Anda di halaman 1dari 19

Lamp No Tgl

: Kep.Dir.RSUDZA : 445 / / 2010 : 14 .Agustus 2009

KEBIJAKAN SISTIM RUJUKAN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.ZAINOEL ABIDIN

I. Pendahuluan Demi tercapainya pelayanan yang memuaskan pada IGD RSUDZA maka tidak tertutup kemungkinan IGD RSUDZA bekerja sama dengan unit pelayanan kesehatan lain di luar IGD RSUDZA meliputi pemeriksaan diagnostik, pemeriksaan specimen, dan merujuk pasien karena ruang rawat inap yang penuh di RSUDZA. II. Tujuan Tujuan Umum Sebagai acuan untuk pengiriman dair RSUDZA baik untuk rujukan diagnostic/terapi ataupun untuk alih rawat Tujuan khusus Pedoman untuk melakukan pengiriman pasien dari RSUDZA baik unuk rujukan diagnostik atau terapi atupun untuk alih rawat sesuai dengan prosedur. III. Kebijakan Adapun kebijakan yang harus dipatuhi adalah sebagai berikut 1) Rujukan bisa berasal dari dokter jaga IGD RSUDZA

2) Setelah penderita mendapat penanganan di IGD RSUDZA maka penderita dapat Dipulangkan dengan ketentuan: Surat rujukan diisi oleh dokter tentang diagnosa dan terapi kemudian dikirim kembali ke tempat asal rujukan khusus pasien yang berasal dari rumah sakit di dalam kota banda aceh Dirujuk ke rumah sakit lain karena:

1. Atas permintaan sendiri atau keluarga 2. Ruangan rawat di RSUDZA penuh 3) Untuk pemeriksaan spesimen Surat pengantar/ rujukan di isi oleh dokter, kemudian dokter IGD

menghubungi unit terkait via telepon untuk datang ke IGD RSUDZA 4) Hasil pemeriksaan specimen di antar oleh Unit yang bersangkutan 5) Semua biaya yang diperlukan untuk pemeriksaan specimen menjadi tanggung jawab pasien atau keluarga yang dirawat di IGD RSUDZA 6) Penderita / pasien yang dirujuk ke unit pelayanan kesehatan lain, selama perjalanan maupun biaya perjalanan, akomodasi, dan uang saku sampai tiba kembali di RSUDZA serta biaya sewa alat dan barang habis pakai yang diperlukan selama perjalanan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak keluarga pasien. 7) Pasien/ keluarga pasien telah melunasi semua biaya selama perawatan di IGD RSUDZA

8) Pasien yang akan dirujuk sebelumnya telah mendapat persetujuan dari rumah sakit yang dituju untuk menerima pasien.

Ditetapkan, Direktur RSUD dr. Zainoel Abidin

dr. Taufik Mahdi, Sp.OG Pembina Utama Muda NIP. 19611129 198709 1 001

DATA PASIEN YANG DIRUJUK KE RS LAIN

No + 1 1 2

Bulan

Gadar

Katagori Non Gadar

Diagnosa

Rujuk

Ket

Septembar 727753 666234 Oktober 729706 729826 729831 November 737499 739438 Desember

CKB DHF

RS. Kesdam RS. Fakinah

R.Ku Penuh VIP penuh

CKB CKB CKB

RS.Kesdam RS. Fakinah RS. Kesdam

R.ICU penuh Vip penuh Ruang ICU Penuh

CKB Abdomen disv

RS. Fakinah Rs. Fakinah

Ruang ICU Penuh Vip penuh

bulan No September 728989 728191 729312 729210 667944 Oktober 729675 729685 Nobembar Dsember 757684 784088 784111 784335 Widal DDR

Jenis Pemeriksaan

Diagnosa

Tempat pemeriksaan

Elektrolit Hb sHg Elektrolit Elektrolit Elektrollit

Ggk Hepatitis Atresia ani Ped Ksedaram Sidrom nefrotik

Riset Prodia Riset Riset Riset

Elektrolit Elektrolit

Atresia ani Kesadaran menrun

Riset Riset

Febrit Riset

Elektrolit DDR Elektrolit HbsAg

Ggk Dbs. Febris

Riset Riset

Hepatitis

PRodia

Lamp

: Kep.Dir.RSUDZA

No Tgl

: 445 / / 2010 : 14 .Agustus 2009

KEBIJAKAN PERENCANAA DAN PENGGUNAAN OBAT-OBAT LIFE SAVINGPADA INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM Dr.ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH 1. Pengertian Obat dan peraltan life saving adalah obat-obatan dan peraltan yang diperlukan pada keadaan gawat darurat untuk mencegah terjadinya kematian atau ketidakmampuan atau kecacatan seumur hidup

