penulis dapat menyelesaikan praktek kerja industry dan laporan Kerja Praktek Industri (KPI) ini. Tujuan dari laporan ini yaitu untuk memaparkan kegiatankegiatan yang dilakukan oleh penulis selama melakukan KPI di PT. Cipta Sejahtera Lestari (CSL). Terlaksananya Kerja Praktek Industri ini tidak lepas dari bantuan kerjasama dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, atas bantuan dan kerjasama tersebut penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. H.Wahid Munawar, M.Pd. sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia. 2. Bapak Drs. Maman Rakhman, M.T. selaku dosen pembimbing Kerja Praktek Industri. 3. Seluruh dosen Teknik Refrigerasi dan Tata Udara, Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuran Universitas Pendidikan Indonesia. 4. Bapak Sudrajat Gunawan (Ricky) sebagai pemilik dari PT. CSL yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan Kerja Praktek Industri di perusahaan beliau. 5. Bapak Ahmad Tabroni selaku manajer Engineering yang telah membantu penulis untuk mendapatkan kesempatan melakukan Kerja Praktek Industri di PT. CSL. Laporan ini telah disusun dengan sagala kemampuan dan pengetahuan dari penulis. Namun dalam hal ini penulis memohon maaf apabila masih terdapat kekurangan dan kesalahan dari segi isi maupun susunan dari laporan ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak agar terciptanya perbaikan di kemudian hari.
Besar harapan penulis supaya laporan ini menjadi hal yang berharga dan bermanfaat di kemudian hari bagi setiap pembacanya. Semoga laporan ini menjadi sumbangsih yang mampu memperkaya ilmu pengetahuan khususnya di bidang teknik refrigerasi dan tata udara. Bandung, 5 Januari 2012
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Indistri Perubahan di dalam dunia pendidikan selalu mengikuti perkembangan IPTEK yang saat ini berkembang secara pesat. Hal tersebut menuntut agar Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya di Indonesia harus memiliki kulitas yang unggul di berbagai bidang termasuk dalam bidang teknologi. Untuk membentuk SDM yang diharapkan jalan yang harus ditempuh untuk menciptakannya adalah dengan menempuh jalur pendidikan. Pendidikan saat ini bukan hanya bergantung pada pendidikan yang dilakukan di sekolah, namun di berbagai tempat. Khusus untuk bidang yang mengedepankan penguasaan di bidang teknik, lingkungan industri dinilai tepat untuk memberikan wawasan dan keterampilan kepada peserta pendidikan. Kurikulum yang digunakan di Indonesia saat ini menekankan bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan di sekolah maupun perguruan tinggi yang digunakan saat ini berbasis kompetensi. Pencari tenaga kerja dalam hal ini adalah kalangan industri membutuhkan tenaga kerja yang produktif untuk menunjang pekerjaannya. Dengan adanya tuntutan tersebut, industri harus memberikan kesempatan untuk dapat mempelajari ilmu yang dibutuhkan di industri yang belum pernah diajarkan di sekolah atau perguruan tinggi. Dalam hal ini harus terjalin kerja sama antara pihak industri dan pendidikan. Jurusan Pendidikan Teknik Mesin memiliki konsentrasi Refrigerasi dan Tata Udara merupakan sebuah institusi yang dimiliki oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang menyelenggarakan program pendidikan S1 dengan memiliki tujuan untuk mendukung terciptanya SDM yang diinginkan oleh industri untuk melakukan pekerjaannya. Dalam hal ini UPI membentuk lulusan
yang nantinya akan menjadi tenaga pendidik di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang akan menciptakan tenaga praktisi di dunia industri atau tenaga yang dapat langsung terjun di dunia Industri. Melihat hal tersebut maka dapat kita ketahui UPI membutuhkan bantuan dari pihak Industri untuk mendapatkan ilmu dan keterampilan yang sesuai dengan yang dibutuhkan industri terutama industri refrigerasi dan tata udara. Dengan adanya hubungan antara pendidikan dan isndusti, maka dibuatlah Kerja Praktek Industri (KPI) yang dinilai mampu menjembatani antara dunia pendidikan teknik dan dunia industri untuk menciptakan SDM yang berkualitas tinggi sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Selain hal tersebut, KPI dapat