HIMPUNAN
Himpunan adalah kumpulan ojek-objek yang berbeda yang dapat didefinisikan dengan jelas. Himpunan dinyatakan dengan lambang : { } . Objek didalam anggota himpunan dinamakan unsur (elemen) atau anggota himpunan yang dilambangkan oleh notasi . PENULISAN HIMPUNAN 1. Himpunan Huruf Vokal - Tabulasi A : { a,i,u,e,o } - Deskripsi A : { x|x = huruf vokal } 2. Himpunan Semesta ( Universal Set ) Merupakan himpunan yang mencakup setiap elemen pada himpunan lainnya. Dilambangkan : S 3. Himpunan Kosong Merupakan himpunan yang tidak memiliki satupun elemen . Notasi : { } atau Contoh : bilangan ganjil yang habis dibagi dengan 2 4. Himpunan Tak Hingga Merupakan himpunan yang memiliki anggota tak terhingga 5. Himpunan Terhingga Merupakan himpunan yang memiliki anggota yang berhingga 6. Himpunan Bagian ( Subset ) | | Contoh : A = { a,b,c } jumlah subset = Maka subset A = {},{a},{b},{c},{a,b},{a,c},{b,c},{a,b,c} OPERASI TERHADAP HIMPUNAN 1. Irisan ( Intersection ) lambang : Irisan dari himpunan A dan B adalah sebuah himpunan yang setiap elemennya merupakan elemen dari himpunan A dan B . Notasi : A B = { x | x A dan x B } Contoh : S = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10} A = {1,2,4,6,8} B = {1,3,5,7,9} Maka A B = {1} 2. Gabungan (Union ) lambang : Gabungan dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya merupakan anggota himpunan A dan himpunan B . Notasi : A B = { x | x A atau x B } Contoh : S = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10} A = {1,2,4,6,8} B = {1,3,5,7,9} Maka A B = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10}
3.Komplemen ( Complement ) lambang : Kompelemen dari suatu himpunan A terhadap suatu himpunan semesta S/U adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan elemen S yang bukan elemen A. Notasi : = { x | x S dan x A} Contoh : S = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10} A = {1,2,4,6,8} B = {1,3,5,7,9} Maka = { 3,5,7,9,10} dan = {2,4,6,8,10} 4. Selisih / Relatif ( Different ) lambang : Selisih dari himpunan A dan terhadap B adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan elemen dari A tetapi bukan elemen dari B . Notasi : A B = { x | x A dan x B} = A Contoh : A = {1,2,4,6,8} B = {1,3,5,7,9} Maka : A B = {2,4,6,8} dan B A = {3,5,7,9} Ket : A B B A 5. Jumlah / Beda Simetris ( Symetric difference ) Beda Simetris dari himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang elemennya ada pada himpunan A dan B , tetapi tidak pada keduanya . Notasi : A B = ( A B ) ( A B ) = ( A B ) ( B A ) Contoh : A = {1,2,4,6,8} B = {1,3,5,7,9} Maka A B = {2,3,4,5,6,7,8,9} Teorema beda simetris memenuhi hukum2 : a) A B = B A hk. komutatif b) ( A B ) C = A ( B C ) hk. asosiatif
HITUNGAN PADA HIMPUNAN Persamaan Umum : n = jumlah anggota n ( A B ) = n (A) + n (B) n ( A B ) n ( A B C ) = n (A) + n (B) + n(C) n ( A n ( A B ) = n (A) + n (B) n . 2 ( A B )
B) n(A
C) n(B
C)+n(A
C)
