Anda di halaman 1dari 10

Metode dan Teknik Penyuluhan Narkoba dan HIV/AIDS

H. Sumardin Makka SKM, M.Kes A. Pendahuluan


1. Tujuan akhir yang diharapkan dari kegiatan penyuluhan Narkoba dan

HIV/AIDS adalah adanya perubahan perilaku sasaran tentang upaya penanggulangan Narkoba dan HIV/AIDS. 2. Perubahan perilaku tersebut dapat berupa pengetahuan, sikap maupun tindakan atau kombinasi dari ketiga unsur tersebut.
3. Agar penyuluhan hasilnya efektif ada lima komponen yang saling

terkait dan perlu mendapatkan perhatian bagi setiap penyuluh yaitu kesiapan penyuluh itu sendiri, penguasaan materi, pemilihan dan penggunaan metode dan teknik yang tepat serta media penyuluhan yang menarik, termasuk pengenalan kebutuhan dan kemampuan sasaran dan perumusan tujuan penyuluhan yang akan dicapai.
4. Khususnya tentang pemilihan dan penggunaan metode dan teknik

penyuluhan bila ditinjau dari jumlah sasaran, dapat dikelompokkan menjadi tiga cara yaitu penyuluhan perorangan, penyuluhan kelompok, dan penyuluhan massa. a. Penyuluhan Perorangan Penyuluhan perorangan digunakan untuk membina perilaku baru serta membina perilaku individu yang mulai tertarik pada perubahan perilaku sebagai proses inovasi. Metode penyuluhan perorangan yang biasa digunakan ialah bimbingan , konsultasi pribadi, dan wawancara.

b. Penyuluhan Kelompok Metode penyuluhan kelompok dapat dibagi dalam kategori kelompok kecil, yang beranggotakan kurang dari lima belas orang dan kelompok besar yang beranggotakan lebih dari lima belas orang. Pada kelompok kecil, metode penyuluhan yang dapat digunakan seperti diskusi kelompok, curah gagas/ide, bola salju, buzz group, permainan peran, simulasi, dan demonstrasi. Pada kelompok besar digunakan metode seperti ceramah, seminar, symposium, dan forum panel. c. Penyuluhan Massa Penyuluhan massa digunakan pada sasaran yang bersifat massal yang bersifat umum dan tidak membedakan sasaran dari umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan. Penyuluhan massa tidak dapat diharapkan sampai pada terjadinya perubahan keterampilan, namun mungkin hanya sampai pada taraf sadar (awareness). Dalam pelaksanaannya digunakan media massa, seperti media elektronik (TV, radio), media cetak (surat kabar, majalah). Beberapa bentuk penyuluhan massa ialah ceramah umum, pidato, simulasi, artikel di majalah, film cerita, dan papan reklame. 1) Penyuluhan Massa dengan Metode Ceramah Ceramah adalah salah satu metode penyuluhan yang sering digunakan dimana kita menerangkan atau menjelaskan dengan lisan disertai tanya jawab dan diskusi kepada sekolompok pendengar. Agar lebih efektif, ceramah harus disertai dengan pemakaian alat peraga seperti papan tulis, gambar-gambar atau tulisan tulisan yang dicetak , flipchart, dan sebagainya tentang program yang akan disampaikan.

Teknik penyelanggaraan ceramah yang baik harus mengikuti langkah langkah sebagai berikut : (a) Persiapan Ceramah (1) Tentukan maksud dan tujuan ceramah. Misalnya : - Untuk menyampaikan keterangan-keterangan atau idea tentang program yaitu meliputi arti dan tujuan program serta langkahlangkah pelaksanaannya. - Untuk mendorong hasrat dan keinginan masyarakat dalam rangka memberikan motivasi untuk pengikutsertaan dalam kegiatan pelaksanaan program. - Untuk mengajak masyarakat dalam mencari suatu cara guna memecahkan masalah-masalah program, atau persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat dalam pelaksanaan program nantinya. (2) Ketahuilah atau tentukan siapa-siapa yang akan menghadiri atau mendengarkan ceramah tersebut : Menentukan bagaimana isi ceramah, cara menyampaikannya serta jenis alat peraga apa yang dipakai dan biasa dikenal masyarakat. (3) Siapkan materi atau pesan-pesan yang akan disampaikan dalam ceramah. (4) Berhematlah dengan waktu untuk menyampaikan atau membicarakan hal-hal yang dipusatkan pada satu aspek dari program yang membicarakan banyak hal dalam waktu yang sama serta dapat membingungkan pendengar ceramah. Biasanya waktu yang baik dan efektif untuk satu kali ceramah tidak lebih dari 40 menit.

(5) Berikan kesempatan pada akhir ceramah beberapa menit untuk mengadakan Tanya jawab atau diskusi tentang pokok-pokok penting dalam pembahasan masalah. (6) Jangan lupa setiap selesai ceramah berikanlah uraian singkat sebagai kesimpulan atau saran-saran dari ceramah dan diskusi tersebut di atas. (7) Siapkan jenis-jenis alat peraga yang akan dipergunakan dalam ceramah. (8) Tempat pelaksanaan ceramah hendaknya memenuhi syarat sebagai berikut : - Cukup luas untuk menampung jumlah pendengar ceramah yang direncanakan. - Cukup terang. - Cukup udara keluar masuk (udara mengalir). - Kursi atau bangku atau sarana lainnya untuk mendengar ceramah harus cukup, termasuk penceramah sendiri. - Ada papan tulis yang lengkap tersedia. - Cukup tenang (jauh dari kebisingan lalu lintas atau keributan pasar dan sebagainya). (b) Pelaksanaan Ceramah (1) Dimulai dengan memperkenalkan diri, maksud dan tujuan ceramah serta harapan-harapan yang hendak dicapai. (2) Penjelasan secara sistematis dari isi ceramah. (3) Diseling-selingi dengan humor yang segar untuk memusatkan kembali perhatian pendengar tentang ceramah itu.

(4) Suara yang cukup keras dan turun naik, sehingga tidak membosankan pendengar. (5) Pemakaian alat peraga yang tepat dan benar-benar dapat memperjelas yang tidak jelas. (6) Pakailah bahasa yang mudah dimengerti oleh pendengar. (7) Usahakan suasana ceramah itu menyenagkan, sehingga pendengar merasa bebas bertanya dan mengemukakan pendapatnya. (8) Setiap kira-kira 5 menit diberikan waktu untuk mengajukan pertanyaan. (9) Jawablah setiap pertanyaan secara menyakinkan dan jujur, sehingga dapat memuaskan yang bertanya. (10) Setiap pertanyaan diusahakan untuk menjadi bahan diskusi, sehingga pendengar-pendengar yang lain dapat diikutsertakan. (11) Ketika akan menghadiri ceramah, buatlah tinjauan sekali lagi mengenai apa yang sudah diceramahkan secara sistematis, sehingga semua pendengar mempunyai gambaran yang sama. (12) Berikan kesempatan terakhir untuk bertanya sebelum ceramah ditutup
(13) Mintalah perhatian dan kesadaran pendengar terhadap pentingnya

masalah yang sedang dibicarakan untuk disukseskan bersama-sama.


(14) Sarankan kepada mereka untuk datang dan mempergunakan

pelayanan yang ada di Rumah Sakit atau puskesmas-puskesmas, yang memang disediakan untuk mereka. (15) Ucapkan terima kasih atas perhatian dan waktu yang telah diluangkan untuk mendengarkan ceramah itu. (16) Setelah ceramah, beramah-tamahlah sebentar dengan para pendengar sebab mungkin ada pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat diajukan

dalam suasana ceramah resmi, tetapi dalam suasana hubungan tidak resmi dapat diajukan. c) Penilaian Setiap ceramah perlu diadakan penilaian, secara langsung ataupun tidak langsung, untuk mengetahui apakah pendengar mengerti atau tidak terhadap apa yang telah diceramahkan. Caranya : (1) Mengajukan pertanyaan secara lisan tentang ceramah yang diberikan.
(2) Membuat angket pertanyaan yang perlu diisi oleh pendengar dengan

tidak usah mencamtumkan namanya. (3) Mengadakan wawancara setelah habis ceramah kepada beberapa orang pendengar.
(4) Mengadakan observasi selama ceramah mengenai perhatian dan

keterangan serta pertanyaan yang diajukan. Yang perlu dinilai : (1) Pengetahuan tentang isi ceramah.
(2) Tanggapan tentang ceramah : Isi, Penceramah, Cara penyampaian.

(3) Kegunaan ceramah menurut pendapat mereka. (4) Kesanggupan diceramahkan.


(5) Komentar umum tentang ceramah :

untuk

menerima

atau

melaksanakan

ide

yang

Isi Ceramah, Tempat duduk,

Penyelenggara, dan lain-lain.

