Anda di halaman 1dari 4

TUGAS UROLOGI

1. Definisi Retensi urin dan Anuria Retensi urin adalah ketidakmampuan seseorang untuk mengeluarkan urin yang terkumpul di dalam buli-buli hingga kapasitas maksimal buli-buli terlampaui. Proses miksi terjadi karena adanya koordinasi harmonic antara otot detrusor buli-buli sebagai penampung dan pemompa urin dengan uretra yang bertindak sebagai pipa untuk menyalurkan urin. Adanya penyumbatan pada uretra, kontraksi buli-buli yang tidak kuat, atau tidak adanya koordinasi antara buli-buli dan uretra dapat menimbulkan terjadinya retensi urin. Anuria adalah berkurangnya produksi urin hingga kurang dari 200 ml dalam 24 jam. Anuria obstruktif (postrenal) terjadi bila terdapat sumbatan saluran kemih bilateral atau sumbatan saluran kemih unilateral pada ginjal tunggal. Anuria bisa juga disebabkan oleh perfusi darah ke jaringan ginjal yang berkurang (prerenal) atau kerusakan pada jaringan ginjal (anuria renal). Anuria merupakan manifestasi dari sumbatan total aliran urin pada system saluran kemih sebelah atas. 2. IVU a. Untuk mengevaluasi anatomi dan fungsi ginjal b. Membutuhkan persiapan, terutama pada trauma dosis ganda Prosedur : fungsi ginjal normal (Creatinin < 1,4) c. Indikasi: Anomali kongenital Infeksi kronis Neoplasma Suspect batu Trauma abdomen Hematuri a Staging Ca Cervix d. Kontraindikasi: Alergi terhadap media kontras Gagal ginjal Multiple myeloma e. Komplikasi: bahan kontras bersifat nefrotoksik f. Prosedur: Preliminary film : mengevaluasi gas , massa , batu , batu Setelah injeksi kontras expose foto 5,15, 30, 60, post miksi Nephrogram ( 5) untuk mengevaluasi: ukuran, bentuk, simetris, contour, posisi, orientasi. Pyelogram ( 15) untuk mengevaluasi: calices (calyx normal adalah cupping shape),ureter dan bladder Suspected reno vascular hypertension IVU Rapid Sequence, foto 1, 2, 3, 4, 5 lalu 15, 30, 60 dan setelah miksi untuk membedakan fungsi ginjal kanan dan kiri. Menit Uraian

0 5 15 30 60 Pasca miksi

Foto polos perut Melihat fungsi ekskresi ginjal. Pada ginjal normal, sistem pelvicaliceal sudah nampak Kontras sudah mengisi ureter dan buli-buli Foto dalam keadaan berdiri, dimaksudkan untuk menilai kemungkinan perubahan posisi ginjal (remobilise) Melihat keseluruhan anatomi saluran kemih antara lain filling defect, hidronefrosis, double system, atau kelainan lain. Menilai sisa kontras (residu urin dan divertikel pada buli-buli)

3. Fournier Disease Penyakit Fournier adalah bentuk dari fasciitis nekrotikan yang terdapat di sekitar genitalia eksterna pria. Penyakit ini merupakan kedaruratan di bidang urologi karena mula penyakitnya (onset) berlangsung sangat mendadak, cepat berkembang, bisa menjadi gangrene yang luas dan menyebabkan septicemia. Etiologi Menurut Fournier yang melaporkan kejadian ini pertama kali tahun 1883 menyebutkan bahwa sebabnya adalan idiopatik. Saat ini penyebab penyakit ini dapat diungkapkan, diantaranya 13-50% adalah infeksi dari kolorektal, dan 17-87% sumber infeksi dari urogenitalia, sedang yang lain dari trauma local atau infeksi kulit di sekitar genitalia. Gambaran Klinis Pada awalnya terdapat demam yang dapat berkembang menjadi demam tinggi sampai toksemia, syok, dan delirium. Keadaan local penis, skrotum, dan kulit sekitarnya tampak bengkak, nyeri, teraba hangat, dan eritematous. Jika teraba krepitasi menandakan adanya infeksi kuman pembentuk gas, diantaranya Clostridium spp. Pada fase lanjut, terjadi gangrene dengan nekrosis luas, plak berwarna hitam dan hijau, dan sekret sangat berbau. Mikroorganisme penyebab infeksi seringkali tidak hanya satu macam, melainkan merupakan infeksi polimikroba dari enteric Gram negative, Gram positif Stafilokokus atau Streptokokus, dan bakteri anaerobic (Clostridium spp). E.coli, Bakteroides, Klebsiella spp, Proteus spp, Pseudomonas spp, dan Enterokoki disebut sebagai bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi ini. Terapi o Prinsip terapi pada gangrene Fournier adalah terapi suportif memperbaiki keadaan umum pasien, pemberian antibiotic, dan debridement dengan membuang jaringan nekrosis. Antibiotic yang dipilih adalah sesuai dengan hasil sensitifitas kultur kuman atau jika belum ada hasil kultur, dipilih antibiotika yang berspketrum luas, yaitu golongan penisilin, klindamisin, atau aminoglikosida. o Tujuan debridement adalah mengankat seluruh jaringan nekrosis. Sebelum dilakukan debridement sebaiknya dicari sumber infeksi dari uretra atau dari kolorektal dengan melakukan uretroskopi atau proktoskopi. Kadang-kadang perlu dilakukan diversi urine melalui sistostomi atau diversi feses dengan melakukan kolostomi. Setelah nekrotomi dilakukan perawatan terbuka dan kalau perlu pemasangan pipa drainase. Setelah 12 dan 24 jam lagi dilakukan evaluasi untuk menilai demarkasi jaringan nekrosis dan kalau perlu dilakukan operasi ulang. Debridement yang kurang sempurna seringkali membutuhkan operasi ulang bahkan dilaporkan dapat terjadi dua atau empat kali harus masuk kamar operasi.

Pemberian oksigen hiperbarik masih kontroversi. Terapi ini bermanfaat pada infeksi kuman anaerobic. Perawatan luka pasca operasi dengan hidroterapi dengan kombinasi rendam duduk hangat, dan pemberian hydrogen peroksida. Pemberian madu yang belum diproses berguna dalam membersihkan jaringan nekrosis secara enzimatik, mengurangi bau, mampu mensterilkan luka, menyerap air dari luka, memperbaiki oksigenasi jaringan, dan meningkatkan re-epitelisasi. Angka mortalitas gangrene Fournier berkisar dari 7-75% dengan rerata 20%. Berbagai faktor yang mempengaruhi terjadinya mortalitas adalah usia lanjut, penyakit yang sudah menjalar luas, syok atau sepsis, kultur darah menunjukkan bakteremia, dan uremia.

4. Apakah Prehns sign itu? Tanda Prehn merupakan indikator diagnostik medis yang dipercaya untuk membantu menentukan apakah nyeri testis disebabkan oleh epididimitis akut atau dari torsio testis. Meskipun elevasi skrotum ketika membedakan epididimitis dari torsio testis adalah nilai klinis, tanda Prehn itu telah terbukti tidak signifikan dibandingkan dengan USG Doppler untuk menyingkirkan torsi testis. Berdasarkan prehns sign, pengangkatan testis secara fisik mengurangi rasa sakit nyeri epididimitis tetapi tidak disebabkan oleh torsi testis. Prehn sign negatif mengindikasikan tidak menghilangkan rasa sakit dengan mengangakat testis yang terkena, yang menunjuk pada torsio testis yang merupakan kegawatdaruratan bedah dan harus dibebaskan dalam waktu 6 jam. Prehn sign positif mengindikasikan ada nyeri dengan mengangkat testis yang terkena, yang menunjuk pada epididimitis. 5. Bell Clapper phenomena

Terjadinya torsio testis pada masa remaja banyak dikaitkan dengan sistem penyanggah testis. Tunika vaginalis yang seharusnya mengelilingi sebagian dari testis pada permukaan anterior dari testis, pada kelainan ini tunika mengelilingi seluruh permukaan testis sehingga mencegah insersi epididimis ke dinding scrotum. Keadaan ini menyebabkan testis dan epididimis dengan mudahnya bergerak di kantung tunika vaginalis dan menggantung pada funiculus spermaticus. Kelainan ini dikenal sebagai anomali Bell Clapper. 6. Refleks Cremaster Refleks Cremaster : goresan pada kulit paha sebelah medial dari atas ke bawah.

Respon : elevasi testis ipsilateral.

Anda mungkin juga menyukai