Anda di halaman 1dari 10

PERSAMAAN DAN

PERTIDAKSAMAAN LINEAR

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita membuat/menyatakan kalimat
dengan menggunakan bahasa lisan atau tulisan. Pada dasarnya kalimat yang kita buat
itu dapat dibedakan menjadi kalimat pernyataan (deklaratif) dan kalimat bukan
pernyataan. Kalimat pernyataan adalah kalimat yang sudah dapat dinyatakan
kebenaran atau kesalahannya. Atau suatu kalimat yang bernilai benar atau salah,
tetapi tidak sekaligus kedua-duanya (benar atau salah). Disebut benar jika sesuai
dengan kenyataan dan disebut salah apabila bertentangan (tidak sesuai) dengan
kenyataan. Contohnya: (1) Semua bilangan prima adalah ganjil (kalimat pernyataan
bernilai salah), (2) Ibu Kota Republik Indonesia adalah Jakarta (kalimat pernyataan
bernilai benar).
Sedangkan kalimat bukan pernyataan adalah kalimat berarti, tetapi tidak dapat
kita tentukan nilai kebenarannya. Yang dapat dibedakan dari:
a. Kalimat bukan pernyataan tanpa variabel.
Contoh:
1) Siapakah Pythagoras itu?
2) Semoga Tuhan memberkati kita semua.
b. Kalimat bukan pernyataan memuat variabel (kalimat terbuka), adalah kalimat
yang tidak dapat ditentukan nilai kebenarannya, atau alimat yang memuat satu
atau beberapa variabel yang apabila variabel tersebut diganti dengan suatu
konstan, maka akan menjadi pernyataan.
Contoh:
1) 25 17 4 = + x
2) 13 1 7 = x
3) y adalah bilangan prima
4) 9
2 2
= + y x
5) z adalah binatang berkaki empat

Jika peubah x, y, atau z di atas sudah diganti oleh hal yang sudah pasti, maka
kalimat-kalimat di atas sudah dapat dikatakan pernyataan yang bernilai benar atau
salah. Misalnya jika ,, 25 17 4 = + x dan 2 = x , maka kalimat tersebut menjadi
25 17 ) 2 ( 4 = + . Kalimat 25 17 ) 2 ( 4 = + dikatakan sebagai kalimat yang bernilai benar.
Demikian pula untuk kalimat ,, 13 1 7 = x , jika 2 = x , maka kalimat menjadi
,, 13 1 7 = x adalah suatu kalimat yang bernilai benar.

Jadi, suatu kalimat matematika yang mengandung satu atau lebih peubah
(variabel) yang dihubungkan dengan relasi ,,= disebut persamaan. Dan penyelesaian
untuk suatu persamaan adalah sembarang bilangan yang membuat persamaan itu
benar jika bilangan itu disubstitusikan (digantikan) pada peubah/variabel.
A. Persamaan Linier Satu Variabel (Peubah) dan Dua Peubah

Dalam kalimat persamaan minimal terdapat dua ruas yang dapat kita
bedakan, yaitu ruas kiri dan ruas kanan. Misalnya ,, 4 3= + x , 3 + x disebut ruas
kiri dan 4 disebut ruas kanan. Cobalah, dengan cara bagaimana persamaan
tersebut dapat diselesaikan, apakah dengan cara mengalikan bilangan yang sama
terhadap kedua ruas, atau membagi oleh bilangan yang sama pada kedua ruas,
menjumlahkan dengan bilangan yang sama pada kedua ruas, atau mengurang
dengan bilangan yang sama pada kedua ruas. Perhatikan ilustrasi berikut.
Perkalian dengan bilangan 3 ) 3 ( 4 3 ) 3 ( = + x
12 9 9 = + x
Pembagian dengan bilangan 3
3
4
3
3
=
+ x

3
4
1
3
= +
x

Penjumlahan dengan bilangan 3 3 4 3 3 + = + + x
7 6 = + x
Pengurangan dengan bilangan 3 3 4 3 3 = + x
1 = x