Contoh soal : U = { 1,2,3,4,5,6,7,8,9} A = { 1,2,3,4,5} = { 6,7,8,9} B = { 3,4,5,6,7,8} = { 1,2,9} C = { 2,3,4} Tentukan dengan menyebut anggotanya : a) A B = { 3,4,5} g) (A B) C = {5} b) B C = {3,4} h) (A B) - = {3,4} c) A B C = {3,4} i) B C ={5,6,7,8} d) A B = {1,2,3,4,5,6,7,8} j) n ( A B ) = 5 + 6 - 3 = 8 e) A = {1,2} k) n ( A B C ) = 5+ 6 + 3 3 3 2 + 2 = 8 f) A = {1,2,3,4,5,9} l) buat diagram venn S A 1 2 3 4 5 6 8 7 9 C B
RELASI
Definisi : Relasi antara himpunan A dan himpunan B adalah himpunan yang berisi pasangan terurut yang mengikuti aturan tertentu. Jadi , relasi biner R antara himpunan A dan B merupakan himpunan bagian cartesian product A x B atau R ( A x B ). Perkalian kartesian AxB = {(a,b) | a A dan b B}
R R
Contoh : A = himpunan nama mahasiswa {dany,agus,yanto} B = himpunan kode mata kuliah { IF221,IF251,IF342,IF323} AxB = { (dany,IF221),(dany,IF251),(dany,IF342),(dany,IF323), (agus,IF221),(agus,IF251),(agus,IF342),(agus,IF323), (yanto,IF221),(yanto,IF251),(yanto,IF342),(yanto,IF323) } Relasi adalah himpunan bagian dari aRb. * Dimisalkan aRb = { (dany,IF251),(dany,IF323),(agus,IF221),(agus,IF323),(yanto,IF323) } Penulisan Relasi : 1. Tabel A B Dany IF251 Dany IF323 Agus IF221 Agus IF323 yanto IF323 3 Catatan Matematika Diskrit Dany Kurniawan
2. Matriks Jika A = {a1,a2,a3,.am} dan B = {b1,b2,b3,.bn} Maka AxB= [ M ij ] b M= [ a A = {dany,agus,yanto} B = { IF221,IF251,IF342,IF323} aRb = { (dany,IF251),(dany,IF323),(agus,IF221),(agus,IF323),(yanto,IF323) } maka matriksnya : M=[ ] ]
M11 = M dany IF221 = 0 , karena tidak ada dalam kolom relasi (aRb) M12 = M dany IF251 = 1 , karena ada dalam kolom relasi (aRb) Ket: b1
a1 jika ada dikolom relasi ,maka di matriks ditulis dengan angka 1 , jika tidak ada ditulis angka 0 3. Graph berarah Misal aRb = {(2,2),(2,4),(2,8),(3,3),(3,9)} 3 Ket : (2,2) = 2 2 4 (2,4) = 2 4
8 9 RELASI INVERS Jika R merupakan suatu relasi maka R -1 merupakan relasi invers dari R dimana R = { (b,a) | (a,b) R } . Contoh : R = {(2,2),(2,4),(2,8),(3,3),(3,9)} R -1 = { (2,2),(4,2),(8,2),(3,3),(9,3)}
KOMBINASI RELASI Operasi himpunan seperti irisan,gabungan,selisih,beda setangkup juga berlaku antara 2 relasi. Jika R1 dan R2 masing2 merupakan relasi dari himpunan A ke himpunan B ,Maka R1 R2 , R1 R2 , R1-R2 , dan R1 R2 juga merupakan relasi dari A ke B . Misal : A = {a,b,c} B = {a,b,c,d} R1 = { (a,a),(b,b),(c,c)} R2 = { (a,a),(a,b),(a,c),(a,d)} Maka : R1 R2 = {(a,a)} R1 R2 = { (a,a),(b,b),(c,c),(a,b),(a,c),(a,d) } R1-R2 = { (b,b),(c,c) } R1 R2 = { (b,b),(c,c),(a,b),(a,c),(a,d)} KOMBINASI RELASI MATRIKS Misal :
R1 R2 = [
] kedua2nya hrs punya anggota , jika punya ditulis 1, jika tidak ditulis 0
R1 R2 = [
R1-R2 = [
KOMPOSISI RELASI Misalkan : R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B dan S adl relasi dr himpunan B ke C . komposisi R dan S dengan notasi S R adal relasi A ke C. Contoh : R ={(1,2),(1,6),(2,4),(3,4),(3,6),(3,8)} S = {(2,u),(4,s),(4,t),(6,t),(8,u)} Maka : S R = { (1,u),(1,t),(2,s),(3,t),(3,s),(3,t),(3,u)} Ket : jika R S
ke ke
S R
A B ) R=( B C S = (2 , u)
S R = {(1,u) }
FUNGSI
Suatu fungsi F dari himpunan A ke himpunan B, ditulis: F : X Y Adalah relasi yang menghubungkan setiap anggota himpunan A dengan tepat ke anggota himpunan B .
