CURICULUM VITAE
Nama Alamat Tmpt / tgl. lahir Status : : : : dr. Arjaty W. Daud, MARS Apartemen Taman Rasuna 0809H Kuningan Jakarta Selatan Manado,17 Januari 1969 Menikah Agama : Islam
PENDIDIKAN S-1 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi - Manado , Lulus 1995 S-2 Fakultas Kesehatan Masyarakat, KARS Universitas Indonesia, Lulus 2005 PELATIHAN 2007 New Perspektif, Conferrence ASHRM, Chicago USA CPHRM course, Chicago USA : Risk Management Base Training, Joint Commision Resources (JCR) : Patient Safety Up Date, Joint Commision International (JCI) Singapura 2005 : Lead Audior ISO 9001 2000, International Registered Certificated Auditor (IRCA) Premises PENGALAMAN KERJA 2008 : Konsultan Manajemen risiko & Kes Pasien RS Wahidin Makasar 2007 : Direktur RS Zahirah sampai saat ini Konsultan Manajemen risiko RS Persahabatan, RS Dharmais 2006 Konsultan Manajemen RS Asri, Konsultan Manajemen RS Medika BSD, 2004 - 2005 : Manajer Operasional Medika Plaza International Clinic 2003 : General Manajer Cempaka Medical Centre 2003 - 2004 : Direktur Operasional RS Sentra Medika 2002 - 2003 : Wakil Direktur Medik & Asist Direktur RS Sentra Medika 2000 - 2001 : Kepala Bagian Humas RS MMC 1999 - 2000 : Kepala Bagian Rehabilitasi Medik RS MMC 1999 : Asisten Konsultan WHO Umbrella Project Depkes 1996 -1999 : Kepala Puskesmas Sindang Barang Kabupaten Cianjur ORGANISASI 2007 saat ini : Ketua Bidang IV (Pelaporan Insiden) KKP RS PERSI 2005 - Saat ini : Ketua Institut Manajemen Risiko Klinis (IMRK) / ICRMI President of ICRMI as International Chapter of (ASHRM) Member of Profesional Risk Management International Association (PRMIA)
arjaty/RCA/IMRK/2008
Sentinel Event
January 1995 - December 2005:
arjaty/RCA/IMRK/2008
10
20
30
40
50
60
70
80
90 100
4
arjaty/RCA/IMRK/2008
arjaty/RCA/IMRK/2008
Kriteria : 1. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program KP. 2. Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan & program meminimalkan insiden, yang mencakup jenis kejadian yang memerlukan perhatian, mulai dari KNC Kejadian Nyaris Cedera (Near miss) sampai dengan KTD ( Adverse event). 3. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari RS terintegrasi & berpartisipasi dalam program KP. 4. Tersedia prosedur cepat-tanggap terhadap insiden, termasuk asuhan kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain & penyampaian informasi yang benar & jelas untuk keperluan analisis. 5. Tersedia mekanisme pelaporan internal & eksternal berkaitan dengan insiden termasuk penyediaan informasi yang benar & jelas tentang Analisis Akar Masalah (RCA) Kejadian Nyaris Cedera (Near miss) &
SISTIMATIKA
arjaty/RCA/IMRK/2008
Solusi
Investigasi
A structured evaluation method that identifies the root causes for an undesired outcome and the actions adequate to prevent recurrence. Process analysis method which can be used retrospectively to identify the factors that cause adverse events.
arjaty/RCA/IMRK/2008
RCA
The process RCA is a critical feature of any safety and quality management system because it finds answers to the questions posed by high risk, high impact events notably :
What happened, (norms) What should have happened? (policies) Why it occurred and what can be done to prevent it from happening again. (actions/outcomes) How will we know that our actions improved patient safety? (measures/tracking)
arjaty/RCA/IMRK/2008
10
INVESTIGASI
1.