memberikan pembekalan bagi mahasiswa sebelum terjun ke dunia kerja nyata, agar mereka mengetahui alternatif pemecahan masalah secara efektif dan efisien seperti yang dilakukan di industri. Banyak pula keuntungan lain yang didapatkan mahasiswa dari KPI sehingga mahasiswa memiliki sifat kreatif inovatif. KPI memungkinkan mahasiswa untuk dapat menganalisa penerapan ilmu yang didapat selama duduk dibangku perkuliahan di dalam dunia industri. Berdasarkan pada uraian diatas, KPI memiliki peran penting dan sangat diperlukan dalam menunjang kebutuhan-kebutuhan yang harus dimiliki oleh mahasiswa. Dalam KPI ini penulis memilih PT. Cipta Sejahtera Lestari sebagai tempat pelaksanaan KPI karena dinilai dapat membantu penulis mendapatkan ilmu yang dibutuhkan untuk menunjang hasil dari perkuliahan dan dinilai memiliki bidang kerja yang berhubungan dengan apa yang dipelajari penulis yaitu bidang konsentrasi Refrigerasi dan Tata Udara di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin UPI. 1.2 Tujuan Kerja Praktek Industri Melihat latar belakang tersebut, KPI memiliki tujuan yang diharapkan dapat dicapai setelah mahasiswa melewati prosesnya. Sesuai dengan tujuan dari
pendidikan tinggi Konsentrasi Refrigerasi dan Tata Udara di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin UPI. Tujuan tersebut diantaranya adalah: 1. Memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk dapat merasakan cara kerja dari industri Teknik Refrigerasi dan Tata Udara (Teknik Pendingin). 2. Meningkatan wawasan tentang teknologi yang berkembang dan sedang digunakan di dunia industri saat ini. 3. Membentuk etos kerja dan profesionalisme di dunia industri Teknik Pendingin. 4. Membantu mahasiswa dalam mendapatkan ilmu yang digunakan di dunia Industri namun tidak diajarkan di dalam kegiatan akademik di kampus. 5. Membangun kerjasama antara Jurusan Pendidikan Teknik Mesin UPI dengan pihak industri. 1.3 Manfaat Kerja Praktek Industri Adapun manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan KPI ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan keterampilan, kemampuan dan pengalaman yang dibutuhkan di dunia Industri. 2. Membantu memahami tentang berbagai hal yang terdapat di industri, baik yang bersangkutan dengan pekerjaan secara langsung ataupun dengan interaksi social didalamnya. 3. Mahasiswa dapat terlibat langsung dalam sebuah manajemen yang diterapkan di industri. 4. Mengetahui proses pekerjaan yang harus dilakukan di industri sejak adanya permintaan hingga pekerjaan tersebut selesai dilakukan. 5. Mendapatkan pengetahuan tentang cara melakukan start up di dalam sebuah perencanaan Tata Udara sebuah bangunan. 6. Mengetahui cara membuat estimasi material didalam perencanaan Tata Udara sebuah gedung.
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek Industri Kerja praktek Industri ini telah terlaksana di PT. Cipta Sejahtera Lestari, Rukan Artha Gading Niaga Blok B No.16 Jakarta Utara Telepon Fax E-mail : +62 21 4585 7640 : +62 21 4585 7641 : ciptasl@cbn.net.id Dalam pelaksanaan KPI di PT. Cipta Sejahtera Lestari, penulis mendapatkan kesempatan di tempatkan di divisi teknik dengan pekerjaan utama menghitung estimasi material yang dibutuhkan dalam perencanaan sistem Tata Udara sebuah gedung serta memeriksa apabila terjadi kesalahan didalam gambar rancangan Tata Udara. Lamanya pelaksanaan KPI ini yaitu selama dua bulan delapan hari, terhitung sejak tanggal 5 November 2012 sampai 12 Januari 2012. 1.5 Batasan Masalah Permasalahan yang dibahas dalam laporan KPI ini hanya mencakup prosedur start-up dalam instalasi 1.6 Sistematika Penulisan Laporan Kerja Praktek Industri ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang Kerja Praktek Industri, tujuan Kerja Praktek Industri, manfaat Kerja Praktek Industri, waktu dan tempat pelaksanaan Kerja Praktek Industri, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan Kerja Praktek Industri. BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini terdiri dari gambaran umum perusahaan, sejarah singkat perusahaan, visi perusahaan, misi perusahaan, produksi dan pemasaran serta hasil proyek yang telah dikerjakan oleh PT. Cipta Sejahtera Lestari.
