Anda di halaman 1dari 5

Pada makhluk hidup yang berkembang biak secara seksual, tiap individu baru berasal dari perkembagan dan

pertumbuhan sel zigot yaitu sel yang merupakan hasil persatuan antara sel kelamin jatan (spermatozoa) dengan sel kelamin betina (ovum) yang masing-masing adalah haploid. Dengan demikian cirri-ciri genetis yang dibawa oleh zigot (2n) adalah gabungan antara ciri-ciri genetis sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Gen adalah rantai DNA yang panjang dan terdiri dari banyak pasang nukleotida. Rangkaian nukleotida dalam DNA inilah yang membawa informasi yang terkandung dalam sebuah gen dapat menghaslkan alel-alel baru, sehingga sebuah gen memiliki potensi untuk memiliki jutaan alel yang berbeda. Gen yang sealel ini waktu pembentukan gamet (gametogenesis) akan memisah (dikenal dengan prinsip segregasi bebas) dan waktu berpasang-pasangan lagi pada proses fertilisasi. Mekanisme penurunan sifat ini pertama kali dikemukakan oleh Gregor Mendel. Secara kebetulan tumbuhan yang digunakan Mendel adalah Ercis (Pisum Sativum), gen pengendalinya bersifat bebas yang artinya satu gen terletak pada satu kromosom. Alel adalah gen yang menjadi anggota dari sepasang gen yang sama. Masing-masing alel memiliki pengaruh terhadap suatu karakter khusus yang berbeda dengan alel yang lain. Organisme diploid memiliki pasangan-pasangan gen yang masing-masing terdiri dari 2 alel. Alel ganda adalah keadaan dimana sebuah gen memiliki lebih dari 1 alel. Keadaan ini disebut multiple alel sedangkan perangkat dari alel-alel tersebut disebut deret alel. Alel ganda terjadi karena terjadi karena terjadi beberap mutasi gen. Adanya alel ganda individu diploid tidak hanya memiliki 3 kemungkinan genotip tetapi kemungkinan genotipnya menjadi lebih dari 3. Beberapa sifat yang ditentukan oleh alel ganda antara lain golongan darah system ABO, tumbuhnya rambut pada segmen digitalis kedua dari ruas jari tangan manusia, sifat warna rambut pada kelinci serta warna mata pada drosophila. Golongan darah system ABO pada manusia dikendalikan oleh tiga alel ganda yaitu IA, IB, dan i. Alel IA dan IB dominan terhadap i, alel IA dan IB tidak dominan sesamanya namun bersifat kodominan. Adanya 3 alel ini menentukan 4 macam golongan darah pada manusia yaitu golongan darah A dengan genotip IAIA, golongan darah B dengan genotip IBIB, golongan darah AB dengan genotip IAIB serta golongan darah O dengan genotip ii. Orang yang mempunyai golongan darah A dalam eritrositnya terdapat Antigen A dan didalam plasma darahnya terdapat zat anti B. orang yang bergolongan darah B memiliki antigen B di dalam eritrositnya da zat anti A di dalam plasma darahnya. Orang yang memiliki golongan darah AB memiliki antigen A da antigen B didalam eritrositnya, namun tidak memiliki zat anti A dan zat anti B di dalam plasma darahnya. Sedangkan orang yang bergolongan darah O tidak memiliki antigen A dan B di dalam eritrositnya dan hanya memiliki zat anti A dan zat anti B di dalam plasmanya. Dalam suatu populasi golongan darah terbanyak adalah golongan darah O, diikitu golongan darah B, selanjutnya glongan darah A dan paling sedikit adalah golongan darah AB. Frekuensi golongan darah ini berbeda-beda pada setiap bangsa. Penelitian yang pernh dilakukan di Jawa pada daerah Ampelgading dari 450 orang, 30,4 % bergolongan darah O, kemudian 24,7% bergolongan darah A, golongan darah B sebesar 37,4% dan hanya 7,6% bergolongan darah AB.
http://mubtadiahc.blogspot.com/2012/04/uji-golongan-darah-sistem-abo.html

Setiap manusia memiliki golongan darah yang berbeda beda. Ada yang bergolongan darah A , B , AB dan O. Mengetahui golongan darah mempunyai beberapa manfaat yang sangat penting. Misalnya dalam keadaan genting, tiba tiba kita membutuhkan darah maka kita tidak perlu repot repot karena kita sudah mengetahuinya. Golongan darah tersebut dapat diketahui melalui tes golongan darah. Selain itu, setiap orang juga memiliki waktu koagulan atau waktu pembekuan darah yang berbeda beda, ada yang cepat dan ada yang lambat. Dan setiap orang juga memiliki tensi yang berbeda beda pula. Tensi manusia dewasa yang normal adalah 120/80. dalam percobaan kali ini kita akan mencoba untuk mengetahui itu semua yaitu mngetahui golongan darah, waktu koagulan dan tensi. Dalam teknik slide biasa untuk penggolongan darah ABO, dua tetes darah yang terpisah dari orang yang akan diperiksa golongan darahnya diletakan pada sebuah slide mikroskop Setetes serum yang mengandung aglutinin anti-A ( dari darah golongan B ) diteteskan pada salah satu tetes darah,sedangkan tetes serum yang mengandung aglutinin anti-B ( dari darah golongan A ) diteteskan pada tetes darah lainya. a. Jika serum anti-A menyebabkan aglutinasi pada tetes darah,maka individu tersebut memiliki aglutinogen tipe A ( golongan darah A ) b. Jika serum anti-B menyebabkan aglutinasi, individu tersebut memiliki aglutinogen tipe B ( golongan darah B ) c. Jika kedua serum anti-A dan anti-B menyebabkan aglutinasi induvidu tersebut memiliki aglutinogen tipe A dan tipe B ( golongan darah AB ) d. Jika kedua serum anti-A dan anti-B tidak mengakibatkan aglutinasi,maka individu tersebut tidak memiliki aglutinogen ( golongan darah O )

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.menurut K. Landsteiner menemukan bahwa penggumpalan darah (aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit (sel darah merah) seseorang dicampur dengan serum darah orang lain. Akan tetapi pada orang lain, campuran tadi tidak mengakibatkan penggumpalan darah. Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, golongan darah tersebut dibagi menjadi 4 golongan yaitu sebagai berikut:

Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.

Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif

Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.

Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif. Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO. Sebelum lahir,molekul protein yang ditentukan secara genetik disebut antigen, antigen ini muncul dipermukaan membran sel darah merah. Antigen ini, tipe A dan tipe B bereaksi dengan antibody pasangannya,yang mulai terlihat sekitar 2 sampai 8 bulan setelah lahir. 1. Karena reaksi antigen-antibodi menyebabkan aglutinasi ( penggumpalan) sel darah merah, maka antigen disebut aglutinogen dan antibodi pasangannya disebut aglutinin 2. Seseorang mungkin saja tidak mewarisi tipe A dan tipe B atau hanya mewarisi salah satunya, atau bahkan keduanya sekaligus. Klasifikasi golongan darah ABO ditentukan berdasarkan ada tidaknya aglutinogen ((antigen tipe A dan tipe B ) yang ditemukan pada permukaan eritrosit dan aglutinin (antibodi) anti-A dan anti-B, yang ditemukan dalam plasma. 1. Darah golongan A mengandung aglutinogen tipe A dan aglutinin anti-B

2. Darah golongan B mengandung aglutinogen tipeB dan aglutinin anti-A 3. Darah golongan AB mengandung aglutinogen tipe A dan tipe B,tetapi tidak mengandung aglutinin anti-A atau anti-B

4. Darah golongan O tidak mengandung aglutinogen, tetapi mengandung aglutini anti-A dan aglutini-B Penggolongan darah penting dilakukan sebelim transfusi darah karena pencampuran golongan darah yang tidak cocok menyebabkan aglutinasi dan destruksi sel darah merah. Contoh gambar hasil pengamatan

Bagaimana menentukan golongan darahnya? ambil satu contoh baris ke-dua. Perhatikan urutan sampelnya dari kiri ke kanan: 1. diberi anti Rhesus : menggumpal 2. 3. 4. diberi anti A : tidak menggumpal diberi anti B : menggumpal diberi anti AB : menggumpal

Kesimpulannya,sang pemilik darah bergolongan darah B Rh+ (golongan B dan golongan Rhesuspositif). Untuk menentukan golongan darah pedomannya sebagai berikut: Golongan aglutinogen (antigen) pada eritrosit A B A dan B aglutinin (antibodi) pada plasma darah b a a dan b

A B AB O

Jika aglutinin a (anti A) + aglutinogen A = terjadi aglutinasi (penggumpalan) Jika aglutinin b (anti B) + aglutinogen B = terjadi aglutinasi (penggumpalan)

Jika anti Rhesus (antibodi Rhesus) + antigen Rhesus = terjadi aglutinasi (penggumpalan) 1. 2. 3. darah + anti Rhesus = aglutinasi -----> terdapat antigen Rhesus -----> gol Rh+ darah + anti A= aglutinasi -----> terdapat aglutinogen A -----> gol A darah + anti B= aglutinasi -----> terdapat aglutinogen B -----> gol B

Penggunaan anti AB hanya untuk verifikasi (kepastian) saja. Tidak digunakan juga tidak masalah. cara penggolongan darah Sistem Rh Adalah kelompok antigen lain yang diwariskan dalam tubuh manusia. Sistem ini ditemukan dan diberinama berdasarkan Rhesus monyet. Antigen RhD adalah antigen terpenting dalam reaksi imunitas tubuh. a. Jika faktor RhD ditemukan, individu yang memilikinya disebut Rh positif. Jika faktor tersebut tidak ditemukan maka individunya disebut Rh negatif. Individu dengan Rh positif lebih banyak dari pada Rh negatif. b. Sistem ini berbeda dengan golongan ABO di mana individu ber-Rh negatif tidak memiliki aglutinin anti-Rh dalam plasmanya.

c. Jika seseorang dengan Rh negatif diberikan darah ber-Rh positif maka aglutininya anti-Rh akan diproduksi. Walau tranfusi awal tidak membahayakan, pemberian darah Rh positif selanjutnya akan mengakibatkan aglutinasi sel darah merah donor. d. Eritoblastosis fetalis atau penyakit hemolisis pada bayi baru lahir,dapat terjadi setelah kehamialnan pertama ibu ber-Rh negatif dengan janin ber-Rh positif a. Pada saat lahir ( atau abortus spontan atau induksi), ibu akan terpapar beberapa antigen Rh positifjanin sehingga ibu akan terbentuk antibodi untuk menolak antigen tersebut b. Jika antibodi lawan faktor Rh telah diproduksi ibu maka pada kehamilan selanjutnya,antibodi tersebut akan menembus plasenta menuju aliran darah janin dan menyebabkan hemolisis sel darah merah janin. Bayi yang mengalaminya akan terlahir dengan anemia c. Pencegahan. Jika ibu ber-Rh negatif mendapat injeksi antibodi berlawanan dengan faktor Rh positif dalam waktu 72 jam setelah melahirkan,keguguran,atau setelah abortus janin ber-Rh positif, maka antigen tidak akan teraktivasi. Ibu tidak akan memproduksi anyibodi lawannya.
http://ochenbiofisiologi.blogspot.com/2012/01/laporan-golongan-darah.html

Anda mungkin juga menyukai