Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Untuk mengetahui pengaruh aktivator, inhibitor dan kadar enzim terhadap reaksi enzimatik, dilakukan berbagai percobaan: 1. dengan aktivator 2. tanpa aktivator 3. dengan inhibitor 4. dengan kadar enzim yang lebih besar
A 15 ml lar.buffer pH 6,5 3 ml lar.substrat 6 ml lar.NaCl B 15 ml lar.buffer pH 6,5 3 ml lar.substrat 6 ml lar.aquadest C 15 ml lar.buffer pH 6,5 3 ml lar.substrat 5 ml lar.aquadest
D
2
10 ml HCL 0 5 10 15 20
+ 1 ml larutan KI KIO3
campur baik-baik, tunggu 5-10 menit
10
absorbance waktu t
absorbance waktu t0
x 100%
Larutan substrat (S): polisakarida yang berwarna biru bila bereaksi dengan yodium ex: amilum, glikogen, sellulosa Larutan enzim (E): enzim yang mencerna polisakarida ex: amilase, ptyalin Product: disakarida yang tidak berwarna bila bereaksi dengan yodium ex: maltosa
Jadi jumlah substrat yang tersisa dari reaksi enzimatik dapat diketahui dengan mengukur intensitas warnanya pada spektrofotometer Fungsi HCl: - melepaskan I2 dari KI-KIO3 untuk bereaksi dengan sisa substrat yang belum dicerna - memeberi suasana asam, menghentikan kerja enzim karena denaturasi
Yang dapat mempengaruhi aktivitas reaksi enzimatik: - pH - suhu - kadar S - kadar E - modifier: aktivator, inhibitor
Gambar grafik paling atas : -aktivator A -kadar enzym >> C -tanpa aktivator B -inhibitor D A: - yang bertindak sebagai aktivator adalah Clyang berasal dari NaCl, merangsang active site pada enzim sehingga kecepatan reaksi enzimatik menjadi lebih cepat dengan adanya aktivator tersebut > kurva A lebih tinggi dari C
B: - pada dasarnya reaksi enzimatik hanya memerlukan unsur E dan S - sebagai pembanding terhadap reaksi lainnya C: - kadar enzim > maka mampu mencerna substrat lebih banyak - penambahan aquadest hanya 5 ml, penambahan enzim 2 ml D: - Hg++ sebagai inhibitor non kompetitif irreversibel
NaCl: - Aktivator reaksi - Yang berperan sebagai aktivator adalah Cl- Peningkatan laju reaksi enzimatik oleh karena penambahan aktivator lebih besar daripada penambahan kadar enzim
HgCl2: - Ion logam berat Hg++ dapat mengubah konformasi molekul enzim sehingga tidak dapat mengikat substrat = inhibitor non kompetitif irreversibel
Pembagian inhibitor Berdasarkan sifat ikatan: 1. inhibitor reversibel 2. inhibitor irreversibel Berdasarkan sifat kinetik: 1. inhibitor kompetitif 2. inhibitor non kompetitif
Inhibitor kompetitif: - penghambat laju reaksi enzimatik dengan cara menghalangi terikatnya substrat pada enzim sehingga efeknya dapat dikurangi/ditiadakan dengan peningkatan kadar substrat - sifatnya selalu reversibel Inhibitor non kompetitif: - penghambat laju reaksi enzimatik dengan cara menghambat proses katalisa (menurunkan Vmax) dan efeknya tidak dapat dikurangi/ditiadakan dengan peningkatan kadar substrat - dapat bersifat reversibel maupun irreversibel
Inhibitor non kompetitif reversibel: - Dapat berikatan dengan E atau kompleks ES - Berikatan dengan E pada tempat yang tidak sama dengan S - Strukturnya tidak sama dengan S
Inhibitor non kompetitif irreversibel: - Menghambat reaksi enzimatik dengan cara berikatan dengan E secara irreversibel - Mengubah konformasi seluruh E atau merubah konfigurasi active site sehingga enzim menjadi inactive - Menurunkan kadar E aktif, sisa E yang tidak berikatan dengan inhibitor tetap aktif - Sebagian besar merupakan ion logam berat: Hg, Ag, Ba
Pengaruh kadar enzim terhadap suatu reaksi enzimatik: - Kadar enzim mempengaruhi kecepatan initial - Kadar enzim berbanding lurus dengan kecepatan awal, tetapi kecepatan reaksi rata-rata tidak berbanding lurus dengan kadar enzim - Semakin tinggi kadar enzim, semakin banyak substrat yang dicerna - Misalnya peningkatan kadar enzim menjadi 2x lipat, maka V max = 2 x Vmax