BAB III LANDASAN TEORI Bab ini berisi penjelasan umum tentang siklus refrigerasi kompresi uap, komponenkomponen mesin pendingin, penjelasan tentang inverter dan juga penjelasan mengenai VRV (Variable Refrigerant Volume) BAB IV Bab ini berisi tentang bagaimana prosedur start-up pada instalasi sistem VRV yang terdapat disebuah gedung. Dalam hal ini penulis menjelaskan tentang bagaimana sistem VRV dipasang, diuji kelayakannya hingga sebuah sistem VRV dapat digunakan didalam sebuah gedung. BAB V PENUTUP Bab penutup berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis, serta kritik dan saran yang ditujukan kepada industri untuk menjadi perhatian bagi pihak industri agar dapat lebih baik dikemudian hari.
2.1 Gambaran Umum Perusahaan 2.2 Sejarah Singkat Perusahaan 2.3 Visi Perusahaan 2.4 Misi Perusahaan 2.5 Pemasaran PT. Cipta Sejahtera Lestari 2.6 Produk PT. Cipta Sejahtera Lestari 2.7 Peningkatan Teknologi 2.8 Ketenagakerjaan 2.9 Kegiatan Penting Perusahaan
3.1 Terminologi Tata Udara Unloader Sebuah perangkat untuk mencegah kompresor kelebihan tekanan. Ini mengurangi beban motor listrik ini di AC start-up dan mengontrol kompresor selama operasi. EER (Energy Efficiency Ratio) Rasio masukan siklus pendinginan dengan kapasitas pendinginan, diwakili oleh kkal / Wh. Kompresi Cair (Liquid Compression) Ketika minyak atau refrigeran cair ditarik ke dalam kompresor, cairan mampat menghasilkan tekanan tinggi bersama-sama dengan suara keras dan getaran yang merusak kompresor. Fenomena ini disebut sebagai kompresi cair. Overcharge Overcharge mengacu pada pengisian refrigeran dalam peralatan pendingin yang melebihi biaya yang sesuai. Mengoperasikan peralatan dalam keadaan overcharged meningkatkan tingkat cair kondensor ini, meningkatkan tekanan kondensasi dan merebut kompresor. Over Flow Overflow mengacu pada pembuangan kelebihan cairan dari tangki dan perangkat sejenis jika cairan di dalamnya melebihi ambang batas yang telah ditentukan. Oil Foaming
Refrigeran larut dalam minyak lebih mudah pada suhu yang lebih rendah. Minyak membentuk mengacu pada situasi di mana sejumlah besar refrigeran dilarutkan dalam pelumas dalam crankcase kompresor, tekanan crankcase tajam tetes di kompresor start-up, menyebabkan minyak untuk busa karena penguapan tiba-tiba refrigeran dalam minyak. Sejak minyak berbusa hasil pelumasan yang buruk, melepaskan refrigeran terjebak dalam minyak menggunakan pemanas crankcase. Dry Bulb dan Wet Bulb Istilah ini mengacu pada suhu dan kelembaban udara dalam ruangan dan luar ruangan ditetapkan sebagai kondisi desain untuk AC. Zona Nyaman Zona kenyamanan adalah kisaran suhu yang efektif di mana sebagian besar orang dewasa akan merasa nyaman. Outdoor Air Intake Outdoor Air Intake mengacu pada jumlah udara segar yang diambil dari luar ke dalam ruang ber-AC untuk mencegah kontaminasi udara oleh asap, bau busuk dan karbon dioksida yang dihasilkan di dalam ruangan. Standar asupan udara luar telah ditetapkan sesuai dengan ukuran dan fungsi bangunan. Kompresi Kering Kompresi kering mengacu kering kompresi jenuh. Ini adalah jenis kompresi yang dimulai di bawah kondisi refrigerant-jenuh dalam siklus pendinginan di mana refrigeran segera sebelum ditarik ke kompresor bukanlah (refrigeran cair yang tersisa bahwa hasn.t telah benar-benar menguap) basah, atau terlalu panas (suhu meningkat diatas suhu saturasi), tetapi dalam keadaan saturasi. Lihat Kompresi basah.
