu atau pun suplemen yang kita pakai.
Pendekatan Alternatif
Dua jenis jamu tampaknya dapat menolong jenis hepatitis apa pun. Pertama adalah licorice
(Glycyrrhiza glabra), sering kali diminum dalam bentuk kapsul atau sebagai teh. Sedangkan yang
lain adalah ‘widuri susu’ (milk thistle – Silybum marianum, lihat LI 735), dipakai dalam bentuk sari
pati atau teh. Bicaralah dengan dokter atau ahli jamu yang berpengalaman sebelum memakai kedua
jenis jamu tersebut.
Kategori Bioteknologi
Microsphere, Drug Delivery untuk Hepatitis B
Oleh Adi Suprayitno dan Sinly Evan Putra
Asisten II Sekjen BPP IKAHIMKI 2004/2006
Penyakit Hepatitis B merupakan salah satu penyakit menular yang berbahaya di dunia. Penyakit ini
disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati
akut atau menahun. Walaupun terdapat 7 macam virus Hepatitis yaitu A, B, C, D, E, F dan G, hanya
Hepatitis B dan C yang berbahaya karena dapat menjadi kronis dan akhirnya menjadi kanker hati.
Penularan Hepatitis B dilakukan melalui pertukaran cairan tubuh atau kontak dengan darah dari
orang yang terinfeksi Hepatitis B. Penularan biasanya terjadi melalui beberapa cara antara lain,
penularan dari ibu ke bayi saat melahirkan, hubungan seksual, transfusi darah, jarum suntik,
maupun penggunaan alat kebersihan diri (sikat gigi, handuk) secara bersama-sama. Di dunia ini,
setiap tahun sekitar 10 juta hingga 30 juta orang terkena penyakit Hepatitis B. Walaupun penyakit
Hepatitis B bisa menyerang setiap orang dari semua golongan umur tetapi umumnya yang terinfeksi
adalah orang pada usia produktif. Ini berarti merugikan baik bagi si penderita, keluarga, masyarakat
atau negara karena sumber daya potensial menjadi berkurang.
Selama ini ada dua cara pengobatan untuk hepatitis B, yaitu pengobatan telan (oral) dan secara
injeksi. Salah satu pengobatan oral yang populer untuk penyakit ini adalah obat Lamivudine dari
kelompok nukleosida analog, yang dikenal dengan nama 3TC. Sedangkan pengobatan secara
injeksi yang saat ini sedang dikembangkan dalam bidang kedokteran nuklir baik skala industri
maupun akademik adalah proses terapi yang dilakukan dengan menyuntikkan microsphere yang
mengandung partikel radioaktif pemancar sinar ß yang akan menghancurkan sel kanker hati tanpa
merusak jaringan sehat di sekitarnya.
Microsphere sendiri didefinisikan sebagai partikel berbentuk bola berskala mikron, yang terbuat
dari bahan keramik, kaca atau polimer sebagai pengungkung gas, larutan atau padatan dalam bentuk
senyawa organik maupun anorganik. Saat ini, microsphere radioaktif yang telah digunakan dalam
kedokteran nuklir terbuat dari gelas sebagai bahan pengungkung dan Itrium-90 atau Phosporus-32
sebagai radionuklida yang dikungkung. Tetapi bahan pengungkung yang berupa gelas ini akan tetap
tertinggal dalam waktu yang lama sekalipun proses radioterapi telah selesai, karena tidak dapat
diadsorpsi oleh tubuh. Pengunaan polimer biodegradable seperti polilaktat (polylactic acid, PLA),
poliglikolat (poyglycolic acid, PGA), dan derivatnya sedang dikembangkan karena memiliki banyak
keuntungan seperti, dapat didegradasi oleh proses hidrolisis dalam tubuh dan dalam waktu sekitar
satu bulan akan diabsorbsi sehingga tidak meracuni tubuh (biocompatible).
Microsphere dapat dibuat dengan berbagai metode seperti emulsifikasi, pemisahan fasa dan spray
drying. Tetapi pembuatan microsphere dengan metode emulsifikasi mempunyai keuntungan lebih
yakni akan mendapatkan microsphere dengan diameter sesuai dengan yang diinginkan sehingga
dapat digunakan sebagai pengungkung (drug delivery) radiofarmaka. Untuk karakterisasi
microsphere yang dihasilkan dari berbagai metode pembuatan diatas, dapat dilakukan dengan
menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) untuk mengetahui diameter microsphere yang
dihasilkan, X-Ray Difractometer (XRD) untuk mengetahui kristalinitas dari microsphere, dan
Simultaneous Thermal Analysis (STA) yang bertujuan untuk mengetahui informasi transisi termal
yang terjadi dalam polimer sehingga kita dapat mengontrol sifat dan kemampuan dari suatu
microsphere apakah layak atau tidak digunakan sebagai drug delivery.