Dari keempat percobaan di atas, manakah yang dapat menentukan bahwa
persamaan tersebut dapat menentukan bahwa nilai x yang pasti. Untuk
menjawabnya, lihatlah jika kedua ruas diperkurangkan oleh bilangan 3 (cara
terakhir), di situ terlihat bahwa 1 = x , jadi nilai x untuk persamaan 4 3= + x
adalah 1 = x .
Dari keempat model penyelesaian persamaan tersebut pada dasarnya nilai
x tidak akan berubah, walaupun dikalikan, dibagi, dijumlah, atau dikurang dengan
bilangan yang sama, hanya saja mana dari keempat cara tersebut yang dapat
menyelesaikan persoalan.
Jadi, dalam suatu persamaan jika kedua ruas dikalikan, dibagi, dijumlah,
atau dikurang dengan bilangan yang sama, maka persamaan tersebut pada
dasarnya tidak berubah.
Pada dasarnya ada dua prinsip pokok dalam penyelesaian persamaan
tersebut, yaitu prinsip penjumlahan dan prinsip perkalian.
Dalam prinsip penjumlahan a, b, dan c bilangan real berlaku c a b a + = +
jika dan hanya jika b = c, atau berlaku c - b c - a = . Sedangkan dalam prinsip
perkalian a, b, dan c bilangan real berlaku b.c a.c= , jika dan hanya jika a = b,
atau berlaku
c
b
c
a
= dengan syarat 0 c = .


Contoh 1:
Hitunglah dan cari nilai x yang ditunjukkan oleh persamaan berikut!
a. 10 4 = + x
b. 12 5 = x
c. 7 3 2 = + x
d. ) 2 ( 3 ) 5 ( 3 = + x x x
e. 10
3 2
= +
x x

f.
5
1
5
4
+

=
+
+
x x
x


Jawab:
a. d.




b.
e.



c.



f.






Bentuk umum persamaan linear satu peubah adalah c b a = + x dengan a, b,
dan c bilangan real dan 0 a = , dan teknik penyelesaian secara umum adalah:
a
b c
x
a
b c
a
ax
x
x

=
= +
= = +
b c b b a
0 a c, b a

6
4 10 4 4
10 4
=
= +
= +
x
x
x
7
5 12 5 5
12 5
=
+ = +
=
x
x
x
2
2
4
2
2
4 2
3 7 3 3 2
7 3 2
=
=
=
= +
= +
x
x
x
x
x
1
1
5 6 3 3
6 3 5 3
) 2 ( 3 ) 5 ( 3
=
=
+ =
=
= +
x
x
x x x
x x x
x x x
12
60 5
60 2 3
6 . 10 6 .
3 2
10
3 2
=
=
= +
=
|
.
|

\
|
+
= +
x
x
x x
x x
x x
5
1 4
) 5 .(
5
1
) 5 .(
5
4
5
1
5
4
=
= +
+
|
.
|

\
|
+

= +
|
.
|

\
|
+
+
+

=
+
+
x
x
x
x
x
x
x
x x
x
Jadi, himpunan penyelesaian persamaan linear adalah
|
.
|

\
|
a
b c
.

Contoh 2:
Tentukan himpunan penyelesaian persamaan 5 7 2 = x

Jawab:
Karena a = 2, b = 7 dan c = 5, maka
6
2
12
2
) 7 ( 5
= =

= x
Jadi, Himpunan Penyelesaian x = {6}
Pemeriksaan, masukan x = 6 pada persamaan 5 7 2 = x , menjadi 5 7 ) 6 ( 2 = .
Jadi, persamaan tersebut benar untuk x = 6.

Contoh 3:
Tentukan himpunan penyelesaian persamaan 1 4 ) 1 ( 2 ) 2 ( 3 + = + + x x x

Jawab:
5
1 4 4 5
1 4 2 2 6 3
1 4 ) 1 ( 2 ) 2 39
=
+ =
+ = + +
+ = + +
x
x x
x x x
x x x

Himpunan Penyelesaiannya x = {5}
Pemeriksaan, masukan x = 5 ke dalam persamaan 1 4 ) 1 ( 2 ) 2 ( 3 + = + + x x x ,
menjadi 1 ) 5 ( 4 ) 1 5 ( 2 ) 2 5 ( 3 + = + + . Jadi, persamaan tersebut benar untuk x = 5.

Contoh 4:
Jumlah dua bilangan berurutan adalah 25. Tentukanlah bilangan tersebut!

Jawab:
Karena bilangan yang berurutan itu adalah n dan (n + 1) = 25
12
2
1 25
25 1 2
=

=
= +
n
n

Karena n = 12 maka n + 1 = 13. Jadi, bilangan tersebut adalah 12 dan 13.

Persamaan linear dengan dua peubah adalah bentuk persamaan yang
mempunyai dua peubah (variabel), seperti x + y = 2, bentuk umumnya adalah
ax + by = c, di mana a, b, dan c bilangan konstan (tetap) serta a dan b tidak sama
dengan nol.



