: Reumatologi : Osteoatrtitis
Learning Objective : 1. mahasiswa mampu mendiagnosis pasien OA 2. mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan pasien OA 3. mahasiswa mengerti tentang obat dan efek samping obat OA Definisi/pendahuluan :
OA merupakan suatu penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi. Paling banyak menyerang sendi vertebra, panggul, lutut dan pergelangan kaki. Secara radiologis prevalensi cukup tinggi 15.5 % pada pria dan 12.7 % pada wanita
Etiopatogenesis Dibedakan menjadi 2 : primer dan sekunder. OA primer ( idiopatik ) OA yang kausanya tidak diketahui dan tidak ada hubungannya dengan penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal pada sendi. OA sekunder adalah OA yang didasari oleh adanya kelainan endokrin, inflamasi, metabolic, pertumbuhan, herediter, jejas mikro dan makro serta imobilisasi yang terlalu lama. OA primer lebih sering ditemukan daripada OA sekunder. Dulu dianggap OA akibat dari suatu proses penuaan yang tidak dapat dihindari, tetapi sekarang diketahui OA merupakan penyakit gangguan homeostasis dari metabolisme kartilago dengan kerusakan struktur proteoglikan kartilago yang penyebabnya belum jelas diketahui. Jejas mekanis dan kimiawi pada sinovia sendi yang terjadi multifaktorial antara lain karena factor umur, stress mekanis,atau penggunaan sendi yang berlebihan, defek anatomic, obesitas, genetic, humoral dan factor budaya. Jejas mekanis dan kimiawi diduga berperan dalam hal timbulnya inflamasi sendi, kerusakan kondrosit dan nyeri. OA pada awalnya terjadi hipertrofi kondrosit sebagai kompensasi perbaikan, kemudian diikuti remodeling tulang dan inflamasi cairan sendi. Peningkatan degradasi kolagen akan mengubah keseimbangan metabolisme rawan sendi, kelebihan produk hasil degradasi matriks rawan sendi ini cenderung berakumulasi di sendi dan menghambat fungsi rawan sendi serta mengawali suatu respons imun yang menyebabkan inflamasi sendi Pada rawan sendi juga terjadi proses peningkatan aktivitas fibronogenik dan penurunan aktifitas fibrinolitik yang menyebabkan terajdinya penumpukan thrombus dan komplek lipid pada pembuluh darah subkondral yang menyebabkan terjadinya iskemia dan nekrosis jaringan subkondral tersebut. Rasa sakit yang timbul akibat pelepasan sitokin inflamasi, peregangan tendo atau ligamentum serta spasmus otot ekstra artikuler akibat kerja yang berlebihan. Juga karena osteofit yang menekan periosteum dan radiks saraf yang berasal
dari medulla spinalis serta kenaikan tekanan vena intrameduler akibat stasis vena intrameduler karena proses remodeling pada trabekula dan subkondrial.
Kelainan disekitar rawan sendi Tergantugan pada sendi yang terkena, tetapi prinsipnya adalah adanya tanda inflamasi sendi, perubahan fungsi dan struktur rawan sendi seperti persambungan sendi yang tidak normal, gangguan fleksibilitas, pembesaran tulang serta gangguan fleksi dan ekstensi, terjadinya instabilitas sendi, timbulnya krepitasi baik pada gerakan aktif maupun pasif. Faktor-faktor risiko OA Faktor risiko secara garis besar dapat dibagi 2 1. factor yang mempengaruhi predisposisi generalisata 2. factor yang menyebabkan beban biomekanis tak normal pada sendi-sendi tertentu. Umur : factor ketuaan yang terkuat Jenis kelamin : wanita lebih serin OA lutut dan banyak sendi, lelaki OA paha, leher dan pergelangan tangan, usia 50 thn keatas wanita > pria, sedangkan dibawah 45 tahun wanita = pria. Suku bangsa OA paha jarang pada kulit hitam dan Asia daripada Kaukasia. Indian > sering daripada orang kulit putih. Mgk karena perbedaan pola hidup dan frekuensi kelainan congenital dan pertumbuhan.
Genetik Turunan dari ibu yang mengalami OA interfalang distal 3 x anak perempuannya kemungkinan mengalami hal yang sama. Kegemukan dan penyakit metabolic Obesitas ada kaitannya dengan meningkatnya risiko timbulnya OA, tak hanya pada sendi yang menanggung beban juga pada sendi lain. Sehingga disamping factor mekanis juga factor metabolic berperan. Hal ini dibuktikan dengan adanya kaitan antara OA dengan penyakit jantung koroner, dm, hipertensi. Cedera sendi, pekerjaan dan olah raga Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi terus menerus ( tukang pahat, pemetik kapas ) berkaitan dengan peningkata risiko OA tertentu. Demikian pula pada atlit tertentu yang sering terjadi benturan atau trauma misal pemain sepakbola.
Kelainan pertumbuhan Pada kelainan congenital dan pertumbuhan ( penyakit Perthes dan dislokasi paha congenital ) telah dikaitkan dengan timbulnya OA paha pada usia muda
Riwayat penyakit Keluhan sudah berlangsung lama, tetapi berkembang secara perlahan-lahan 1.nyeri sendi 2, hambatan gerakan sendi 3. kaku pagi 4. krepitasi 5. pembesaran sendi ( deformitas ) 6. perubahan gaya berjalan
Pemeriksaan fisik 1. 2. 3. 4. 5. 6. hambatan gerak krepitasi sendi yang membengkak asimetris tanda peradangan deformitas yang permanen perubahan gaya jalan
RAdiologis tulang yang terkena 1.penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris (lebih berat pada bagian yang menanggung beban ) 2. peningkatan densitas (sklerosis) tulang subkondral 3. kista tulang 4. osteofit pada pinggir sendi
Pengelolaan 1, terapi non farmakologis edukasi terapi fisik dan rehabilitasi penurunan berat badan 2,terapi farmakologis analgesik non opiat analgesik topical OAINS Steroid intra artikuler 3.terapi bedah osteotomi atroplasti sendi total debridement
referensi 1. 1.Soeroso J, Isbagio H, Kalim H, Broto R, Pramudiys R. Osteoartritis. Dalam Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I,dkk. Buku Ajar Ilmu penyakit dalam jilid ii edisi 4 ,Pusat Penerbitan. Departemen IPD, FKUI, Jakarta 2006. 1205 11 Tugas 1. Jelaskan bagaimana pengelolaan untuk OA 2. Jelaskan efek samping dari pemberian obat farmakologis 3. Bagaimana mendiagnosis OA.