Anda di halaman 1dari 29

Pengkajian Telinga

RIWAYAT KESEHATAN

KELUHAN UTAMA

RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

POLA HIDUP & PSIKOSOSIAL

KELUHAN UTAMA

Kehilangan Pendengaran Nyeri Drainase Tinnitus Kehilangan Keseimbangan

Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Penyakit Infeksi (Otitis media akut )
Komplikasi dari infeksi telinga spt: Otitis Media Kronik, infeksi saluran nafas bagian atas, sinusitis akut atau kronis

Meningitis

Penyakit Umum & Hospitalisasi


Tonsilitis Pembedahan pada telinga Trauma pada telinga Perforasi gendang telinga

PENGOBATAN

Obat-obatan:
Aspirin, antibiotic, analgesics, salicylates bisa merusak saraf vestibulocochlear

Alergi
Mengakibatkan hidung berair dan tersumbat eustachian tubes Mengakibatkan edema Obstruksi aliran udara antara telinga tengah dan hidung, tekanan udara tidak seimbang.

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi & Palpasi Tes Pendengaran

Tes Keseimbangan

Inspeksi & Palpasi


Telinga Luar - Warna : Normal = wajah - Ukuran: Normal = simetris - Drainase: Darah, jernih, pus - Lesi - Tarik pinna, tekan tragus Liang Telinga - Dewasa: Pinna ditarik ke belakang atas. - Anak : Pinna ditarik ke belakang bawah. - Lihat : Liang sangat sempit, serumen berlebihan, merah, bengkak, drainase, benda asing. Normal = tidak ada ditemukan.

OTOSKOPI
Pada saat pemeriksaan daun

telinga harus di tarik ke belakang atas (dewasa) atau ke belakang bawah (anakanak) dan pencahayannya harus bagus Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat liang telinga dan membran timpani

Pada keadaan normal di liang telinga hanya

terdapat serumen dengan ukuran kecil dengan warna dindingnya sama seperti warna kulit. Pada keadaan tidak normal dapat di jumpai tanda-tanda peradangan,nanah berdarah,benda asing,bisul ,eksotouse(tonjlan tulang keliang telinga) dan sebagainya . Pada keadaan normal membran timpani : 1. Warna : putih mutiara 2.Bentuk: berbentuk seperti kerucut dengan umbo (puncaknya) mengarah ke cavum timpani 3. Reflek cahaya : mengarah ke pukul 7 (telinga kiri) atau

normal

abnormal

Tes Pendengaran
Tes Suara Dipakai: bisik, suara percakapan Pemeriksa berdiri di samping penderita Hasil (+): penderita dapat mengulang secara benar 50% stimulus yg diberikan Jarak: 60 cm (2 feet) dan 15 cm (6 inches) Normal: penderita dapat mendengar bisikan sejauh 10 meter

TES GARPUTALA

Manfaat : mengetahui jenis ketulian Prosedur : menggetarkan garpu tala (kaki garpu tala digetarkan dengan ibu jari atau telunjuk) Jenis tes : Weber, Rinne, Schwabach

Tes Weber
Letakkan garpu tala di linea mediana , dahi,gigi insisivus atas Penilaian: Tidak ada lateralisasi : Normal Lebih keras telinga sakit : Tuli konduktif. Lebih keras telinga sehat: Tuli sensorineural.

Tes Rinne
Membantu untuk menetapkan tuli konduktif dan tulang pendengaran Hantaran udara 2 kali lebih baik dari tulang tulang telinga. Normal : getaran masih terdengar melalui hantaran udara (Rinne +). Tuli konduktif : tidak mendengar getaran melalui hantaran udara setelah hantaran tulang hilang.