2. Batasi masalah
Bagian mana dalam proses pelayanan yang akan diteliti tergantung kondisi pasien, kapan dan dimana insiden terjadi.
Mis. Insiden perdarahan post operasi kmdn. Investigasi difokuskan pada : - Persiapan operasi - Durante operasi - Pengawasan pasca operasi pasien meninggal 2 minggu
arjaty/RCA/IMRK/2008
11
PENYEBAB INSIDEN
1. Immediate Cause / Proximate Cause (Penyebab Langsung)
The event (s) that occurred,including any condition (s) that existed immediatly before the undesired outcome, directly resulted in its occurrence and, if eliminat or modified, would have prevented the undesired outcome. Also known as the direct cause (s) Examples of undesired outcomes : failure, anomaly, schedule delay, broken equipment, product defect, problem, close call, mishap, etc
arjaty/RCA/IMRK/2008
12
arjaty/RCA/IMRK/2008
13
arjaty/RCA/IMRK/2008
14
Treat Symptomatik
15
arjaty/RCA/IMRK/2008
16
Differentiating root cause and contributing cause Penyebab 1 Akankah masalah timbul jika penyebab tersebut tidak ada? Tidak = akar masalah Ya : faktor kontributor 2. Akankah masalah timbul jika penyebab tersebut dikoreksi atau dieliminasi? Tidak = akar masalah Yes : faktor kontributor 3. Akankah koreksi atau eliminasi penyebab menimbulkan insiden serupa? Tidak = akar masalah Yes : faktor kontributor
If the answer is no to each of the three questions, the cause is a ROOT CAUSE. If the answer is yes to any one of the three questions, the cause is CONTRIBUTING CAUSE.
arjaty/RCA/IMRK/2008 17
arjaty/RCA/IMRK/2008
18
I N V E S T I G A S I
6. Analisis Informasi
A N A L I S I A M P R O V 19 E
Alasan suatu insiden harus diinvestigasi secara detil: masalah serius / membahayakan pasien / RS masalah potensial untuk pembelajaran dalam unit atau organisasi yang lebih luas.
AAM / RCA wajib dilakukan pada keadaan : Semua kematian yang tidak diharapkan Semua insiden yg diduga mengakibatkan cedera permanen, kehilangan fungsi atau kehilangan bagian tubuh
arjaty/RCA/IMRK/2008 20
3. Kumpulkan data
Observasi langsung Kunjungan langsung untuk mengetahui keadaan, posisi, hal2 yg berhubungan dengan insiden. Dokumentasi Untuk mengetahui apa yang terjadi sesuai data, observasi dan inspeksi Interviews Untuk mengetahui kejadian secara langsung untuk pengecekan pada hasil observasi dan data dokumentasi
arjaty/RCA/IMRK/2008
22
DOKUMENTASI
Tujuan pengumpulan informasi pada tahap ini: 1. Mengamankan informasi untuk memastikan dapat digunakan selama investigasi dan jika kasus disidangkan di pengadilan 2. Identifikasi kebijakan dan prosedur yang relevan 3. Menggambarkan insiden secara akurat 4. Mengorganisasi informasi 5. Memberikan petunjuk pada Tim Investigasi
Semua bukti yang berhubungan dengan insiden sebaiknya dikumpulkan sesegera mungkin. 1. Semua catatan medis (mis : cat keperawatan, medis, dll) 2. Hasil pemeriksaan yang berhubungan & penunjang diagnosis mis Xray, CT Scan) 3. Dokumentasi dan formulir mengenai insiden (Incident Report) 4. Kebijakan & Prosedur (SOP) 5. Integrated care pathway yg berhubungan 6. Pernyataan-pernyataan dan observasi 7. Lakukan interview dengan siapa saja yang terlibat insiden 8. Bukti fisik ( contoh: tata ruang bangsal, dll) 9. Daftar staf yg terlibat 10. Informasi mengenai kondisi yang dapat mempengaruhi insiden (contoh: pergantian jaga, ada tidaknya staf yang terlatih,dll) arjaty/RCA/IMRK/2008 23
Kapan menggunakan kronologi cerita ? Untuk kejadian sederhana dan tidak kompleks, dimana masalah, praktek dan faktor kontribusinya sederhana. Dapat digunakan untuk mengetahui gambaran umum suatu kejadian yang lebih kompleks, Dapat digunakan sebagai bagian integral dari suatu laporan sebagai ringkasan dimana hal tersebut mudah dibaca. Bagaimana melengkapi kronologi cerita ? Sebenarnya hampir sama dengan garis waktu. Kunci perbedaannya adalah pada informasi pelengkap berhubungan dengan badan teks. Nilai positif Format tersebut baik untuk presentasi informasi Nilai negatif Sulit untuk menemukan titik cerita dengan cepat Sulit untuk mengerti jalannya cerita dengan cepat bila terlibat dengan banyak pihak.
