Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Materi Kuliah Epidemilogi Gizi Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
1 Desember 2012
Pengertian Wabah
Wabah penyakit menular yang selanjutnya disebut wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. (UU no 4 Th 1984 ttg Wabah penyakit Menular) Menteri menetapkan dan mencabut daerah tertentu dalam wilayah Indonesia yang terjangkit wabah sebagai daerah wabah.
2. Tindakan pemeriksaan, pengobatan, perawatan, isolasi penderita dan tindakan karantina dilakukan di sarana pelayanan kesehatan, atau di tempat lain yang ditentukan.
3. Tindakan pencegahan dan pengebalan terhadap masyarakat yang mempunyai risiko terkena penyakit wabah.
4. Tindakan pemusnahan penyebab penyakit (kuman, hewan, tumbuh-tumbuhan dan atau benda yang mengandung penyebab penyakit) 5. Tindakan penanganan jenazah akibat penyakit wabah, perlu penanganan secara khusus menurut jenis penyakitnya
6. Penyuluhan kepada masyarakat mengenai upaya penanggulangan wabah .
Pengertian KLB
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah. KLB bisa terjadi pada : penyakit menular, penyakit tidak menular, keracunan makanan, keracunan bahan berbahaya lainnya masih menjadi masalah kesehatan masyarakat
Dampak KLB
1. Dapat menyebabkan jatuhnya korban kesakitan dan kematian yang besar, 2. Menyerap anggaran biaya yang besar dalam upaya penanggulangannya, 3. Berdampak pada sektor ekonomi, pariwisata 4. Berpotensi menyebar luas lintas kabupaten/kota, propinsi bahkan internasional
Kriteria KLB :
1. Timbulnya suatu penyakit/penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/tidak dikenal. 2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun). 3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian, 2 kali dibandingkan dengan periode sebelumnya (hari, minggu, bulan, tahun). 4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya. 5. Angka rata-rata per bulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan 2 kali lipat dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dari tahun sebelumnya.
6. Case Fatality Rate (CFR) dari suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibanding dengan CFR dari periode sebelumnya. 7. Propotional rate (PR) penderita baru dari suatu periode tertentu menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding periode yang sama dan kurun waktu atau tahun sebelumnya. 8. Beberapa penyakit khusus : kolera, DHF/DSS :
a. Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah endemis). b. Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode 4 minggu sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang bersangkutan
tertentu dalam kejadian kematian dalam masyarakat Rate ini juga mampu menggambarkan penyebab kematian utama dengan cepat
Jml kematian oleh sebab tertentu
X 100 %
Kegiatan SKD-KLB
1. Kajian Epidemiologi Ancaman KLB
Untuk mengetahui adanya ancaman KLB, maka dilakukan kajian secara terus menerus dan sistematis terhadap berbagai jenis penyakit berpotensi KLB dengan bahan kajian: data surveilans epidemiologi penyakit berpotensi KLB, kerentanan masyarakat, antara lain status gizi dan imunisasi, kerentanan lingkungan, kerentanan pelayanan kesehatan, ancaman penyebaran penyakit berpotensi KLB dari daerah atau negara lain, serta sumber data lain dalam jejaring surveilans epidemiologi.
Peringatan kewaspadaan dini KLB dan atau terjadinya peningkatan KLB pada daerah tertentu dibuat untuk jangka pendek (periode 3-6 bulan yang akan datang) Hasil disampaikan kepada semua unit terkait di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Propinsi, Kemenkes, sektor terkait dan anggota masyarakat, Untuk mendorong peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap KLB di Unit Pelayanan Kesehatan dan program terkait serta peningkatan kewaspadaan masyarakat perorangan dan kelompok
3.
Kewaspadaan
dan
Kesiapsiagaan
a. Deteksi Dini Kondisi Rentan KLB merupakan kewaspadaan terhadap timbulnya kerentanan masyarakat, kerentanan lingkungan-perilaku, dan kerentanan pelayanan kesehatan terhadap KLB dengan menerapkan caracara surveilans epidemiologi atau Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) kondisi rentan KLB.
b. Deteksi Dini KLB merupakan kewaspadaan terhadap timbulnya KLB dengan mengidentifikasi kasus berpotensi KLB, pemantauan wilayah setempat terhadap penyakit-penyakit berpotensi KLB dan penyelidikan dugaan KLB.