Koil Kering Koil kering adalah koil pendingin dalam keadaan yang tidak menghasilkan saluran air di permukaannya. Hal ini terjadi ketika titik embun tidak dapat dicapai bahkan jika udara didinginkan karena kelembaban udara konten dan kelembaban relatif rendah dengan air sangat sedikit dicampur di udara.
Ventilasi Ventilasi mengacu pada pengenalan udara luar ke dalam ruang ber-AC untuk menjaga udara bersih dari asap, bau busuk dan karbon dioksida serta meminimalkan fluktuasi suhu. Berbagai standar untuk jumlah ventilasi telah ditetapkan.
Tingkat Sirkulasi Udara Tingkat sirkulasi udara mengacu pada frekuensi dimana udara (udara luar, beredar udara, dll) disuplai ke tempat tertentu (misalnya ruang) dalam jangka waktu yang ditentukan. Biasanya, ditampilkan dalam kali / h.
Carry-Over Carry-over mengacu pada jumlah air yang dikonsumsi oleh percikan di sebuah menara pendingin, pembersih udara dan kondensor penguapan. Tambahan jumlah air yang dikonsumsi di menara pendingin, dan hal ini disebabkan oleh percikan air di draft fan yang dihasilkan.
Dew Condensation Dew Condensation udara lembab menghubungi obyek dengan permukaan dingin mendingin di bawah titik embun dan hasil ini dalam larutan air, yang dapat menyebabkan embun atau permukaan yang basah.
Peningkatan Tangki Air Tanki air ditinggikan adalah mereka diinstal pada menara, atap bangunan bertingkat tinggi, atau lokasi geografis tinggi dari mana air dipasok untuk mengkompensasi tekanan rendah dalam sistem suplai atau pasokan air sumur.
Counterflow Counterflow menunjukkan aliran fluida balik antara suhu tinggi dan suhu rendah sisi dalam penukar panas atau menara pendingin.
Cold Shock Cold shock adalah ketidaksenangan yang dirasakan ketika seseorang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan yang sejuk. Hal ini dapat menyebabkan gangguan fisik. Guncangan dingin sangat dipengaruhi oleh perbedaan dalam ruangan dan luar ruangan saat suhu pendinginan. Lihat Heat Shock.
Atur Ulang Otomatis (Automatic Reset) Automatic Reset mengacu pada kembalinya otomatis pemutus rendah / tinggitekanan atau temperatur switch ke negara awal mereka setelah diaktifkan atau dibuka pada nilai yang ditetapkan dan kemudian penyebab aktivasi telah dibersihkan. Lihat ulang manual.
Katup Ekspansi Elektronik Katup kontrol elektronik ekspansi adalah bagian dari sebuah sistem yang dapat memaksimalkan kemampuan kompresor dengan mengontrol mekanisme ekspansi melalui komputer mikro. Fungsi debit temperatur pipa sebagai sinyal input untuk kontrol dalam rangka mengoptimalkan kontrol katup pulsa digerakkan motor membuka dan menutup mengacu pada penguapan dan kondensasi temperatur serta suhu ruangan dan luar ruangan. Hal ini memberikan kontribusi untuk
mengurangi kompresor start-stop frekuensi dan konsumsi daya, efisiensi pencairan peningkatan di musim dingin, pencegahan frosting evaporator di musim panas dan perluasan panjang pipa refrigeran diijinkan. Kompresi Basah (Wet Compression) Kompresi basah mengacu pada kompresi gas di mana gas ditarik ke kompresor pendingin menjadi lembab. Lihat Kompresi kering. Atur ulang manual (Manual Reset) Manual Reset mengacu pada kembalinya manual regulator seperti pemutus tinggi / rendah tekanan atau switch perlindungan hidrolik, yang terutama digunakan sebagai perangkat keselamatan, ke negara awal mereka setelah diaktifkan oleh kesalahan dan switch ini tidak dapat ulang otomatis bahkan jika penyebab kesalahan telah dihapus. Lihat ulang otomatis. Skala Skala mengacu pada deposisi yang solid pada permukaan panas pertukaran elemen seperti kalsium, magnesium dan silika yang telah dilarutkan dalam air. Skala sangat mengurangi efisiensi pertukaran panas. Faktor Skala Faktor Skala adalah persentase yang bagian panas dihambat oleh ketahanan panas sebagai akibat dari skala diendapkan pada permukaan panas bertukar dari penukar panas. Skala bekerja sebagai tahan panas. Unit Praktis: m2.h. C / kkal. Lumpur (Sludge) Sludge adalah materi yang dihasilkan oleh minyak dan zat serupa terurai oleh kotoran, kelembaban atau perubahan kimia. Pemanasan mempromosikan pembangunan lumpur.