arjaty/RCA/IMRK/2008 25
21.30 wib
Instruksi terapi yang diberikan : 1. Infus RL guyur 2. pasang kateter 3. pantozol 1 ampul i.v. 4. Seftrikason 1 gram i.v. Permintaan pemeriksaan : 1. Pem.darah Emergency 5 2. Pem.Ureum-kreatinin 3. Test Kehamilan
arjaty/RCA/IMRK/2008
26
: :
22.30 wib 22.40 wib 23.00 wib 23.40 wib 01.15 wib 02.05 wib 02.30 wib
: : : : : : :
TD = 50/palpasi Infus RL kolf ke-3 TD = 70/palpasi Infus RL kolf ke-4 TD = 80/50 mmHg TD = 90/50 mmHg TD = 90/60 mmHg Infus RL kolf ke-5 Infus RL kolf ke-6 1. Seftriakson 2 gram i.v. (test negatif) 2. Infus RL kolf ke-7
03.00 wib
Pasien dikabarkan oleh dokter PPDS Anesthesi di D/KET dan sudah di pegang oleh dr. Jaga PPDS kebidanan. TD = 90/60 mmHg
arjaty/RCA/IMRK/2008
27
18 Maret pk 17.00 Pasien dirawat sebagai pasien elektif untuk tindakan operasi revisi total lutut kanan. Pasien masuk terlalu sore untuk diperiksa oleh dokter konsultan bedah dalam rondenya, (biasanya ronde selesai pada pk 16.30). SOP ruang OK menyatakan bahwa dokter bedah harus melihat dan memeriksa semua pasien dan dokumen terkait sebelum melakukan operasi, termasuk memberi tanda (mark site) pada lokasi yang akan dibedah. Dia dapat mendelegasikannya kepada asistennya. Pedoman tersebut tidak merinci kapan pemeriksaan tsb harus dilakukan. Dokter Bedah mengatakan bahwa kebiasaannya menemui pasien prabedah adalah di ruangan saat ia ronde sehari sebelum operasi. Ia juga biasanya mengecek sendiri lokasi yang akan dibedah, tetapi pada kasus ini pasien masuk RS terlalu sore. Dokter bedah mengatakan bahwa ketidaktersediaan tempat tidur sering mengakibatkan pasien masuk RS terlalu sore, sehingga mengakibatkan pasien kadang-kadang tidak ditemuinya pra-bedah. Dokter bedah memang melakukan ronde tidak pada waktu yang sama setiap harinya. 18 Maret 2002 pk 19.15 Pasien divisit oleh Dokter anestesi di ruang rawat. Pasien menolak tawaran anestesi regional. Catatan di anestesi bertanggal 19 Maret 2002. Klarifikasi ke dr SpAn: Sudah kebiasaan anestesi dan kebiasaan di RS untuk mencatat pre-assessment dalam log-book dan kemudian menyalinnya ke catatan anestesi pada hari operasi. Cara kerja seperti ini banyak dilakukan oleh para anestesi, karena catatan seringkali hilang. Pada saat menyalin informasi / pre assessment tersebut, tindakan yang direncanakan tidak terdokumentasi / tidak diisi pada kolom yang tersedia.