Contoh 5:
Harga satu buku tulis Rp 2.000,00 dan harga satu buku gambar Rp 3.000,00.
Berapakah Amin harus membayar jika ia membeli 2 buku tulis dan 4 buku
gambar?

Jawab:
Misalkan buku tulis adalah x dan buku gambar adalah y, maka persamaan yang
terbentuk dari soal tersebut adalah: 2x + 4y = harga total. Karena x = 2000 dan
harga y = 3000, maka 2(2000) + 4(3000) = 16000. Pernyataan tersebut dapat
digambar pada sistem Koordinat Cartesius, seperti di bawah ini.




Contoh 6:
Pada sebuah toko baru, terjual balpoin dan pensil. Harga sebuah balpoin Rp
500,00 dan sebuah pensil Rp 400,00. Sedangkan uang yang terkumpul sebanyak
Rp 3.500,00. Berapakah balpoin dan pensil yang terjual

Jawab:
Misalkan balpoin = x dan pensil = y
Harga satuan x = 500 dan harga satuan y = 400
Perhatikan Sistem Koordinat Cartesius berikut:


Titik koordinat dari 3x + 5y = 3500 merupakan hasil pengamatan/percobaan yang
dapat dibuat seperti tabel berikut.

x
y
1 2 3 4 5 6
1 900 1300 1700 2100 2500 2900
2 1400 1800 2200 2600 3000 3400
3 1900 2300 2700 3100 3500 3900
4 2400 2800 3200 3600 4000 4400
5 2900 3300 3700 4100 4500 4900
6 3400 3800 4200 4600 5000 5400

Jadi, balpoin yang terjual sebanyak 3 buah dan pensil sebanyak 5 buah.
Persamaan dengan dua variabel tersebut akan sulit diselesaikan secara matematis,
maka dari itu persamaannya harus terdiri dari dua pula, yang disebut persamaan
linear simultan. Seperti contoh di bawah ini.

Contoh 7:
Selesaikanlah:
1. 4 2 = y x
2. 3 2 = + y x

Jawab:
Untuk menyelesaikan dua persamaan tersebut dapat dilakukan dengan cara
mengeliminasi (menghilangkan salah satu variabel, mensubstitusikan persamaan
yang satu ke persamaan yang lainnya, dan menggunakan gambar grafik.

Cara 1: Mengeliminasi
1. 4 2 = y x (kalikan dengan 2) 8 2 4 = y x
2. 3 2 = + y x
Jumlahkan persamaan (1) dengan persamaan (2), sehingga menjadi:
1. 8 2 4 = y x
2. 3 2 = + y x +
1
5 5
=
=
x
x

Karena x = 1 maka persamaan (1)



Jadi, HP = {1, -2}

Cara 2: Mensubstitusi
Untuk memudahkan perhitungan ambil persamaan (2) 3 2 = + y x
3 2 3 2 = = + x y x masukkan ke persamaan (1)
2
20 10
8 2 12 8
8 2 ) 3 2 ( 4
=
=
=
=
y
y
y y
y y

Karena y = 2, maka persamaan (2) menjadi 3 20 ( 2 = + x , x = 1
Jadi HP = {1, -2}

Cara 3: Gambar Grafik
1. 4 2 = y x
Untuk x = 1 y = 2
Untuk x = 2 y = 0
Untuk x = 3 y = 0
2. 3 2 = + y x
Untuk x = 1 y = 2
Untuk x = 2 y =
2
1
2
Untuk x = 3 y = 3