Fungsi Contoh :
f
Relasi
g
FUNGSI KOMPOSISI Komposisi fungsi dari fungsi f dan g dinyatakan oleh (g o f). Jika f : A B dan g : B C, maka : (g o f) : A C (g o f) (a) = g (f(a)) Contoh :
( g o f ) (a) = g( f(a) ) = g( w ) = 1 ( g o f ) (b) = g( f(b) ) = g( y ) = 4 ( g o f ) (c) = g( f(c) ) = g( z ) = 5 2. Diketahui fungsi f dan g: f(x) = 3x + 4, g(x) = x 1. Selidiki apakah g o f(x) = f o g (x)? Jawab : (g o f) (x) = g( f(x) ) = g( 3x+4 ) = (3x+4) 1= 9x + 24 x + 15 (f o g) (x) = f( g(x) ) = f(x 1) = 3(x 1) + 4 = 3x + 1 Jadi g o f f o g 3. Diketahui fungsi f dan g: g(x) = 3x + 2, (gof)(x) = x + 3x +4. Tentukan rumus f(x) dan f(2x+1) !!! Jawab : (g o f) (x ) = g( f(x)) = 3 f(x) + 2 2 3 f(x) + 2 = x + 3x + 4 f(x) = x + x + f(2x+1) = (2x+1) + (2x+1) + = (4x +4x+1) + (6x+3) + = (2x + 5x + 3)
2 2 2 2 2
2 2
4. Diketahui fungsi f dan g: f(x) = x - 6, (gof)(x) = x + 5x+ 4,Tentukan rumus g(x) dan g(2x+1) ! Jawab :
2
= y + 12 y + 36 + 5 y + 30 + 6
2
= y + 17 y + 72
2
Jadi g(x) = x + 17 x + 72
2
= 4 x + 38 x + 90 5. Diketahui fungsi f dan g : f(x) = 3x2 - 8 , g(x) = 5x + 10 ,tentukanlah fog(x) dan gof(x)!!!! Jawab : fog(x) = f(g(x)) = f(5x + 10) = 3(5x + 10)2 - 8 = 3 (25x2 + 100x + 100 ) 8 = 75x2 + 300x + 300 8 = 75x2 + 300x + 292 gof(x) = g(f(x)) = g(3x2 8) = 5(3x2 8) + 10 = 15x2 40 + 10 = 15x2 30
Contoh : 1. H adalah himp asli operasi biner sehingga a b = a + b kuncinya Apakah operasi asosiatif ? Jawab : ( ) ( ) ( ) ( ) masukan nilai sembarang mis: a = 8, b = 2, c = 3 ( ) ( ) bernilai sama Maka adalah operasi asosiatif 2. B adalah himp bulat positif adalah operasi biner sehingga a Apakah opersi asosiatif ? Jawab : ( ) ( ( ) ( Maka b = a2 + b ) ) tidak bernilai sama/bukan adalah bukan operasi asosiatif
3. A adalah himp asli * adalah operasi biner sehingga a b = a - 2b Apakah * operasi asosiatif ? Jawab : ( ) ( ) ( ) ( ) tidak bernilai sama/bukan Maka adalah bukan operasi asosiatif
4. B adalah himp bil.cacah adalah operasi biner sehingga a b=a:b Apakah operasi asosiatif ? Jawab : ( ) ( ) ( ) ( ) tidak bernilai sama/bukan Maka adalah bukan operasi asosiatif
B . SEMI GRUP Jika ( A , * ) sebuah sistem aljabar , * merupakan operasi sembarang pada ( A,* ) dinamakan semi grup jika memenuhi syarat : 1. * merupakan operasi tertutup ( anggota ) 2. * merupakan operasi asosiatif
bisa berupa +, - , x ,:
