Anda di halaman 1dari 4

Juknis Persiapan Kolam Persyaratan lokasi kolam 1.

Adanya sumber air yang cukup di sekitar lokasi rencana pembangunan kolam, debit air yang di anjurkan 8-15 liter/detik, dan tersedia secara terus menerus baik pada musim kemarau maupun pada musim hujan 2. Mudah akses masuk kelokasi diantaranya jalan 3. Jenis tanah yang baik di gunakan untuk kolam berupa liat berpasir, bukan tanah gambut. 4. Nilai keasaman air (pH) yang optimal adalah 7-8, sedangkan suhu yang optimal berkisar 25-30C Kontruksi Kolam Pada kontruksi kolam ini di butuhkan saluran yang sempurna dari pada air masuk dan air keluar yang bertujuan untuk mengatur sirkulasi air.

A B
C D E

F
Keterangan gambar : A. pipa pembuangan dan pengaturan ketinggian air B. pipa pembuangan air total C. bak pemanenan ukuran2mx3mx40cm(untuk kolam pembenihan) 3x3x40cm (untuk kolam pembesaran) D. pematang kolam min 1,5M dasar 2,5M

E. saluran bak pemanenan ukuran panjang di susaikan dengan panjang kolam lebar 40 dalam 30 (untuk kolam pembenihan) lebar 60 dalam 30 (untuk kolam pembesaran) F. pipa pemasukan air G. dasar kolam

A B D E

C F Gambar Kontruksi kolam Tampak Samping Keterangan Gambar : A. Saluran Pemasukan Air B. Pipa Pemasukan Air C. Dasar Kobakan D. Pipa Pengontrolan Air Dan Panen E. Saluran Pembuangan Air F. Pipa Pembuangan Dalam proses pembudidayaan ikan di butuhkan sarana budidaya berupa kolam, adapun jenis kolam yang di gunakan secara umum antara lain: 1. kolam pemeliharaan induk atau kolam pemijahan, kolam ini berfungsi untuk kolam pemijahan, kolam yang di gunakan kolam tanah yang luasnya 50-100 M dan kepadatan tebar dari pada kolam induk hanya 2 ekor/M, adapun syarat kolam pemijahan adalah memiliki suhu air berkisar antara 20-22C, dan memiliki kedalaman air 40-60cm, dasar kolam sebaiknya berpasir 2. Kolam pemeliharaan benih atau kolam pendederan, luas kolam ini tidak lebih dari 50-100 M, kedalaman air kolam antara 30-50 cm. kepadatan ikan sebaiknya 5-50 ekor/M, lama pemeliharaan di dalam kolam ini antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan mencapai ukuran 3-5 cm. 3. Kolam pembesaran, kolam pembesaran ini berfungsi sebagai tempat untuk memelihara benih selepas dari kolam pendederan. adakalanya dalam pemeliharaan ini di perlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu:

1. Kolam pembesaran tahap 1 berfungsi untuk memelihara benih ikan selepas dari kolam pendederan, kolam ini sebaiknya berjumlah antar 24 buah dengan luas kolam maksimum 250-500M. pembesaran tahap 1 ini tidak dianjurkan memakai kolam semen, sebab benih ikan pada ukuran ini memerlukan ruang yang luas, benih yang di hasilkan berukuran 8-10 gram/ekor benih ini di sebut benih gelondongan kecil. 2. Kolam pembesaran tahap 2 berfungsi untuk memelihara benih gelondongan besar, benih ini memiliki ukuran 10-12cm dengan berat 15-20 gram/ekornya, jumlah penebaran tahap 2 ini sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/M pemeliharaan selama 1,5 bulan, luas kolam yang di gunakan sama dengan kolam pembesaran tahap 1, 250-500M. ukuran yang di hasilkan 30-80gram/ekornya 3. Kolam pembesaran tahap 3 berfungsi untuk memelihara benih hingga masa panen,kolam yang di butuhkan memiliki ketinggian pematang 80-100 cm, dengan luas kolam 500-2000M ketinggian air yang di butuhkan dalam pemeliharaan tersebut ialah 50-60 cm, pemeliharaan selama 2 bulan di hasilkan ikan yang memiliki ukuran 150-300gram. Alat dan bahan yang di butuhkan pada media pemeliharaan ikan di kolam secara umum ialah: Jala (memanen ikan dalam kondisi yang terbatas), Anco (mengontrol laju pertumbuhan ikan, meliputi berat,panjang dan lebar), Hapa (berbentuk kotak segi empat yang terbuat dari jaring,bertujuan sebagai tempat penampungan sementara benih, induk dan hasil panen), Ember/Baskom berbagai ukuran (untuk di gunakan sebagai media pengobatan,dan pemanenan), Timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg) (untuk pengukuran berat ikan guna mempermudah prhitungan pemberian pakan berdasarkan ukuran ikan yang di budidaya), piring secchi (secchi disc) (bertujuan untuk mengontrol tinggkat kecerahan air Persiapan Kolam Dua minggu sebelum dan sesudah di pergunakan kolam harus di persiapkan, dasar kolam di keringkan di jemur selama beberapa hari bertujuan untuk mematikan hama baik ikan liar yang tersisa maupun bibit penyakit, di bersihkan dari rerumputan dan di cangkul sambil di ratakan, tanggul dan pintu air di perbaiki jangan sampai terjadi kebocoran,saluran air di perbaiki agar jalan air lancar.dipasang saringan pada pipa pemasukan maupun pipa pengeluaran air, bertujuan mencegah masuknya benih ikan liar dari luar ke dalam kolam dan mencegah ikan yang di dalam kolam keluar,tanah dasar kolam di kapur untuk memperbaiki pH tanah mencapai 7,0-8,0 dan memberantas hama, jenis kapur yang di gunakan ialah kapur tohor sebanyak 100-150kg/ha( Kapur panas Ca O) bila di gunakan kapur pertanian dosisnya 500-1000kg/ha, pemupukan perlu di lakukan juga tetapi di sesuaikan dengan tingkat kesuburan kolam,biasanya untuk pupuk organik di berikan 300-1000kg/ha, bila pupuk Urea dan TSP bila di berikan 50kg/ha, sesudah di campur terlebih dahulu dan di tebarkan merata di dasar kolam, selesai pengapuran dan pemupukan kolam diairi sedalam 10cm dan dibiarkan selama 3-4 hari agar kapur dan pupuk bereaksi dengan tanah dasar kolam, pada hari kelima air kolam ditambah hingga mencapai 50-60 cm, setelah sehari semalam kolam sudah siap untuk di tebarkan benih.

Anda mungkin juga menyukai