Koefisien Kinerja (COP) Rasio kapasitas pendinginan dengan kekuatan motif (masukan) dikonsumsi dalam siklus pendinginan, yang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
Penetapan daerah (Zoning) Para beban termal dalam kamar dan zona bangunan besar jauh berbeda dengan arah luar wajah dinding dan jumlah panas yang dihasilkan di dalam gedung. Oleh karena itu, praktek zonasi mengacu pada pemisahan interior bangunan menjadi beberapa zona, masing-masing dengan karakteristik beban panas yang sama, untuk kontrol optimal oleh berbagai jenis AC.
Diferensial Diferensial mengacu pada amplitudo operasional dari nilai yang ditetapkan dalam perangkat kontrol seperti thermostat.
Menghilangkan bekuan es (Defrost) Ketika udara didinginkan di bawah 0 C dengan evaporator dalam peralatan pendingin, kandungan air di udara yang terkondensasi menjadi es diendapkan pada permukaan evaporator. Ketebalan deposit secara bertahap meningkat, pertukaran panas menghambat. Defrost mengacu pada penghapusan deposito tersebut. Metode meliputi aplikasi air panas, pemanas listrik atau pemanas dengan gas panas kelelahan dari kompresor.
Draf Draf umumnya berarti aliran udara atau gas yang disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam udara panas, cerobong pipa pemanas, atau ruang kamar.
Tiriskan perangkap Sebuah perangkap menguras adalah penyegelan air perangkat dipasang di pipa drainase peralatan untuk menghentikan aliran udara balik dan, dengan demikian, mencegah bau busuk.
Pompa panas Sebuah pompa panas (H / P) adalah jenis peralatan yang mentransfer panas dari tempat dengan suhu rendah ke tempat dengan suhu tinggi seolah memompa air dari tempat yang rendah untuk memindahkannya ke tempat yang tinggi.
Bypass-faktor Bypass-Faktor mengacu pada rasio jumlah udara yang melewati evaporator tanpa melewati sirip-sirip pada evaporator.
Haunting Haunting adalah fenomena dimana bergantian berulang refrigeran kelebihan dan kekurangan ke evaporator terjadi karena pemilihan yang keliru pada katup ekspansi.
Heat Shock Juga disebut sebagai kejutan suhu, heat shock adalah ketidaknyamanan yang dirasakan ketika seseorang memasuki ruang ber-AC (didinginkan atau dipanaskan) di mana ada perbedaan yang signifikan antara suhu indoor dan outdoor. * Dua bentuk panas mengejutkan ada, (1) Cold Shock selama pendinginan dan (2) Hot Shock selama pemanasan.
Indeks Ketidaknyamanan Ini adalah indeks yang berhubungan tingkat kenyamanan relatif terhadap suhu udara dan kelembaban. Hal ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Gas yang Tidak Terkondensasi Gas yang tidak Terkondensasi adalah gas yang tidak terkondensasi pada suhu dan tekanan yang diberikan oleh peralatan pendingin. Gas yang tidak terkondensasi pada kondenserakan membuat kinerja mesin pendingin memburuk. Hal ini berakibat buruk pada sistem karena akan meningkatkan tekanan siklus pendinginan dan mengurangi efisiensi volumetrik kompresor akibat kenaikan tekanan debit dan temperatur.
Flash Gas Flash gas mengacu pada gasifikasi parsial produksi busa cair dan selanjutnya dalam pipa cair peralatan pendingin pada penurunan tekanan yang cukup atau infiltrasi panas. Flash gas secara signifikan mengurangi efisiensi katup ekspansi.
Pull Down Pull down mengacu pada proses pendinginan ruang ke suhu preset dari suhu kamar sebelum operasi kulkas / freezer atau pendingin udara.
