Anda di halaman 1dari 97

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (World Health Oraganization) memperkirakan lebih dari 585.

000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin. Di Asia Selatan, wanita berkemungkinan 1:18 meninggal akibat kehamilan / persalinan selama kehidupan Negara Afrika 1:4, sedangkan di Amerika Utara 1:6.366 lebih dari 50% kematian di negara berkembang sebenarnya dapat dicegah dengan teknologi yang ada serta biaya relatif rendah (Saifuddin, 2006:3). Di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) menempati angka tertinggi di Asia Tenggara, yaitu sebesar 307 per seratus ribu kelahiran hidup. Itu berarti ada 50 ribu meninggal setiap harinya, menurut data tahun 2003, (www.beritaindonesia .com) Di Propinsi Lampung Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan dan Angka Kematian Bayi (AKB) tergolong tinggi secara nasional. Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), AKI di Propinsi Lampung 307 diantaranya meninggal dari 100 ribu kelahiran hidup. Sementara Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 55 per 1.000 kelahiran atau dalam setiap 1000 bayi yang lahir, 55 diantaranya meninggal dunia (Lampung- - bkkbn online).

Bidan dan Perawat E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penelitian tentang pencegahan infeksi dan penerapan ilmu yang didapat selama ini.

2. Bagi Lahan Praktek Klinik Bersalin Griya medika Banjar Agung Tulang Bawang Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan khususnya tentang penatalaksanaan pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan di Klinik Bersalin Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang Untuk menerapkan prosedur pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan di Klinik Bersalin Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang 3. Bagi Instansi Pendidikan Sebagai bahan kegiatan terhadap teori yang telah diperoleh mahasiswi selama mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di AKBID Wira Buana Metro. sekaligus sebagai bahan atau sumber bacaan di perpustakaan institusi pendidikan. 4. Bagi Peneliti Lain Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk melakukan penelitian-penelitian lain atau yang serupa berkaitan dengan pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan dan dapat disempurnakan lagi. F. Keterbatasan Penelitian Penelitian hanya dilakukan pada 6 responden yaitu bidan dan perawat yang terlibat pada proses pertolongan persalinan saat di Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang dikarenakan waktu penelitian yang terbatas.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka 1. Pengertian Pencegahan Infeksi Pencegahan infeksi adalah bagian esensial dari asuhan lengkap yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus dilaksakan secara rutin pada saat menolong persalinan dan kelahiran secara rutin pada saat menolong persalinan dan kelahiran, saat memberikan asuhan dasar selama kunjungan antenatal atau pasca persalinan/bayi baru lahir atau saat menatalaksana penyulit. Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan tenaga kesehatan lainnya. Juga upaya-upaya menurunkan resiko terjangkit atau terinfeksi mikroorganisme yang menimbulkan penyakit-penyakit berbahaya (Depkes RI, 2004 : 1-8). 2. Prinsip-Prinsip Pencegahan Infeksi Pencegahan infeksi yang efektif didasarkan pada prinsip-prinsip berikut : Setiap orang (ibu, bayi baru lahir, penolong persalinan) harus dianggap dapat menularkan penyakit karena infeksi yang terjadi bersifat asimptomatik (tanpa gejala) Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi

files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

Permukaan tempat pemeriksaan, peralatan dan benda-benda lain yang akan dan telah bersentuhan dengan kulit tak utuh/selaput mukosa atau darah, harus diangap terkontaminasi sehinga setelah selesai digunakan harus dilakukan proses pencegahan infeksi secara benar. Jika tidak diketahui apakah permukaan, peralatan atau benda lainnya telah diproses dengan benar, harus dianggap telah terkontaminasi. Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total, tapi dapat dikurangi hingga sekecil mungin dengan menerapkan tindakan-tindakan pencegahan infeksi yang benar dan konsisten. (Depkes RI, 2004 : 1-9) B. Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Ada berbagai praktek pencegahan injeksi yang membantu mencegah

mikroorganisme berpindah dari satu individu ke individu lainnya (ibu, bayi lahir, dan para penolong persalinan) dan menyebarkan infeksi, penatalaksanaan

pencegahan infeksi antara lain sebagai berikut : a. Cuci tangan b. Memakai sarung tangan c. Pengelolaan cairan antiseptik d. Pemprosesan alat bekas pakai e. Mengelola sampah medik.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

a. Cuci tangan Cuci tangan adalah prosedur yang paling penting dari pencegahan penyebaran infeksi yang menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir. Prosedur cuci tangan : 1) Lepaskan perhiasan di tangan dan pergelangan. 2) Basahi tangan dengan air bersih dan mengalir. 3) Gosok dengan kuat kedua tangan, gunakan sabun biasa atau yang mengandung anti mikroba selama 15 sampai 30 detik (pastikan

menggosok sela - sela jari). Tangan yang terlihat kotor harus dicuci lebih lama. 4) Bilas tangan dengan air bersih yang mengalir. 5) Biarkan tangan kering dengan cara diangin - anginkan atau keringkan dengan kertas tisu yang bersih dan kering atau handuk pribadi yang bersih dan kering. 6) Bila menggunakan sabun padat (misalnya sabun batangan), gunakan

dalam potongan-potongan kecil dan tempatkan sabun dalam wadah yang berlubang-lubang untuk mencegah air menggenangi sabun tersebut. 7) Jangan mencuci tangan dengan jalan mencelupkannya ke dalam wadah berisi air meskipun air tersebut sudah ditambah larutan antiseptik.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

Mikroorganisme dapat bertahan hidup dan berkembang biak dalam larutan tersebut. 8) Bila tidak tersedia air mengalir : a) Gunakan ember tertutup dengan keran yang bisa ditutup pada saat mencuci tangan dan dibuka kembali jika akan membilas. b) Gunakan botol yang sudah diberi lubang agar air bisa mengalir. c) Minta orang lain menyiramkan air ke tangan. d) Gunakan pencuci tangan yang mengandung anti mikroba berbahan dasar alkohol (campurkan 100 mL 60-90% alkohol dengan 2 mL gliserin. Gunakan kurang lebih 2 mL dan gosok kedua tangan hingga kering, ulangi tiga kali). 9) Keringkan tangan anda dengan handuk bersih dan kering. Jangan menggunakan handuk yang juga digunakan oleh orang lain. Handuk basah / lembab adalah tempat yang baik untuk mikroorganisme berkembang biak. 10) Bila tidak ada saluran air untuk membuang air yang sudah digunakan, kumpulkan air di baskom dan buang ke saluran limbah atau jamban di kamar mandi. (Depkes RI, 2004 : 1 - 10).

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

b. Pemakaian Sarung Tangan Pakai sarung tangan sebelum menyentuh sesuatu yang basah (kulit tak utuh, selaput mukosa, darah atau cairan tubuh lainnya) atau peralatan, sarung tangan atau sampah yang terkontaminasi. Jika sarung tangan diperlukan, ganti sarung tangan untuk menangani setiap ibu atau bayi baru lahir setelah terjadi kontak langsung untuk menghindari kontaminasi silang atau gunakan sarung tangan yang berbeda untuk situasi yang berbeda pula. Sarung tangan sekali pakai lebih dianjurkan, tapi jika sarananya sangat terbatas, sarung tangan bisa digunakan berulang kali jika dilakukan dekontaminasi, cuci dan bilas, desinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi. Jika sarung tangan sekali pakai digunakan berulang kali, jangan diproses lebih dari tiga kali karena mungkin telah terjadi robekan / lubang yang tidak terlihat atau sarung tangan dapat robek pada saat sedang digunakan.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

Tabel 1. Distribusi Tindakan Yang Memerlukan Sarung Tangan.