Contoh : 1. A adalah himp bil.bulat genap {2,4,6,8,10,} + adalah operasi penjumlahan biasa Apakah (A,+ ) adalah semi grup ? Jawab : Syarat 1 : misalkan masukan nilai yg terdpat dlm himp bil genap a * b = a + b a =2, b=10 2 + 10 = 12 operasi tertutup Maka + adalah operasi tertutup ( anggota dr himp bil.genap {2,4,6,8,10,} ) Syarat 2 : ( ) ( ) ( ) ( ) a = 4, b =8 , c =10(nilai yg tdpt dlm himp bil genap) ( ) ( ) bernilai sama Maka + adalah operasi asosiatif Sehingga (A, + ) adalah semi grup * + A adalah himp semua string tidak kosong huruf dari S Maka A = . adalah opeasi biner pada A sehingga untuk sembarang dua string a dan b didalam A A=* + berlaku a . b menghasilkan string yang merupakan penyambungan string a dan b Apakah (A, . ) merupakan semi grup ? Jawab : Syarat 1 = . adalah operasi tertutup (anggota dari himp A) Syarat 2 = ( ) ( ) ( ) ( ) a = , b = ,c= ( ) ( ) bernilai sama Maka . adalah operasi asosiatif sehingga (A, . ) adalah semi grup
2.
C . UNSUR KEIDENTIKAN ( A ,* ) sebuah sistem aljabar , * sebagai opersi binernya . unsur e didalam A dinamakan keidentikan kiri jika untuk semua x didalam A berlaku e * x = x , unsur e didalam A dinamakan keidentikan kanan jika untuk semua x didalam A berlaku x * e = x . Misal : suatu keidentikan kiri dan suatu keidentikan kanan Bagi sistem aljabar (A,*) maka : - keidentikan kiri - keidentikan kanan Jadi haruslah Keidentikan merupakan unsur netral , bila ia digabungkan dengan unsur lain ia tidak akan berpengaruh apa-apa terhadap hasilnya. Contoh : 1. ( N,+) suatu sistem aljabar N adalah himp bil.asli + operasi penjumlahan biasa Maka unsur keidentikannya adalah 0 (nol) 2. (M,*) suatu sistem aljabar M himp semua bil.bulat * operasi perkalian Maka unsur keidentikannya adalah 1 (satu) 3. warna jika dicampur Maka unsur keidentikannya adalah warna putih
D. UNSUR KEBALIKAN menghilangkan/memulihkan/menetralkan pengaruh unsur tersebut jika digabungkan. Contoh : 1. campuran asam basa air Unsur kebalikan basa adalah asam 2. bilangan asli Unsur kebalikan bil.genap adalah bil.ganjil 3. (A,*) suatu sistem alajabar * operasi biner (A,*) disebut grup jika memenuhi syarat : - * merupakan operasi tertutup(anggota) - * merupakan operasi asosiatif - * sistem mempunyai unsur keidentikan - * sistem mempunyai unsur kebalikan
Pertemuan III tgl 09/10/2011 TUGAS !!!! 1. N himp bil.asli, apakah . suatu operasi asosiatif jika : a) a . b = a + b + 3 b) a . b = a + 2b 2. (A,*) sebuah sistem aljabar , * operasi biner dan untuk sembarang a dan b didalam A a*b=a a) apakah * operasi asosiatif ? b) apakah * bisa menjadi operasi yang komutatif ? ket : komutatif jika a * b = b * a 3. (A, ) sebuah semigrup dan a sebuah unsur didalam x , operasi biner pd A sehingga untuk setiap x dan y didalam A berlaku x y = x . a . y apakah operasi asosiatif ? Pertemuan IV tgl 16/10/2011 PEMBAHASAN TUGAS!!! Jawaban : 1. a) a . b = a + b + 3 kuncinya ( ) ( ( ) ( ( ) ( Maka . bersifat asosiatif b) a . b = a + 2b kuncinya ( ) ( ( ) ( ( ) ( Maka . tidak bersifat asosiatif 2. a) a * b = a kuncinya ( ) ( ) bernilai sama Maka * bersifat asosiatif b) komutatif jika tidak komutatif 3 ( ( ) ) kuncinya ( ) ( ) bernilai sama Maka bersifat asosiatif ) ) ) tidak sama
