Anda di halaman 1dari 9

PRESENTASI KASUS Kamis, 6 Desember 2007

ABORTUS INKOMPLET

Oleh : Patuh Ikranegara C1301.1206.0210 Ervin Linda. N C1301.1207.0131 Lusiana Wijaya C1301.1207.0151

BAGIAN /SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN RUMAH SAKIT DR. HASAN SADIKIN BANDUNG 2006 STATUS OBSTETRI

I.

IDENTITAS PRIBADI Nama : Ny A Umur : 32 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Cigugun Tengah RT 01 Rw 03 Pekerjaan : Karyawan pabrik Tanggal Masuk : 4 Desember 2007, jam 10.00

II.

ANAMNESIS Keluhan Utama : Pendarahan dari jalan lahir Anamesis Khusus Seorang G3P1A1 yang merasa hamil 10 minggu mengeluh adanya pendarahan dari jalan lahir sejak 1 hari SMRS. Pendarahan membasahi 1 kain panjang sejak 1 hari SMRS. Pendarahan tidak disertai dengan keluarnya gumpalan seperti daging dari jalan lahir. Keluhan tidak disertai dengan adanya nyeri perut. Keluhan tidak disertai dengan keluarnya gumpalan seperti telur ikan dari jalan lahir. Riwayat abortus tahun 2006.. Anamesa Tambahan Menikah : 17 tahun, SD, karyawan pabrik 25 tahun, SD, Swasta

RO:

1. 2. 3.

Anak pertama lahir dibidan, aterm, lahir spontan, berat

2200 gram,jenis kelamin laki-laki,umur 15thn Anak kedua abortus usia kehamilan 3 bulan Hamil ini HPHT TP PNC KB III. : 13 September 2007 : 20 Juni 2008 : Bidan, 2 kali : Pil sejak tahun 2006,berhenti karena ingin pinya anak

STATUS PRAESENTS Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum : Kompos Mentis Tekanan darah Nadi Respirasi Suhu : 120/80 mmHg : 80 x/m : 20 x/m : afebris Cor Edema Varices Refleks : -/: -/: fisiologis +/+ : BJ murni reguler Pulmo: VBS ki = ka-/-

IV.

STATUS OBSTETRI Pemeriksaan Luar : Abdomen : Datar, lembut Nyeri tekan (-) Defence Muscular (-) PS/PP -/-

Pemeriksaan dalam : Inspekulo V/V Portio OUE CU Ki-Ka uteri CD V. RESUME Seorang G3P1A1, berusia 32 tahun, mengaku hamil 10 minggu datang ke RSUD Cibabat dengan keluhan utama pendarahan dari jalan lahir. Dari anamesa didapatkan pendarahan dari jalan lahir sejak 1 hari SMRS. Keluarnya jaringan seperti gumpalan daging (-). Nyeri perut bagian bawah disangkal. Dari riwayat obstetri didapatkan HPHT 13 September 2007, PNC ke bidan 2 X. Dari pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal. Dari status obstetri, dari pemeriksaan luar dalam batas normal, inspekulo tampak fluksus (+),flur (-). dari pemeriksaan dalam didapatkan OUE teraba 2 jari dan teraba jaringan. VI. DIAGNOSIS KERJA G3P1A1 gravida 10 12 minggu + abortus inkomplit VII. TERAPI Observasi tanda vital Kuretase Informed consent : fluksus (+) dari OUE, flur (-) : tidak ada kelainan : b/k lunak, Nyeri goyang (-), Nyeri tekan (-) : 2 jari longgar teraba jaringan : gravida 10- 12 minggu : baik, NT (-) : tidak menonjol

PERMASALAHAN 1. Bagaimana penegakan diagnosis Abortus inkomplet pada pasien ini? 2. Bagaimana pengelolaan pasien ini? PEMBAHASAN 1. Bagaimana penegakan diagnosis abortus inkomplet pada pasien ini? Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janini dapat hidup di dunia luar tanpa mempersoalkan penyebanya. Bayi baru mungkin hidup di dunia luar bila barat badannya telah mencapai lebih dari 500 gram atau umur kehamilan lebih dari 20 minggu. ETIOLOGI Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu: o Kelaianan pertumbuhan hasil konsepsi. Biasa menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini ialah: 1. Kelainan kromosom 2. Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna 3. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan. o Kelainan pada plasenta misalnya endarteritis vili korealis. o Faktor maternal seperti pnemonia, tifus, anemia berat. o Kelainan traktus genitalia seperti inkompetensi serviks untuk abortus pada trimester ke 2 PATOGENESIS Pada awal abortus terjadi perdarahan desidua basalis diikuti nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalm uterus. Kemudian uterus berkontraksi