arjaty/RCA/IMRK/2008 29
Intervie w
arjaty/RCA/IMRK/2008
30
TABULAR TIMELINE
Merupakan pengembangan Timeline yang berisi 3 data dasar : tanggal, waktu, cerita kejadian asal dan dilengkapi 3 data lain yaitu : informasi tambahan, praktek yg baik (good practice) dan masalah / CMP (care management problem)
Kapan digunakan Tabular Timeline ? Pada tiap tipe insiden. Berguna pada kejadian yang berlangsung lama Bagaimana melengkapi Tabular Timeline ? Mengisinya seperti garis waktu diagram, dimana waktu dan tanggal kejadian kemudian pada baris berikutnya diisi kejadian, informasi tambahan, Good Practice dan masalah. Nilai Positif : Membantu pemeriksaan dengan memetakan kronologi dalam bentuk diagram sehingga mudah dibaca. Teknik ini memudahkan identifikasi kekurangan secara cepat. Tambahan informasi dapat dimasukkan tanpa perlu merubah format. Nilai Negatif : Beberapa orang lebih suka pada pemetaan kasus karena lebih fleksibel dan dinamis.
arjaty/RCA/IMRK/2008 31
Patient (Pt) seen in pre-admission clinic for re-re-revision of right total knee replacement. Written consent obtained.
Nursing staff extremely busy due to a number of emergencies and staff shortages
Consultant prefers to see his patients pre-operatively, and to apply the operative site mark, but due to late admission the pt was not seen on the consultants ward round at 16.30.
Good Practice
Risks of procedure explained and well documented Consultant did not see pt prior to procedure
CMP
arjaty/RCA/IMRK/2008
32
Nilai positif:
Nilai negatif:
arjaty/RCA/IMRK/2008
33
Anaesthetist
?**
Theatre
Recovery Theatre
arjaty/RCA/IMRK/2008
34
5. Identifikasi Masalah /
CMP (Care Management Problem)
Masalah yang terjadi dalam pelayanan baik itu melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya. Suatu insiden bisa terdiri dari beberapa CMP Identifikasi CMP untuk mengetahui serangkaian kejadian yang mengakibatkan insiden.
Prinsip dasar CMP : 1. Pelayanan yang menyimpang dari standar pelayanan yg ditetapkan 2. Penyimpangan memberikan dampak langsung atau tak langsung pada adverse event. Adverse event yang berdampak pada pasien baik langsung / tidak langsung Mis. - Kegagalan dalam observasi / tindakan - Penanganan yang tidak tepat - Tidak mencari bantuan saat dibutuhkan - Kesalahan dalam menggunakan peralatan - Tidak mengikuti SOP - Kesalahan memberikan pengobatan Beberapa tehnik / instrumen untuk mengungkapkan CMP : Brainstorming, Brainwriting, NGT
arjaty/RCA/IMRK/2008 35
CMP Dokter konsultan tidak melihat pasien sebelum tindakan operasi, Kegagalan untuk mendokumentasikan perencanaan tindakan dalam catatan anestesia Tidak adanya cuff tensimeter di OK saat diperlukan Pasien tiba di ruang operasi diterima oleh staf yang tidak semestinya Tourniket yang digunakan pada tungkai kiri oleh konsultan bedah dan asistennya Salah tungkai yang ditandai karena tersembunyi oleh kaus kaki Penanggungjawab OK tidak ada saat pasien masuk
CDP : care delivery problem CSP : care service problem CMP : care management problem
TOOLS 5W Analisa Perubahan Fishbone Fishbone Analisa Hambatan Analisa Perubahan Analisa Perubahan
36
arjaty/RCA/IMRK/2008