Sarung Tangan Yang Diperlukan Tidak Ya / Ya Ya Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Sarung Tangan Desinfeksi Tingkat Tinggi Tidak Tidak Tidak Sarung Tangan Steril Tidak Tidak

Prosedur / Tindakan Memeriksa tekanan darah atau suhu, menyuntik Mengambil contoh darah pemasangan IV Menghisap lendir dari jalan napas bayi baru lahir Memegang dan membersihkan peralatan yang terkontaminasi Memegang sampah yang terkontaminasi Membersihkan percikan darah atau cairan tubuh

Sumber : Depkes RI, 2004 c. Pengelolaan Cairan Antiseptik Cara pencegahan kontaminasi larutan antiseptik dan desinfektan : 1) Hanya menggunakan air matang untuk mengencerkan pengenceran diperlukan). 2) Jika yang tersedia kemasan antiseptik besar, untuk pemakaian sehari hari tuangkan ke dalam wadah lebih kecil (untuk mencegah penguapan dan kontaminasi). 3) Buat jadwal rutin yang tetap (misalnya tiap minggu) untuk (jika

menyiapkan larutan dan membersihkan wadah pemakaian sehari - hari (resiko kontaminasi pada cairan yang disimpan lebih dari satu minggu).

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

4) Berhati - hati untuk tidak mengkontaminasi pinggiran wadah pada saat menuangkan larutan ke wadah yang lebih kecil (pinggiran wadah larutan utama tidak boleh bersentuhan dengan wadah yang lebih kecil). 5) Mengosongkan dan mencuci wadah dengan sabun dan air serta membiarkannya kering dengan cara diangin - anginkan setidaknya sekali seminggu (tempelkan label bertuliskan tanggal pengisian ulang). 6) Menuangkan larutan antiseptik ke gulungan kapas atau kasa (jangan merendam gulungan kapas atau kasa di dalam wadah ataupun mencelupkannya ke dalam larutan antiseptik). 7) Menyimpan larutan di tempat yang dingin dan gelap. (Depkes RI, 2004 : 1-14) d. Pemrosesan Alat Bekas Pakai Pemrosesan peralatan (terbuat dari logam, plastik, dan karet) serta benda benda lainnya dengan upaya pencegahan infeksi, direkomendasikan untuk melalui tiga langkah pokok yaitu : 1. Dekontaminasi 2. Pencucian dan pembilasan 3. Disinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

1) Dekontaminasi Dekontaminasi adalah langkah pertama yang penting dalam

menangani peralatan, perlengkapan, sarung tangan, dan benda - benda lainnya yang terkontaminasi. Untuk perlindungan lebih jauh, pakai sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks, jika menangani peralatan yang sudah digunakan atau kotor. Segera setelah digunakan, masukkan benda - benda yang terkontaminasi ke dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Daya kerja larutan klorin akan cepat mengalami penurunan sehingga harus diganti paling sedikit setiap 24 jam, atau lebih cepat jika terlihat telah kotor atau keruh. % Larutan Konsentrat % Larutan Yang Diinginkan

Jumlah Bagian Air

Contoh : Untuk membuat larutan klorin 0,5% dari larutan klorin 5,25% 1. Jumlah Bagian Air 5,25% 110,51 9,5 0,5% 2. Tambahkan 9 bagian (pembulatan ke bawah dari 9,5) air ke dalam 1 bagian larutan klorin konsentrat (5,25%) Catatan : Air Tidak Perlu Dimasak Sumber : Depkes RI, 2004 : 1-17 Gambar 1: Rumus Untuk Membuat Larutan Klorin 0,5% dari Larutan Konsentrat Berbentuk Cair

2) Pencucian dan pembilasan. Pencucian adalah cara paling efektif mikroorganisme pada peralatan / perlengkapan yang kotor atau sudah digunakan. Baik sterilisasi maupun disinfeksi tingkat tinggi menjadi kurang efektif tanpa proses pencucian sebelumnya jika benda-benda yang terkontaminasi tidak dapat dicuci segera setelah dikontaminasi, bilas peralatan dengan air untuk mencegah korosi dan menghilangkan bahan-bahan organik, lalu cuci tangan dengan seksama secepat mungkin. Perlengkapan / bahan - bahan untuk mencuci peralatan : a) Sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks. b) Sikat halus (boleh menggunakan sikat gigi). c) Tabung suntik (minimal ukuran 10 ml, untuk membilas bagian dalam kateter, termasuk kateter penghisap lendir). d) Wadah plastik atau baja antikarat (stainless steel). e) Air bersih. f) Sabun atau deterjen. Tahap - tahap pencucian dan pembilasan : a) Pakai sarung tangan karet yang tebal pada kedua tangan. b) Ambil peralatan bekas pakai yang sudah didekontaminasi.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

c) Agar tidak merusak benda - benda yang terbuat dari plastik atau karet, jangan dicuci segera bersamaan dengan peralatan yang terbuat dari logam. d) Cuci setiap benda tajam secara terpisah dan hati - hati : (1) Gunakan sikat dengan air dan sabun untuk menghilangkan sisa darah dan kotoran. (2) Buka engsel gunting dan klem. (3) Sikat dengan seksama terutama di bagian sambungan dan pojok peralatan. (4) Pastikan tidak ada sisa darah dan kotoran yang tertinggal pada peralatan. (5) Cuci setiap benda sedikitnya tiga kali (atau lebih jika perlu) dengan air dan sabun atau deterjen. (6) Bilas benda - benda tersebut dengan air bersih. e) Ulangi prosedur tersebut pada benda - benda lain. f) Jika peralatan akan didesinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi tempatkan peralatan dalam wadah yang bersih dan biarkan kering sebelum memulai proses DTT. g) Peralatan yang akan didesinfeksi tingkat tinggi dengan cara dikukus atau direbus, atau disterilisasi di dalam otoklaf atau oven panas kering, tidak usah dikeringkan sebelum proses DTT atau sterilisasi dimulai.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

h) Selagi masih memakai sarung tangan, cuci sarung tangan dengan air dan sabun dan kemudian bilas secara seksama dengan menggunakan air bersih. i) Gantungkan sarung tangan dan biarkan kering dengan cara diangin - anginkan. Untuk mencuci kateter (termasuk kateter penghisap lendir), lakukan tahap - tahap berikut ini : a) Pakai sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks pada kedua tangan. b) Lepaskan penutup wadah penampung lendir (untuk kateter

penghisap lendir). c) Gunakan tabung suntik besar untuk mencuci bagian dalam kateter sedikitnya tiga kali (atau lebih jika perlu) dengan air dan sabun atau deterjen. d) Bilas kateter menggunakan tabung suntik dan air bersih. e) Letakkan kateter dalam wadah yang bersih dan biarkan kering sebelum dilakukan proses DTT.

3) Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) dan Sterilisasi

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

Disinfeksi adalah

tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan

hampir semua mikroorganisme penyebab penyakit pada benda-benda mati / instrumen. Disnfeksi Tingkat Tinggi adalah tindakan yang dilakukan untu menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri dengan cara merebus atau secara kimiawi. Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme (Bakteri, jamur, parasit dan virus) termasuk endospora bakteri pada benda-benda mati atau instrumen. (Depkes RI, 2004 : 1 - 9) DTT dapat dilakukan dengan cara merebus, mengukur kimiawi (Depkes RI, 2004 : 1 - 20) DTT dengan cara merebus : a) Gunakan panci dengan penutup yang rapat. b) Gunakan air setiap kali mendesinfeksi peralatan. c) Rendam peralatan sehingga semuanya terendam di dalam air. d) Mulai panaskan air. e) Mulai hitung waktu saat air mulai mendidih. f) Jangan tambahkan benda apapun ke dalam air mendidih setelah penghitungan waktu dimulai. (1) Rebus selama 20 menit. (2) Catat lama waktu perebusan peralatan di dalam buku khusus. / secara

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer ()

(3) Biarkan peralatan kering dengan cara diangin-anginkan sebelum digunakan atau disimpan (jika peralatan dalam keadaan lembab maka tingkat pencapaian desinfeksi tingkat tinggi tidak terjaga). (4) Setelah peralatan kering, gunakan segera atau simpan dalam wadah desinfeksi tingkat tinggi dan berpenutup. Peralatan bisa disimpan sampai satu minggu asalkan penutupnya tidak dibuka. (Depkes RI, 2004: 1-20) DTT dengan uap panas : a) Setelah sarung tangan didekontaminasi dan dicuci, maka sarung tangan ini siap DTT dengan uap tanpa diberi talek. b) Gunakan panci perebus yang memiliki tiga susun nampan pengukus. c) Gunakan bagian atas sarung tangan sehingga setelah DTT selesai, sarung tangan dapat dipakai tanpa membuat kontaminasi baru. d) Letakkan sarung tangan pada baki atau nampan pengukus yang berlubang di bawahnya. Agar mudah dikeluarkan dari bagian atas panci pengukus, letakkan sarung tangan dengan bagian jarinya ke arah tengah panci. Jangan menumpuk sarung tangan (lima sampai sepuluh pasang sarung tangan bisa diletakkan di panci pengukus, tergantung dari diameter panci).