Blowdown Blowdown adalah praktek pemakaian air dari sistem perpipaan boiler atau air.
Distributor Distributor adalah perangkat untuk mendistribusikan cairan merata dengan hambatan aliran minimal. Distributor dipasang di outlet katup ekspansi peralatan pendingin mengirimkan refrigerant ke dalam pipa pendingin banyak.
Hot Shock (Thermal Shock) Kejutan panas atau thermal shock menyiratkan ketidaksenangan merasa ketika seseorang tiba-tiba masuk ke sebuah ruangan dipanaskan. Kejutan panas sangat dipengaruhi oleh kondisi suhu kamar selama pemanasan.
Compound Gauge Sebuah alat untuk pengukur yang mengukur derajat vakum untuk 760 mm Hg atas dan di bawah tekanan atmosfer.
AC Inverter Inverter AC dirancang untuk mudah mengubah pendinginan / pemanasan kapasitasnya dengan mengendalikan rpm kompresor sesuai dengan beban kamar. Non-inverter AC tidak mampu untuk mengubah kapasitasnya dalam hubungannya dengan beban kamar karena rpm kompresor ditentukan oleh frekuensi power supply.
3.2 Siklus Refrigerasi Dalam mesin pendingin, terdapat siklus yang membuat mesin dapat mengkondisikan udara di dalam ruangan sesuai dengan kebutuhan penggunaan ruangan. Siklus ini biasa disebut dengan siklus refrigerasi kompresi uap. Siklus ini berlangsung selama berulang-ulang guna menyerap dan membuang panas yang terdapat didalam ruangan yang akan dikondisikan.. 3.2.1 Siklus Refrigerasi Ideal Siklus refrigerasi adalah dasar dari semua AC. Meskipun tidak terlalu rinci, sebaiknya penting untuk memiliki pemahaman dasar dari proses refrigerasi. Telah diketahui, bahwa perlu energi untuk cairan mengubah wujudnya menjadi gas, panas. Proses ini juga bekerja secara terbalik, sebagai mengembun gas ke bentuk cair itu akan memberikan panas sambil tetap pada suhu konstan sampai semua gas telah
berubah menjadi cairan. Dalam contoh ini kita menambahkan panas ke substansi, namun sebagai lawan menambahkan panas, jika ini substansi dipaksa menguap maka akan mengambil panas dari lingkungannya untuk mencapai hal ini. Misalnya ketika Anda keluar dari laut dan angin bertiup, Anda merasa dingin, ini karena air pada kulit Anda sedang dipaksa untuk menguap dan untuk ini perubahan fase memerlukan panas yang pada akhirnya mengambil dari kulit Anda membuat Anda merasa dingin. Ini adalah dasar dari AC, pendingin di dalam pipa dari unit indoor dipaksa menguap, mengambil panas dari pipa sekitarnya dan membuat mereka dingin, melewati udara di atas pipa ini akhirnya mendinginkan udara. Ini penguapan paksa dan kondensasi juga dapat disebabkan oleh berbagai tekanan dimana substansi yang terkandung sebagai kita tahu ada hubungan langsung antara temperatur kondensasi, penguapan dan tekanan. Diagram di bawah ini menunjukkan sirkuit pendingin yang sebenarnya dalam bentuk skema di sebelah kiri dan di sebelah kanan siklus refrigeran ditampilkan pada diagram Ph diagram plot tekanan terhadap entalpi, perubahan entalpi suatu zat adalah jumlah panas yang ditambahkan atau dihapus per unit massa.
