Anda di halaman 1dari 33

STUDI KASUS

Oleh Novi Hendra (novi_hendra24@yahoo.co.id) Ex-mahasiswa ilmu Politik Universitas Andalas Padang

Sejarah Studi Kasus


Dalam perkembangan penelitian Kualitatif, studi kasus lahir pada tahap I, yaitu masa tradisional (1900-1950) Denzin & Lincoln (1994) Masa Modern (1950-1967) Masa yang kabur (1967-1984) Masa Krisis Representasi (1984-1988) Masa Posmo (1988-Sekarang) Masa ancangan utama studi kasus dalam penelitian kualitatif.

Konsepsi Dasar
Studi kasus terfokus pd beberapa alasan:
Studi kasus merupakan strategi penelitian kualitatif yang muncul pada masa keemasan penelitian kualitatif yang bersifat spesifik, khusus, dan berskala lokal, sehingga amat pas dengan momentum posmo yg menjadi acuan paradigma baru dlm penelitian kualitatif masa kini. Studi kasus banyak digunakan dlm penelitian bidang pendidikan (effective schools) dan pengambil kebijakan. Kasus berlaku apabila suatu pertanyaan bagaimana (how) dan mengapa (why) diajukan mengenai seperangkat peristiwa masa kini yang tidak dapat atau hampir tidak dapat dijangkau oleh peneliti ( Yin, 1981)

Studi kasus bisa berarti strategi atau metode dalam penelitian dan bisa juga berarti hasil dari suatu penelitian sebuah kasus tertentu (masa kini lebih pd yg pertama). Studi kasus digunakan untuk mempelajari, menerangkan, atau menginterpretasikan suatu kasus dalam konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi dari pihak luar. Inti studi kasus atau kecenderungan utama diantara semua ragam studi kasus adalah bahwa studi ini berusaha untuk menyoroti suatu keputusan atau seperangkat keputusan: Mengapa keputusan itu diambil?; Bagaimana diterapkan?; dan Apakah hasilnya?

Atau definisi Yin A Case study is an empirical inquiry that (studi kasus
adalah suatu penyelidikan empiris yang)

Investigate a contemporary phenomenon within its real-life context, when (menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan
nyata, bilamana)

The boundaries between phenomenon and context are not clearly evident, and in which(batasbatas antara fenomena dan konteks tidak tampak tegas; dan di mana)

Multiple sources of evidence are Used (multi sumber bukti


dimanfaatkan)

Kasus bisa terlihat sederhana, tapi dapat juga bersifat kompleks. Kasus bisa bersifat individual atau kelompok, atau bisa juga bersifat statis atau dinamis. Dapat dikatakan sebagai studi kasus jika:
Peristiwa bersifat kontemporer; Berkaitan dengan kehidupan nyata; Memiliki kekuatan yang unik.

Dilihat dari aspek pemilihan kasus,, setidaknya ada 3 macam studi kasus:
Intrinsic Case Study dilakukan untuk memahami secara lebih baik tentang suatu kasus tertentu. Jadi, peneliti ingin mempelajari secara intrinsik mengenai fenomena, keteraturan, dan kekhususan dari suatu kasus bukan dari segi eksternalnya. Instrumental Case Study dilakukan untuk memahami kasus untuk alasan eksternalnya. Jadi, bukan ingin memahami hakikat kasus, tapi ingin memahami hal lain diluar kasus. Collective Case Study dilakukan untuk menarik kesimpulan atau generalisasi dari fenomena dari kasus-kasus itu.

Dilihat dari jumlah kasus, maka studi kasus dapat dilihat dari 4 model pengembangan yg terkait dengan model analisisnya:
Studi kasus tunggal dengan Single level analysis studi kasus yg menyoroti perilaku individu atau kelompok individu dengan satu masalah penting. Studi kasus tunggal dengan Multi Level Analysis Studi kasus yg menyoroti perilaku individu atau kelompok individu dengan berbagai tingkatan masalah penting. Studi kasus jamak dengan Single Level Analysis Studi kasus yg menyoroti perilaku kehidupan kelompok individu dengan satu masalah penting. Studi Kasus Jamak dengan Multi Level Analysis studi kasus yg menyoroti perilaku kehidupan kelompok individu dengan berbagai tingkatan masalah penting.

Studi kasus tunggal dan jamak dgn unilevel analysis dan multilevel analysis memiliki tiga jenis model pengkajian yg berbeda, yaitu Eksploratif, deskriptif, dan eksplanatif. Metodologi dan proses studi kasus penelitian kualitatif dengan strategi atau metode studi kasus memfokuskan dirinya, untuk mengetahui keumuman (diversity) dan kekhususan (particularities) dari obyek studi yg menjadi sasaran penelitiannya.