2. Tujuan a. Tujuan Umum

Terlaksananya penggunaan obat dan peraltan life saving secara benar sesuai prosedur b. Tujuan khusus agar persediaan obat-obatan dan peralatan life saving selalu

terjamin di Instalasi Gawat Darurat RSUDZA pedoman untuk penggunaan obat-obatan dan peralatan life saving

sesuai prosedur. 3. Kebijakan 1. Petugas jaga farmasi IGD bertugas menyediakan obat-

obatan dan peraltan life saving yang dibutuhkan untuk IGD melalu pengamprahan barang sesuai daftar obat life saving

2.

petugas farmasi yang berjaga pada shiftnya harus

menyediakan obat dan alat-alat life saving dalam trolly emergency 3. setiap pemakaian obat harus selalu dicatat dalam buku

pemakaiaan obat dan alat life saviang (nama, jenis, dosis obat, nama dr. perawat yagn mengamb il serta tanggal pengambilan). 4. setiap pasien dengan jaminan jamkesmas dan askessos +

JKA jika menggunakan obat, maka obat-obat yang dipakan dijamin ketersediaanya oleh depo farmasi IGD, dengan melampirkan Resep-respe dan fhoto copy jaminannya. 5. untuk pasien umum obat-obatna yang dipakai adalah

obat-obat sedin depo farmasi IGD terlebih dahulu dengan ktentuan pasien diberikan resep untuk menggantikan obat yang telah dipakai sebelumnya.] 6. petugas farmasi, harus menyediakan oabt-obatan life

saving pada hari libur. 7. petugas igd harus tahu setiap penggunaan obat yang

digunakan dengan berpedoman pada ATIW (tempat, Indikasi, tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, waspada efek samping obat). 8. obat-obat sisa harus disampaikan sput dan diberi etiket

(nama obat dan jumlah sisa obat) serta disimpan di tempat yang baik dan benar

9.

bila terdapat kehilangan alat/obat life saving akan

menjadi tanggung jawab petugas sesuai shift nya.

Ditetapkan, Direktur RSUD dr. Zainoel Abidin

dr. Taufik Mahdi, Sp.OG Pembina Utama Muda NIP. 19611129 198709 1 001

Lamp No Tgl

: Kep.Dir.RSUDZA : 445 / / 2010 : 14 .Agustus 2009

KEBIJAKAN TRIAGE PADA INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.ZAINOEL ABIDIN Pendahuluan

Triage adalah seleksi terhadap keluhan atau masalah penderita dalam situasi sehari-hari dan seleksi penderita atau korban akibat adanya bencana tujuan

sebagai acuan untu melakukan seleksi pasien gawat darurat menurut tindakan kegawatan sehingga dapat diberikan pelayanan cepat tepat cermat dan Profesional selama 24 jam Kebijakan. a. Triage dilakukan oleh dokter di IGD atau perawat senior apabila dokter sedang melakukan tindakan pada pasien lain nya. b. Triage tidak boleh dilakukan lebih dari 60 detik. c. pasien yang di Triage di bagi atas 4 bagian yaitu i. pasien gawat darurat ke resusitasi ii. pasien yang memerlukan tindakan khusus ke ruang tindakan iii. pasien yang tidak gawat tidak darurat ke ruang observasi iv. pasien meninggal ke kamar jenazah d. Setiap ruangan di IGD diberi label (tanda) kegawat daruratan

i. Merah untuk gawat darurat (segera) ii. Kuning untuk gawat tidak darurat (mendesak) iii. Hijau untuk tidak gawat dan tidak darurat (tunda/ evaluasi) iv. Hitam untuk pasien meninggal (meninggal) e. Triage menggunakan tahapan ABC (A) Airway (B) Breathing (C) Circulation

Ditetapkan, Direktur RSUD dr. Zainoel Abidin

dr. Taufik Mahdi, Sp.OG Pembina Utama Muda NIP. 19611129 198709 1 001

Lamp No Tgl

: Kep.Dir.RSUDZA : 445 / / 2010 : 14 .Agustus 2009

ALUR TRIAGE IGD

Pasaien Datang

Triage oleh dokter

Pemilahan

Merah Gawat darurat (R.Sesusitasi)

