Untuk menentukan bentuk persamaan reaksi diperlukan data percobaan suatu reaksi yang dapat dilakukan dalam reaktor batch maupun reaktor kontinyu. Metode yang digunakan untuk menentukan bentuk persamaan reaksi ada 2 cara yaitu: 1. Metode Differensial Pada metoda diferensial, variable dalam bentuk derivative besarnya dapat dicari dengan metoda numeris :
dC A Limit dt t 0 CA
t t
CA
CA
i1
CA
2. Metode Integral Pada Metode Integral, penyelesaian persamaan reaksi dilakukan dengan menggunakan persaman aljabar linier.
Contoh Soal
100 ml larutan A dengan konsentrasi A 10 gmol/L dalam reaktor bereaksi membentuk B, selama terjadi reaksi diamati konsentrasi A, diperoleh data sebagai berikut : Waktu (menit) CA(gmol/L) 5 10 15 20 25 30 6,8 4,9 4,0 3,2 2,9 2,5
Metode Differensial
Dicoba reaksi order 1 dengan persamaan kecepatan reaksi rA= kCA, maka bisa disusun persamaan hubungan konsentrasi A dengan waktu dalam bentuk derivatif dengan menggunakan neraca massa : Kecepatan bahan masuk kecepatan bahan keluar - kecepatan bahan bereaksi = Kecepatan akumulasi
0 0 kCAV
dC AV dt
VdCA dt
dC A dt
lurus maka benar bahwa reaksi order satu dengan persamaan kecepatan reaksi r A=kCA, apabila tidak berupa garis lurus, dicoba order lain misalnya orde 2, lalu orde 3 dst. Untuk membuat grafik tersebut diperlukan pegolahan data konsentrasi A dan waktu menjadi
dC A danC A dengan contoh perhitungan sebagai berikut : dt
CA
i1
CA
CA
i1
CA
i1
CA
CA
CA
i1
CA
grafik - dCA/dt vs CA
0.4 0.3 0.2 0.1 0 2 4 6 8
- dCA/dt
CA
Dari grafik tersebut , terlihat bahwa hubungannya mendekati garis lurus maka dapat disimpulkan bahwa reaksi tersebut merupakan reaksi order satu dengan persaman kecepatan reaksi rA=kCA Nilai konstanta kecepatan reaksi (k) adalah slope dari garis tersebut k = 0,118 (1/menit).
Metode Integral
Dicoba reaksi orde 1 dengan persamaan kecepatan reaksi rA= kCA, maka bisa disusun persamaan hubungan konsentrasi A dengan waktu dalam bentuk derivatif dengan menggunakan neraca massa : Kecepatan _ kecepatan _ kecepatan = bahan masuk bahan keluar bahan bereaksi Kecepatan akumulasi
0 0 kCAV
dC AV dt
ln
garis lurus maka benar bahwa reaksi order satu dengan persamaan kecepatan reaksi rA=kCA. Tabelnya dapat dilihat di bawah ini: t (menit) 5 10 15 20 25 30 CA(gmol/L) 6,8 4,9 4,0 3,2 2,9 2,5 - ln (CA/CA0) 0,38566248 0,71334989 0,91629073 1,13943428 1,23787436 1,38629436
grafik -ln(CA/CA0) vs t
2 1.5 1 0.5 0
- ln (CA/CA0)
10
20 t
30
40
Dari grafik tersebut , hubungannya mendekati garis lurus maka dapat disimpulkan bahwa reaksi tersebut merupakan reaksi orde satu dengan persaman kecepatan reaksi rA=kCA. Nilai konstanta kecepatan reaksi (k) adalah slope dari garis tersebut k = 0,07 (1/menit).