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

e) Ulangi proses tersebut hingga semua nampan pengukus terisi sarung tangan. Susun tiga nampan pengukus di atas panci perebus yang berisi air. Letakkan sebuah panci perebus kosong di sebelah kompor. f) Letakkan penutup di atas panci pengukus paling atas dan panaskan air hingga mendidih. Jika air mendidih perlahan, hanya sedikit uap air yang dihasilkan dan suhunya mungkin tidak cukup tinggi untuk membunuh mikroorganisme. Jika air mendidih terlalu cepat, air akan menguap dengan cepat dan bahan bakar akan terbuang. g) Jika uap mulai keluar dari celah-celah di antara panci pengukus, mulailah penghitungan waktu. Catat lamanya pengukusan sarung tangan dalam buku khusus. h) Kukus sarung tangan selama 20 menit. i) Angkat nampan pengukus paling atas yang berisi sarung tangan dan goyangkan perlahan-lahan agar air yang tersisa pada sarung tangan dapat menetes keluar. j) Letakkan nampan pengukus di atas panci perebus yang kosong di sebelah kompor. k) Ulangi langkah tersebut hingga semua nampan pengukus yang berisi sarung tangan tersusun di atas panci perebus yang kosong. Letakkan penutup di atasnya hingga sarung tangan menjadi dingin dan kering tanpa terkontaminasi.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

l) Biarkan sarung tangan kering dengan diangin-anginkan sampai kering di dalam panci selama 4-6 jam. Jika diperlukan segera, biarkan sarung tangan menjadi dingin selama 5-10 menit dan kemudian gunakan dalam waktu 30 menit pada saat masih basah atau lembab (setelah 30 menit bagian jari sarung tangan akan menjadi lengket dan membuat sarung tangan sulit dipakai atau digunakan). (Depkes RI, 2004 : 1-20) m) Jika sarung tangan tidak akan dipakai segera, setelah kering, gunakan cunam penjepit atau pinset desinfeksi tingkat tinggi untuk memindahkan sarung tangan. Letakkan sarung tangan tersebut dalam wadah desinfeksi tingkat tinggi lalu tutup rapat (sarung tangan bisa disimpan di dalam panci pengukus yang berpenutup rapat). Sarung tangan tersebut bisa disimpan sampai satu minggu. DTT Kimiawi : a) Letakkan peralatan yang kering, sudah didekontaminasi dan dicuci ke dalam wadah. Kemudian isi wadah tersebut dengan larutan kimia. Ingat : jika peralatan masih dalam kondisi basah sebelum direndam dalam larutan kimia maka dapat terjadi pengeceran tambahan terhadap larutan tersebut dan membuatnya menjadi kurang efektif. b) Pastikan bahwa peralatan terendam seluruhnya dalam larutan kimia.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

c) Rendam peralatan selam 20 menit. d) Catat lama waktu peralatan direndam dalam larutan kimia di buku khusus. e) Bilas peralatan dengan air matang dan angin-anginkan sampai kering di wadah desinfeksi tingkat tinggi yang berpenutup. f) Setelah kering peralatan dapat digunakan dengan segera atau disimpan dalam wadah desinfeksi tingkat tinggi yang berpenutup rapat. (Depkes RI, 2004 : 1-21) DTT kateter secara kimiawi : a) Siapkan larutan klorin 0,5 %. 1) Pakai sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks pada kedua tangan. b) Letakkan kateter yang sudah dicuci dan kering di dalam larutan klorin. Gunakan tabung suntik steril atau desinfeksi tingkat tinggi yang besar untuk membilas bagian dalam kateter dengan larutan klorin. Ulangi pembilasan tiga kali. Pastikan kateter terendam dalam larutan. c) Biarkan kateter terendam selama 20 menit. d) Gunakan tabung suntik desinfeksi tingkat tinggi atau steril yang besar dan air yang direbus sedikitnya 20 menit untuk membilas kateter.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer ()

e) Biarkan kateter kering dengan cara diangin-anginkan dan kemudian segera digunakan atau disimpan dalam wadah desinfeksi tingkat tinggi yang bersih. (Depkes RI, 2004 : 1-22) Selain DTT, petugas dapat menggunakan metode sterilisasi pada instrumen logam dan sarung tangan, yaitu : a) Sterilisasi dengan otoklaf 106 kPa pada temperatur 121 0C selama 30 menit jika instrumen terbungkus dan terbungkus. b) Panas kering pada temperatur 1700C selama 60 menit. c) Instrumen disimpan dalam wadah steril yang berpenutup rapat. Langkah - langkah pemrosesan alat bekas pakai tersebut dapat dilihat pada gambar 2 sebagai berikut : 20 menit jika tidak

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

DEKONTAMINASI Rendam dalam larutan klorin 0,5 % Selama 10 menit

CUCI DAN BILAS Gunakan deterjen dan sikat Pakai sarung tangan tebal untuk menjaga agar tidak terluka oleh benda-benda tajam

Metode yang dipilih STERILISASI

Metode alternatif DESINFEKSI TINGKAT TINGGI

Otoklaf 106 kPa 1210 C 30 menit jika terbungkus 20 menit jika tidak terbungkus

Panas Kering 1700C 60 menit

Rebus / Kukus Panci tertutup 20 menit

Kimiawi Rendam 20 menit

DINGINKAN DAN KEMUDIAN SIAP DIGUNAKAN (Peralatan yang sudah diproses biasa disimpan dalam wadah tertutup yang didesinfeksi tingkat tinggi sampai satu minggu jika wadahnya tidak dibuka) Sumber : Depkes RI, 2004 : 1-16 Gambar 2. Pemrosesan Peralatan Bekas Pakai Tabel 2 : Distribusi Efektivitas Tindakan Dalam Pemrosesan Alat Bekas Pakai

files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

Pencucian Dekontaminasi (hanya air) Efektivitas Membunuh (menghilangkan virus AIDS dan atau menonHepatitis aktifkan mikro organisme) Waktu kerja Rendam selama yang di 10 menit perlukan agar proses berjalan aktif Hingga 50 %

Pencucia n (deterjen dan pembilasa n) Hingga 80 %

DTT 95 %

Sterilisasi 100 %

Cuci hingga bersih

Cuci hingga terlihat bersih

Rebus Kukus : kukus 20-30 atau menit 106 secara kPa, kimiawi 121 0C 20 Panas menit kering : 60 menit pada suhu 170 0 C.