Kuning gawat tidak darurat bedah/non bedah

Hijau Hitam tidak gawat darurat kamar jenazah (observasi, )

Tindakan

Rawat Ruangan

PBJ

Poliklinik

K.Jenazah

Lampiran Kep.Dir.RSUZA

No: 445/

/2010

Tgl: 14.Agustus 2009

KEBIJAKAN SISTEM DISASTER DI INTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.ZAINOEL ABIDIN

1.Pendahuluan Bencana yang terjadi dapat saja muncul setiap saat, dimana diketahui bencana tersebut dapat diakibatkan oleh alam atau ulah manusia. Dampak yang terjadi akibat bencana dapat mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia baik perorangan maupun secara perkelompok. Instalasi Gawat Darurat merupakan salah satu Instalasi di rumah sakit yang memberikan pelayanan kegawatdaruratan terdepan dalam waktu 1 x 24 jam terus menerus, sehingga pelayanan yang di berikan akan memberikan cermin dari pelayanan rumah sakit tersebut. Oleh sebab itu peranan SDM IGD dalam menerima pasien pasien korban bencana atau kegawatdaruratan sehari hari sangat menentukan dari kuwalitas (mutu) pelayanan tersebut dimana di butuhkan tenaga siap pakai yang bekerja sebagai tim solid multi disiplin dan multi profesi Peningkatan pengetahuan dan keterampilan medic bagi petugas IGD mutlak harus dilakukan , sehingga petugas IGD harus mempunyai kompetensi kompetensi dalam memberikan tindakan kegawatdaruratan tersebut dengan

demikian semua petugas IGD harus mempunyai nilai plus dalam hal adanya pelatihan yang berhubungan dengan kegawatdaruratan . Instalasi Gawat Darurat RS.Dr. Zaionel Abidin telah melakukan serangkaian usaha- usaha untuk menigkatkan SDM petugas baik pengetahuan maupun keterampilan medic. Untuk meningkatkan keterampilan medik setiap petugas IGD dalam hal memilih (Triage) dan penilaian serta penanganan awal(Initial assesment) pasien yang mengalami kegawatdaruratan khususnya korban bencana yang berkunjung di IGD, perlu dilakukan suatu simulasi di lapangan untuk menilai respon time dari tim IGD tersebut. Oleh sebab itu IGD RS. Dr. Zaioel Abidin telah merencanakan membuat kegiatan simulasi indoor tentang triage dan initial assessment di gedung IGD Lantai 3. 2.TUJUAN Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk: UMUM: Dapat melakukan pelayanan yang optimal bagi pasien korban bencana dan pasien kegawatdaruratan sehari- hari yang berkunjung di IGD. KHUSUS a. Melakukan persiapan sehubungan dengan timbulnya bencana (keracunan missal) b. Dapat melakukan penilaian awal dan penanganan pada pasien yang mengalami kegawatdaruratan yang

berkunjung IGD

c. Dapat mengoptimalkan pelayanan sehingga respon time pelayanan dapat dipersingkat. d. Dapat menurunkan angka kematian dan kecacatan pada pasien yang yang berkunjung di igd e. Melakukan koordinasi dari tingkat atas sampai ke bawah f. Dapat melakukan momibilisasi tenaga , alat-alat dan obatobatan di bawah komando penanggung jawab bencana / pimpinan rumah sakit. 3. Methodologi Latihan /simulasi dilakukan langsung di lapangan / ruangan , tetapi sebelumnya sudah dilakukan gladokotor bagi para peserta latihan .Penjelasan kepada peserta latihan sangat penting dilakukan untuk ketetapan dan kecepatan dalam bertindak Organisasi Tim Organisasi tim mengaju dari stuktur organisasi bencana paripurna RS. Dr. Zainoel Abidin dan stuktur organisasi dari Brigade Siaga Bencana Wilayah Nanggroe Aceh Darussalam. Tenaga tenaga yang ada dalam organisasi BSB akan di bantu dari tenaga-tenaga IGD dengan melalui masing- masing penanggung jawab yang terkait.

Perencanaan SDM Tenaga tenaga yang ada di IGD adalah merupakan tenaga- tenaga yang sudah melalui pelatihan pelatihan tentang kegawatdaruratan yang

mengajukepada kompetensi yang ada . pelatihan antara lain :ATLS, ACLS, SPGDT&GELS, PPGD,BLS Dalam rangka peningkatan SDM , maka semua tenaga / staf yang terlibat dalam Tim Bencana / Disaster wajib mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan SDM yang di rencanakan oleh IGD Perencanaan Logistik Kebutuhan logistic yang berhubungan dengan bencana ,oleh tim yang ada sudah menyediakan di gudang Farmasi /RS ,di mana kebutuhan antara lain Alkes dan Obat- obat sudah siap pakai. Penyediaan Alkes dan obat-obat tersebut yaitu berdasarkan rekomendasi Direktur RS dan koordinasi dengan gudang Farmasi sehingga pengadaan dapat di lakukan dengan segera. Perencanaan Komunikasi Komunikasi merupakan salah satu sarana yang penting dalam melakukan penaggulangan bencana /disaster ,di mana semua aktifitas tim dapat berjalan dengan baik dan cepat serta tepat dengan adanya alat komunikasi. Anggota tim akan dilengkapi sarana komunikasi berupa : Telepon satelit, HP, aiphone dalam RS dan komunikasi HT yang setiap saat di lakukan baik dalam RS maupaun di luar RS Perncanaan Transportasi Sarana Transportasi yang di perlukan oleh tim Bencana dapat berupa kendaraan roda dua /empat perahu karet, pesawat dan kapal laut. Semua sarana Transportasi tersebut dalam dilakukan setiap saat sesuai dengan tempat bencana, dan keperluan

dana untuk sarana tersebut sudah di siapkan sebelumnya , sehingga tidak menganggu aktifitas dari tim bencana tersebut. Oleh pimpinan BSB dan pihak direksi telah melakukan koordinasi sehingga kebutuhan yang berhubungan dengan sarana transportasi dapat diatasi dengan segera.

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA Evaluasi pelaksanaan latihan / simulasi dilakukan dalam 2 bentuk yaitu: evaluasi dari peserta latihan melalui angket dan evaluasi oleh kepala IGD besertapara instruktur.Hasil evaluasi tersebut dibacakan dalam setip penutupan pelatihan dan di buatkan laporan secara tertulis ke kepala IGD dan tembusan direksi RS.

PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUSI KEGIATAN Evaluasi kegiatan dilakukan secara terncana dan silmutan melalui observasi dan evaluasi tertulis setiap 6-12 bulan.

KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN Kegiatan pokok: Latihan / simulasi in door korban missal Rincian Kegiatan Dalam melaksanakan kegiatan latihan/ simulasi, maka ada beberapa langkah yang harus dilakukan adalah ;

1.Rapat internal oleh kepala IGD untuk membirakan kegitan tersebut 2. Membentuk panitia kecil 3. pembahan kegiatan latihan /simulasi 4. koordinasi dengan pihak direksi tentang kegitan simulasi in door tersebut 5. Sosialisasi kegiatan dan informasi kepada semua staf IGD 6. Rapat internal panitia kecil 7. Gladi kotor kegiatan 8. Pelaksanaan kegiatan 9. Pencatatan dan pelaporan 10. Monitor dan evaluasi kegiatan

CARA MELAKSANAKAN LATIHAN Pelaksanaan kegiatan dilakukan : a.Waktu Kegiatan : b. Tempat pelatihan c. Sumber Dana

SASARAN KEGIATAN 1. Semua staf medis (dokter, perawat)dan non- medis yang ada bertugas di IGD 2. Staf instalasi pemeriksaan penunjang yang terkait dengan IGD, tenaga lain di luar RS.

KOMPONEN/ PERALATAN KEGIATAN

1.Ruangan tempat pelatihan dengan setting ruangan (triage, resusitasi, observasi bedah dan non- bedah) 2.Staf IGD yang terlibat simulasi 3.Pasien/ korban 4.Keluarga pasien 5.Peralatan moulage pasien 6.Brankar 7.Tempat tidur lipat/ vul bed 8.Alat emergency kit 9.Alat transportasi/ evakuasi pasien 10. Alat komunikasi (aiphone, HT dan HP) 11. Label triage 12. Kartu triage 13. Obat- obatan/ infuse 14. Alat EKG, Syringe pump, Syok, monitor, ventilator, saturasi oksigen ,tabung oksigen

Anda mungkin juga menyukai