6. ANALISIS INFORMASI
Tools untuk Identifikasi Proximate & Underlying Cause
5 Why Change Analysis Barrier Analysis Fish bone Flow chart Cause and Effect analysis
arjaty/RCA/IMRK/2008
37
5 WHY
Dikenal juga sebagai why-why chart (Ammerman, 1998), lebih difokuskan pada pendalaman AAM / RCA sehingga investigator yang menggunakan teknik ini dapat mencari penyebab insiden keselamatan pasien lebih mendalam. Tujuan : Untuk secara konstan bertanya mengapa? Melalui lapisan penyebab sehingga mengarah ke akar permasalahan dari problem yang teridentifikasi. Kapan menggunakan teknik ini? 1. Untuk menanyakan setiap penyebab masalah yang teridentifikasi dan untuk mengidentifikasi : Gejala (Symptom), Proximate cause Faktor-faktor yang berpengaruh (an influencing factor) atau Akar masalah (root cause). 2. Untuk melanjutkan pencarian akar masalah yang sebenarnya, meskipun telah diketahui kemungkinan penyebab.
arjaty/RCA/IMRK/2008
38
5 WHY
Why Why chart lebih difokuskan pada Investigasi RCA yang tidak dapat digali lebih dalam penyebab insiden keselamatan pasiennya. Sangat mudah untuk dimengerti dan simpel untuk dipelajari
caused by jatuh
Causes
Q1 - Why did the physician make an error? A1 - Because he did not pay sufficient attention to the important part of the problem. Q2 - Why didnt he pay sufficient attention? A2 - Because he was stressed. Q3 - Why was he stressed? A3 - Because he was caring for two acutely ill patients at the same time and he was rather inexperienced. Q4 - Why did he have to do that? Couldnt he contact someone for help? Was he too inexperienced to be assigned to this work task? A4 - Well, the senior staff physicians dont like to be disturbed at night. And yes, he was maybe too inexperienced for this kind of patient care assignment.
arjaty/RCA/IMRK/2008 40 Patrice Spath
Q5 - Do you have any procedures regulating the necessary level of training and experience that physicians must have before they are assigned to a particular care task? A5 - No, not really.
arjaty/RCA/IMRK/2008
41 Patrice Spath
1. Bila suatu sistem / tugas yg awalnya berjalan efektif kemudian terjadi kegagalan / terdapat sesuatu yg menyebabkan perubahan situasi 2. Mencurigai suatu perubahan yg menyebabkan ketidaksesuaian tindakan atau kerusakan alat.
arjaty/RCA/IMRK/2008
42
baseline comparison
Reality
differences
Ideal
impact
Membandingkan Reality dengan idealnya Membandingkan teori dengan praktek
arjaty/RCA/IMRK/2008 43
Langkah2 Analisis Perubahan : 1. 2. 3. Pelajari Prosedur normal : Apa yg seharusnya dilakukan (Kolom 1) Petakan Alur insiden yg terjadi, bandingkan dgn Langkah 1 (Kolom 2) Bandingkan 2 proses apakah ada perbedaan, Apa sebagai masalah? catat pada kolom yg telah disediakan (Kolom 3) Catat akar masalah untuk perbaikan yang akan dimasukkan dalam Rekomendasi
1.
SOP
INSIDEN
arjaty/RCA/IMRK/2008
44
Dokter bedah mengetahui kondisi pasien-kedua lututSurgeon knew patients condition Kedua lutut pasien bermasalah Tandai sisi operasi sesuai prosedur. Dilakukan oleh dokter bedah atau asistennya, menggunakan pensil kulit, setelah cek identitas pasien dan catatan2 yang penting untuk operasi.
