Anda di halaman 1dari 4

Stres dan Kesehatan

By : Ahmad Syakir Azhikri R.

Terganggunya kesehatan seseorang bisa terjadi disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang cukup berpengaruh saat ini adalah stres. Sebagaimana yang dikutip dari buku research on work-related stress (OSHA, 2000) bahwa selama dua dekade terakhir, telah ada keyakinan yang meningkat bahwa pengalaman stres memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan untuk kesehatan. Hal ini telah menjadi asumsi umum, jika tidak "klise budaya" (Leventhal & Tomarken, 1987), bahwa hal tersebut dikaitkan dengan gangguan kesehatan. Stres adalah suatu respon adaptif, melalui karakteristik individu dan atau proses psikologis secara langsung terhadap tindakan, situasi dan kejadian eksternal yang menimbulkan tuntutan khusus baik fisik maupun psikologis individu yang bersangkutan. Pendapat lain mengatakan bahwa stres adalah tanggapan yang menyeluruh dari tubuh terhadap tuntutan yang datang kepadanya (Nasuiton, 2000) yang dikutip dari Prihatini, 2007. Definisi diatas menggambarkan bahwa kondisi psikologis seseorang dalam hal ini stres mampu memberikan respon tertentu terhadap tubuhnya baik fisik maupun psikologis. Stres akan berpengaruh terhadap kesehatan tergantung dari bagaimana kondisi tubuhnya menyikapi suatu tuntutan yang diberikan kepadanya. Jika respon yang dikeluarkan tidak sesuai dengan tuntutan yang diberikan maka hal inilah yang nantinya dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan. Dalam ruang lingkup yang lebih spesifik lagi stres biasanya dialami oleh para pekerja baik pegawai maupun karyawan yang bekerja pada salah satu instansi, lembaga atau perusahaan tempat seseorang bekerja. Apabila stres yang timbul dikarenakan oleh tuntutan atau tekanan dari pekerjaaannya maka biasanya disebut sebagi stres kerja. Namun konteks yang lebih luas stres kerja dapat didefinisikan sebagai respon fisik dan emosional berbahaya yang terjadi ketika persyaratan pekerjaan tidak sesuai dengan kemampuan, sumber daya atau kebutuhan pekerja. Stres kerja dapat menyebabkan kesehatan buruk bahakn cedera. (NIOSH, 1999) Menurut Hans Selye (pio.usu.ac.id), stress dibagi ke dalam 2 kategori, yaitu:
1. Distress, merupakan respon terhadap hal-hal atau kejadian yang bersifat negatif 2. Eustress, merupakan respon terhadap hal-hal atau kejadian yang bersifat positif

Stressor Menurut Berry (1998) terdapat 3 hal yang dapat mengakibatkan stress (stressor) pada individu, yaitu: (dikutip dari pio.usu.ac.id)
1. Physical Stressor Efek dari kebisingan, menimbulkan stress yang significan. Contoh suara yang

dapat menimbulkan stress: suara pesawat terbang (90dB), kemacetan lalu lintas (80dB), pabrik (90dB) dan lain-lain.
Efek dari panas, orang yang memiliki tekanan darah tinggi akan lebih rentan

terhadap stress akibat panas


Efek dari polusi udara 2. Sosiopsikologis, yaitu proses adaptasi dengan lingkungan. Hal ini dapat berupa: Relokasi Ligrasi Job transfer 3. Job Stressor, dapat berupa bekerja dengan beban yang berlebihan atau bekerja

dibawah tekanan. Hal ini masing-masing terbagi lagi menjadi:


a. Qualitative: beban pekerjaan b. Quantitative: Jumlah pekerjaan

Role Ambiguity: bila peran dan pekerjaan yang dilakukan tidak jelas
Role Conflict: bila tidak ada kesesuaian antara persyaratan tugas dengan aspek

pekerjaan. Selain itu menurut Lazarus & Cohen (1977), stressor dapat berupa: (dikutip dari pio.usu.ac.id)
1. Catalystic Phenomenon, yaitu kejadian yang tiba-tiba, seperti: gempa bumi,

kebakaran dan tsunami.