Sumber : Depkes RI, 2004 e. Pengelolaan Sampah Medik Sampah terdiri dari yang terkontaminasi dan tidak terkontaminasi. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai maka penelitian ini difokuskan kepada sampah terkontaminasi (darah, nanah, urin, kotoran manusia, dan bendabenda yang tercemar oleh cairan tubuh) yang berpotensi untuk menginfeksi siapapun yang melakukan kontak atau menangani sampah tersebut, termasuk anggota masyarakat.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

Pengelolaan sampah terkontaminasi meliputi : 1) Setelah selesai melakukan suatu tindakan dan sebelum melepaskan sarung tangan, letakkan sampah terkontaminasi (kasa, gulungan kapas, perban, dan lain - lain) ke dalam tempat sampah kedap air / kantong plastik sebelum dibuang. 2) Hindarkan terjadinya kontak sampah terkontaminasi dengan permukaan luar kantong. 3) Pembuangan benda - benda tajam yang terkontaminasi dengan (misalnya botol air

menempatkannya dalam wadah tahan bocor

mineral dari plastik atau botol infus), kotak karton yang tebal atau wadah yang terbuat dari logam. 4) Singkirkan sampah terkontaminasi dengan cara dibakar. Jika hal ini tidak memungkinkan, kubur bersama wadahnya. 5) Bersihkan percikan darah dengan larutan klorin 0,5% kemudian seka dengan kain atau pel. 6) Bungkus atau tutupi linen bersih dan simpan dalam kereta dorong atau lemari tertutup untuk mencegah kontaminasi debu. 7) Bersihkan tempat tidur, meja, dan troli dengan kain yang dibasahi klorin 0,5% dan deterjen. 8) Seka celemek dengan klorin 0,5%. 9) Bersihkan lantai dengan lap kering, jangan disapu. Seka lantai dengan campuran klorin 0,5% dan deterjen.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

10) Gunakan sarung tangan karet tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks. 11) Bersihkan dinding, gorden, dan tirai sesering mungkin untuk mencegah terkumpulnya debu. Bila terpecik darah segera bersihkan dengan klorin 0,5%. (Depkes RI, 2004: 1-24) C. Kerangka Konsep Menurut Notoatmodjo (2005 : 69) bahwa kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep - konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian - penelitian yang akan dilakukan. Adapun kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut : Variabel independen 1. 2. 3. 4. 5. Cuci tangan Pemakaian sarung tangan Pengelolaan cairan septik Pemrosesan alat bekas pakai Pengelolaan sampah medik Variabel dependen

Pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan

Gambar 3 : Kerangka Konsep Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi pada proses pertolongan persalinan di Klinik Bersalin Griya Medika

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

D. Definisi Operasional Variabel Definis operasional untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabelvariabel diamati / diteliti untuk mengarahkan kepada pengukur atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen/alat ukur (Notoatmodjo, 2005 : 46). Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 3. Definisi Operasional Variabel Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Proses pertolongan Persalinan di Klinik Bersalin Griya Medika
Variabel Pencegahan Infeksi Definisi Operasional Prosedur yang dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi pada saat persalinan Cara-cara yang dilakukan untuk membersihkan tangan dengan menggunakan air bersih yang mengalir dan sabun. Penggunaan sarana proteksi berupa sarung tangan pada saat memberikan asuhan kebidanan. Cara-cara yang dilakukan dalam Penggunaan dan penyimpanan cairan antiseptik Cara-cara yang dilakukan untuk membersihkan dan menjaga sterilitas instrumen medik. Cara-cara yang dilakukan untuk membersihkan dan memproses sampah terkontaminasi. Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

a. Cuci tangan

Observasi

Checklist

- Baik - Kurang

Nominal

b. Pemakaian sarung tangan c. Pengelolaan cairan antiseptik d. Pemrosesan alat bekas pakai e. Pengelolaan sampah medik

Observasi

Checklist

- Baik - Kurang

Nominal

Observasi

Checklist

- Baik - Kurang

Nominal

Observasi

Checklist

- Baik - Kurang

Nominal

Observasi

Checklist

- Baik - Kurang

Nominal

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian Menurut Notoatmodjo, metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dimana penelitian hanya untuk mengetahui gambaran tentang penatalaksanaan pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan. atau

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005). Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah bidan dan perawat yang terlibat dalam proses persalinan di Klinik Bersalin Griya Medika, yaitu sejumlah 6 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Jika subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer ()

(Arikunto, 2006). Menurut Sugiyono (2005) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang.

Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah seluruh jumlah populasi yaitu 6 orang. Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh.

C. Variabel Penelitian Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain. Definisi lain

mengatakan bahwa variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu ( Notoatmodjo,2005).

Dalam penelitian ini varaibel yang digunakan adalah variabel dependen tentang penatalaksanaan pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan di Klinik Bersalin Griya Medika, Banjar Agung Tulang Bawang dan variabel independen terdiri dari :

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

1. Prosedur cuci tangan Pada variabel ini terdapat 5 item pengamatan. Pada setiap item bila cara kerja dilakukan diberi score 1 dan bila tidak dilakukan diberi score 0. bila semua cara kerja dilakukan diberi score 5. 2. Pemakaian sarung tangan Pada variabel ini terdapat 5 item pengamatan. Pada setiap item bila cara kerja dilakukan diberi score 1 dan bila tidak dilakukan diberi score 0. bila semua cara kerja dilakukan diberi score 5. 3. Pengelolaan cairan antiseptik Pada variabel ini terdapat 9 item pengamatan. Pada setiap item bila cara kerja dilakukan diberi score 1 dan bila tidak dilakukan diberi score 0. bila semua cara kerja dilakukan diberi score 9. 4. Pemrosesan alat bekas pakai Sterilisasi Pada variabel ini terdapat 15 item pengamatan. Pada setiap item bila cara kerja dilakukan diberi score 1 dan bila tidak dilakukan diberi score 0. bila semua cara kerja dilakukan diberi score 15. 5. Pengelolaan sampah medik Pada variabel ini terdapat 10 item pengamatan. Pada setiap item bila cara kerja dilakukan diberi score 1 dan bila tidak dilakukan diberi score 0. bila semua cara kerja dilakukan diberi score 10.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer ()

D. Alat ukur/Instrument Penelitian Untuk dapat mengukur variabel penelitian ini, penulis menggunakan instrumen yang berupa lembar observasi yang berisi penatalaksanaan pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan di Klinik Griya Medika Ganjar Agung Tulang Bawang.

E. Analisis Data Teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini

menggunakan perhitungan statistik sederhana yaitu persentase atau proporsi (Eko Budiarto, 2001). Persentase atau proporsi akan menjadi distribusi frekuensi relatif jika data yang digunakan adalah data kualitatif. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, maka digunakan analisis data menggunakan distribusi frekuensi relatif yang dirumuskan sebagai berikut : P F n x 100%

Keterangan : P F n : Persentase.. : Total penatalaksanaan yang dilakukan responden : Jumlah seluruh responden

(Eko Budiarto, 2002)

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

Setelah dilakukan langkah-langkah tersebut, dilakukan analisa data dengan menggunakan ketentuan sebagai berikut : 1. Baik : Jika nilai di atas rata-rata responden lebih dari atau sama dengan rata-rata responden 2. Kurang : jika nilai di bawah rata-rata responden.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian a. Gambaran Umum Klinik Griya Medika 1. Sejarah Singkat Klinik Griya Medika Klinik Griya Medika Unit II Tulang Bawang berdiri pada tanggal 1 Juni 2004 dengan surat keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang Nomor 445/SIT-BP 013/DK-TB/VI/2004. Klinik Griya Medika merupakan suatu badan usaha berupa balai pengobatan dan klinik bersalin yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk suatu jenis penyakit tertentu mulai dari pelayanan dasar sampai dengan spesialistik sesuai kemampuan. Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan adalah pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat inap dan tindakan gawat darurat yang mencakup palayanan medik dan penunjang medik. Klinik Griya Medika berada di Jalan Ethanol No. 208 Unit II Banjar Agung Tulang Bawang yang berdiri di atas tanah seluas 2800 m
2

. Fasilitas

yang ada di Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang adalah pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, pemeriksaan penunjang diagnostic, ambulance dan pelayanan kesehatan lainnya.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

35

b. Struktur Organisasi Klinik Griya Medika Tulang Bawang Berdasarkan gambar tersebut, struktur organisasi klinik Griya Medika Tulang Bawang Terdiri dari : a. direktur b. Kepala Klinik c. Bidang Tata Usaha d. Dokter Konsulen e. Dokter Umum