Dokter bedah mengetahui kondisi pasien-kedua lutut pasien bermasalah Benar memberikan tanda pada sisinya( kanan) tetapi pada sisi yang tidak biasa dan tidak terlihat karena kompresi kaos. Hal ini tidak di cek oleh tim bedah
Ya
Persiapan dan drapping dilakukan sesuai kebijakan OK yaitu oleh ODP dan perawat OK. Torniket dipasang olerh ODP Dokumentasi anestesi dan OK untuk mencatat rencana operasi dan aktual operasi
Persiapan dan drapping dilakukan sesuai kebijakan OK yaitu oleh ODP dan perawat OK. Torniket dipasang oleh dokter bedah Tidak terdokumentasi dengan baik
Tidak
Ya Ya
arjaty/RCA/IMRK/2008
45
Penghalang atau kontrol untuk mencegah terjadinya bahaya Analisa penghalang didesain untuk mengidentifikasi : 1. Penghalang mana yang seharusnya untuk mencegah insiden 2. Mengapa penghalang gagal ? 3. Penghalang apa yang dapat digunakan untuk mencegah insiden terulang kembali ?
Ada 4 tipe penghalang ; 1. Penghalang Fisik 2. Penghalang Natural 3. Penghalang Tindakan manusia 4. Penghalang Administrasi
arjaty/RCA/IMRK/2008
46
arjaty/RCA/IMRK/2008
47
Hazard
Target
Barrier
ha r
Pasien
arjaty/RCA/IMRK/2008
48
SOP menyatakan bahwa dokter bedah atau asisten melihat pasien dan cek identitas dan semua hal yang berkaitan dengan operasi termasuk memeriksa tanda operasi
1. SOP tidak menerangkan kapan dan siapa yang melakukan. Tugas tersebut dilakukan oleh SpR2 dan konsultan, tetapi komunikasi dan informasi transfer tidak lengkap. 2. Konsultan lebih senang melihat pasiennya sebelum tanda operasi diberikan. Akibat terlambat waktu admission maka tanda operasi dilakukan oleh SHO
Tidak
1.
2.
SHO menandai tanda operasi dengan pensil kulit pada sisi yang tidak biasa, yang tidak mudah dilihat oleh dokter bedah. SHO tidak pernah mendapat training menenai hal ini. Kaos kompresi menghalangi tanda operasi
arjaty/RCA/IMRK/2008
49
Tiap masalah (CMP) dpt berkaitan dengan beberapa faktor yang dapat memberikan dampak pada timbulnya insiden. Mis : motivasi individu kurang, supervisi tim kurang, kebijakan pelatihan tidak adekuat dll. Berbagai metode dapat digunakan untuk mencatat faktor kontribusi yang berkaitan dengan CMP
arjaty/RCA/IMRK/2008
50
FISHBONE DIAGRAM
Kondisi Personal Pengobatan Riwayat Hub Staf & Pasien Kesehatan Fisik dan mental
Kompetensi
Komunikasi tertulis
Komunikasi verbal
Desain tugas
Waktu
arjaty/RCA/IMRK/2008
51
arjaty/RCA/IMRK/2008
52
Akar Masalah
Tindakan
Waktu
Tanda Tangan
arjaty/RCA/IMRK/2008
53
Safety - acceptable levels of risk Effectiveness - evidenced based Patients - central focus Timeliness - reduce on the time we wait Efficiency - reduce waste
CLinical
arjaty/RCA/IMRK/2008 54
RCA Reactive
Specific Event
arjaty/RCA/IMRK/2008
Investigasi -> AAM/ RCA Tim Kumpul data & Identifikasi masalah Pemetaan Informasi (Tools) Analisa informasi (Tools)
Insiden
Rekomendasi & Action Plan Investigasi Sederhana : Penyebab langsung Penyebab melatarbelakangi
arjaty/RCA/IMRK/2008 56
arjaty/RCA/IMRK/2008
57
arjaty/RCA/IMRK/2008
58
arjaty/RCA/IMRK/2008
59