CP

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

No.

Tgl/Jam 24 jan 2013 16.30 17.05

Implementasi dan Rasional 1. 1.mengkaji skala nyeri kepada px R/Nyeri diraskan pada daerah luka dengan skala 8 2. memeberikan penkes posisi tidur px R/Px mengikuti agar ada rasa

Paraf

Evaluasi S : Px mengatakan nyeri seperti teriris dan dan perih dgn skala 8 O : px merintih sakit, px tampak gelisah P : luka insisi post op appendiktomi Q : teriris dan perih R : abdomen kuadran kanan bawah S : skala 8

paraf

17.30

3. mengkaji TTV TD=120/80mmhg RR=20x/menit N=80x/menit S=37.c

T : pada saat bergerak A : masalah nyeri belum teratasi P : intervensi dilanjutkankan.

16.30

1. 1.Mengkaji keadaan luka px R/luka tidak menunjukan tanda infeksi

S : px mengatakan ada luka operasi diabdomen kuadran kanan bawah O : Terdapat luka op diabdomen kuadran kanan bawah yg panjang 8 cm dan 6 jahitan ditupi verban A : masalah kerusakan integritas kulit belum teratasi P : intevensi dilanjutkan -inf RL 20 tpm.

16.45

2. memberikan penkes kepada px agar tetap menjaga kondisi luka R/agar tidak terjadi kontaminasi

17.30

3. Observasi TTV TD : 120/80 mmHg RR : 20X/MENIT N : 80X/menit S : 37.c

24 Jan 2013 16.30 17.30 1. Mengkaji aktivitas px R/ px belum dapat bergerak 2. Menjaga ruangan, bed dan posisi px tetap baik R/ agar tidak terkontaminasi 18.00 3. Memberikan suasana yang kondusif R/ agar px nyaman

S : px mengatakan masih belum bisa beraktivitas karena nyeri O : Terpasang Infus RL, px masih lemah A : Masalah intoleransi aktivitas belum teratasi P : intervensi dilanjutkan - Perawatan luka 2 x sehari

16

25 Jan 2013 07.15 09.00

1. Mengkaji skala nyeri px R/ nyeri dirasakan pada luka op dg skala 5 2. Mengingatkan px jika terasa nyeri agar menggunakan tehnik relaksasi R/ px mengerti dan mengikuti seperti bantal diletakan diatas bagian post op abdomen kuadran kanan bawah dan ditekan oleh px sendiri sampai nyeri dirasa berkurang

S : px mengatakan masih terasa nyeri dg skala 5 O : px tampak meringis - P : luka insisi appendiktomi - Q : Teriris & perih - R : Abdomen kanan bawah - S : skala nyeri 5 - T : pada saat bergerak A : masalah nyeri teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan - Perawatan Luka 2 x sehari

10.15

3. Mengkaji TTV R/ TD : 120/80 mmHg RR : 20 x/mnt N : 75x/mnt T : 36,5 C

25 jan 2013

1. Mengkaji keadaan luka px R/ Luka tidak menunjukkan tandatanda infeksi 2. Memberikan terapi injeksi R/ - cefotaxime 3 x 1 gram (iv) - Gentamycin 2 x 1 mg (iv) - Ranitidine 1 amp 3. Menjelaskan pada px agar menjaga daerah luka R/ agar tidak terkontaminasi

S : px mengatakan ada luka op O : luka pada abdomen kuadran kanan bawah dg panjang 8 cm dan 6 jahitan di titipi perban, tidak ada tanda infeksi A : masalah integrasi kulit teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan, inf RL 20 tpm

25 jan 2013 07.20

1. Mengkaji aktivitas px R/ px sudah bisa sedikit menggerakan kakinya dengan hatihati

S : px mengatakan masih sulit beraktivitas O : px masih lemah, terpasang infus Rl, Aktivitas px dibantu keluarga A : Masalah intoleransi aktivitas belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan - Perawatan luka 2 x sehari