2) Metode Penyuluhan Partisipatif Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai konsep penyuluhan partisipatif dan petunjuk praktis bagaimana melakukan penyuluhan partisipatif. Pendekatan Penyuluhan partisipatif adalah cara penyampaian informasi kepada masyarakat dimana masyarakat turut menentukan topic dan proses penyuluhan dari awal. Pendekatan ini adalah multi-arah dimana setiap peserta penyuluhan diajak untuk bertanya dan memberi masukan. Pendekatan ini mengakui bahwa anggota masyarakat adalah nara sumber yang mempunyai pengetahuan mengenai dirinya, masyarakat setempat, dan mengenai keadaan lingkungannya. Masyarakat juga mempunyai persepsi dan prioritas sendiri yang perlu ditanggapi. Pendekatan ini mulai dengan pengumpulan topik-topik prioritas apa saja yang dianggap prioritas tinggi. setelah topik-topik tersebut ditanggapi , topik yang baru dapat dimasukkan atau diperkenalkan. Dengan pendekatan ini informasi lain yang diperlukan untuk memudahkan adopsi perilaku baru yaitu untuk menciptakan enabling environment, dapat tergali. Tabel berikut ini membandingkan cara penyuluhan metode ceramah dan penyuluhan partisipatif. PENYULUHAN KESEHATAN YANG BIASANYA DILAKUKAN 1. Penyuluh berusaha memperbaiki kesehatan masyarakat dengan cara memberi penyuluhan kesehatan. PENYULUHAN KESEHATAN PRINSIP-PRINSIP PENYULUHAN PARTISIPATIF 1. Pendekatan Penyuluhan partisipatif menganut prinsipprinsip pembelajaran orang dewasa. Penyuluh menghargai PRINSIP-PRINSIP PENYULUHAN

YANG BIASANYA DILAKUKAN 2. Cara memberi penyuluhan kesehatan adalah cara yang sudah menjadi kebiasaan yaitu ceramah tanya jawab.

PARTISIPATIF peserta (masyarakat) dan menganggap peserta sesama orang dewasa, tidak menghakimi. 2. Peserta merupakan narasumber.

3. Yang memberi penyuluhan kesehatan belum tahu kebutuhankebiasaan-persepsi dan kelompok penerima penyuluhan. 4. Bila peserta tidak terlalu banyak, 4. Sesudah penyuluhan, penyuluh merasa lega telah selesai melaksanakan tugasnya tetapi tidak memantau hasil penyuluhannya. 5. Penyuluhan kesehatan dengan cara ceramah-tanya jawab tidak bisa menghasilkan komitmen bersama dengan penerima penyuluhan. dan ada waktu yang cukup, mulailah penyuluhan dengan memperkenalkan diri dan meminta peserta untuk memperkenalkan diri. 5. Posisi penyuluh dan peserta membaur dengan layout posisi duduk melingkar dan tidak dibedakan tinggi rendah tempat duduk. Hindari berbicara dari atas panggung dan dari belakang meja. 3. Jumlah peserta dibatasi antara 10- 25.

PENYULUHAN KESEHATAN YANG BIASANYA DILAKUKAN

PRINSIP-PRINSIP PENYULUHAN PARTISIPATIF

6. Selalu memulai penyuluhan dengan pembukaan bahwa kita sama-sama belajar. 7. Jelaskan topik bahasan (gunakan alat Bantu bila ada). 8. Mulai dengan menanyakan peserta: Masalah apa yang dialami sehubungan dengan topik bahasan. - Apa saja yang diketahui? - Pengalamannya bagaimana? - Pengobatan atau penyelesaian bagaimana? - Dan lain sebagainya. 9. Gali sebanyak mungkin mengenai informasi apa saja yang sudah dimiliki masyarakat sebelum menyajikan informasi baru atau topik bahasan yang aktual. PENYULUHAN KESEHATAN YANG BIASANYA DILAKUKAN PRINSIP-PRINSIP PENYULUHAN PARTISIPATIF 10. Sajikan informasi sambil selalu

menanyakan apakah ada yang ingin menambah keterangan atau bertanya. Setelah selesai, rangkum poin-poin penting.

Referensi Green, Lawrence, Health Education Planning, A diagnostic Approach, The John Hopkins University, Mayfield Publishing Co., 1980 Julie Marsaban, Penyuluhan Partisipatif, Konfrensi Nasional Promosi Kesehatan ke-4, Makassar : 2006 Soekidjo Notoatmodjo, Metodologi Pendidikan dan Pengajaran Bursa Buku FKM-UI, Jakarta : 1990

Anda mungkin juga menyukai