Anda di halaman 1dari 11

RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI

KELOMPOK 1 Apriko Merza (04111004001) Msy. Nurul Qomariah (04111004002) Zara Alviometha Putri (04111004003) Yenny Amalia Bahar (04111004004) Putri Gusti Hakiki (04111004005) Diana Aprilia (04111004006) Mayang Pramudya (04111004007) Regina Desi Gresiana (04111004008) Keitria Twinsananda (04111004009) Miranda Kartika Sari (04111004010) Erinda Bilda Livia (04111004011) Pattrisha Rae (04111004012) Herpika Diana (04111004013)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2012

Pernyataan adanya gambaran kelainan atau penyakit pada radiologi harus didukung dengan adanya pengetahuan tentang gambaran normal dari struktur atau anatominya. Penggunaan diagnosis radiologis tidak dapat dicoba tanpa adanya pengetahuan tentang berbagai macam bentuk penampilan dari struktur normal. Harus diakui bahwa sebagian besar pasien yang normal menunjukkan banyak gambaran radiografi normal, tetapi merupakan pasien yang langka yang menunjukkan itu semua. Jadi, tidak adanya satu atau beberapa tanda setiap individu seharusnya tidak dikatakan abnormal. Gigi Gigi terdiri dari dentin, dengan email pada bagian atas corona dan lapisan tipis sementum di sepanjang permukaan akar (gambar 10-1). Sifat dari email yang lebih radiopak (putih) dibandingkan dengan jaringan lain dikarenakan email merupakan bagian terkeras/terpadat dari tubuh : terdiri dari 92% mineral, itu menyebabkan daya redaman terbesar pada foto x-ray. Dentin hanya terdiri dari 65 % mineral, dan karena kandungan mineral yang lebih rendah, gambarannya terlihat sebanding dengan kepadatan radiologi tulang. Gambaran dentin yang terlihat halus dan homogen dikarenakan morfologinya yang seragam. Persimpangan Amelodentinal, antara email dan dentin, muncul sebagai bagian yang memisahkan kedua struktur ini. Lapisan tipis sementum pada permukaan akar memiliki kandungan mineral ( 50%) sebanding dengan dentin. Sementum biasanya tidak terlihat jelas pada gambaran radiografis, hal ini dikarenakan kontras antara sementum dan dentin sangat rendah dan sangat tipis.

Gambar. 10-1. Gigi terdiri dari email ( panah pada Molar 1), dentin ( panah pada Premolar 2), pulpa ( panah pada Molar 2), dan sementum, biasanya tidak terlihat pada gambaran radiografis.

Daerah radiolusen menyatu dengan IiL didefinisikan sebagai perbatasan radiografis yang dapat terlihat pada apeks mesial atau distal gigi di daerah serviks antara tepi serviks dari topi enamel dan puncak tonjolan alveolar (Gbr. 10-2). Fenomena ini, yang disebut "kelelahan serviks," disebabkan oleh konfigurasi normal dari gigi yang terpengaruh, yang mengakibatkan penurunan penyerapan sinar-x di wilayah permasalahan. Selain itu, persepsi hasil area radiolusen dari kontras radiolusensi ini berdekatan, relatif buram pada email dan tulang alveolar. Daerah-daerah radiolusen harus diantisipasi pada gambaran radiografi pada hampir setiap gigi dan tidak akan bingung dengan karies permukaan akar, yang sering memiliki penampilan yang serupa.

Gambar. 10-2. Kelelahan servikal yang disebabkan oleh paparan berlebih dari bagian lateral gigi antara emaill dan puncak alveolar (panah). Pulpa gigi yang normal terdiri dari jaringan lunak, dan karenanya muncul gambaran radiolusen. Ruang dan saluran akar berisi pulpa yang diperpanjang dari bagian dalam mahkota ke puncak akar. Meskipun bentuk dari kebanyakan ruang pulpa cukup seragam dengan morfologi kelompok gigi, ada variasi besar antara individu-individu dalam ukuran ruang pulpa dan tingkat tanduk pulpa. Seperti variasi dalam proporsi dan distribusi dari pulpa harus diantisipasi dan diverifikasi pada radiografi ketika merencanakan prosedur restoratif.

Gambar. 10-3. Kanal akar pada gigi permanen yang terbuka pada apeks gigi seri (panah).