10.00

2. Mengajarkan px aktivitas ringan R/ px menerima dengan menggerakkan kaki

17

11.30

3. Membantu mengubah posisi px secra berkala R / px menerima

26 jan 2013 07.15 08.00

1. Merapikan tempat tidur px R/ memberikan rasa nyaman kepada px 2. Mengkaji skala nyeri px R/ Nyeri dirasakan pada luka dg skala 4

S : px mengatakan masih terasa nyeri dg skala 4 O : px tampak meringis - P : luka insisi appendiktomi - Q : Teriris & perih - R : Abdomen kanan bawah - S : skala nyeri 4 - T : pada saat bergerak A : masalah nyeri teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan Perawatan Luka 2 x sehari

09.30

3. Mengingatkan px kalau terasa nyeri agar menggunakan tehnik relaksasi R/ px mengikuti

26 jan 2013 08.15 08.30

1. Mengkaji keadaan luka px R/ Luka tidak menunjukkan tandatanda infeksi 2. Menggantikan perban R/ agar tidak terjadi infeksi

S : px mengatakan ada luka op O : luka pada abdomen kuadran kanan bawah dg panjang 8 cm dan 6 jahitan di titipi perban, tidak ada tanda infeksi A : masalah integrasi kulit teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan Ganti perban

09.15

3. Memberikan terapi injeksi sesuai instruksi dokter R/ - ketorolac iamp (iv) - Gentamycin 1 amp (iv) - Ranitidine 1 amp (iv)

12.05

4. Membersihkan luka dengan larutan NaCl dan sofratule kemudian ditutup dengan kasa dan fixomul R/ Mencegah terjadinya infeksi

26 jan 2013 08.00 09.40

1. Mengkaji aktivitas px R/ px sudah mampu duduk & menggerakkan kaki 2. Mengajarkan px aktivitas ringan R/ px mengerti

S : px mengatakan sudah mulai beraktivitas O : terpasang infus RL, aktivitas px sebagian di bantu keluarga A : Masalah intoleransi aktivitas teratasi

18

10.40

3. Membantu mengubah posisi px secra berkala R / px mengikuti

sebagian P : Intervensi di lanjutkan Perawatan luka & ganti perban

11.05

4. Mengkaji TTV R/ TD : 120/80 mmHg RR : 22 x/mnt N : 78x/mnt T : 37 C

19

Kesimpulan : Apendisitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat. Apendisitis juga merupakan dari apendiks oleh hyperplasia folikel limpiod, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya atau neoplasma. Pada anak-anak, omentum lebih pendek dan apendiks lebih panjang, dinding apendiks lebih tipis. Keadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang menjadi kurang memudahkan terjadinya perforasi. Pada orang tua perforasi mudah terjadi karena ada gangguan pembuluh darah Apendiks dapat disembuhkan dengan cara : 1. Pembedahan diindikasikan bila diagnosa apendisitis telah ditegakkan 2. Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedahan dilakukan 3. Analgetik diberikan setelah diagnosa ditegakkan 4. Apendektomi dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi.

Saran :
Semua orang yang berpeluang mengalami radang usus buntu. Usia juga demikian, anak-anak sampai usia tua berpotensi terkena, meskipun puncak peradangan usus buntu terjadi pada usia remaja-dewasa, antara 20-30 tahun. Begitu juga dengan jenis kelamin semua bisa kena, tapi bukti ilmiah menyebut laki-laki 1,4 kali lebih besar terkena dibanding perempuan. Hal itu terkait dengan pola makan dan pola kerja, umumnya laki-laki jarang minum, makanya kurang sehat, dan lebih sulit makan sayur. Untuk menghindari Usus buntu mulai lah hidup sehat dengan konsumsi makanan berserat dan minum air putih yg cukup.

20

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta. EGC

Price, SA, Wilson,LM. (1994). Patofisiologi Proses-Proses Penyakit, Buku Pertama. Edisi 4. Jakarta. EGC

Smeltzer, Bare (1997). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner & suddart. Edisi 8. Volume 2. Jakarta, EGC

Swearingen. (1996). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 2. K\Jakarta. EG

_____http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2291646diagnosa-keperawatan-apendisitis/#ixzz2JMTgBEOV _____http://gejalaususbuntu.com/

21

Anda mungkin juga menyukai