Sarana dan prasarana klinik Griya Medika Tulang Bawang 1. Instalasi Gawat Darurat. 2. Unit Rawat Jalan 3. Unit Kebidanan dan Penyakit Kandungan 4. Instalasi Rawat Inap 5. Ruang Oprasi 6. Instalasi Farmasi 7. Instalasi Laboraturium Klinik 8. Unit Radiologi 9. Unit Administrasi. Sarana dan Prasarana 1. Kamar IGD 2. VK : 1 unit dengan 2 tempat tidur : 1 unit dengan 2 tempat tidur

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

36

3. Kamar VIP 4. Kamar Kelas III 5. Kamar Kelas IV 6. Kamar Kelas V 7. Kamar Kelas VI 8. Kamar Post Operasi 9. Gudang 10. Kamar mandi

: 2 unit masing-masing 2 tempat tidur : 1 unit dengan 2 tempat tidur : 1 unit dengan 2 tempat tidur : 1 unit dengan 2 tempat tidur : 1 unit dengan 2 tempat tidur : 1 unit dengan 2 tempat tidur : 1 unit : 10 unit

Ketenagaan klinik Griya Medika 1. Dokter Ahli 2. Dokter Umum 3. Bidan 4. Perawat 5. Kesehatan Lingkungan 6. Administrasi 7. Cleaning Service 8. Supir : 2 orang : 2 orang : 4 orang : 9 orang : 2 orang : 1 orang : 2 orang : 1 orang

37

b. Hasil Penelitian Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Proses Pertolongan Persalinan di Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang Tahun 2008 1. Prosedur Cuci Tangan Tabel 4. Hasil Penelitian Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Proses Pertolongan Persalinan tentang prosedur cuci tangan di Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang Tahun 2008
Variabel Item Observasi Prosedur 1. Petugas melepaskan Cuci perhiasan di tangan Tangan dan pergelangan 2. Petugas membasahi tangan dengan air bersih dan mengalir 3. Petugas menggosok kedua tangan dengan kuat dan menggunakan sabun selama 15 - 30 detik (termasuk sela - sela jari) 4. Petugas membilas tangan dengan air bersih 5. Petugas mengeringkan tangan dengan cara: a. Diangin-angin kan b. Dilap dengan tisue c. Dilap dengan handuk pribadi Jumlah % Kategori A 0 1 B 0 1 C 1 1 D 1 1 E 0 1 F 1 1 Jumlah Nilai % 3 6 50 100

83,3

100

83,3

4 80 Kurang

3 60100 Kurang

5 Baik

4 80 Kurang

4 80100 Kurang

5 Baik

25 100 Baik

Nilai total Nilai rata-rata responden

= 25 = 25/6 = 4,1

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

38

Berdasarkan tabel di atas, ternyata penatalaksanaan pencegahan infeksi dalam hal prosedur cuci tangan, untuk penatalaksanaan no. 2 dan 4 semua responden 6 orang (100%) melakukannya. Sedangkan penatalaksanaan no. 1 dilaksanakan oleh 3 orang responden dengan persentase 50%. Sedangkan yang tidak melakukannya 3 orang responden dengan persentase 50%. Penatalaksanaan no. 3 dan 5 dilaksanakan oleh 5 orang responden dengan persentase 83,3%, sedangkan yang tidak melaksanakan 1 orang responden dengan persentase 16,7%. Secara keseluruhan nilai rata-rata penatalaksanaan pencegahan infeksi dalam hal prosedur cuci tangan yang dilakukan petugas di klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang yaitu 5 penatalaksanaan. Jadi ada 1 penatalaksanaan yang belum mencapai nilai rata-rata penatalaksanaan yaitu penatalaksanaan no.1 Penatalaksanaan prosedur cuci tangan untuk responden C dan F termasuk kategori baik dalam dengan nilai 5 dan 5. Ada 4 responden yaitu petugas A, B, D, dan E yang masih kategori kurang dengan nilai 4, 3, 4 dan 4. 2. Pemakaian Sarung Tangan Tabel 5. Hasil Penelitian Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Proses Pertolongan Persalinan Pemakaian Sarung Tangan di Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang Tahun 2008
A B C D E F

Variabel Pemakaia n Sarung Tangan

Item Observasi
1. Sarung tangan yang akan digunakan kembali telah melewati proses dekontaminasi, pencucian dan

pembilasa n, serta DTT / sterilisasi

1 1

1 1 1 1

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

Nilai Jumlah

% 6 100

39

2. Petugas menggunakan sarung tangan pada saat menghisap lendir dari jalan napas bayi baru lahir. 3. Petugas menggunakan sarung tangan pada saat memegang dan membersihkan peralatan terkontaminasi. 4. Petugas menggunakan sarung tangan pada saat memegang sampah terkontaminasi. 5. Petugas menggunakan sarung tangan pada saat membersihkan percikan darah / cairan tubuh. Jumlah % Kategori

100

83,3

83,3

1 5 100 Baik

1 5 100 Baik

0 3 60 Kurang

1 4 80 Kurang

1 5 100 Baik

1 5 100 Baik

5 27 540 Baik

83,3

Nilai total Nilai rata-rata responden

= 27 = 27/6 = 4,5

Berdasarkan tabel di atas, ternyata sebagian besar penatalaksanaan pencegahan infeksi dalam hal pemakaian sarung tangan semua responden (6) 100% melakukannya yaitu untuk penatalaksanaan no. 1, 2, dan 5. penatalaksanaan no. 3 dan 4 yang melaksanakan 5 orang responden dengan persentase 83,3%, sedangkan yang tidak melaksanakan 1 orang responden dengan persentase 16,7%. Secara keseluruhan nilai rata-rata penatalaksanaan pencegahan infeksi dalam hal pemakaian sarung tangan

oleh petugas di Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang yaitu 5 penatalaksanaan dan secara keseluruhan dalam katagori baik.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

40

Penatalaksanaan pemakaian sarung tangan untuk responden A, B, E dan F termasuk kategori baik dengan nilai masing-masing 5, 5, 5 dan 5. Terdapat 2

responden yang masih dalam kategori kurang dengan nilai 3 dan 4, yaitu responden C dan D. 3. Pengelolaan Cairan Antiseptik Tabel 6. Hasil Penelitian Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Proses Pertolongan Persalinan Pengelolaan Cairan Antiseptik di Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang Tahun 2008
Variabel Pengelola 1. an Cairan Antiseptik

Item Observasi
Petugas hanya menggunakan air matang untuk mengencerkan cairan antiseptik (jika pengenceran diperlukan). Petugas menggunakan cairan antiseptik dalam wadah / kemasan yang lebih kecil untuk pemakaian sehari - hari. Petugas menyiapkan larutan dan membersihkan wadah larutan yang digunakan sehari hari secara rutin setiap minggu. Petugas tidak mengkontaminasi pinggiran wadah pada saat menuangkan larutan ke wadah yang lebih kecil.

Jumlah Nilai %

2.

100

3.

50

4.