Namun hasil akhirnya adalah penjelasan tentang keunikan dari kasus yg ditekuninya. Keunika kasus pd umumnya berkaitan dengan :
Hakikat dari kasus tersebut Latar belakang historis, Setting fisik Konteks kasus (ekonomi, politik, hukum, estetika). Kasus-kasus lain di sekitar kasus yg dipelajari. Informan tentang keberadaan kasus tsb.

Studi Kasus selalu berkaitan dengan 6 hal ini.

Keuntungan Case Study


Dapat diselidiki setiap aspek kehidupan sosial (politik), kecuali karena faktor tidak dimungkinkannya memperoleh keterangan, atau karena alasan keuangan, waktu dan tenaga. Dapat meneliti setiap aspek spesifik dari suatu topik atau keadaan sosial secara mendalam. Dalam Case Study dapat digunakan berbagai cara pengumpulan data sehingga diperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya agar masalah itu kita pahami secara mendalam. Case Study dapat menguji kebenaran teori. Case Study dapat dilakukan dengan biaya yang rendah

Kekurangan Case Study:


Kemungkinan untuk mencapai generalisasi sangat terbatas, karena hanya mempelajari aspek-aspek yang spesifik. Case Study memakan waktu yang lebih banyak bila dibandingkan dengan survey

Kelebihan dan kekurangan studi kasus


Kelebihan
Memiliki batas, lingkup kajian dan pola pikir tersendiri, sehingga dapat mengungkap realitas sosial atau fisik secara unik, spesifik dan menantang. Studi kasus banyak mengungkap hal-hal mendetil. Melihat hal yg tidak dapat diungkap oleh metode lain; dan dapat menangkap makna yg ada dibalik kasus dalam kondisi yg natural. Dus, karena itu studi kasus singkat bermanfaat untuk mengungkap atau memecahkan masalah-masalah unik dan spesifik dalam belbagai disiplin ilmu. Studi kasus lebih dari sekedar memberi laporan faktual tetapi juga memberikan nuansa, suasana kebatinan dan pikiran-pikiran yg berkembang dlm kasus yg sedang diteliti, yg tidak dapat ditangkap oleh peneliti kuantitatif yang sangat rigid, terukur dan terbatas.

Kekurangan.
Lemah dalam isu validitas, reliabilitas dan generalisasi.
Isu validitas berkaitan dengan tingkat keabsahan obyek yg dijadikan sasaran studi. Obyek studi kasus biasanya sedikit bahkan hanya satu kasus saja, sehingga tingkat validitas hasil penelitiannya diragukan kebenarannya. Isu reliabilitas yg berkaitan dengan tingkat kesahihan hasil yg diperoleh apabila studi yg sama diulang pada kasus lain ditempat dan waktu yg lain. Isu Generalisasi hasil temuan sebagai sebuah teori yg dapat diterima pada populasi serupa ditempat yg lain.

Penerapan Studi Kasus (Dalam Bidang Politik)


Langkah yg perlu dilakukan.
Identifikasi Kasus untuk mengetahui sasaran, topik dan rumusan masalah. Misal peneliti tertarik dengan masalah pembangunan pasar modern oleh pemko Padang. Maka peneliti harus menemukan terlebih dahulu apa yg akan ditelitinya?
Kebijakan pembangunan pasar modern? Proses pengambilan kebijakannya, siapa yg terlibat, prosedurnya, partisipatif atau tidak, dst.) Setelah topik ditemukan, maka peneliti perlu menentukan masalahnya. Misalnya, rendahnya partisipasi masyarakat dalam merumuskan pembangunan pasar modern.

Merumuskan pertanyaan How and Why

Langkah kedua seleksi dan sampel kasus yg disesuaikan dengan jenis studi kasus yg akan dilakukan.
Intrinsic Case Study

Instrumental Case Study


Collective Case Study.

Desain Penelitian Kumpulkan data dilapangan


Mencatat, Mengamati, Mendengarkan, Merasakan Mengumpulkan dan menangkap semua fenomena

Dengan berbagai metode: Dokumen Wawancara Observasi.

Laporan hasil studi kasus.


Menuturkan cerita tentang kasus yg diteliti berdasarkan bahan, data dan informasi yang telah dipoles. Menjelaskan makna/menginterpretasikan makna dan keunikan para pelaku dalam kasus.