) ) bernilai sama
REVIEW OPERASI BILANGAN BINER Arti biner adalah dua. Sistem bilangan biner hanya menggunakan dua digit, yaitu 0 dan 1. Seluruh digit yang lain (2 sampai 9) tidak dipergunakan. Dengan perkataan lain, bilangan-bilangan biner merupakan string dari 0 dan 1. Sebagaimana halnya dengan bilangan desimal, yang dapat dilakukan di dalamnya berbagai operasi komputasi (perhitungan), maka pada bilangan-bilangan biner dapat pula dikerjakan operasi-operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. 1. Penjumlahan Biner Penjumlahan bilangan biner sama saja caranya dengan penjumlahan bilangan desimal. Aturan yang digunakan untuk penjumlahan adalah : 0+0 =0 0+1 =1 1+0 =1
1+1
= 0 sisa 1
sisa bernilai positif
1 + 1 + 1 = 1 sisa 1
ket : 1 + 1 = 2 2 = 0 sisa 1
karena digit terbesar binari 1, maka harus dikurangi dengan 2 (basis), jadi 2 2 = 0 dengan sisa 1 1+ 1+ 1 = 3 2 = 1 sisa 1 karena digit terbesar binari 1, maka harus dikurangi dengan 2 (basis), jadi 3 2 = 1 dengan sisa 1 Contoh : * 10011 + 11101= 110000 sisa dari hasil bilangan sebelumnya
1+0+1
= 0 dengan sisa 1
0+1+1
= 0 dengan sisa 1
0+1+1
= 0 dengan sisa 1
1+1+1
= 1 dengan sisa 1
1 1 0
0 0
+ hasil penjumlahan 2. Pengurangan Biner Bilangan biner dikurangkan dengan cara yang sama dengan pengurangan bilangan desimal. Dasar pengurangan untuk masing-masing digit bilangan biner adalah : 00 =0 01 = 1 -1 sebagai pinjaman (dengan meminjam 1 dari digit disebelah kirinya) 10 =1 11 =0 0 1 1 = 0 -1 sebagai pinjaman 1 1 1 = 1 -1 sebagai pinjaman Pada pengurangan jika bilangan yang dikurangi lebih kecil daripada bilangan pengurangnya maka dilakukan peminjaman pada tempat yang lebih tinggi(disebelah kirinya). Contoh : * 11010 1001 =10001 1 pinjam dari digit disebelah kirinya
_ hasil pengurangan
3. Perkalian Biner Dilakukan sama dengan cara perkalian pada bilangan desimal. Dasar perkalian bilangan biner adalah : 0x0=0 1x0=0 0x1=0 1x1=1 Untuk bil biner pengalinya hanya berharga 0 dan 1 , oleh karena itu perkalian bil biner hanya memerlukan operasi penjumlahan dan operasi pergeseran Contoh : 1110 1011 10011 1100 0000 0000 1110 1110 10101000 + hasil x 101 1011 0000 1011 110111 + hasil x 1101 10011 00000 10011 10011 + 11110111 hasil x
4. Pembagian Biner Pembagian biner dilakukan juga dengan cara yang sama dengan bilangan desimal. Pembagian biner 0 tidak mempunyai arti, sehingga dasar pemagian biner adalah : 0:1=0 1:1=1 Operasi pembagian dua bil biner secra terpisah dapat juga digambarkan sebagai operasi pengurangan dan operasi pergeseran. Contoh : * 1001 : 011 = 11 11 hasil pembagian 011 _ 011 011 _ 0 * 101101 : 101 = 1001 1001 101 01 0 010 0 0101 101 0 _ _ _ _ hasil pembagian
ALJABAR BOOLEAN
ALJABAR BOOLEAN Simbol ( B , + , . , , 0 , 1 ) B = himp Boole + dan . (dot) = operasi biner = operasi uner 0 = operasi zero 1 = operasi unit Definisi : ( B , + , . , , 0 , 1 ) disebut aljabar boolean untuk a,b,c, Huntington ,yaitu 1. Identitas a+0=a ket : 0 = operasi zero dan 1 = operasi unit a .1=a 2. Komunitatif a+b=b+a a.b=b.a 3. Distributif a.(b+c)=(a.b)+(a.c) a+(b.c)=(a+b).(a+c) 4. Komplement a + = 1 unit a. = 0 zero dimana note : a + b = KPK (a,b) a . b = FPB (a,b) KPK : cari yang sama, pangkat terbesar dan sisanya FPB : cari yang sama dan pangkat terkecil Contoh : 1. 20 = 1 , 22 , 5 15 = 1 , 3 , 5 KPK dari 20 dan 15 = 1 . 22 . 3 . 5 = 60 faktor-faktor dikali FPB dari 20 dan 15 = 1 . 5 = 5 faktor-faktor dikali 2. 25 a2 b c3 = 1 , 52 , a2 , b , c3 10 a b2 d = 1 , 2 , 5 , a , b2 , d KPK nya = 1 . 2 . 52 . a2 . b2. c3 .d = 50 a2 b2 c3d FPB nya = 1 . 5 . a. b = 5 ab
Contoh soal !!! 1. B adalah pembagi dari 70 B = { 1 , 2 , 5 , 7 , 10 , 14 , 35 , 70 } 1 = zero dan 70 = unit Apakah B adl aljabar boolean ? Jawab : * Identitas mis : a = 2 2+1 =2 1=1 2 = 1, 2 2 . 70 = 2 2 = 1 ,2 70 = 1,2,5,7 2 + 1 = KPK = 1.2 = 2 2 . 70 = FPB = 1.2 = 2 identitas terbukti * Komunitatif mis : a = 5 , b = 7 5+7=7+5 5=1,5 5.7=7.5 7=1,7 pembuktian 5+7 = 7+5 = KPK = 1.5.7 = 35 5 . 7 = 7 .5 = FPB = 1 komutatif terbukti karena ruas kiri dan kanan bernilai sama * Distributif mis : a = 2 , b = 7 , c = 10 I. 2 . (7+10) = (2 .7) + (2 . 10) II. 2 + (7 .10) = (2+7) . (2+10) Pembuktian: 2 = 1,2 7 = 1,7 10 = 1,2,5 70 = 1,2,5,7 I . Ruas kiri 7+10 = KPK = 1.2.5.7 = 70 2 . 70 = FPB = 1.2 = 2 Jadi : 2 . (7+10) = (2 .7) + (2 . 10) 2 . 70 = 1 + 2 2=2 Distributif I ruas kiri dan kanan bernilai sama II . Ruas kiri 7 . 10 = FPB = 1 2 + 1 = KPK = 1.2 = 2 Ruas kanan 2 + 7 = KPK = 1.2.7 = 14 2 + 10 = KPK = 1.2.5 = 10 14 = 1,2,7 14 . 10 = FPB = 1.2 = 2
pembuktian
Jadi : 2 + (7 .10) = (2+7) . (2+10) 2 + 1 = 14 . 10 2=2 Distributif II ruas kiri dan kanan bernilai sama Distributif I & II terbukti
* Komplement mis : a = 7 maka a+ =7+ = 70 unit = 1 zero KPK = 1.7. = 70 a. = 7. pembuktian: 7 = 1,7
= 1, FPB = 1 Kompkement terbukti Setelah memenuhi keempat Postulat Huntington dan terbukti maka B adalah Aljabar Boolean.