83,3

41

5. Petugas mengosongkan dan mencuci wadah dengan sabun dan air setiap minggu. 6. Petugas mengeringkan wadah dengan cara diangin - anginkan 7. Petugas menempelkan label berisi tanggal pengisian ulang pada wadah. 8. Petugas menuangkan larutan antiseptik ke gulungan kapas / kasa. 9. Petugas menyimpan larutan di tempat yang dingin dan gelap. Jumlah % Kategori

100

1 4 44,4 Kurang

1 4 44,4 Kurang

1 5 55,5 Baik

1 4 44,4 Kurang

1 4 44,4 Kurang

1 5 55,5 Baik

6 26 888,6 Baik

100

Nilai total Nilai rata-rata responden

= 26 = 26/6 = 4,3

Berdasarkan tabel di atas ternyata untuk penatalaksanaan no. 2, 8 dan 9 semua responden 6 orang (100%) melakukannya. Untuk penatalaksanaan no. 3 dilaksanakan oleh 3 orang responden dengan persentase 50%, sedangkan yang tidak melaksanakan 3 orang responden dengan persentase 50%. Penatalaksanan no. 4 dilaksanakan oleh 5 orang responden dengan persentase 83,3% sedangkan yang tidak melaksanakan 1 orang responden dengan persentase 16,7%. Untuk penatalaksanaan no. 1, 5, 6 dan 7 tidak ada responden yang melaksanakannya yaitu 0%. Secara keseluruhan nilai ratarata penatalaksanaan pencegahan infeksi dalam hal pengelolaan cairan antiseptik yang dilakukan oleh petugas di Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

42

yaitu 3 penatalaksanaan. Jadi ada 4 penatalaksanaan yang belum mencapai nilai ratarata penatalaksanaan yaitu penatalaksanaan no. 1, 5, 6 dan 7. Penatalaksanaan cairan antiseptik untuk responden C dan D termasuk kategori baik dengan nilai masing-masing 5 dan 5. Ada 4 responden yaitu petugas A, B, D dan E termasuk dalam kategori kurang dengannilai masing-masing 4, 4, 4 dan 4 4. Pemrosesan Alat Bekas Pakai dengan Prosedur Sterilisasi Tabel 7. Hasil Penelitian Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Proses Pertolongan Persalinan Pemrosesan Alat Bekas Pakai dengan Prosedur Sterilisasi di Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang Tahun 2008
Variabel

Item Observasi
Dekontaminasi 1. Petugas menggunakan sarung tangan karet yang tebal / sarung tangan rumah tangga dari lateks. Petugas segera memasukkan benda benda yang terkontaminasi ke dalam larutan klorin 0,5%. Petugas merendam instrumen selama 10 menit. Petugas mengganti larutan klorin tiap 24 jam atau bila larutan telah terlihat kotor / keruh.

Jumlah Nilai %

50

2.

66,7

3. 4.

33,3

66,7

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

43

Pencucian dan Pembilasan 5. Petugas menggunakan sarung tangan karet yang tebal / sarung tangan rumah tangga dari lateks. 6. Benda - benda yang akan dicuci sudah didekontaminasi

terlebih dahulu. 7. Benda benda yang

files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

terbuat dari plastik karet dicuci terpisah dengan peralatan dari logam. 8.

m e g k 9 P

menggunakan sikat dengan air dan sabun untuk menghilangkan sisa darah dan kotoran dari instrumen 10. Petugas mencuci setiap benda sedikitnya 3 kali dengan air dan sabun. 11. Petugas membilas benda - benda yang telah dicuci dengan bersih 12. Selagi masih memakai sarung tangan, petugas mencuci sarung tangan dengan air dan sabun kemudian dibilas secara seksama dengan menggunakan air bersih.

83,3

66,7

100

100

33,3

100

100

Sterilisasi
13. Petugas menggunakan oven panas kering pada temperatur 1700C selama 60 menit. 1 1 1 1 1 1 6 100

44

14. Petugas melakukan sterilisasi selama 20 menit jika instrumen tidak terbungkus. 15. Petugas menyimpan instrumen dalam wadah steril berpenutup rapat. Jumlah % Kategori

100

1 11 73,3 Baik

1 12 80 Baik

1 8 55,3 Kurang

1 9 60 Kurang

1 12 80 Baik

1 14 93,3 Baik

6 66 441,9 Baik

100

Nilai total Nilai rata-rata responden

= 66 = 66/6 = 11

Berdasarkan tabel di atas ternyata untuk penatalaksanaan no. 7, 8, 11, 12, 13, 14 dan 15 semua responden 6 orang (100%) melakukannya. Penatalaksanaan no. 1 dan 3 dilaksanakan oleh 3 orang responden dengan persentase 50%, sedangkan yang tidak melaksanakan juga 3 orang responden dengan persentase 50%. Penatalaksanaan no. 2, 4, dan 6 dilaksanakan oleh 4 orang responden dengan persentase 66,7%, sedangkan yang tidak melaksanakan ada Penatalaksanaan no. 2 orang responden dengan persentase 33,3%.

5 dilaksanakan oleh

5 orang responden dengan persentase 1 orang responden dengan 2 orang responden 4 orang

83,3%, sedangkan yang tidak melaksanakan ada persentase 16,7%. Penatalaksanaan no. dengan persentase

9 dilaksanakan oleh

33,3%, sedangkan yang tidak melaksanakan ada

responden dengan persentase 66,7%. Penatalaksanaan no.10 tidak ada responden yang melaksanakannya yaitu 0%. Secara keseluruhan nilai rata-rata penatalaksanaan pencegahan infeksi dalam hal pemrosesan alat bekas pakai dengan prosedur sterilisasi di Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang yaitu 5 penatalaksanaan. Jadi ada 7 penatalaksanaan yang belum mencapai nilai rata-rata penatalaksanaan yaitu no. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9 dan 10.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

45

Penatalaksanaan pemrosesan alat bekas pakai dengan prosedur sterilisasi untuk responden A, B, E dan F termasuk kategori baik dengan nilai masing-masing 11, 12, 12, dan 14. Terdapat 2 responden yang masih dalam kategori kurang yaitu responden C dan D dengan nilai masing-masing 8 dan 9. 5. Pengelolaan Sampah Medik Tabel 8. Hasil Penelitian Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Proses Pertolongan Persalinan Pengelolaan Sampah Medik dengan Prosedur Sterilisasi di Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang Tahun 2008
Variabel Pengelol aan Sampah Medik 1.

Item Observasi
Petugas menggunakan sarung tangan pada saat menangani sampah terkontaminasi. Sampah terkontaminasi dimasukkan ke dalam tempat sampah kedap air / kantong plastik sebelum dibuang. Petugas mencegah terjadinya kontak antara sampah terkontaminasi dengan permukaan luar kantong. Petugas membuang benda - benda tajam yang terkontaminasi dengan menempatkannya dalam wadah tahan bocor / kotak karton tebal / wadah logam.

Jumlah Nilai %

100

2.

100

3.

50

4.

100

46

5.

Petugas membersihkan percikan darah dengan larutan klorin 0,5% kemudian menyeka dengan kain / pel 6. Petugas membungkus / menutupi linen bersih dan menyimpan dalam kereta dorong / lemari tertutup. 7. Petugas membersihkan tempat tidur, meja, dan troli dengan kain yang dibasahi klorin 0,5% dan deterjen. 8. Petugas menyeka celemek dengan klorin 0,5% 9. Petugas membersihkan lantai dengan lap kering kemudian diseka dengan campuran klorin 0,5% dan deterjen. 10. Petugas membersihkan dinding, gorden, dan tirai dengan klorin 0,5% secara teratur Jumlah % Kategori

16,7

83,3

33,3

16,7

16,7

0 5 50 Kurang

0 5 50 Kurang

0 4 40 Kurang

0 4 40 Kurang

0 4 40100 Kurang

1 10 Baik

1 32 320 Baik

16,7

Nilai total Nilai rata-rata responden

= 32 = 32/6 = 5,3

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

47

Berdasarkan tabel di atas, penatalaksanaan no. 1, 2 dan 4 semua responden 6 orang (100%) melakukannya. Penatalaksanaan no.3 dilaksanakan oleh 3 orang responden dengan persentase 50%,sedangkan yang tidak melaksanakan responden dengan persentase 50%.Penatalaksanaan no. 5,8,9 dan 3 orang 10 hanya

dilaksanakan oleh 1 orang responden dengan persentase 16,7%, sedangkan yang tidak melaksanakan 5 orang dengan persentase 83,3%. Penatalaksanaan no. 6 dilaksanakan oleh 5 orang responden dengan persentase 83,3%, sedangkan yang tidak

melaksanakan 1 orang responden dengan persentase 16,7%. Penatalaksanaan no. 7 dilaksanakan oleh 2 orang responden dengan persentase 33,3%, sedangkan yang tidak melaksanakan ada 4 orang responden dengan persentase 66,7%. Secara keseluruhan nilai rata-rata penatalaksanaan pencegahan infeksi dalam hal pengelolaan sampah medik di Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang yaitu 3

penatalaksanaan. Jadi ada 5 penatalaksanaan yang belum mencapai nilai rata-rata penatalaksanaan yaitu no. 5, 7, 8, 9 dan 10. Penatalaksanaan pengelolaan sampah medik untuk responden F termasuk dalam kategori baik dengan nilai 10. Terdapat 5 responden yang masih dalam kategori kurang yaitu responden A, B, C, D, dan E dengan nilai masing-masing 5, 5, 4, 4, dan 4.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