Pengembangan microsphere di Indonesia, sejauh ini terus dalam proses penelitian agar dapat
diaplikasikan dan diproduksi oleh industri. Dari hal ini, diketahui bahwa penelitian tentang
microsphere belum berakhir sampai ditemukan microsphere yang benar-benar efektif mengukung
obat sampai ke target sasaran, tanpa efek samping, proses sintesis yang mudah dan cepat dan
tentunya dengan peralatan dan biaya yang murah. Hal ini pun menjadi tantangan yang menarik bagi
para peneliti dan mahasiswa untuk mewujudkannya. Selamat Mencoba dan Meneliti ...!
Hepatitis B, Menyerang Tanpa Pandang Bulu

VIRUS Hepatitis B menyerang siapa saja tanpa pandang bulu. Jika tidak segera diobati, maka
infeksi penyakit bisa menyebabkan penyakit hati kronis dan mengancam keselamatan jiwa
penderitanya. Karena itu, vaksinasi perlu diberikan pada mereka yang belum memiliki kekebalan
tubuh terhadap virus tersebut.
Hepatitis B tidak hanya diderita oleh kelompok usia tertentu, melainkan semua usia mulai bayi,
remaja, orang dewasa sampai lanjut usia, kata Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI)
Unggul Budihusodo, Selasa (2/9), dalam diskusi terbuka yang diprakarsai Kantor Berita Radio 68H,
di Kedai Tempo, Utan Kayu, Jakarta.
Hepatitis B adalah penyakit infeksi pada hati yang disebabkan virus Hepatitis B. Infeksi Hepatitis B
kronik atau jangka panjang dapat mengakibatkan kerusakan hati yang parah seperti pengerasan hati
atau sirosis dan kanker hati atau karsinoma hepatoseluler yang dapat mengakibatkan kematian.
"Proses perjalanan hepatitis B menjadi kronis bisa lebih dari 10 tahun," ujarnya.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), Hepatitis B endemik di China dan bagian lain di Asia te
rmasuk di Indonesia. Sebagian besar orang di kawasan ini bisa terinfeksi Hepatitis B sejak usia
kanak-kanak. Di sejumlah negara di Asia, 8-10 persen populasi orang dewasa mengalami infeksi
Hepatitis B kronik. Penyakit hati yang disebabkan Hepatitis B merupakan satu dari tiga penyebab
kematian dari kanker pada pria, dan penyebab utama kanker pada perempuan.
Infeksi tersembunyi dari penyakit ini membuat sebagian besar orang merasa sehat dan tidak
menyadari bahwa mereka terinfeksi dan berpotensi untuk menularkan virus tersebut kepada orang
lain. Penderita penyakit itu umumnya tidak mengalami gejala tertentu yang khas, dan baru bisa
diketahui melalui tes kesehatan. Oleh karena itu, penderita dan kelompok yang memiliki faktor
risiko hepatitis B perlu menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Penularan virus ini bisa terjadi melalui transfusi darah, hubungan seks, memakai tato, dan
menggunakan jarum suntik secara bergantian yang biasanya dilakukan para pengguna narkoba. Jadi,
tidak benar jika ada anggapan bahwa virus Hepatitis B bisa menular melalui keringat. "Bahkan,
tidak semua penderita bisa menularkan virus itu melalui hubungan intim dengan pasangannya," kata
Unggul.
Penyakit ini, lanjut Unggul, sebenarnya bisa dicegah dengan melakukan pola hidup sehat,
penyuntikan vaksin Hepatitis B dan memeriksakan kesehatan diri secara teratur. Untuk penderita
Hepatitis B, kini telah ada empat jenis obat untuk mengatasi Hepatitis B yang terlisensi di Badan
Pengawas Obat dan Makanan (FDA) dan tersedia di Indonesia yai tu Entecavir (ETV), Lamivudine
(LVD) dan Telbivudine.

Anda mungkin juga menyukai