untuk mengeluarkan benda asing tersebut, Pada kehamilan kurang dari 8 minggu vili korealis belum menembus desidua secara dalam. Jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8-14 minggu penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulakan banyak perdarahan, Pada lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan lebih dulu dari pada plaseta. Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk seperti kantong kososng amnion atau benda kecil yang tak jelas bentuknya. MANIFESTASI KLINIK o Haid tidak teratur atau amenore kurang dari 20 minggu. o Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tanpak lemah dan kesadaran menurun. o Perdarahan per vaginam mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi o Rasa mulas-mulas diatas simphisis, serta nyeri pinggang akibat kontraksi uterus o Pemeriksaan gynekologi 1. Inspeksi vulva: perdarahan per vaginam. Ada / tidaknya jaringan hasil konsepsi. Tercim / tidak bau bususk dari vulva 2. Inspeulo: perdarahan dari cavum uteri. Lanjutan osteum uteri terbuka atau sudah tertutup.ada/ tidak jaringan keluar dari osteum. Ada/ tidak cairan tau jaringan berbau busuk dari osteum 3. Pemeriksaan dalam: portio masih terbuka atau sudah menutup. Teraba / tidak jaringan dalam cavum uteri. Besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan. Tidak nyeri saat portio digoyang. Cavum douglas tidak nyeri dan tidak menonjol.

Secara klinik abortus dibedakan menjadi: 1. Abortus Iminens Abortus ini baru mengancam dan masih ada harapan untuk mempertahankannya, osteum uteri tertutup uterus sesuai umur kehamilan. Peradarahan dapat berlanjut beberapa hari atau dapat berulang, dapat pula disertai sedikit nyeri perut bawah atau nyeri punggung bawah. Setengah dari abortus iminens akan menjadi abortus komplet atau abortus inkomplet. Sedangkan pada sisanya kehamilan akan terus berlangsung. 2. Abortus Insipiens Abortus ini sedang berlangsung dan tidak dapat dicegah lagi, osteum terbuka, teraba ketuban, berlangsung hanya bebepara jam saja. Erosi portio lebih mudah berdarah pada kehamilan. 3. Abortus Inkomplet Sebagian dari buah kehamilan telah dilahirkan, tetapi sebagian (biasanya jaringan plasenta) masih tertinggal di dalam rahim, Jaringan plasenta yang tertinggal sekedar menempel di kanalis servikalis. Perdarahan biasanya terus berlangsung banyak dan membahayakan ibu. Sering serviks tetap terbuka karena masih ada benda di dalam rahim yang dianggap sebagai benda asing . Oleh karena itu, uterus akan berusaha mengeluarkannya dengan mengadaka kontraksi sehingga ibu merasakan nyeri, namun tidak sehebat abortus insipiens. 4. Abortus Komplet Seluruh buah kehamilan telah dilahirkan dengan lengkap, osteum tertutup uterus lebih kecil dari umur kehamilan atau osteum terbka cavum uteri kosong. Perdarahan segera berkurang setelah isi rahim dikeluarkan dan selambat-lambanya dalam 10 hari perdarahan berhenti sama sekali karen adalam

masa ini luka rahim telah sembuh dan epitelisasi telah selesai. Serviks juga dengan segera menutup kembali.

5. Missed Abortion Apabila buah kehamilan yang sudah mati tertahan dalam rahim selama 8 minggu atau lebih. Pada kasus yang tipikal, kehamilan wal berlangsung normal, dengan amenore, mual dan muntah, perubahan payudara, dan pertumbuhan uterus. Setelah janin meninggal mungkin terjadi perdarahan per vaginam atau gejala lain. Untuk sewaktu-waktu uterus tampaknya tidak mengalami perubahan ukuran, tetapi perubahan-perubahan pada payudara biasanya kembali ke semula. 6. Abortus Habitualis. Abortus yang telah berulang dan berturut-turut terjadi, sekurangkurangnya 3 kali berturut-turut kejadiannya sering terjadi pada primi tua. Etiologi abortus ini adalah kelainan genetik (kromosomal), kelainan hormonal (imunologi) dan kelainan anatomis. Hasil pemeriksaan pada pasien ini adanya perdarahan jalan lahir, usia kehamilan < 20 minggu dan pada pemeriksaan dalam pada pasien ini teraba 2 jari jaringan yang menunjukkan bahwa pada pasien tersebut merupakan abortus inkomplet. Bagaimana pengelolaan pasien ini? o Bila terjadi syok karena perdarahan, berikan infus cairan NaCl fisiologis atau RL dan secepat mungkin ditransfusi darah. o Setelah syok diatasi , lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikkan ergometrin 0,2 mg IM

o Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual. o Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.

Anda mungkin juga menyukai