2. B = { 0,1} Dengan operasi biner & opersi komplement ditabel berikut a b a+b a b 0 1 0 1 a.b 0 0 0 1 a 0 1 a' 1 0
0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 Apakah B adalah aljabar boolean? Jawab : * Identitas 1+0=1 terbukti lihat tabel 1.1 =1 * Komutatif 1+0=0+1 terbukti lihat tabel 1.0 =0.1 * Distributif I.a.(b+c)=(a.b)+(a.c) II. a + ( b . c ) = ( a + b ) . ( a + c )
Tabel I. a . ( b + c ) = ( a . b ) + ( a . c ) a b c b+c a . (b + c ) 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1
a.b 0 0 0 0 0 0 1 1 sama
a.c 0 0 0 0 0 1 0 1
(a . b)+(a . c) 0 0 0 0 0 1 1 1
a+b 0 0 1 1 1 1 1 1 Sama
a+c 0 1 0 1 1 1 1 1
(a + b).(a +c) 0 0 0 1 1 1 1 1
* Komplement
a+ a. =1+ = 1. = 1 + 0 = 1 unit = 1 . 0 = 0 zero terbukti lihat tabel
Setelah memenuhi keempat Postulat Huntington dan terbukti maka B adalah Aljabar Boolean
Pertemuan VI tgl 30/10/2011 EKSPRESI BOOLEAN Misalkan B ( + , . , ) merupakan aljabar boolean Maka ekspresi boolean adalah - setiap elemen B - setiap elemen peubah - jika e1 & e2 adalah ekspresi boolean maka e1 . e2 , e1 + e2 ,e1 adalah ekspresi boolean juga ekspresi boolean EVALUASI EKSPRESI BOOLEAN adalah mensubsitusikan nilai untuk mengganti variabel. Contoh : a = 2 , b = 7 , c = 10 b + c = 0 .0 + 1 = 1 PERJANJIAN TANDA (komplement) mempunyai tingkat lebih tinggi dibanding + dan . a . b ditulis ab
DUALISME BOOLEAN Misalkan S adalah kesamaan didalam boolean kemudian ditentukan S* dengan cara mengganti : (+) dengan ( . ) note : ( . ) dengan (+) hanya sekali dirubah,jika sudah dirubah tidak 0 dengan 1 perlu di rubah lagi 1 dengan 0 Maka S* disebut dual dari S, dan komplement tetap. Contoh : 1. ( a + 1 ) . ( b + 0 ) = a b Dualnya : (a.1)+(b.0)=a+b 2. ( a . 1 ) . ( a + 1 ) = ( a + 0 ) Dualnya : ( a + 0 ) + ( a . 0 ) = ( a . 1 ) MACAM2 ALAJABAR BOOLEAN 1. Hukum Identitas a + 0 = a 0 = zero a . 1 = a 1 = unit 2. Hukum Idempoten a+a=a a.a=a 3.Hukum Komplement a + a = 1 a . a = 0 4. Hukum Dominasi a.0=0 a+1=1 5. Hukum Involusi ( a) = a 6. Hukum 0/1 0=1 1=0 SEDERHANAKANLAH !!! a) b) ( ) jawab: a) (
7 . Hukum Penyerapan (absorbsi) a + ab = a a(a+b)=a 8. Hukum Komutatif a+b=b+a a.b=b.a 9. Hukum asosiatif a+(b+c)=(a+b)+c a.(b.c)=(a.b).c 10. Hukum Distributif a.(b+c)=(a.b)+(a.c) a+(b.c)=(a+b).(a+c) 11. Hukum De Morgan ( a + b ) = a b ( a b ) = a + b
ket :
b)
ket :
FUNGSI BOOLEAN Fungsi boolean terdiri dari variabel biner yang menunjukkan fungsi. Contoh : f (x) = x 1 literal note : f (x,y) = xy + x 2 literal setiap variabel / peubah didalam 1 boolean f (x,y) = (x + y) 2 literal disebut 1 literal f (x,y,z) = x yz + xy 3 literal