48

Tabel 9. Jumlah Rata-rata Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan di Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang Tahun 2008 Jumlah ratarata penatalaksanaa n yang dilakukan Jumlah ratarata penatalaksanaa n yang tidak dilakukan

Variabel Penatalaksanaan pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan 1. Prosedur Cuci Tangan 2. Pemakaian Sarung Tangan 3. Pengelolaan Cairan Antiseptik 4. Pemrosesan Alat Bekas Pakai dengan Prosedur Sterilisasi 5. Pengelolaan Sampah Medik Jumlah rata-rata Penatalaksanaa n

5 5 3 5

1 1 3 1

3 3 21 9

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan Tentang Prosedur Cuci Tangan di

Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang Tahun 2008 Berdasarkan Nilai Rata-rata Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Pencegahan No Infeksi pada proses Persalinan tentang prosedur cuci tangan
1 2 Dari Baik Kurang Jumlah tabel di atas penatalaksanaan

Jumlah Responde n 2 4 6

Frekuensi 5, 5 4, 3, 4, 4

% 33,3 66,7 100

pencegahan

infeksi

pada

proses

pertolongan persalinan tentang prosedur cuci tangan, responden dengan

kategori baik yaitu 2 orang (33,3%) dan responden dengan kategori kurang yaitu 4 orang (66,7%).

49

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan Tentang Pemakaian Sarung Tangan di Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang Tahun 2008 Berdasarkan Nilai Rata-rata Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Pencegahan No 1 2 Jumlah Infeksi pada Proses Frekuensi % Pertolongan Responden Persalinan Tentang Pemakaian 4 5, 5, 5, 5 66,7 Sarung Tangan 2 3, 4 33,3 Baik 6 100 Kurang Jumlah tabel di atas penetalaksanaan pencegahan infeksi pada proses

Dari

pertolongan persalinan tentang pemakaian sarung tangan, responden dengan kategori baik yaitu 4 orang (66,7%) dan responden dengan kategori kurang yaitu 2 orang (33,3%). Tabel 12. Distribusi Frekuensi Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan Tentang Pengelolaan Cairan Antiseptik di Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang Tahun 2008 Berdasarkan Nilai Rata-rata Penatalaksanaan Penatalaksanaan Pencegahan No
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

1 2

Infeksi pada Proses Jumlah Pertolongan Responden Persalinan Tentang Pengelolaan 2 Cairan Antiseptik 4 Baik 6 Kurang Jumlah

Frekuensi 5, 5 4, 4, 4, 4

% 33,3 66,7 100

Dari tabel di atas penetalaksanaan pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan tentang pengelolaan cairan antiseptik, responden

50

dengan kategori baik yaitu 2 orang (33,3%) dan responden dengan kategori kurang yaitu 4 orang (66,7%). Tabel 13. Distribusi Frekuensi Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan Tentang Pemrosesan Alat Bekas Pakai dengan Prosedur Sterilisasi di Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang Tahun 2008 Berdasarkan Nilai Rata-rata Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Pencegahan
Infeksi pada Proses Pertolongan Jumlah No Persalinan Tentang Pemrosesan Responde Alat n Bekas Pakai dengan Prosedur Sterilisasi 1 Baik 4 2 Kurang 2 Jumlah 6

Frekuensi 11, 12, 12, 14 8, 10

% 66,7 33,3 100

Dari tabel di atas penetalaksanaan pencegahan infeksi pada proses

pertolongan persalinan tentang pemrosesan alat bekas pakai dengan prosedur sterilisasi, responden dengan kategori baik yaitu 4 orang (66,7%) dan responden dengan kategori kurang yaitu 2 orang (33,3%). Tabel 14. Distribusi Frekuensi Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi pada
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

Proses Pertolongan Persalinan Tentang Pengelolaan Sampah Medik di Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang Tahun 2008 Berdasarkan Nilai Rata-rata Penatalaksanaan Penatalaksanaan Pencegahan No 1 2 Infeksi pada Proses Jumlah Frekuensi Pertolongan Responden Persalinan Tentang Pengelolaan 1 10 Sampah Medik Baik 5 5, 5, 4, 4, 4 6 Kurang Jumlah % 16,7 83,3 100

51

Dari tabel di atas penetalaksanaan pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan tentang pengelolaan sampah medik, responden dengan kategori baik yaitu 1 orang (16,7%) dan responden dengan kategori kurang yaitu 5 orang (83,3%) Tabel 15. Jumlah keseluruhan penatalaksanaan pencegahan infeksi pada proses Pertolongan Persalinan di Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang Tahun 2008

Jumlah Responden A B C D E F Prosedur cuci tangan 4 3 5 4 4 5 25 4 Pemakaian sarung tangan 5 5 3 4 5 5 27 5 4 11 5 Pengelolaan Pemrosesan Pengelolaan cairan alat bekas antiseptik pakai 4 11 4 12 5 8 4 9 4 12 5 14 26 66 Nilai sampah medik 5 5 4 4 4 10 32 29 29 25 25 29 39 176 29 % 16,5 16,5 14,2 14,2 16,5 22,1 100 --

Ka tegori Baik Baik Kurang Kurang Baik Baik -

Jumlah
Rata-rata responde n

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan terdapat 4 orang responden dengan persentase 66,7% yang berada di atas atau sama dengan nilai rata-rata responden dan 2 responden dengan persentase 33,3% yang berada di bawah nilai rata-rata responden.

1. Pembahasan
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

1.

Prosedur Cuci Tangan Flora kuman di kulit terdiri dari mikro organisme yang menetap dan sementara. Beberapa micro organisme didapat melalui kontak langsung dengan orang lain atau peralatan selama bekerja sehari-hari. Organisme ini

52

disebut dengan flora peralihan dan mudah dihilangkan dengan mencuci tangan. Anjuran cuci tangan yang baik adalah pada alir mengalir menggunakan sabun kemudian mengeringkan dengan menggunakan handuk pribadi (tisue) Dari hasil penelitian terhadap 6 responden yang melakukan penatalaksanaan pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan tentang prosedur cuci tangan, 5 responden dalam kategori baik dan 1 responden dalam kategori kurang. 2. Pemakaian Sarung Tangan Sebagai tindakan pencegahan, sarung tangan harus digunakan oleh seluruh staf yang kontak dengan darah atau cairan tubuh. Sarung tangan hanya dipakai 1 orang klien untuk menghindarkan kontaminasi silang. Jika memungkinkan pergunakan sarung tangan untuk sekali pakai. Jika menggunakan sarung tangan pakai ulang, maka sarung tangan harus melalui proses dekontaminasi setelah dipakai, kemudian dicuci selanjutnya sarung tangan disterilisasi atau di DTT. Untuk sarung tangan pakai ulang sebaiknya tidak lebih dari 3 kali pakai ulang karena memungkinkan terjadi kebocoran kecil yang tidak tampak dengan mata telanjang. Dari hasil penelitian di Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang ternyata penatalaksanaan pencegahan infeksi tentang pemakaian sarung

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer ()

