Anda di halaman 1dari 26

KEMUNDURAN MENTAL DIMASA LANSIA

populasi lansia
Populasi Dunia (milyard) Asia (milyard) Dunia % >65 thn. Asia % >65 thn. 2005 6,464 3,905 7.4 6.4 2030 8,199 4,872 11.8 11.7

Source: Population Division of the Department of Economic and Social Affairs of the United Nations Secretariat, World Population Prospects: The 2004 Revision and World Urbanization Prospects: The 2003 Revision, http://esa.un.org/unpp,

Latar belakang
Indonesia :
Negeri kepulauan 17.000 pulau 1122 dialek

Demografi :
Total populasi : 250 juta Lansia diatas 65 tahun : 19,5 juta (7,8%) 65% tinggal di Jawa & Bali 35% tinggal di pulau-pulau lain 60% penduduk lansia tidak pernah memperoleh pendidikan formal

INDONESIA
jumlah lansia > 65 thn antara tahun 1990 2025 diperkirakan meningkat 414% 2020 : lansia 11.34 %

Gangguan Psikogeriatri
cukup sering ditemukan tidak terdiagnosis dengan baik/salah diagnosis mengarah ke peningkatan mortalitas dan morbiditas tampilannya sangat bervariasi problema dalam penatalaksanaan
pilihan obat-obatan masalah psikososial

Gangguan Psikogeriatri
gangguan mood : depresi & gg. bipolar demensia delirium (Acute/subacute confusional states) gangguan waham gangguan cemas gangguan penyesuaian gangguan nyeri gangguan tidur

Gangguan mood pada lanjut usia


gangguan depresi dan bipolar masalah kesehatan masyarakat yang utama sering khronis, kambuh dan remitting sering tidak terdiagnosis/salah diagnosis tantangan
diagnosis tatalaksana pelayanan

akibat depresi
biaya hidup dan pemeliharaan kesehatan
kunjungan ke dokter/fasilitas kesehatan meningkat LOS meningkat penggunaan obat-obatan meningkat kepatuhan dalam berobat/minum obat kurang

beban dan tekanan bagi keluarga morbiditas meningkat angka bunuh diri meningkat

kausa sekunder dari depresi


obat-obatan endokrin Hypothyroidism, hyperthyroidism, Cushing's disease, Addison's disease metabolik Electrolyte imbalances gangguan SSP Parkinson's disease, strokes, chronic subdural haemorrhage tumor Carcinoma pancreas, small cell carcinoma of the lung, leukaemia, brain tumors.

faktor psikososial
Lanjut usia menghadapi beberapa stresor psikososial : pensiun kehilangan support sosial penyakit fisik (multipel) Bereavement (kehilangan pasangan)

Diagnosis depresi pada lansia


(SIG: E CAPS)
Sleep

disturbances
Lack of Interest Feelings of Guilt

Loss of Energy Concentration or memory problems Appetite or weight changes Psychomotor changes Suicidal ideation

SAD PERSONS : untuk penilaian risiko suicide


S ex (male) A ge (elderly or adolescent) D epression (especially with hopelessness) P revious suicide attempts (esp potentially lethal) E thanol abuse (or other drugs) R ational thinking loss (psychosis) S ocial supports lacking (or perception of such) O rganised plan (will, access to means) N o spouse (divorced>widowed>single) S ickness (esp chronic & debilitating)

kebingungan
perubahan fungsi kognitif memori, disorientasi, kemampuan berbahasa adanya gangguan persepsi +/- gangguan kesadaran

kebingungan
akut
delirium acute confusional states

khronik
dementia

campuran delirium dan dementia

Delirium
kesadaran berkabut
kewaspadan terhadap lingkungan menurun memburuk pada senja/malam hari proses berfikir melambat konsentrasi terganggu

aktivitas meningkat, gelisah, iritabel, gejala psikotik aktivitas menurun, lethargik, tenang

karena delirium berhubungan dengan peningkatan risiko mortalitas, ia harus selalu menjadi pertimbangan sejak dini bila menghadapi penderita dengan kebingungan karena sifatnya yang reversibel maka penyebab perlu disingkirkan secepatnya agar tidak terjadi perubahan irreversibel

faktor risiko untuk terjadinya delirium pada lanjut usia (1)


usia 65 tahun demensia rawat inap penyakit akut atau jejas keadaan post-operatif gangguan psikiatrik yang mendasari

Lipowski ZJ. Delirium in the elderly patient. N Engl J Med 1989;320:578-82

faktor risiko untuk terjadinya delirium pada lanjut usia (2)


nutrisi jelek stress akut (pasangan meninggal, pindah rumah, dsb.) riwayat penyalah-gunaan zat riwayat penyakit atau trauma kepala yang serius kanker
Lipowski ZJ. Delirium in the elderly patient. N Engl J Med 1989;320:578-82

gangguan yang sering menyebabkan delirium


Metabolic disorders Electrolyte abnormalities Acid-base disturbances Hypoxia Hypercarbia Hypoglycemia or hyperglycemia Azotemia Infections Decreased cardiac output Dehydration Acute blood loss Acute myocardial infarction Congestive heart failure

Stroke (small cortical) Medications Intoxication (alcohol and/or other substances) Hypothermia or hyperthermia Acute psychoses Transfer to unfamiliar surroundings Miscellaneous Fecal impaction Urinary retention

Demensia (1)
Gejala utama demensia adalah defisit fungsi kognitif yang multipel : termasuk gangguan memori sedikitnya satu gejala dari :
aphasia, apraxia, agnosia, atau gangguan fungsi exekutif (kemampuan berfikir abstrak dan menyusun rencana, inisiatif, sequensial, monitor, dan berhenti melakukan perilaku yang komplex).

Demensia (2)
defisit fungsi kognitif sedemikian parah sehingga terjadi hendaya dalam pekerjaannya serta fungsi sosialnya terjadi penurunan taraf fungsionalitas dari kondisi sebelum sakit

faktor risiko demensia


umur riwayat AD dalam keluarga (ApoE-4) trauma kepala penyakit kardiovaskuler tingkat edukasi rendah Downs syndrome

faktor protektif
genetik (ApoE-2) tingkat edukasi tinggi penggunaan NSAID jangka panjang terapi sulih hormon estrogen penggunaan obat antihiperlipidemik (golongan statin) latihan/olahraga aktivitas yang menstimulasi fungsi kognitif

Demensia
gejala kognitif gejala non-kognitif
behavioral and psychological symptoms of dementia (BPSD) neuropsikiatrik

GANGGUAN NYERI
nyeri khronis sering dijumpai pada lansia 50-85% penghuni panti di AS sering under-diagnosed/mis-diagnosed sering under-treated disabilitas karena berbagai komorbiditas paling sering berkaitan dengan depresi

terima kasih

Anda mungkin juga menyukai