GERAKAN PETANI MELAWAN PENGUASA


(Studi Kasus Pendudukan Lahan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN II Oleh Petani di Desa Nambiki Kecamatan Selesai Kab. Langkat)

ZULFAHMI TARIGAN, S.IP

PENDAHULUAN
Radikalisme petani dalam sebuah gerakan perlawanan terhadap sistem kebijakan agraria telah mewarnai kondisi sosial politik di Indonesia sejak pra kemerdekaan hingga reformasi saat ini. Satu diantaranya saat ini berlangsung di desa Nambiki. Petani di desa ini melakukan aksi bersama menentang status penguasaan lahan perkebunan PTPN II kebun Padang Brahrang yang berada di wilayah mereka. Di desa tersebut sekelompok petani menduduki dan mengklaim lahan perkebunan dengan penebangan sebagian besar tanaman kelapa sawit yang ada di areal tersebut

PENDAHULUAN
Aksi reclaiming yang dilakukan oleh petani dilakukan dengan mengangkat 3 isu utama yakni
Secara hukum (tepatnya hukum agraria) menurut pihak petani merekalah yang berhak atas penguasaan lahan yang menjadi tengah menjadi konflik saat ini. Hal ini mereka buktikan dengan adanya (diantara mereka yang memiliki) Kartu Registrasi Pendaftaran Tanah (KRPT) yang dikeluarkan kepala kantor reorganisasi pemakaian tanah wilayah Sumatera Timur sesuai Undang-Undang Darurat No. 8 / 1954 Menurut petani di desa Nambiki, Hak Guna Usaha (HGU) sebagai landasan hukum operasionalisasi kegiatan usaha perkebunan pada areal yang menjadi konflik yang dimiliki oleh pihak PTPN II yang tertuang dalam HGU No. 24 Tahun 1965 dan berlaku selama 35 tahun telah habis masa berlakunya tepatnya pada tanggal 6 Juli 2000. Dan menurut pihak petani pihak perkebunan wajib mengembalikan lahan yang telah habis masa HGUnya kepada masyarakat setempat. Sedangkan versi PTPN II HGU berakhir pada tahun 2020 karena HGU tersebut telah diperbaharui melalui sertifikat HGU NO.1 SK BPN No.35/BPN/90 Secara ekonomis menurut petani di desa Nambiki, aksi yang mereka lakukan jauh lebih bermanfaat bagi masyarakat sekitar dibandingkan dengan kehadiran perkebunan yang besar ditengah tengah kehidupan mereka

Batasan dan Rumusan Masalah

Mengapa petani di desa Nambiki melakukan gerakan perlawanan :


Cara apa yang digunakan petani di desa Nambiki dalam gerakan perlawanan yang dilakukannya? Apa penyebab petani di desa Nambiki melakukan gerakan perlawanan?

Tujuan Penelitian
Umum: Untuk memberikan pengetahuan yang baru tentang dinamika pergerakan petani dalam menentang kekuasaan Negara. Untuk mengetahui cara-cara yang dilakukan petani di desa Nambiki dalam melakukan gerakan perlawanannya. Untuk mengetahui sebab-sebab petani di desa Nambiki dalam melakukan gerakan perlawanan.

Manfaat Penelitian
Teoritis: memberi kontribusi wawasan dan pengetahuan baru kepada berbagai kalangan seperti kalangan akademisi khususnya pada tingkat perguruan tinggi maupun juga kepada kalangan praktisi sosial yang banyak bergerak di dalam LSM ataupun diluarnya mengenai fenomena social movement khususnya gerakan sosial petani yang berlangsung di Indonesia baik dalam tataran teoritis maupun tataran praktis dimana fenomena tersebut berlangsung. Praktis: memberi implikasi kepada kebijakan yang diambil Negara dalam hal ini pemerintah dalam menyelesaikan persoalan agraria yang terjadi di Indonesia khususnya di desa Nambiki

Studi Kepustakaan

Gerakan Petani didefenisikan sebagai sebuah tindakan terencana yang dilakukan sekelompok orang yang pekerjaannya bercocok tanam untuk mengadakan perubahan terhadap kondisi sosial yang dialami berkaitan dengan aktivitas mereka dalam bercocok tanam. Sedangkan Scott (1993) menyatakan perlawanan petani adalah semua tindakan oleh para anggota kelas tersebut untuk untuk melunakkan atau menolak tuntutan-tuntutan dari kelas yang lebih atas seperti negara dan mengajukan tuntutan-tuntutan tersendiri. Gerakan dan perlawanan petani merupakan sebuah bentuk gerakan sosial secara umum dimana Hoult (dalam Gunawan Wiradi, 2000) mengungkapkan bahwa gerakan sosial (social movement) adalah suatu usaha, upaya dan tingkah laku kolektif untuk mengadakan perubahan yang ada di dalam masyarakat

Studi Kepustakaan

Peneliti menggunakan pendekatan kepada 3 unsur gerakan sosial yang ditawarkan Orum (1989).