Gambar 3.1 Sistem Refrigerasi dan Ph-diagram Siklus Refrigerasi Ideal Sumber : The Refrigerant Cycle Daikin
Proses-proses yang terjadi dalam siklus refrigerasi yang ideal pada gambar diatas adalah : 1-2 2-3 3-4 4-1 : Kompresi isentropis dalam kompresor. : Pembuangan Kalor secara isobaris dalam kondenser : Throttling dalam katup ekspansi atau tabung kapiler : Penyerapan kalor secara isobaris dalam evaporator. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam siklus refrigerasi kompresi uap adalah superheateing dan subcooling. 3.3 Komponen Sistem Tata Udara Dalam siklus refrigerasi terdapat komponen yang bekerja sesuai dengan fungsinya sehingga siklus tersebut dapat terjadi. Komponen tersebut pada umumnya adalah Kompresor, Kondensor, Katup Ekspansi, dan Evaporator. Selain itu terdapat tambahan komponen lainnya sebagai penunjang kerja dari komponen-komponen utama tersebut. Komponen tersebut diantaranya seperti Thermistor, Overload, Accumulator, Filter Dryer dan lainnya. Meskipun demikian, komponen-komponen utama tersebut memiliki banyak jenis dan keunggulan masing-masin sesuai dengan kebutuhannya. 3.3.1 Kompresor Kompresor dalam sistem refrigerasi merupakan komponen utama yang mengkompresikan refrigeran. Kompresor menghisap refrigeran dari suction line sehingga tekanan di evaporator menjadi rendah. Setelah itu, refrigeran dikompresikan menuju discharge line sehingga tekanan di kondenser menjadi tinggi. Refrigeran akan bersirkulasi ke seluruh bagian dari sistem refrigerasi karena adanya perbedaan tekanan antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah.
Menurut Arismunandar dan Saito (2005: 127) kompresor dapat dibagi dalam dua jenis utama, yaitu kompresor positif, dimana gas dihisap masuk ke dalam silinder dan dikompresikan; dan jenis kompresor non-positif, dimana gas yang dihisap masuk dipercepat alirannya oleh sebuah impeller yang kemudian mengubah energi kinetik untuk menaikkan tekanan. Arismunandar dan Saito (2005: 128) mengelompokkan kompresor menjadi beberapa macam berdasarkan bentuknya, metode kompresinya, kecepatan putar, gas refrigeran dan konstruksinya. 1. Kompresor menurut bentuknya Jenis vertikal Jenis horizontal Jenis silinder banyak (jenis V, W dan VV) 2. Kompresor menurut metode kompresinya Metode kompresi positif - Kompresor torak (kerja tunggal atau ganda) - Kompresor torak tingkat ganda - Kompresor putar (Rotary Action) - Kompresor sekrup Metode kompresor sentrifugal - Kompresor sentrifugal satu tingkat - Kompresor sentrifugal tingkat ganda 3. Kompresor menurut kecepatan putar Jenis kecepatan rendah Jenis kecepatan tinggi 4. Kompresor menurut gas yang dikompresi Kompresor Ammonia Kompresor refrigeran
Kompresor CO2 5. Kompresor menurut konstruksinya Kompresor open type (terbuka) Kompresor hermetic Kompresor semi hermetic Pada Sistem refrigerasi 1. Kompresor Putar (Rotary Action) Pada rotary action compressor, efek kompresi diperoleh dengan menekan gas yang berasal dari ruang chamber menuju ke saluran tekan yang berdiameter kecil untuk menurunkan volume gas. Berikut beberapa jenis compressor dengan sistem rotary Tipe Through Vane
Kompresor tipe ini memiliki dua buah bilah (vane) yang terpasang saling tegak lurus pada bagian dalam silinder. Jika rotor berputar maka bilah akan bergeser pada arah radial dan menyentuh bagian dalam silinder (stator). Ruang yang dibentuk oleh bilah, dinding silinder dan rotor membentuk ruang pemasukan dan pengeluaran refrigeran. Pada saat bilah berputar bersama rotor, gaya sentrifugal bekerja pada
bilah sehingga bergerak menyentuh dinding stator. Ketika saluran pemasukan terbuka, refrigeran terhisap masuk. Seiring berputarnya bilah, refrigeran yang sudah masuk kemudian dikompresikan dengan cara mempersempit ruang dan selanjutnya menekan refrigeran pada saluran pengeluaran. Terlihat pada gambar bahwa pada saat terjadi langkah pengeluaran refrigeran, pada sisi lain dari rotor dan bilah melakukan langkah pemasukan refrigeran.
Gambar 3.3 Sistem Kerja Kompresor Tipe Through Vane Sumber : http://batavia2008.blogspot.com/2011/02/cara-kerja-komponen-ac.html
Tipe Scroll Tipe kompresor ini terdiri dari scroll tetap dan scroll putar. Ruang pemasukan dan pengeluaran terbentuk di antara scroll putar dan scroll tetap saat scroll putar diputar oleh poros kompresor. Ketika lubang pemasukan terbuka, refrigeran terhisap masuk kemudian dibawa berputar sambil dimampatkan hingga mencapai lubang pengeluaran untuk disalurkan ke kondensor pada kondisi bertekanan tinggi.
