Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Mekanisme cedera, kekuatan mekanik, lokasi cedera dan status hemodinamik pasien
terisi darah >> tanpa perubahan dramatis (penampilan,ukuran, tanda iritasi peritoneal yang jelas)
Abdomen
Cedera tak terdeteksi kematian - dapat dicegah
Organ genitourinarius retroperitoneal multisistem
Primary survey
TRAUMA RENAL
TINJAUAN PUSTAKA
1. ANATOMI
A. Anatomi eksternal abdomen Flank Kuadran abdomen dinding abdomen anterior - aponeuron : barrier luka penetrans. Area abdomen belakang - otot paraspinal & pinggang belakang barrier luka penetrans
C. Anatomi & fisiologi renal Sistem kemih Retroperitoneal Struktur sekitar ginjal arteri renalis , vena renalis. plasma renal urin pelvis renal ureter vesica urinaria uretra
2. TRAUMA ABDOMEN
Trauma tumpul
Blunt Abdominal Trauma (BAT)
Kekuatan hantaman dapat merusak organ solid, berongga, sebabkan rupture, perdarahan sekunder, kontaminasi oleh isi dalaman usus dan peritonitis
Luka tusuk ,luka tembak laserasi, memotong. Trauma penetrans Luka tembak : fragmentasi, kecepatan, Penetrating Abdominal lokasi, pantulan thd tulang, kavitasi Trauma (PAT) temporer
1. Anamnesis
KLL riwayat trauma : kecepatan, tipe tabrakan, desakan kendaraan, pengaman,posisi pasien , keadaan penumpang Prahospital trauma penetrans waktu cedera , tipe senjata , jumlah tusukan/luka tembak , perdarahan eksterna di lokasi kejadian. Ledakan cedera bertekanan tinggi - tempat tertutup , jarak dekat
2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi Baju dibuka. abrasi, kontusio dari sabuk pengaman, laserasi, luka penetrans, benda asing yang tertancap, evirasi omentum,usus halus dan kehamilan. Logroll. selimut hangat cegah hipotermia Auskultasi bising usus ileus ? Perkusi dan Palpasi Perkusi menyebabkan peritoneum bergerak dan dapat merangsang iritasi peritoneal (x) NTL nyeri superfisial, nyeri tekan dalam, kehamilan Pemeriksaan uretra, perineal dan rectal Darah di meatus uretra robekan uretra. skrotum dan perineum ekimosis, hematoma, sugestif cedera uretra. pemeriksaan rectal tonus sfingter, posisi prostat, darah segar karena perforasi usus
3. Tindakan khusus
NGT dan kateter urin Pemeriksaan pada trauma tumpul : FAST ( focused assessment sonography in trauma) identifikasi perdarahan, cedera organ berongga + = non invasif, akurat, cepat, tidak mahal dan dapat reevaluasi ( interval 30) Dapat dipersulit dg obesitas,udara subkutan, DPL (Diagnostic peritoneal lavage) identifikasi perdarahan, cedera organ berongga Invasif, 98% sensitif. hemodinamik instabil dg fasilitas usg, CT (-) Menilai isi peritoneal. (+) : >100.000 SDM/mm3, 500
TRAUMA RENAL
Cedera Genitourinarius Benturan ke punggung ,flank kontusio, hematoma atau ekimosis potensial cedera renal Fraktur pelvis anterior Cedera melalui : Langsung benturan di punggung, flank Tak langsung pergerakan renal secara tibatiba di dalam rongga retroperitonium regangan pedikel renal robekan tunika intima arteri renalis bekuan-bekuan darah trombosis arteri renalis beserta cabangcabangnya. Cedera dipermudah jika sudah ada kelainan : hidronefrosis, kista renal, tumor renal, dsb 3 penyebab utama : 1. Trauma tajam 2. Trauma iatrogenic 3. Trauma tumpul
Cedera Renal
The Committee on Organ Injury Scaling of the American Association for the Surgery of Trauma (AAST)
5 Laserasi : renal hancur Atau Vascular: devaskularisasi renal atau avulse hilar
Major injury
PRIMARY
SURVEY
Status neurologis : tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil, tanda tanda lateralisasi dan tingkat (level cedera spinal).
SECONDARY SURVEY
adalah pemeriksaan kepala sampai kaki, reevaluasi tanda vital. riwayat perlukaan, lokasi perlukaan, jenis cedera A : alergi M : medikasi ( obat yang diminum saat itu atau sering diminum) P : past illness (riwayat penyakit penyerta atau dahulu) L : last meal E : event / environment yang berhubungan dengan kejadian perlukaan Penurunan keadaan evaluasi ulang terus menerus sehingga gejala yang baru timbul segera dapat dikenal dan ditangani secepatnya. Diuresis diawasi, produksi urin orang dewasa dijaga cc/kgBB/jam, anak 1cc/kgBB/jam 7.