53

tangan, 4 responden dalam kategori baik dan 2 responden dalam kategori kurang. 3. Pengelolaan Cairan Antiseptik Zat antiseptik dirancang untuk menyingkirkan sebanyak mungkin

mikroorganisme tanpa merusak atau mengiritasi kulit atau lapisan mukosa dimana zat tersebut digunakan. Karena kulit tidak mungkin disterilisasi, menyiapkan kulit dengan larutan antiseptik meminimalkan jumlah mikro organisme yang mungkin akan mengkontaminasi luka pembedahan dan menyebabkan terjadinya infeksi. Semua jenis antiseptik dapat tercemar. Mikro organisme yang mencemari antiseptik diantaranya stafilokokus, basil gram negatif dan beberapa indospora. Organisme ini dapat menyebabkan infeksi jika digunakan mencuci tangan atau digunakan pada kulit pasien. Pencemaran larutan antiseptik dapat dicegah dengan cara sebagai berikut : Jika kemasan antiseptik yang ada besar, maka untuk pemakaian seharihari tuang dalam wadah kecil (hal ini untuk rendaman antiseptik karena hal ini akan menyebabkan kontaminasi). Buat jadwal rutin yang tetap untuk menyiapkan larutan antiseptik dan bersihkan wadah pemakaian sehari-hari. Cuci wadah pakai ulang hingga bersih dengan sabun dan air kemudian keringkan sebelum diisi kembali.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

54

Beri label wadah pakai ulang dengan tanggal setiap kali selesai dicuci, dikeringkan kembali Larutan antiseptik sebaiknya disimpan ditempat yang dingin dan gelap. Dari hasil penelitian di Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang ternyata penatalaksanaan pencegahan infeksi tentang pengelolaan cairan antiseptik semua responden dalam kategori baik. 4. Pemrosesan Alat Bekas Pakai Pemrosesan alat bekas pakai dengan upaya pencegahan infeksi direkomendasikan untuk melalui tiga langkah pokok, yaitu : 1) Dekontaminasi 2) Pencucian dan pembilasan 3) Sterilisasi atau disinfeksi tingkat tinggi Dekontaminasi Dekontaminasi adalah langkah awal yang penting dalam penanganan peralatan, perlengkapan, sarung tangan dan benda-benda lain yang terkontaminasi. Segera setelah pemakaian rendam alat-alat dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Ini akan dengan cepat membunuh virus Hepatitis B dan HIV/AIDS. Pastikan bahwa benda-benda yang terkontaminasi, telah terendam seluruhnya dalam larutan klorin. Daya kerja

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

55

larutan klorin akan cepat mengalami penurunan sehingga harus diganti paling sedikit setiap 24 jam, atau lebih cepat jika terlihat telah kotor atau kerut.

Pencucian dan Pembilasan Pencucian adalah cara yang paling efektif untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme pada peralatan/perlengkapan yang kotor atau yang sudah digunakan. Baik Sterilisasi atau Disinfeksi Tingkat Tinggi menjadi kurang tanpa proses pencucian sebelumnya. Sterilisasi Sterilisasi uap tekanan tinggi adalah metode sterilisi yang paling murah dan efektif, tetapi juga paling sulit dilakukan secara benar (Gruendemann dan Magnum, 2001). Meskipun sterilisasi adalah cara paling efektif untuk membunuh mikroorganisme, sterilisasi tidak selalu memungkinkan dan tidak selalu praktis. DTT adalah satu-satunya alternatif untuk situasi tersebut. DTT bisa dicapai dengan merebus atau mengukus atau secara kimiawi. Untuk peralatan, perebusan seringkali merupakan metode DTT yang paling sederhana dan efesien. Dari hasil penelitian di Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang ternyata penatalaksanaan pencegahan infeksi tentang pemrosesan alat bekas pakai, 4 responden dalam kategori baik dan 2 responden dalam kategori kurang. (DTT)

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

56

5. Pengelolaan Sampah Medik Setelah selesai melakukan suatu tindakan dalam asuhan persalinan dan sebelum melepaskan sarung tangan letakan sampah terkontaminasi (kasa, gulungan kapas, perban, dan lain-lain) ke dalam tempat sampah kedap air / kantung plastik, sebelum dibuang. Hindarkan terjadinya sampah terkontaminasi dengan permukaan luar kantung. Pembuangan secara benar untuk benda-benda tajam terkontaminasi adalah dengan menempatkannya dalam wadah tahan bocor (misalkan botol air mineral dari plastik atau botol infus), kotak karton yang tebal atau wadah yang terbuat dari logam. Dari hasil penelitian di Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang ternyata penatalaksanaan pencegahan infeksi tentang pengelolaan sampah medik, 3 responden dalam kategori baik dan 3 responden dalam kategori kurang.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Setelah membahasa serangkaian analisis data dalam penelitian yang telah dilakukan tentang penatalaksanaan pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan di Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang tahun 2008, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Penatalaksanaan pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan di Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang dalam prosedur cuci tangan termasuk dalam kategori baik dengan nilai rata-rata penatalaksanaan 5 penatalaksanaan. Penatalaksanaan prosedur cuci tangan ada 2 responden dengan kategori baik dan 4 responden dengan kategori kurang. 2. Penatalaksanaan pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan di Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang dalam pemakaian sarung tangan termasuk kategori baik dengan nilai rata-rata nilai penatalaksanaan 5 penatalaksanaan. Penatalaksanaan pemakaian sarung tangan ada 4 responden dengan kategori baik dan 2 responden dengan kategori kurang.

58

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

35

3. Penatalaksanaan pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan di Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang dalam pengelolaan cairan antiseptik termasuk kategori baik dengan nilai rata-rata penatalaksanaan 3 penatalaksanaan. Penatalaksanaan pengelolaan cairan antiseptik ada 2 responden dengan kategori baik dan 4 responden dengan kategori kurang. 4. Penatalaksanaan pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan di Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang dalam pemrosesan alat bekas pakai dengan prosedur sterilisasi termasuk kategori baik dengan nilai rata-rata penatalaksanaan 5 penatalaksanaan. Penatalaksanaan pemrosesan alat bekas pakai dengan prosedur sterilisasi ada 4 responden dengan kategori baik dan 2 responden dengan kategori kurang. 5. Penatalaksanaan pencegahan infeksi pada proses pertolongan persalinan di Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang dalam pengelolaan sampah medik termasuk kategori baik dengan nilai rata-rata penatalaksanaan 3 penatalaksanaan. Penatalaksanaan pengelolaan sampah medik ada responden dengan kategori baik dan 5 responden dengan kategori kurang. 1

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

36

B. Saran 1. Bagi lahan praktik Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang. Perlu kesadaran untuk meningkatkan keterampilan pencegahan infeksi sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan tentang penatalaksanaan pencegahan infeksi sehingga dapat memberikan pelayanan yang maksimal pada ibu bersalin. 2. Tenaga Kesehatan yang Bekerja di Klinik Griya Medika Banjar Agung Tulang Bawang Meningkatkan keterampilan dan menerapkan ilmu yang didapat tentang penatalaksanaan pencegahan infeksi diantaranya : prosedur cuci tangan, pemakaian sarung tangan, pengelolaan cairan antiseptik, pemrosesan alat bekas pakai dengan prosedur sterilisasi, prosedur pengelolaan sampah medik, sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan maksimal. 3. Lulusan Pendidikan Kesehatan Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang penatalaksanaan pencegahan infeksi diantaranya: prosedur cuci tangan, pemakaian sarung tangan, pengelolaan cairan antiseptik, pemrosesan alat bekas pakai dengan prosedur sterilisasi, prosedur pengelolaan sampah medik.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

37

4. Bagi Peneliti Lain yang Meneliti Hal-hal yang Berkaitan dengan Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Diharapkan dapat meningkatkan hasil penelitiannya dan dapat mengkaji halhal yang belum dapat dimunculkan oleh penulis dalam penelitian ini yang berkaitan dengan pengetahuan dan sikap petugas serta pasien terhadap pencegahan infeksi, sarana pendukung prosedur, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan pencegahan infeksi.

Anda mungkin juga menyukai