Anda di halaman 1dari 1

Tegakkan Tubuhmu, Cegah Osteoporosis

Pada 17 Oktober 2010 Kementerian Kesehatan kembali mengadakan Peringatan Hari Osteoporosis Nasional (HON). Pencanangan HON pertama kali oleh menteri Kesehatan RI pada Tahun 2002. HON diperingati setiap 20 Oktober yang bertepatan dengan hari osteoporosis di dunia. Peringatan hari Osteoporosis Nasional dengan tema Tegakkan Tubuhmu, Cegah Osteoporosi diikuti oleh 3.000 peserta dan dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Jajaran Pemerintah Daerah Kota Surabaya, Pejabat di Lingkungan Kementerian Kesehatan, Ketua Umum Perhimpunan Ahli Osteoporosis Indonesia (Perosi), Perhimpunan Wanita Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi), dan Swasta. Acara puncak Peringatan Hari Osteoporosis Nasional dibuka oleh Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama. Dirjen PP dan PL menambahkan, saat ini Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai upaya dalam pengendalian Osteoporosis, antara lain bersama dengan stakeholder dan masyarakat melaksanakan Gerak Jalan 10.000 langkah, seminar, dan penyampaian informasi melalui media cetak. Kementerian kesehatan juga melakukan sosialisasi dan advokasi ke dinas kesehatan provinsi, dan beberapa dinas kesehatan kab/kota, dengan melaksanakan deteksi dini. Pengendalian osteoporosis perlu dilakukan secara komprehe nsif, terintegrasi, sepanjang hayat dengan melibatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat. Pada acara peringatan Hari Osteoporosis Nasional dilakukan pemeriksaan deteksi dini kepadatan tulang massal, jalan santai 10.000 langkah, dan pemeriksaan deteksi penyakit tidak menular lainnya berupa pemeriksaan tekanan darah, indeks massa tubuh, gula darah, kolesterol total dan nikotin. Dengan melakukan aktifitas fisik, konsumsi nutrisi yang cukup, menghindari faktor risiko lainnya agar puncak masa tulang benar-benar tercapai, dan mengatur pola makan yang mengandung kalsium, vitamin D yang memadai seperti teri, sayur dan menghindari rokok dapat mencegah osteoporosis, sehingga kondisi tulang menjadi tipis, rapuh, kropos dan mudah patah dapat dihindari secara dini. Dari hasil analisa data risiko Osteoporosis pada tahun 2011 dengan jumlah sampel 65.727 orang ( 22.799 laki-laki dan 42.928 perempuan) yang dilakukan oleh Puslitbang Gizi Depkes RI di Indonesia secara selected people (Sumatera Utara, NAD, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung & Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NT, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua) dengan metode pemeriksaan DMT (Densitas Massa Tulang) menggunakan alat diagnostic clinical bone sonometer, menunjukkan angka prevalensi osteopenia (osteoporosis dini) sebesar 41,7% dan prevalensi osteoporosis sebesar 10,3%. Ini berarti 2 dari 5 penduduk Indonesia memiliki risiko untuk terkena osteoporosis, dimana 41,2% dari keseluruhan sampel yang berusia kurang dari 55 tahun terdeteksi menderita osteopenia. Dengan berubahnya tingkat kesejahteraan di Indonesia, pola penyakit saat ini telah mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan beralihnya penyebab kematian yang semula didominasi oleh penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular (non communicable disease) yang dipengaruhi oleh perubahan lingkungan, transisi epidemiologi, sosial ekonomi dan sosial budaya.

Anda mungkin juga menyukai