( (
Contoh : ) 1. ( ( ) ( ( )
)
)
)
kuncinya
2. ( (
) )
( ,( (
) ) ) -
3. ( (
) )
( ( (
) (
) )
) (
note : hanya sekali dirubah,jika sudah dirubah tidak perlu di rubah lagi
) ) ( ) ) (
ket :
) ) ( ) ) (
( ket :
Pertemuan VII tgl 13/11/2011 KANONIK Fungsi aljabar boolean dapat dinyatakan dalam bentuk Kanonik 1. SOP (SUM OF PRODUCT) lambang :
)(
)(
Bentuk Kanonik dinyatakan dalam tabel kebenaran minterm maxterm suku lambang suku lambang
Note : MINTERM : nilai 0 pada minterm dilambangkan dengan (aksen) MAXTERM : nilai 1 pada maxterm dilambangkan dengan (aksen)
Jawab : * SOP lihat yang hasil fungsinya 1 (Minterm) ( ) lambang ( ) * POS lihat yang hasilnya 0 (Maxterm) ( ) ( )( )( )( lambang ( ) 2. Nyatakan fungsi boolean ( Hukum Komplement )
)(
ket : ( (
) )
ket : (
Jadi
Lambang
Note : untuk lambang lihat tabel kebenaran kanonik Hk komplement diatas tidak mempengaruhi/merubah nilai 22 Catatan Matematika Diskrit Dany Kurniawan
* POS
( (
)( )( )
) ) ( ) ) ) )
hk distributif
( (
ket : ( ket : (
)( )( )
Jadi
) ) ( )( ) )( )( ) ) ( )
Lambang
Ket :
Note : untuk lambang lihat tabel kebenaran kanonik Hk komplement diatas tidak mempengaruhi/merubah nilai KONVERSI ANTAR BENTUK KANONIK Contoh: ) 1. ( ( ) tentukanlah bentuk POS ? Jawab : ) POS ( ( ) 2. ( ) Jawab : SOP ( ( ) ) tentukanlah bentuk SOP ? ( )
Note : jika ada 4 variabel (w,x,y,z) maka tabel kebenaran kanoniknya ada 16 (m0 - m15)
GRAF
Graf adalah himpunan simpul2 yang dihubungkan dengan busur2 . Setiap busur diasosiasikan dengan tepat kedua simpul. Contoh visual dari graf adalah PETA : - untuk menentukan jalur terpendek antara dua tempat - untuk menentukan tata letak jalur transportasi - pengaturan jaringan komunikasi dan internet Graf ( G ) didefinisikan sebagai pasangan himpunan ( V . E ) Yang ditulis : V = himpunan tidak kosong dari simpul2 ( vertices / node ) E = himpunan sisi ( edge / arah ) yang menghubungkan sepasang simpul JENIS GRAF BERDASARKAN ORIENTASI ARAH 1. Graf tidak berarah urutan , pasangan simpul yang dihubungkan oleh sisi tidak diperhatikan ( ) ( ) 2. Graf berarah , setiap sisi diberikan orientasi arah ( ) ( ) U dinamakan simpul asal ( initial vertex ) V dinamakan simpul terminal ( terminal vertex )
= vertex = edge
Degree = jumlah edge yang berada pada vertex Size = jumlah vertex yang dimiliki Length lintasan = jumlah edge dalam lintasan Path = lintasan yang melalui edge dan vertex Cycle = lintasan yang dimulai dan berakhir pada vertex yang sama Distance = jumlah edge dengan lintasan terpendek