Anda di halaman 1dari 4

PELAJARAN DAN DUKUNGAN SOLIDARITAS BAGI GAZA

Oleh: Rita Audriyanti


Bismillahirahmanirrahim
Alhamdulillahhi rabbil ‘alamin
Wassolatu wassalamu ‘ala asrofil anbia’i walmursalin, wa ‘ala ahlihi wa
ashabihi ajmain. Asyhadu alla illa ha illalah wa asyhadu anna muhammadan
abduhu warosuluhuhu.

Assalamu’alaikum wrwb.
Ibu-ibu dan hadirin sekalian yang dimuliakan Allah.
Ba’da salam dan salawat, izinkanlah saya pertama-tama memohon maaf
kepada Panitia karena apa yang ditugaskan kepada saya, rasanya jauh dari
harapan. Saya belum termasuk orang yang mampu memberikan orasi
sebagaimana pengertian orasi yang ada kaitannya dengan penggalangan dana.
Namun saya berupaya memberikan apa yang saya mampu untuk turut
mendukung apa yang ingin dicapai oleh Panitia.
Pada kesempatan ini, saya akan memberikan suatu kesimpulan yaitu
mengenai pelajaran dan hikmah dari perang di Gaza yang insha Allah telah
berakhir.
Hadirin yang berbahagia.
Serangan Israel ke Palestina yang sudah terjadi, seolah ingin ikut
mewarnai Tahun Baru 1430H dan Tahun Masehi 2009. Israel dengan
membabi buta menyerang pemukiman Palestina di Jalur Gaza. Jelas,
serangan ini melanggar hukum Allah dan juga hokum internasional serta Hak
Asasi Manusia (HAM). Meskipun pejabat Israel menyatakan bahwa “negaranya
berhak mempertahankan diri dari serangan roket dan mortir yang dilancarkan
pejuang Palestina dari Jalur Gaza. Adalah kewajiban semua negara untuk
memastikan hak hidup dan keamanan rakyatnya”, itu omong kosong belaka.
Bagaimana dengan hak hidup dan keamanan rakyat Palestina? Boleh
diabaikan? Apalagi blokade besar-besaran juga dilakukan Israel di Jalur Gaza,
jelas tindakan ini membatasi/menutup pasokan bahan makanan, obat-
obatan, listrik, air, dan materia lainnya. Akibatnya, krisis kemanusiaan terjadi
disana.
Serangan ini patut dikutuk habis-habisan. Ini bukan persoalan bangsa,
agama, ras atau kelompok saja. Ini persoalan Hak Asasi Manusia yang
diabaikan dan disepelekan. Kalau sudah masalah HAM itu domain universal,
siapa saja yang masih menyandang predikat manusia dan memiliki sifat
kemanusiaan tentunya terketuk hatinya. Kalau tidak terketuk, sama saja
dengan perilaku buruk orang Israel itu.
Korban yang semuanya rakyat Palestina mencapai seibu tiga ratusan
meninggal, dan lima ribuan pula yang luka berat. Apa mesti dibiarkan?
Dengungkan terus rasa solidaritas terhadap upaya pembelaan HAM dengan
cara yang egaliter, terhormat, dan terukur.
Hadirin sekalian.
Dari perang yang jauh dari seimbang, lalu hikmah apa yang dapat kita
petik dari perang ini. Secara garis besarnya bias kita ambil, antara lain bahwa:
1. Semangat rakyat Palestina dalam mempertahankan tanah airnya dengan
apapun yang dipunyai (ketapel dan batu, senjata minim) patut dicontoh.
Artinya tidak ada kata menyerah untuk mempertahankan harga diri dan
martabat bangsanya.
2. Perlunya persatuan dan kata sepakat dari seluruh kaum muslimin di
dunia, termasuk para pemimipinnya. Persatuan ini memastikan sikap
nyata dan keberpihakan kita kepada saudara kita yang tertindas dan
teraniaya.
3. Menjauhi sikap acuh tak acuh karena anggapan yang salah bahwa ini
urusan negeri orang lain. Keimanan dan rasa persaudaraan yang
menyatukan keperdulian tersebut. Apatah lagi ini jelas-jelas telah
menghancurkan hajat hidup dan memporakporandakan keberadaan
kaum yang berhak atas tanah, air, udara beserta seluruh isinya, yaitu
hak bangsa Palestina.
4. Belajar dari kondisi tersebut, ternyata faktanya, sadar atau pun tidak,
kita harus menolong diri kita sendiri. Oleh karena itu membangun diri
adalah kewajiban setiap insan. Bangkitkan kesadaran akan tanggung
jawab penuh kepada setiap diri.
5. Sebagai komunitas yang terbatas ini, mari kita masing-masing terus
menyadarkan diri tentang pentingnya meningkatkan ilmu pengetahuan
dan teknologi melalui pendidikan, khususnya untuk anak-anak kita
sebagai generasi penerus. Tentu didasari dengan landasan keimanan
yang solid dan kokoh seperti yang dicontohkan orang terdahulu serta
mereka yang pada zaman sekarang telah membuktikan itu. Jika iman
telah hilang, tunggulah kehancuran.
6. Bersyukur rakyat Palestina secara moral belum mampu dikalahkan
dengan taktik strategi dan senjata secanggih apapun, meskipun
gempuran senjata dengan teknologi canggih tersebut telah menimbulkan
korban yang tidak seimbang. Insha Allah, kematian mereka bukanlah
kematian yang sia-sia. Mereka adalah syuhada’, insha Allah.
Hadirin sekalian.
Lalu, Apa yang bisa kita dilakukan.
Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak beriman seseorang dari kamu, sehingga dia mengasihi saudaranya
sebagaimana dia mengasihi dirinya sendiri.”
"Seorang mu'min terhadap mu'min yang lain itu adalah sebagai bangunan
yang sebagiannya mengokohkan kepada bagian yang lainnya," dan beliau
shallallahu alaihi wasallam menjalinkan antara jari-jarinya." (Muttafaq 'alaih)
“Barang siapa yang tidak peduli akan nasib saudara muslimnya maka dia
bukan daripada golongan mereka.” (Hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim)
Surat Hujurat, ayat 15:
“Sesungguhnya orang yang beriman itu ialah mereka beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya kemudian tidak ragu-ragu berjihad dengan harta dan nyawa
mereka. Mereka itulah golongan mukmin yang benar.”
Dr Yusuf Al-Qaradawi menyatakan:
“Satu Riyal yang digunakan untuk membeli dagangan Amerika, sama artinya
dengan sebutir peluru yang akan digunakan oleh tentara Zionis untuk
membunuh anak kecil di Palestina. Inilah jihad minimum yang wajib
dilakukan.”
Hadirin sekalian.
Mari bersama-sama kita dengan niat ikhlas dan penuh rasa empati,
turut merasakan bagaimana dalamnya duka saudara-saudara kita di Gaza.
Untunglah Pemerintah RI cepat tanggap, mengutuk dan mau berperan
maksimal lewat jalur diplomasi internasional. Ini sesuai dengan Pembukaan
UUD 1945 kita “ikut menjaga ketertiban dunia …“, serta mengirimkan bantuan
langsung ke pemerintah/rakyat Palestina. Semoga bantuannya cepat datang,
dan dapat ditingkatkan sebelum bencana kemanusiaan itu makin hebat
terjadi disana.
Sebagai wujud nyata keperdulian kita atas musibah ini, saya mengajak
agar:
1. Rakyat berserta seluruh elemen masyarakat, teruslah mengutuk dan
mengecam Israel, serta berusaha mempengaruhi komunitas
internasional untuk meraih simpati dan keperdulian atas pelanggaran
HAM yang paling hakiki yakni hak untuk hidup di negeri sendiri. Dalam
hal ini, kita sebagai salah satu komunitas yang tinggal bukan di negeri
sendiri, harus memiliki cara yang sesui dengan kondisi yang ada tanpa
menimbulkan persoalan baru.
2. Seminimal bantuan solidaritas yang masih bisa kita lakukan adalah
tidak habisnya kita memohonkan doa dan pertolongan kepada Allah swt.
Jika lisan dan tangan ingin belum kuasa berbuat lebih tinggi lagi.
3. Berusaha keras memboikot produk Zionis , secara keseluruhan dan
terang-terangan. Cara ini cukup efektif sebagaimana telah dilakukan
terhadap produk Denmark atas penghinaan mereka kepada Nabi SAW
tempo hari.

Hadirin yang dimuliakan Allah.


Alhamdulillah, FOSILMA sebagai salah satu wadah perkumpulan kaum
mulimah di Jeddah, Arab saudi, telah berhasil memprakarsai aksi solidaritas
nyata berupa penggalangan dana, seperti yang kita hadiri hari ini.
Semoga kegiatan ini, tidak saja sebagai bentuk partisipasi aktif FOSILMA,
lebih dari itu, apa yang didapat dari kegiatan ini mendapat ridho Allah SWT
dan berkah bagi saudara-saudara kita di Gaza, insha Allah, amin..
Allahu Akbar !
Allahu Akbar !
Allahu Akbar !

Wabillahit taufiq wal hidayah


Wassalaamu’alaikum wrwb.

Anda mungkin juga menyukai