2. Powerful Events, yaitu berupa krisis dalam keluarga (kematian dan perceraian) 3. Daily Hassles (repetitive & probems), yaitu masalah-masalah yang muncul setiap

hari, seperti pertengkaran keluarga. Faktor Penyebab Stres Kerja Stres kerja biasanya dikaitkan kepada beberapa hal seperti tuntutan kerja yang terlalu tinggi, kondisi kerja yang tidak nyaman, pekerjaan yang tidak sesuai dengan kemampuan hingga hubungan yang tidak baik dengan atasan amupun sesama karyawan. Tentu banyak hal yang

dapat menyebabkan seseorang mengalami stres kerja. Seperti yang dikutip dari prihatin, 2007 menurut penelitian, faktor-faktor penyebab stres kerja dikelompokkan dalam lima kategori yaitu: a. Faktor intrinsik dalam pekerjaan Ini merupakan faktor tuntutan fisik dan tuntutan tugas, tuntutan fisik berupa kebisingan, panas dan lain sebagianya sedangkan faktor tugas yaitu kerja malam, beban kerja dan resiko bahaya. b. Peran dalam organisasi Setiap tenaga kerja punya perannya masing-masing dalam organisasi/kelompok tugasnya sesuai aturan yang berlaku. Namun ketidakberhasilan seseorang memainkan perannya disini dapat menjadi pembangkit stres yang meliputi konflik dan ketidakjelasan kerja. c. Pengembanagn karir Hal ini merupakan pembangkit stres yang potensial yang berhubungan dengan ketidakpastian kerja, kurang atau berlebihannya promosi. d. Hubungan dalam pekerjaan Hubungan yang tidak baik dalam pekerjaan dapat terlihat dari gejala berupa kepercayaan dan minat yang rendah, komunikasi antar pribadi yang buruk serta ketegangan psikologis. e. Struktur dan iklim organisasi Faktor dalam kategori ini terpusat pada sejauh mana pekerja dapat berperan serta pada support sosial. Kurangnya peran atau partisipasi serta dalam pengambilan keputusan. Dampak akibat stres kerja Stres kerja yang terjadi dalam kurun waktu tertentu akan dapat menimbulkan berbagai dampak kesehatan terhadap pekerja yang mengalaminya. Dampak yang timbul bisa berupa gejala fisik maupun psikologis, yaitu berupa: 1. Physical illness Gangguan kulit (eksim dan gatal-gatal) Gangguan muscoloskeletal (kejang otot dan sakit kepala)

Gangguan Cardiovasculer (hipertensi, serangan jantung, migraine) Gangguan Gastrointestinal (gastritis, radang dinidng lambung)

2. Produktivitas kerja menurun


3. Burnout, yaitu gangguan perilaku yang disebabkan oleh stress yang berkepanjangan.

Indivisu menunjukkan perilaku putus asa, sanagt lelah dari sisi emosi. Biasanya dialami oleh customer service atau orang-orang yang bekerja melayani orang lain. Burnout dapat dibentuk oleh tiga spek, yaitu:
-

Emotional exhaustion (kelelahan emosional) Gangguan menyelesaikan tugas individu (lack of personal accomplish) Depersonalisasi

(dikutip dari pio.usu.ac.id) Menurut Lubis (2006) stress kerja dapat memberikan dampak sebagai berikut: 1. Penyakit fisik seperti jantung koroner, hipertensi, asma, dana lain-lain 2. Kecelakaan kerja terutama yang menuntut kinerja yang tinggi, bekerja bergiliran 3. Absensi kerja 4. Lesu kerja, kehilangan motivasi kerja 5. Gangguan jiwa mulai dari gangguan jiwa ringan seperti mudah gugup, tegang, marahmarah sampai ketidakmampuan yang berat seperti depresi. Referensi : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6899/1/08E00192.pdf (tesis) http://www.cdc.gov/niosh/docs/99-101/ (NIOSH) pio.usu.ac.id research on work-related stress (OSHA, 2000)

Anda mungkin juga menyukai