PENILAIAN
1. Anamnesis
identitas , usia pasien Nyeri abdomen umumnya di daerah pinggang atau perut bagian atas, intensitas nyeri bervariasi. Riwayat trauma : riwayat kecelakaan berkendara, ditabrak, kecepatan kendaraan. Indikator cedera renal mayor meliputi kejadian deselerasi cepat (berkendara kecepatan tinggi) dan benturan langsung ke abdomen Pada cedera tembus, lokasi, ukuran benda yang menusuk, kaliber peluru Riwayat medis (disfungsi organ dan fungsi renal sebelum trauma) : Hydronephrosis karena abnormalitas ureteropelvic junction, renal calculi, kista dan tumor dilaporkan paling sering mengkomplikasikan cededra renal minor (3.5% to 21.8%)
2. Pemeriksaan fisik
1. Tanda tanda syok
Stadium Plasma yang hilang Gejala Pusing, takikardi ringan, sistolik 90 100mmHg Gelisah, keringat dingin, haus, dieresis berkurang, takikardi >100/menit, sistolik 80-90 mmHg Gelisah, pucat, dingin, oliguri, takikardi >100/menit, sistolik 70-80 mmHg Pucat, sianotik, dingin takipnea, anuri, kolaps pembuluh darah, takikardi / tak teraba lagi. Sistolik 0 40 mmHg
10 15% 750ml 20 25% 1000 1200 ml 30 35% 1500 1750 ml 35 50% 1750 2250 ml
4. Palpasi abdomen NT (+), ketegangan otot pinggang. 5. Penambahan massa di abdomen terutama pinggang. Massa pada palpasi renal dapat teraba namun jarang. Dapat dilihat pula dengan penambahan ukuran abdomen selama observasi. Pada cedera vaskuler, dapat terjadi massa yang cepat meluas disertai tanda kehilangan darah yang banyak. Dapat pula disertai cedera hepar atau limpa yang dapat ditemukan tanda perdarahan dalam perut. 6. Flank ecchymoses 7. Fraktur costa bawah T8-T12 atau fraktur prosesus spinosus vertebra, hematotoraks, pneumotoraks, kemungkinan rupture limpa. 8. Abdominal distension
Pemeriksaan penunjang hematologi dan urinalisis : Hb dan Ht serial ; leukosit tinggi; ureum kreatinin ; hematuri mikroskopik / makroskopik hallmark pencitraan ~ fasilitas :
IVP : tingkat kerusakan renal dengan ekstravasasi kontras, kelainan anatomi renal dan melihat keadaan renal kontralateral.
CT scan : robekan jaringan renal, ekstravasasikontras yang luas, nekrosis jaringan renal, trauma organ lain.
IVP dilakukan jika (1) luka tusuk atau luka tembak yang mengenai renal, (2) cedera tumpul renal yang memberikan tanda hematuria makroskopik (3) cedera tumpul renal yang memberikan tanda-tanda hematuriamikroskopik dengan syok
KONSERVATIF
Observasi
didapatkan
Tanda vital Massa di pinggang Hb Urine > pekat Tanda perdarahan > hebat Suhu tubuh Massa di pinggang
F. PERUJUKAN
Keputusan merujuk didasarkan pada kriteria fisiologis, pola perlukaan, biomekanika trauma, masalah khusus pada pasien, termasuk rupture renal. jarak, keberadaan tenaga trampil, intervensi yang perlu. Sebelum merujuk, atasi kegawatdaruratan Jangan menunda rujukan dengan melakukan tindakan diagnostic yang tidak perlu dan mengubah rencana tindakan Komunikasikan rujukan dengan rumahsakit tujuan, RM lengkap, transportasi baik aman sesuai kondisi pasien, persetujuan rumahsakit yang dituju
KESIMPULAN
Cedera abdomen yang tidak terdeteksi masih merupakan penyebab kematian yang dapat dicegah. Genitourinaria yang terletak sebagian besar retroperitoneal, jika mengalami cedera trauma, umumnya melibatkan multisystem, sementara kini angka kejadian trauma renal pun meningkat dan dapat menimbulkan cedera renal yang serius. Trauma abdomen adalah suatu cedera pada abdomen, bisa disebabkan oleh luka tumpul atau luka tembus yang bisa mengakibatkan kerusakan pada organ dalam abdomen. Benturan langsung ke punggung atau flank yang menyebabkan kontusio, hematoma atau ekimosis merupakan jejas yang potensial menunjukkan adanya cedera renal. Cedera renal dapat terjadi langsung dan tidak langsung. Berdasarkan derajat kerusakannya, cedera renal dibagi menjadi 5 grade, dan berdasarkan jenis cedera dibagi menjadi 4 kategori yaitu minor injury, major injury, catastrophical dan rupture collecting system. Trauma renal sendiri dapat disebabkan oleh trauma tajam, trauma iatrogenic dan trauma tumpul. Penatalaksanaan rupture renal harus dikelola dengan initial assessment untuk ABCDEs sesuai protocol Advanced Trauma Life Saving (ATLS). Karena banyak pasien memiliki trauma multisistem dengan cedera bersamaan, pendekatan sistematis untuk penilaian awal dan resusitasi memungkinkan untuk identifikasi cedera lainnya sehingga dapat pengaruhi pengambilan keputusan sesuai cedera tambahan. Protocol tersebut meliputi primary survey, resusitasi, secondary survey dengan berdasarkan Airway dengan kontrol servikal, breathing, circulation, disability, exposure. Adapun penilaian pada trauma renal setelah melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang yang baik agar diagnosis dapat ditegakkan dengan benar sehingga dapat dilakukan terapi definitive yang tepat. Setelah melakukan tahap primary survey dan secondary survey, sebagai dokter umum tidak berkompetensi melakukan penatalaksanaan lingkup bedah beserta tindakan invasive. Kompetensi dokter umum meliputi live saving sesuai ATLS primary suvey, resusitasi dan secondary survey. Pasien kemudian dirujuk dengan proses perujukan dan transportasi yang benar.
DAFTAR PUSTAKA
1.
National Kidney Foundation. 2012. National Kidney Foundation. Retrieved at : http://www.kidney.org. Diakses tanggal 17 November 2012. Lynch,D., Pieiro,L.M., Plas,E., Serafetinidis,E., Turkeri,L., Hohenfellner,M. 2003. European Association Of Urology. Guidelines On Urological Trauma Purnomo, B.B. 2003. Trauma Urogenitalia. Dalam Dasar Dasar Urologi, Edisi Kedua. Jakarta : Sagung Seto American College of Surgeons Committee on Trauma (ACS COT). 2008. Bab 5 : Trauma Abdomen dan Pelvis. Dalam Advanced Trauma Life Support for Doctors, ATLS Student Course Manual . Eight Edition. Chicago. Anonimous. The 9 Abdominal Regions & the 4 Abdominal Quadrants. Available at : http://shs.westport.k12.ct.us/forensics/02-evidence/regions_&_quadrants.htm Accessed at Nov 11, 2012 at 04.05 pm
2.
3.
4.
5.
6.
7. 8.
Snell, R.S. 2006. Abdomen. Dalam Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Bagian 1. Jakarta : EGC
Abdominal Quadrant. Available from :http://protetoresdanatureza.org/calculadora/4-abdominal-quadrants Martini, H. Federick. 2006. Fundamental anatomy and physiology 7th edition. Pearson education inc. Benyamin Cummings. Sherwood,L. 2002. Sistem Kemih. Dalam Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta : EGC Purnomo, B.B. 2003. Anatomi Sistem Urogenitalia. Dalam Dasar Dasar Urologi, Edisi Kedua. Jakarta : Sagung Seto
9. 10.
1.
Abdominal Trauma. A review of prehospital assessment and management of blunt and penetrating abdominal trauma. EMSWORLD: 2011. Diunduh dari : http://www.emsworld.com/print/EMS-World/CE-Article--Abdominal-Trauma/1$12262 American College of Surgeons Committee on Trauma (ACS COT). 2008. Bab 1 : Penilaian awal dan penngelolaannya. Dalam Advanced Trauma Life Support for Doctors, ATLS Student Course Manual . Eight Edition. Chicago. Ledbetter,S. dan Smithuis,R. 2011. Acute Abdomen Trauma. Role of CT. Retrieved at : http://www.radiologyassistant.nl/en/p466181ff61073/abdominal-trauma-role-of-ct.html. Diakses tanggal 18 November 2012.
2.
3.
4.
Metro,M.J., McAninch ,J.W. 2008. Surgical Exploration of The Injured Kidney: Current Indications And Techniques. nt. braz j urol. vol.29 no.2 Rio de Janeiro Mar./Apr. 2008.
Purwadianto, A. dan Sampurna, B. 2000. Kedaruratan Medic Pedoman Pelaksanaan Praktis. Jakarta : Binarupa Aksara Sjamsuhidayat,R. dan de Jong, W.2005. Saluran Kemih Dan Alat Kelamin Laki. dalam Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC American College of Surgeons Committee on Trauma (ACS COT). 2008. Bab 13 : Rujukan. Dalam Advanced Trauma Life Support for Doctors, ATLS Student Course Manual . Eight Edition. Chicago. Lusaya, D.G., and Schwartz,B.F. 2011. Renal Trauma Treatment & Management. Medscape reference Drugs, disease and procedure. D Retrieved at : http://www.medscape.com.Diakses tanggal 17 November 2012. Bhatti, A.N., Awan, S. 2012. Lumbotomy ; An Under Utilized Incision for Renal and Upper Ureteral Access. Professional Med J Mar-Apr 2012;19(2): 228-233. Kawashima,A., Sandler,C.M., Corl, F.M., West,O.C., Tamm,E.P., Fishman,E.K., Goldman,S.M. 2006. Imaging of Renal Trauma: A Comprehensive Review. May 2001 RadioGraphics, 21, 557-574. Mohsen T, El-Assmy A, El-Diasty T . 2008. Urogenital Trauma - Long-term Functional And Morphological Effects of Transcatheter Arterial Embolization Of Traumatic Renal Vascular Injury. Int. braz j urol. vol.34 no.5 Rio de Janeiro Sept./Oct. 2008. National Cancer Institute. 2012. The University Of Cancer Medicine. Renal Cell Cancer Treatment (PDQ).
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
TERIMAKASIH