2
4 8 2
8 2 1 . 4
=
=
=
y
y
B. Pertidaksamaan Linear
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata-kata atau kalimat
yang menunjuk kepada pertidaksamaan, seprti: (1) Amin lebih pendek daripada
Budi; (2) Aji mempunyai uang lebih banyak daripada Noni; (3) Sisa uang
tabungan Saya paling sedikit Rp 2.000.000,00; (4) Badru dikasih uang jajan oleh
Ibunya paling banyak Rp 5.000,00 setiap harinya.
Contoh-contoh tersebut adalah kalimat yang bila dinotasikan dalam
kalimat matematika yang dapat dikatakan sebagai pertidaksamaan.
Contoh (1) dapat dinotasikan A < B, contoh (2) A > N, contoh (3) Saldo (sisa)
tabungan Rp 2.000.000,00; dan contoh (4) Uang jajan Badru Rp 5.000,00.
Notasi < dapat dibaca lebih kecil (daripada)/lebih sedikit
(daripada)/lebih pendek (daripada), notasi > dapat dibaca lebih besar
(daripada)/lebih banyak (daripada)/lebih panjang (daripada), notasi dapat
dibaca lebih besar atau sama dengan/lebih banyak atau sama dengan/lebih
panjang atau sama dengan/lebih/paling kecil/paling sedikit/paling pendek,
sedangkan notasi dapat dibaca lebih kecil atau sama dengan/lebih sedikit
atau sama dengan/lebih pendek atau sama dengan/paling besar/paling
paling/paling panjang.
Untuk menggambar notas pertidaksamaan tersebut dapat dibuat garis
bilangan dalam istilah selang terbuka atau selang tertutup, selang terbuka
menunjuk kepada lebih kecil/lebih besar (< atau >) dan selang tertutup
menunjuk kepada lebih besar atau sama dengan/lebih kecil atau sama dengan
( atau ).


Contoh 8:
Buat garis bilangan yang dinyatakan pada kalimat berikut ini:
a. Bilangan ganjil kurang dari 9
b. Bilangan genap paling besar 10
c. {x | 1 < x < 5, x anggota bilangan bulat}
d. {x | 0 x 6}

Jawab:
a. Bilangan ganjil kurang dari 9

b. Bilangan genap paling besar 10


c. {x | 1 < x < 5, x anggota bilangan bulat}

d. {x | 0 x 6}

Penyelesaian pertidaksamaan pada dasarnya sama dengan penyelesaian
persamaan, yaitu menggunakan prinsip penjumlahan dan atau perkalian, hanya
saja jika kedua ruas dikalikan dengan bilangan negatif yang sama, tanda harus
diubah dari < atau menjadi > atau , dan sebaliknya dari > atau menjadi
< atau .

Contoh 9:
Tentukan Hp dari pertidaksamaan 9 3 2 < + x

Jawab:
3
6 2
3 9 3 3 2
<
<
< +
x
x
x

Artinya bilangan-bilangan real yang kurang dari 3 merupakan Hp dari
pertidaksamaan tersebut. Sehingga Hp-nya { } R ; 3 | e < x x x yang dapat
digambarkan sebagai berikut:


Contoh 10:
Tentukan himpunan penyelesaian persamaan: 2 5 2 3 > + x x dan amati apakah
dalam penyelesaian persamaan ini terjadi perubahan tanda? jelaskan!

Jawab:
2
4 2
2 2 5 3
2 5 2 3
>
>
>
> +
x
x
x x
x x

Pemeriksaan jika 2 > x , maka:
Ambil x = 2 maka 2 ) 2 ( 5 2 ) 2 ( 3 > + (pernyataan benar)
Ambil x = 3 maka 2 ) 3 ( 5 2 ) 3 ( 3 > + (pernyataan salah)
Ambil x = 1 maka 2 ) 1 ( 5 2 ) 1 ( 3 > + (pernyataan benar)
Dengan mengamati hasil pemeriksaan di atas, pertidaksamaan
2 5 2 3 > + x x akan benar jika lebih kecil atau sama dengan 2 atau ditulis 2 s x .
Itulah sebabnya jika kedua ruas pertidaksamaan dibagi dengan bilangan negatif
akan terjadi perubahan tanda, dari lebih kecil menjadi lebih besar atau sebaliknya.
Jadi himpunan penyelesaian pertidaksamaan 2 5 2 3 > + x x adalah
{ } 2 s x dengan gambar selang sebagai berikut:

Contoh 11:
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan dan buat gambarnya:
3 4 2 + s + x x dan 1 3 2 < x x

Jawab:
dan




Hp = { } 2 1 | < s x x

Gambarnya:
Gambar pertidaksamaan 3 4 2 + s + x x



Gambar pertidaksamaan 1 3 2 < x x


Jika kedua gambar di atas digabungkan menjadi sebagai berikut.


Dari gabungan dua gambar di atas terlihat bahwa x yang memenuhi
pertidaksamaan 3 4 2 + s + x x dan 1 3 2 < x x adalah x paling kecil 1 dan x
lebih kecil 2 atau ditulis dengan { } 2 1 | < s x x .

1
1
4 3 2
3 4 2
>
s
s +
+ s +
x
x
x x
x x
2
1 3 2
1 3 2
<
<
<
x
x x
x x

Anda mungkin juga menyukai