Gambar. 10-4. Saluran akar tidak terlihat secara radiografis pada 2mm apikal gigi, tetapi secara anatomi ada saluran akar (panah). Dalam keadaan normal, gigi sepenuhnya terbentuk dengan saluran akar yang terlihat memanjang hingga ke puncak akar, dan foramen apikal biasanya dapat dikenali. Dalam keadaan gigi normal lainnya. kanal dapat telihat terbatas di wilayah puncak dan tidak dapat dilihat dalam milimeter terakhir atau lebih dari panjangnya (Gbr. 10-3). Dalam hal ini, kanal kadang keluar pada sisi gigi, dan seperti sebuah kanal lateral yang mungkin atau tidak mungkin dikenali dikenali secara radiografis. Sebuah kanal lateral juga dapat terjadi sebagai cabang dari saluran akar yang normal yang meluas ke puncak dan berakhir pada foramen yang dapat dibedakan secara normal. Dalam kedua kasus, akan ada dua (atau lebih) ujung foramina yang dapat menyebabkan kegagalan pengobatan edodontik jika tidak teridentifikasi (Gbr.10-4) (lihat Bab 12). Pada akhir perkembangan akar pulpa kanal gigi menyimpang dan dinding akar dengan cepat berkembang pesat hingga ke tepi pisau (Gbr.10-5). Dalam ceruk yang dibentuk oleh dinding akar dan memperluas jarak pendek di luar adalah area radiolusen berbentuk bulat kecil dalam tulang trabekuler, dikelilingi oleh lapisan tipis tulang hyperostotic. Ini adalah papilla gigi, organ formatif dari dentin dan primordial dari pulpa, dibatasi oleh tulang crypt. Ini hanya seperti gigi yang mencapai kesempurnaan pada dinding di fase tersebut, yaitu pada wilayah apikal mulai mengerut dan akhirnya mendekati, menyempurnakan akar serta kemampuan membentuk saluran akar yang beragam. Pengenalan urutan ini dan pola

radiografi sering berguna dalam mengevaluasi perkembangan tahap relatif gigi dan tidak salah mengidentifikasi dengan radiolusensi apikal sebagai lesi pariapical.

Gbr 10-5. Perkembangan akar yang ditunjukkan oleh puncak akar yang berbeda di sekitar papila gigi (panah) yang tertutup oleh opak tulang crypt Struktur Pendukung Lamina Dura Sebuah rontgen yang tampak dari gigi dalam lengkung gigi normal akan menunjukkan bahwa rongga gigi dibatasi oleh garis putih tipis atau bayangan radiopak, lamina dura (gbr. 10-6). Gambar ini memanjang dengan bayangan dari tulang di kortikal puncak alveolar. Gambaran radiografis dari lamina dura menunjukkan sebuah lapisan tipis dari tulang padat (yang disebut lempeng berkisi atau tulang alveolar yang tepat).

Gbr. 10-6 Lamina dura muncul sebagai lapisan opak yang tipis dari tulang di sekitar gigi (A) dan disekitar rongga ekstraksi terakhir Berdasarkan penampakannya, lamina dura tampak seperti perpanjangan dari lapisan tulang crypt yang mengelilingi setiap gigi selama masa perkembangan. Nama lamina dura (lapisan keras), diperoleh dari gambaran radiografiknya dan dari berbagai macam gambarannya sebagai lapisan tipis dari tulang kompak, sebagai tulang kortikal, atau sebagai lapisan tulang ikat. Tulang ini sedikit lebih tebal dan tidak termineralisasi dengan baik daripada trabekula dari tulang kanselus di sekitarnya. Gambaran radiografi dari lamina dura diperoleh dari sinar x-ray yang melewati ketebalan dinding tulang tipis berkali-kali secara tangensial, yang akan menghasilkan redaman yang dapat diamati. Gambaran lamina dura pada film mungkin bervariasi. Ketika angulasi sinar x-ray diproyeksikan sedemikian rupa sehingga langsung melalui hamparan struktur yang relatif panjang, maka akan muncul gambaran radiopak dan terbaca dengan baik. Jika sinar diarahkan lebih miring hingga tidak dapat diredam, lamina dura akan tampil lebih membaur atau mungkin tidak terlihat sama sekali. Pada kenyataannya, meskipun tulang pendukung utuh dalam sebuah lengkung yang normal, sering sulit untuk mengidentifikasi lamina dura yang benar-benar mengelilingi setiap akar pada film, meskipun biasanya jelas terlihat batasan akar pada setiap film. Selain itu, variasi kecil dan gangguan dalam kontinuitas lamina dura dapat mewakili superimposisi dari cekungan pola trabekula dan kanal nutrisi kecil yang lewat dari tulang mandibula. Ketebalan dan densitas dari lamina dura pada gambar hasil foto rontgen dengan besarnya tekanan pada oklusal gigi. Lamina dura akan lebih luas dan lebih padat di sekitar akar gigi yang mengalami oklusi berat, sedangkan lamina dura akan lebih tipis dan kurang padat pada gigi yang tidak mengalami oklusi. Fenomena ini didapatkan dari hasil reaksi tekanan di sekitar tulang. Gambar bertumpuk pada lamina dura tidak biasa ditemukan pada permukaan mesial atau distal dari penampang akar dengan dua ketinggian elevasi pada penyinaran sinar-x. Contoh yang biasa ditemukan terlihat pada eminensia bukal dan lingual dari permukaan mesial pada akar gigi molar pertama mandibula (lihat gambar 10-11).

Gambar 10-7. Lamina dura pada bagian permukaan distal dari premolar (lihat panah) terlihat lebih rapuh dibandingkan pada permukaan mesial pada gigi yang sama. Penampakan dari lamina dura penting bagi fitur radiografi. Adanya lamina dura yang utuh disekitar apeks gigi yang menunjukkan pulpa vital (walaupun infeksi periapikal akut kadang-kadang dapat terjadi di mana belum ada waktu yang cukup untuk pengikisan lamina dura). Tidak adanya penampakan dari variabel lamina dura di sekitar apeks pada radiograf mungkin masih berada dalam batas normal. Jarang sekali lamina dura tidak ada di sepanjang akar molar hingga sinus maksilari dalam kondisi tidak ada penyakit. Oleh karena itu dokter disarankan untuk mempertimbangkan tanda dan gejala lain serta integritas dalam menegakkan diagnosis dan rencana perawatan. Alveolar crest Margin gingiva dari proses alveolar yang membentang antara gigi terlihat pada radiograf tepat memaparkan sebagai garis radiopak, dan disebut sebagai crest alveolar (gbr. 10-8). Tingkat puncak tulang dianggap normal ketika itu tidak lebih dari 1,5 mm dari cementum enamel junction dari gigi yang berdekatan. Crest alveolar mungkin surut apikal dengan usia dan menunjukkan resorpsi ditandai dengan penyakit periodontal. Radiograf

hanya menunjukkan posisi puncak, menentukan pentingnya tingkat terutama masalah klinis (lihat bab 17). Panjang dari crest alveolar normal di daerah tertentu tergantung pada jarak antara gigi di daerah yang bersangkutan. Di daerah anterior puncak berkurang menjadi hanya titik tulang antara close-set gigi seri. Posterior, puncak yang datar dan sejalan sejajar dan sedikit di bawah garis yang menghubungkan cementum enamel junction dari gigi yang berdekatan. puncak tulang kontinu dengan lamina dura dan membentuk sudut tajam dengan itu. Pembulatan dari persimpangan tajam merupakan indikasi dari penyakit periodontal. Gambar variasi puncak dari lapisan padat tulang kortikal ke permukaan halus tanpa lapisan tulang kortikal. Pada kasus selanjutnya trabekula pada permukaan ada pada ukuran dan kepadatan yang normal. Di daerah posterior ini berbagai radiodensiti dari puncak dianggap berada dalam batas normal jika tulang berada pada tingkat yang tepat dalam kaitannya dengan gigi. Namun, ketidakadanya gambar korteks antara gigi seri dianggap oleh banyak orang untuk menjadi indikasi patosis baru meskipun tingkat tulang tidak normal.

Ruang Ligamen Periodontal Ligamen periodontal, yang terutama terdiri dari kolagen, muncul sebagai ruang radiolusen antara akar gigi dan lamina dura. Ruangan ini dimulai pada puncak alveolar dan meluas disekitar bagian dari akar gigi yang berada di alveolus, kembali ke puncak alveolar pada sisi yang berlawan dari gigi. (gambar 10-9). Lebar ruang ligament, periodontal bervariasi dari pasien, pada gigi yang berbeda pada individu yang sama, dan bahkan dilokasi

yang berbeda di sekitar gigi yang sama. Secara umum ruang ini lebih tipis di tengah-tengah akar, dan sedikit melebar didekat puncak alveolar dan apeks akar. Susunan ini menunjukkan bahwa titik tumpu pergerakan fisiologis berada diwilayah dimana ruang ligamen periodontal tertipis. Ketebalan ligament sangat tipis pada akar jika tertanam gigi dan telah kehilangan antagonisnya. Namun sebaliknya belum tentu benar karena kita tidak secara teratur mengamati ruangan yang cukup luas pada seseorang terutama dengan oklusi yang berat/ bruxism.

Fig.10-10 Ruang ligamen periodontal tampak melebar pada permukaan mesial dari kaninus (tanda panah) dan tipis pada permukaan distal kaninus.

Fig 10-11 Ruang double ligamen periodontal dapat dilihat ketika ada kecembungan pada permukaan proksimal gigi.

Penampilan dari ruang dobel ligamen periontal di bentuk oleh bentuk gigi. Ketika sinar X diarahkan sehingga dua konveksiti dari permukaan akar diproyeksikan ke film, ruang dobel ligamen periodontal akan kelihatan

Tulang Cancellous Tulang cancellous (juga disebut sebagai tulang trabekular atau spongiosa) terletak di antara lempeng kortikal pada kedua rahang. Tersusun dari lempeng radiopak yang tipis dan batang tulang di sekitar kantong radiolusen kecil yang banyak dari sumsum tulang. Pola radiografi trabekula menunjukkan perbandingan keragaman intra dan interpasien yang harus diakuisebagai variasi normal dan bukan manifestasi dari suatu penyakit. Untuk mengevaluasi pola trabekula pada daerah spesifik, distribusi, ukuran dan kepadatan trabekula harus diuji dan dibandingkan dengan seluruh rahang. Prosedur ini sering menunjukkan bahwa suatu daerah suspect utama adalah karakteristik individu. Secara umum, trabekula pada anterior maksila tipis dan berjumlah banyak, membentuk pola yang halus, bergranula dan padat. Ruang sumsum pada daerah rahang ini kecil dan relatif banyak. Susunan trabekula pada posterior maksila biasanya serupa dengan susunan trabekula pada anterior maksila, walaupun ruang sumsumnya sedikit lebih besar. Trabekula pada anterior mandibula lebih tebal dibanding maksila sehingga polanya menjadi lebih kasar. Seringkali, lempeng trabekular tersusun horizontal. Lempeng trabekular pada mandibula lebih sedikit dibanding maksila dan ruang sumsumnya lebih besar. Pada posterior mandibula, trabekula periradikular dan ruang sumsum mungkin sebanding dengan yang ada pada anterior mandibula, tetapi kadang-kadang ukurannya lebih besar (Gambar 1014). Lempeng trabekular pada posterior mandibula umumnya juga tersusun horizontal. Di bawah apeks molar mandibula, jumlah trabekulanya berkurang banyak. Pada beberapa kasus, di area yang letaknya dekat di bawah akar molar ke batas bawah mungkin hampir tidak ditemukan trabekula. Kadang-kadang, ukuran ruang trabekula pada daerah ini tidak beraturan, ada beberapa ukuran yang sangat besar sehingga dapat menyerupai lesi patologis. Dimana ada tidak adanya trabekula yang jelas yang dapat menunjukkan adanya penyakit, hal ini sering diungkapkan dalam pemeriksaan radiografi sebelumnya di wilayah tersebut. Ini akan membantu menentukan apakah penampilan sekarang merupakan perubahan dari kondisi sebelumnya. Kelainan lebih mungkin ketika perbandingan mengindikasikan telah terjadi perubahan pola trabekular. Jika film sebelumnya tidak dapat digunakan, hal ini sering berguna untuk mengulang pemeriksaan radiografi untuk pajanan yang dikurangi, karena ini mungkin menunjukkan hal yang diharapkan tapi, adanya penyebaran pola trabekular yang yang terlalu gelap overexposed (terlalu gelap) dan burned out (daerah film yang radiolusensinya jelas sekali akibat over penetrasi relatif berkas sinar x) pada proyeksi awal.

Akhirnya, jika film-film sebelumnya tidak bisa digunakan dan pajanan yang dikurangi tidak menghilangkan kekhawatiran dari pemeriksa, mungkin lebih tepat untuk membuat foto radiografi lagi di lain waktu untuk memantau perubahan yang bersifat mengancam. Hal itu kembali menegaskan bahwa ada banyak variasi pada pola trabekula diantara pasien, sehingga sangat penting pada evaluasi pola trabekula untuk setiap individu yang semua daerah rahang diperiksa. Prosedur ini memungkinkan dokter gigi untuk menentukan apa sifat umum dari pola tertentu dan apakah ada daerah lainnya yang menyimpang dengan nyata dari normal. Lempeng kortikal bukal dan lingual dari mandibula dan maksila tidak memproyeksikan gambar yang nyata pada radiografi periapikal. *Distribusi dan ukuran dari trabekula pada sepanjang kedua rahang menunjukkan hubungan dengan ketebalan (dan kekuatan) dari lempeng kortikal yang berdekatan. Mungkin akan berspekulasi bahwa di daerah-daerah di mana lempeng kortikal yang tebal, seperti di daerah posterior dari badan mandibula, jepitan internal oleh trabekula tidak diperlukan. Jadi mereka relatif sedikit kecuali mereka dibutuhkan untuk memperkuat alveolar. Sebaliknya, di rahang atas dan daerah anterior mandibula, di mana lempeng korteks relatif tipis dan tidak terlalu kaku, trabekula lebih banyak, tambahan internal yang memperkuat ke rahang. Gambar. 10-13 Pola trabekular di anterior rahang bawah ditandai dengan lempeng trabekular yang lebih kasar (panah) dan ruang sumsum yang lebih besar daripada di bagian anterior rahang atas.

Anda mungkin juga menyukai