Tes Schwabach
Membandingkan konduksi tulang pemeriksa(normal) dengan pasien. Garputala yang telah digetarkan diletakkan di prosesus mastoideus pemeriksa, setelah tidak terdengar getaran, garputala dipindahkan ke tulang mastoid pasien. (Sebaliknya). Schwabach memanjang Pasien masih mendengar : Tuli konduktif Schwabach memendek Pemeriksa masih mendengar: Tuli neurosensoris

Tes Ketajaman Vestibular


Romberg Test - Pasien berdiri tegak, tangan di samping paha, mata terbuka. - Kemudian disuruh menutup mata. - Amati goyangan. - Apakah ada kehilangan kesimbangan. - Suruh berjalan ke depan dan belakang dengan cara heel to toe.

Test Past-Pointing
- Pasien duduk di depan pemeriksa. - Letakkan jari telunjuk sejajar bahu pasien - Suruh pasien menyentuh jari pemeriksa dengan telunjuk pasien. - Suruh pasien menurunkan tangan, menutup mata dan suruh menunjuk jari pemeriksa. - Lakukan pada kedua tangan pasien.

Tes Nystagmus
- Jari pemeriksa diletakkan sejajar

didepan mata pasien. - Suruh pasien mengikuti jari pemeriksa tanpa menggerakkan kepala. - Pemeriksa menggerakkan jari dengan perlahan ke arah telinga kanan dan kiri pasien, tapi tidak lebih dari 30 derajat. - Amati sentakan mata pasien.

Tes Audiometri
Audiometri adalah subuah alat yang digunakan untuk mengtahui level pendengaran seseorang. Audiometri nada murni Suatu sisitem uji pendengaran dengan menggunakan alat listrik yang dapat menghasilkan bunyi nada-nada murni dari berbagai frekuensi 250-500, 1000-2000, 4000-8000 dan dapat diatur intensitasnya dalam satuan (dB).

Kehilangan dalam Desibel 0-15 >15-25 >25-40 >40-55 >55-70


>70-90 >90

Klasifikasi Pendengaran normal Kehilangan pendengaran kecil Kehilangan pendengaran ringan Kehilangan pendengaran sedang Kehilangan pendenngaran sedang sampai berat Kehilangan pendengaran berat Kehilangan pendengaran berat sekali

Audiometri tutur: alat uji pendengaran digunakan daftar kata terpilih yang dituturkan pada penderita. Kata-kata tersebut dituturkan langsung pemeriksa melalui mikropon yang dihubungkan dengan audiometri tutur kemudian disalurkan melalui telepon ke telinga yang diperiksa pendengarannya, Penderita diminta untuk menirukan dengan jelas setip kata yang didengar, dan apabila kata-kata yang didengar makin tidak jelas karena intensitasnya makin dilemahkan, pendengar diminta untuk menebaknya.

Kriteria : Ringan masih bisa mendengar pada intensitas 20-40 dB Sedang masih bisa mendengar pada intensitas 40-60 dB Berat sudah tidak dapat mendengar pada intensitas 60-80 dB Berat sekali tidak dapat mendengar pada intensitas >80 dB

TIMPANOMETRI

Aplikasi klinis Timpanometri


1.Diagnostik efusi / cairan di telinga tengah 2. Menilai kondisi tulang pendengaran 3. Menilai integritas membrana timpani 4. Menilai fungsi tuba Eustachius 5. Menilai tekanan udara dalam telinga tengah 6. Menilai efek sikatriks membran timpani

Tipe A: gambaran spt grafik dibawah, menunjukkan tekanan udara di telinga tengah normal. A : bentuk grafik normal Puncak lebih tinggi biasanya menunjukkan tekanan yang berlebih di telinga tengah muncul pada dislokasi tulang pendengaran, kekakuan membrana timpani Puncak lebih pendek dari normal menunjukkan kekakuan. Puncak lebih pendek dari normal menunjukkan kekakuan, seperti pada otosklerosis Tipe B: Tidak didapatkan puncak/ flat, biasanya disebabkan karena adanya cairan di telinga tengah atau adanya perforasi membrana timpano, atau adanya serumen. Tipe C Ada puncaknya namun bergeser ke kiri menunjukkan adanya tekanan negatif biasanya disebabkan karen disfungsi tuba.

Anda mungkin juga menyukai