Organisasi gerakan Keyakinan atau cita-cita gerakan Tindakan-tindakan dalam gerakan

Studi Kepustakaan

Untuk membahas penyebab terjadinya gerakan perlawanan petani, peneliti akan meninjau empat variabel yang bersinergi dimana variabel tersebut berasal dari lingkungan internal dan eksternal petani

Variabel internal petani yakni alasan petani itu sendiri untuk ikut dalam gerakan Variabel eksternal yang ikut menyebabkan terjadinya gerakan perlawanan petani di desa Nambiki adalah keterlibatan LSM Variabel eksternal lainnya adalah kebijakan HGU PTPN II yang mungkin menimbulkan ketidakadilan terhadap anggota gerakan perlawanan petani di desa Nambiki sehingga menjadi alasan untuk melakukan gerakan perlawanan Variabel terakhir adalah perubahan sosial yang terjadi pada masa reformasi yang dimulai pada Mei 1998

Metodologi Penelitian

Bentuk dan Tipe Penelitian: Studi Kasus (Case Study), kategori penelitian yang mencari pola hubungan antar gejala2 sosial yang ada, selanjutnya menjelaskan bentuk dari hubungan antara gejala sosial yang ada tersebut. Menggunakan pendekatan kualitatif, sebagai prosedur penelitian menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang2 dan perilaku yang dapat diamati. Tipe penelitian: Eksplanatoris: penelitian yang berusaha memberi penjelasan atas proposisi penelitian yang pada akhirnya akan memberikan jawaban atas pertanyaan penelitian.

Metodologi Penelitian

Teknik pengumpulan data:

wawancara,

informan petani individu : Tidak Terstruktur, bebas dan terbuka Informan Kelompok Petani Pejuang : Focus Group Discussion. Informan LSM dan PTPN II : Wawancara Terstruktur.

observasi, dokumentasi dan telaah arsip.

Pemilihan informan dengan teknik Snowball sampling yang menggunakan prinsip kejenuhan data.

Metodologi Penelitian

Unit analisis: kelompok petani di desa Nambiki yang melakukan perlawanan yakni didusun Idaman Hati dan Nambiki. Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dan diinterpretasikan. Penelitian ini menggunakan tipe analisis data strategi penjodohan pola yakni membandingkan pola empiris dengan pola yang dipredisi yang terangkum dalam proposisi penelitian.

Data empiris : data yang didapat peneliti melalui multi sumber bukti yang telah ditetapkan melalui teknik pengumpulan data.

Definisi dan Operasional Konsep


Gerakan : tindakan terencana yang dilakukan oleh suatu kelompok masyarakat disertai program terencana dan ditujukan pada suatu perubahan atau sebagai gerakan perlawanan yang melestarikan polapola dan lembaga masyarakat yang ada. Gerakan yang dimaksud adalah gerakan yang dilakukan petani di desa Nambiki

Definisi dan Operasional Konsep


Petani adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam. Petani dalam penelitian ini adalah petani yang ikut dalam gerakan melawan penguasa di desa Nambiki. Petani pemilik adalah petani yang mengerjakan lahannya sendiri. Petani pemilik dalam penelitian ini adalah petani yang memiliki lahan sebelum ikut dalam gerakan petani melawan penguasa di desa Nambiki. Petani penggarap : petani yang mengerjakan lahan orang lain dengan sistem bagi hasil. Petani penggarap dalam penelitian ini adalah petani yang tidak memiliki lahan sebelum ikut dalam gerakan petani melawan penguasa di desa Nambiki.

Definisi dan Operasional Konsep


Melawan: Menentang, menyalahi (aturan hukum). Melawan dalam penelitian ini adalah tindakan menentang dari kelompok petani di desa Nambiki terhadap kebijakan pemerintah mengenai HGU PTPN II. Penguasa: orang/sekelompok orang yang menjalankan/memiliki kekuasaan (pemerintahan). Penguasa dalam penelitian ini adalah pemerintah yang sedang berkuasa saat ini di Indonesia.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai