com
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com CONTOH APLIKASI: 1. Pengertian Kinerja Untuk melihat hakikat kinerja guru, terlebih dahulu dikemukakan pandangan para pakar tentang apa sebenarnya kinerja itu. Whitmore (1997:104) mengemukakan bahwa kinerja adalah pelaksanaan fungsifungsi yang dituntut dari seseorang. Pengertian ini menurut Whitmore merupakan pengertian yang menuntut kebutuhan paling minim untuk berhasil. Oleh karena itu, ia mengemukakan pengertian kinerja yang dianggap representatif untuk menggambarkan tanggung jawab yang besar dari pekerjaan seseorang. Menurutnya, kinerja yang nyata jauh melampaui apa yang diharapkan, yakni kinerja yang menetapkan standar-standar tertinggi orang itu sendiri, selalu standar yang melampaui apa yang dimaui atau diharapkan orang lain. Dengan demikian menurut Whitmore, kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi atau apa yang diperlihatkan seseorang melalui keterampilan nyata. Bertolak dari pandangan Whitmore di atas, kinerja menuntut adanya
pengekspresian potensi seseorang, dan pengekspresian ini menuntut pengambilan tanggung jawab atau kepemilikan yang menyeluruh. Jika tidak, maka hal itu tidak akan menjadi potensi seseorang, tetapi sebagian akan menjadi miliki orang lain. Oleh karena itu, pengarahan dari pimpinan, dalam hal ini kepala sekolah, akan menjadi penting dalam rangka mengoptimalkan potensi seseorang. Pengarahan dari pimpinan, misalnya dalam bentuk memerintah, menuntut, memberikan instruksi, membujuk dengan ancaman yang jelas atau tersembunyi. Tidak bisa menghasilkan kinerja optimum yang tahan lama, walaupun mungkin bawahan bisa menjalankan pekerjaan itu.
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com Pandangan lain, seperti dikemukakan Ptricia King (1993:19) bahwa kinerja adalah aktivitas seseorang dalam melaksanakan tugas pokok yang dibebankan kepadanya. Mengacu dari pandangan ini, dapat diinterpretasikan bahwa kinerja seseorang dihubungkan dengan tugas rutin yang dikerjakannya. Sebagai seorang guru, misalnya, tugas rutinnya adalah melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah. Hasil yang dicapai secara optimal dari tugas mengajar itu merupakan kinerja seorang guru. Berbeda dengan pendapat Patricia King, pakar lain Mitchall Terence (1978) memandang bahwa kinerja atau performance merupakan hasil interaksi atau berfungsinya unsur-unsur motivasi, kemampuan, dan persepsi pada diri seseorang. Pandangan yang hampir senada dikemukakan McDaniel (Dokumen internet, t.t: 2) yang mengemukakan bahwa kinerja adalah interaksi antara kemampuan seseorang dengan interaksinya. Berdasarkan pandangan ini dapat ditegaskan bahwa kinerja merupakan penjumlahan antara kemampuan dan motivasi kerja yang dimiliki seseorang. Dalam kaitannya dengan kinerja guru, kinerja mereka dapat terrefleksi dalam tugasnya sebagai seorang pengajar dan sebagai seorang pelaksana administrator kegiatan mengajarnya. Atau dengan kata lain, kinerja guru dapat dilihat pada kegiatan merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses belajar mengajar yang intensitasnya dilandasi etos kerja dan disiplin profesional guru. Mengacu dari tugas yang berkaitan dengan kinerja guru sebagaimana disebutkan di atas, dapat dikemukakan bahwa terdapat dua tugas guru yang dijadikan acuan kinerja guru. Kedua tugas itu adalah tugas yang berkaitan dengan kegiatan proses pembelajaran, dan tugas yang berkaitan dengan penataan, perencanaan yang berkaitan dengan tugas pembelajaran.
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com Kegiatan pembelajaran tersebut dapat dipilah menjadi dua yakni kegiatan mengajar dan kegiatan belajar di mana masing-masing kegiatan tersebut memiliki makna yang berbeda. Kegiatan mengajar dilakukan oleh satu orang guru atau lebih, sedangkan kegiatan belajar dilakukan oleh pebelajar baik secara individu ataupun kelompok. Untuk melihat lebih jauh perbedaan kedua konsep tersebut, Degeng (1989:5) mendefinisikan kedua istilah tersebut sebagai berikut, pengajaran adalah upaya membelajarkan siswa, sedangkan belajar adalah pengkaitan pengetahuan baru pada struktur kognitif yang sudah dimiliki siswa. Dengan demikian, kegiatan pengajaran merupakan kegiatan guru untuk mengorganisir berbagai sumber belajar, yang dalam pandangan Association for Educational Communication and Technology (AECT) (lihat Satgas Definisi dan Terminologi AECT, 1986:2) yang menyatakan sumber belajar tersebut meliputi (a) pesan, (b) orang, (c) bahan, (d) peralatan, (e) teknik, dan (f) latar atau lingkungan. Sedangkan kegiatan belajar pada prinsipnya adalah upaya bagaimana memberikan sesuatu pengetahuan terbaru kepada siswa dengan jalan mengaitkannya dengan sejumlah pengetahuan yang telah mereka miliki. Berdasarkan analisis kegiatan mengajar dan belajar sebagaimana disebutkan ini, makin jelas tugas guru tidaklah ringan, tetapi merupakan tugas rutin yang merupakan suatu proses mencakup serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi antara guru dan siswa merupakan suatu keniscayaan. Dalam hal ini, interaksi mempunyai arti luas, tidak sekadar hubungan antara guru dan siswa, tetapi merupakan interaksi yang edukatif, di mana di dalamnya terjadi penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com Bagi Entwistle (1981), mengajar merupakan suatu usaha guru dalam mengelola perhatian dan waktu siswa yang dimulai dari awal sampai akhir di dalam kelas. Peranan guru dalam mengelola proses belajar mengajar, (dalam Carin, 1997), antara lain adalah sebagai fasilitator, yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif sehingga memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran, mengembangkan bahan belajar dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar agar tujuan belajar dapat dicapai. Penciptaan kondisi belajar yang memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran tersebut, bagi guru tidak cukup hanya meningkatkan profesionalisme semata dalam arti penguasaan keahlian di bidang studi yang diajarkannya, akan tetapi juga dituntut agar guru mampu melakukan administrasi penunjang kegiatan pembelajaran. Dengan kemampuan profesionalisme guru dalam arti keahlian bidang studi serta kemampuan menata administrasi penunjang pembelajaran, dapat diprediksi bahwa kinerja guru yang bersangkutan adalah baik. Berdasarkan beberapa pengertian yang diungkap di atas, dapat dikatakan bahwa kinerja guru adalah interaksi antara kemampuan seseorang guru dengan interaksinya sebagai tenaga pendidik dan pengajar yang dengan kemampuan itu ia dapat mengelola proses belajar mengajar secara maskimal.
2. Aspek-aspek Kinerja Guru Mengacu pada dua bidang tugas guru yang dikemukakan serta pandangan atas kinerja di atas, maka Mitchell (1978) merinci cakupan wilayah kinerja atas 5 faktor dominan, yakni (a) kualitas kerja, (b) kecepatan dan ketepatan, (c) inisiatif, (d)
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com kemampuan, dan (e) komunikasi. Selanjutnya, menurut Tollah (1993:78), terdapat tiga kriteria dasar yang berkaitan dengan kinerja guru, yaitu: (1) proses, (2) karakteristikkarakteristik guru, dan (3) hasil atau produk yaitu perubahan sikap siswa. Dalam proses belajar mengajar, kinerja guru dapat dilihat pada kualitas kerja yang dilakukan berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar yang mengacu pada kompetensi guru yang profesional. Dalam hal ini, indikator kinerja guru yang lebih gayut dalam tulisan ini adalah seperti dirumuskan dalam Lokakarya Pendidikan Nasional (Tollah, 1993) yang meliputi: (1) menguasai bahan, (2) mengelola proses belajar mengajar, (3) mengelola kelas, (4) menggunakan media atau sumber belajar, (5) menguasai landasan pendidikan, (6) merencanakan program pengajaran, (7) memimpin kelas, (8) mengelola interaksi belajar mengajar, (9) melakukan penilaian hasil belajar siswa, (10) menggunakan berbagai metode dalam pembelajaran, (11) memahami dan melaksanakan fungsi dan layanan bimbingan penyuluhan, (12) memahami dan menyelenggarakan administrasi sekolah, dan (13) memahami dan menafsirkan hasil-hasil penelitian untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Dalam landasan teori telah dipaparkan bahwa kinerja mutlak dimiliki guru sekolah menengah atas, agar dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas. Kinerja guru tersebut dapat dilihat dalam lima dimensi yang disertai indikator sebagai berikut:
1. Dimensi Kualitas Kerja Indikator: a. Merencanakan program pengajaran dengan tepat; b. Melakukan penilaian hasil belajar dengan teliti; c. Berhati-hati dalam menjelaskan materi ajaran; d. Menerapkan hasil penelitian dalam pembelajaran. 2. Dimensi Ketepatan/Kecepatan Kerja Indikator: a. Menerapkan hal-hal yang baru dalam pembelajaran; b. Memberikan materi ajar sesuai dengan karakteristik yang dimiliki siswa; c. Menyelesaikan program pengajaran sesuai dengan kalender akademik. 3. Dimensi Inisiatif Dalam Bekerja Indikator: a. Menggunakan media dalam pembelajaran; b. Menggunakan berbagai metode dalam pembelajaran; c. Menyelenggarakan administrasi sekolah dengan baik;
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com d. Menciptakan hal-hal yang baru yang lebih efektif dalam menata administrasi sekolah.
4. Dimensi Kemampuan Dalam Bekerja Indikator: a. Mampu dalam memimpin kelas; b. Mampu mengelola interaksi belajar mengajar; c. Mampu melakukan penilaian hasil belajar siswa; d. Menguasai landasan pendidikan
5. Dimensi Komunikasi Indikator: a. Melaksanakan layanan bimbingan belajar; b. Mengkomunikasikan hal-hal yang baru dalam pembelajaran; c. Menggunakan berbagai teknik dalam mengelola proses belajar mengajar; d. Terbuka dalam menerima masukan guna perbaikan pembelajaran.
Instrumen kinerja ini disusun dalam bentuk kuesioner objektif, di mana kepada responden akan diberikan beberapa butir soal dengan lima alternatif jawaban. Selanjutnya responden diminta untuk memilih satu jawaban yang dianggap paling sesuai dengan apa yang mereka rasakan. Materi kuesioner disesuaikan dengan kinerja yang dikaji melalui teori para pakar serta disesuaikan dengan situasi guru sekolah menengah atas yang menjadi subjek uji coba.
2. Kecepatan/Ketepatan Kerja
15,16,17,18
3 4 3 3
4. Kemampuan Kerja
5. Komunikasi
45,46
Jumlah
46
Keterangan : SS = Sangat Sering S = Sering KK = Kadang-kadang K = Kurang TP = Tidak Pernah Misalkan Anda melakukannya sangat sering kegiatan itu, maka pilihan Anda adalah memberikan tanda check list pada kolom SS. Sebagaimana pada contoh ini.
No 1. 2.
Pernyataan Sebelum mengajar saya menyiapkan rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran, saya susun berdasarkan analisis kemampuan awal siswa Sebelum memulai pengajaran pada awal caturwulan, saya mengadakan tes untuk mengetahui kemampuan awal siswa Menilai pekerjaan siswa saya lakukan secara obyektif Soal-soal yang saya berikan untuk siswa, saya mengambilnya dari bank soal yang sudah ada dan saya sudah pernah ajarkan Dalam menjelaskan materi pembelajaran, saya sangat hati-hati untuk menghindari penjelasan konsep yang keliru. Hasil-hasil penelitian tentang perbaikan pembelajaran yang saya ikuti dalam seminar dan saya baca, saya terapkan dalam pembelajaran. Dalam menjelaskan materi pelajaran saya memberikan contoh-contoh pada kehidupan riil yang dialami siswa seharihari. Saya memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya pada saat menjelaskan materi. Hasil-hasil pekerjaan siswa yang telah dinilai, saya kembalikan sebagai balikan bagi siswa untuk melihat di mana kelemahannya Saya berusaha memberikan materi pelajaran yang mengacu pada buku-buku baru sesuai kurikulum yang berlaku. Saya aktif mengikuti seminar-seminar pembelajaran untuk saya terapkan dalam pembelajaran di kelas. Saya menetapkan materi ajaran berdasarkan karakteristik siswa. Untuk melihat karakteristik siswa, pada
3.
4. 5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13. 14.
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com awal semester, saya mengadakan tes kemampuan akademik. 15. Agar materi ajaran dapat diselesaikan sesuai kalender akademik, maka saya membuat rencana pertemuan dari awal sampai akhir. 16. Rencana pertemuan yang telah saya susun, saya usahakan untuk saya minta tepati sehingga materi benar-benar rampung dalam semester itu. 17. Jika saya ada pekerjaan lain di sekolah, ketua kelas saya minta bantuan untuk menyalin materi di papan tulis. 18. Tugas-tugas yang saya berikan kepada siswa, saya kumpulkan tepat waktu dan setelah dinilai dikembalikan lagi kepada siswa. 19. Dalam mengajar saya berusaha menggunakan media pembelajaran. 20. Media pembelajaran yang saya gunakan, saya sesuaikan dengan materi pembelajaran. 21. Jika tidak tersedia media pembelajaran di sekolah, saya berusaha membuat sendiri. 22. Biasanya pembelajaran di kelas saya berikan dalam bentuk kelompok. 23. Tugas-tugas individu saya berikan dalam bentuk pekerjaan rumah. 24. Dalam memberikan materi pelajaran biasanya saya kaitkan dengan kehidupan nyata. 25. Setiap akhir semester, siswa saya ajak wisata ke tempat-tempat bersejarah. 26. Data-data siswa saya atur dengan baik. 27. Data perkembangan belajar siswa biasanya saya atur sendiri, sehingga waktu saya butuhkan tersedia dengan rapi. 28. Satuan pelajaran untuk setiap kali pertemuan, biasanya saya sudah atur dengan baik. 29. Semua buku administrasi kelas sesuai pedoman yang dianjurkan, saya siapkan dengan baik. 30. Biasanya saya mengatur administrasi sekolah dan kelas dengan menciptakan
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com cara yang baru yang mudah saya pahami. 31. Buku-buku administrasi pengelolaan kelas yang diminta kepala sekolah saya siapkan dengan baik. 32. Saya berusaha melakukan perbuatan yang menjadi panutan siswa 33. Agar siswa dapat menggunakan waktu belajarnya dengan baik, saya membentuk kelompok belajar siswa dan saya memantau kegiatan itu. 34. Jika ada kelas yang gurunya berhalangan hadir, saya berusaha memberikan tugas untuk mereka kerjakan. 35. Sebelum memulai pelajaran di kelas, biasanya saya mengajarkan siswa untuk berdoa bersama 36. Setiap kali mengajar, saya adakan tanya jawab dengan siswa. 37. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan baik, langsung saya katakan bagus anda termasuk anak pintar. 38. Siswa yang kurang mampu mengikuti penjelasan secara bersama-sama di kelas, saya berikan penjelasan secara tersendiri. 39. Dalam pelaksanaan tugas mengajar saya berpedoman pada aturan yang sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. 40. Saya membuat jadwal tersendiri untuk membimbing siswa yang mengalami masalah dalam belajar. 41. Bagi siswa yang bermasalah dalam pelajaran tertentu, saya adakan bimbingan khusus 42. Siswa-siswa yang pemalu, saya berikan tugas dan hasilnya dibacakan di depan kelas. 43. Dalam mengajar, saya memberikan materi-materi yang baru yang sesuai dengan perkembangan siswa. 44. Saya menggunakan berbagai teknik dalam mengajar, misalnya memulai pelajaran dengan jalan bertanya terlebih dahulu, lalu menjelaskan materinya. 45. Saya selalu minta kepada teman saya untuk menilai segala kekurangan saya
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com dalam mengajar. 46. Setiap kali ada masukan untuk perbaikan pengajaran, saya perhatikan dan saya gunakan dalam proses pembelajaran.
VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN KINERJA GURU a. Validitas Isi (Content Validity) Untuk mengetahui tingkat validitas isi (Penilaian pakar terlampir) digunakan rumusan Gregory (2000:98-99):
Validitas.Isi = D A+ B+C + D
B dan C = sel yang menunjukkan perbedaan pandangan antara penilai/pakar D = sel yang menunjukkan kedua pakar/penilai menyatakan relevan
Tabulasi silang (2x2) Pakar I Tidak Relevan Relevan Skor (1-2) Skor (3-4) (A) (B) (C) (D)
Pakar II
Penilaian Pakar I
Kurang Relevan (skor 1-2) 11,17,24,25,34,42
Penilaian Pakar II
Relevan Skor (3-4) 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10, 11,12,13,14,15,16,18, 19,20,21,23,24,26, 27,28,29,30,31,32,33, 35,36,37,38,39,40,41, 43,44,45,46
Relevan Kurang Relevan Skor (3-4) (skor 1-2) 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10, 17,22,25,34 12,13,14,15,16,18, 19,20,21,22,23,26, 27,28,29,30,31,32,33, 35,36,37,38,39,40,41, 43,44,45,46
Tabulasi silang (2x2) Pakar I Kurang Relevan Relevan Skor (1-2) Skor (3-4) (A) (B) 3 1 (C) (D) 2 40
Pakar II
D A+ B +C + D 40 = 0,869 3 + 1 + 2 + 40
dari hasil perhitungan di atas didapatkan koefisien validitas isi instrumen kinerja guru matematika adalah 0,869 atau dibulatkan menjadi 0,90 Validitas isi yang dianggap memuaskan menurut Cronbach (1970:135) adalah yang tertinggi yang dapat anda peroleh. Hal ini dipertegas lagi dengan pernyataannya bahwa koefisien yang berkisar antara 3,0 sampai dengan 0,50 telah dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap efisiensi suatu lembaga pelatihan (Cronbach, 1970:429). Dengan demikian validitas isi instrumen kinerja guru dapat dikategorikan SANGAT MEMUASKAN
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com b. Validitas Butir Validitas butir kuesioner kinerja Guru Matematika SMA dipertimbangkan berdasarkan koefisien korelasi antara skor total dengan skor item. Mengingat kuesioner Kinerja Guru bersifat non tes, maka statistik korelasi yang digunakan adalah statistik korelasi product moment (Guilford, 1973:85) sebagai berikut:
N XY ( X )( Y )
2 2
rxy =
{N X
( X ) N Y 2 ( Y )
}{
Keterangan: X = Skor item Y = Skor Total N = Jumlah responden Kriteria yang digunakan adalah dengan membandingkan harga rxy ke tabel r product moment, dengan ketentuan rxy dikatakan valid apabila rhit > rtabel pada taraf signifikansi 5%. Kuesioner kinerja Guru Matematika ini diujicobakan terhadap 30 orang guru matematika SMA/MA, yaitu: SMAN 1 Sukamulia, SMAN 1 Sikur, SMAN 1 Sakra, SMAN 1 Selong, MA NW Pancor, SMA NW Pancor, dan MA Muallimin NW Pancor. Perhitungannya menggunakan bantuan program Mikrosoft Excel. (Hasil perhitungan terlampir).
Tabel 03: Ringkasan hasil perhitungan uji validitas butir instrumen kinerja guru
No. Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
r hitung
0.592 0.477 0.395 0.477 0.395 0.586 0.638 0.321 0.701 0.653
r tabel
0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361
Keterangan
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Drop Valid Valid
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa item soal yang valid sebanyak 40 item soal, yaitu : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, dan 46. Sedangkan item soal yang dinyatakan tidak valid (drop) sebanyak 6 item soal yaitu butir nomor: 8, 18, 24, 29, 31, dan 37
Authorized by: www.forumpenelitian.blogspot.com c. Reliabilitas Butir Instrumen Kinerja Guru Untuk mengetahui tingkat keajegan (reliabilitas) kuesioner kinerja guru matematika dilakukan dengan membuang item yang tidak valid, selanjutnya ditentukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach (Suharsimi, 1996:104) sebagai berikut:
2 2 k SDt SDi r11 = SDt2 k 1
Keterangan: k SDt2 SDi2 = banyaknya butir tes = Varian skor total = Varian skor butir ke-i
Perhitungannya dengan menggunakan bantuan program Mikrosoft Excel. (Hasil perhitungan terlampir) Tabel 04: Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Butir Intrumen Kinerja Guru Matematika
Jumlah Butir (k) 40 Varian Total ( SD
2 t )
Varian Butir ( SDi ) 0.67 0.81 1.17 0.81 1.17 0.70 1.58 0.82 0.83 0.81 0.67 0.81 1.32 0.70 1.58 0.82 0.81 0.82 0.71 0.81 0.81
2
SD
2 i
565.77
35.11
Nilai yang diperoleh dari tabel di atas, dimasukkan ke dalam rumus Alpha Cronbach : 2 2 k SDt SDi r11 = SDt2 k 1
r11 0,20
0,20 r11 0,40 derajat reliabilitas Rendah 0,40 r11 0,60 derajat reliabilitas Sedang 0,60 r11 0,80 derajat reliabilitas Tinggi 0,80 r11 1,00
derajat reliabilitas Sangat Tinggi
Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa reliabilitas alat ukur yang digunakan tersebut dikategorikan SANGAT TINGGI.