Gambar 3.4 Kompresor Tipe Scroll Sumber : http://batavia2008.blogspot.com/2011/02/cara-kerja-komponen-ac.html 2. Kompresor Torak Pada Mechanical Action compressor, efek kompresi gas diperoleh dengan menurunkan volume gas secara reciprocating. Yang termasuk dalam jenis ini adalah : Kompresor Torak.
Gambar 3.3 Kompresor Torak Sumber : http://batavia2008.blogspot.com/2011/02/cara-kerja-komponen-ac.html Kompresor didesain dan dirancang agar dapat memberikan pelayanan dalam jangka panjang walaupun digunakan secara terus menerus dalam sistem refrigerasi kompresi gas. Untuk dapat melakukan performa seperti yang diharapkan maka kompresor harus bekerja sesuai kondisi yang diharapkan, terutama kondisi suhu dan tekanan refrigeran pada saat masuk dan meninggalkan katup kompresor. Compressor tipe Reciprocating/Torak mengubah putaran crankshaft menjadi gerakan bolak-balik pada piston. Berikut beberapa jenis compressor dengan sistem torak:
Tipe Crank
Gambar 3.3 Kompresor Tipe Crank Sumber : http://edie666.blogspot.com/2012/05/compresor-ac.html Pada tipe ini sisi piston yang berfungsi hanya satu sisi saja, yaitu bagian atas. Oleh sebab itu pada kepala silinder (valve plate) terdapat dua katup yaitu katup isap (suction) dan katup penyalur (Discharge). Pada saat piston bergerak ke bawah, ruangan di atas piston volumenya membesar sehingga tekanannya turun. Katup pemasukan bergerak membuka sehingga refrigeran terhisap masuk. Poros engkol yang berputar akan menggerakkan piston untuk bergerak ke atas, tekanan di atas piston naik dan menyebabkan katup pengeluaran membuka sehingga refrigeran terdorong keluar menuju ke kondensor. Tipe Swash Plate Terdiri dari sejumlah piston dengan interval 72o untuk kompresor 10 silinder dan interval 120o untuk kompresor 6 silinder. Cara kerja piston pada tipe ini, yaitu apabila salah satu sisi melakukan langkah kompresi maka sisi lainnya melakukan langkah isap. Piston akan bergerak ke kanan dan kiri sesuai dengan putaran piringan pengatur (swash plate) untuk menghisap dan menekan refrigeran. Saat piston
bergerak ke arah dalam dalam, katup pemasukan terbuka dan menghisap refrigerant ke dalam silinder. Sebaliknya ketika piston bergerak keluar katup pemasukan menutup dan katup pengeluaran membuka untuk menekan refrigeran keluar. Katup pemasukan dan pengeluaran yang bekerja satu arah mencegah terjadinya pemasukan balik. Tipe Wobble Plate System kerja kompresor tipe ini sama dengan kompresor tipe swash plate. Namun, dibandingkan dengan kompresor tipe swash plate, penggunaan kompresor tipe wobble plate lebih menguntungkan diantaranya adalah kapasitas kompresor dapat diatur secara otomatis sesuai dengan kebutuhan beban pendinginan. Selain tiu, pengaturan kapaitas yang bervariasi akan mengurangi kejutan yang disebabkan oleh operasi kopling magnetic (magnetic clutch).
Gambar 3.4 Kompresor Tipe Wobble Plate Sumber : http://edie666.blogspot.com/2012/05/compresor-ac.html Cara kerjanya, gerakan putar dari poros kompresor diubah menjadi gerakan bolak-balik oleh plate penggerak (drive plate) dan wobble plate dengan bantuan guide ball. Gerakkan bolak-balik ini selanjutnya diteruskan ke piston melalui batang penghubung.
3.3.2 Kondensor Kondensor merupakan salah satu jenis alat penukar kalor, yang berfungsi untuk mengembunkan uap menjadi cairan. (Widyatmoko, E. D. S, 2006) Kondensor merupakan alat pengembun yang bekerja berdasarkan prinsip Perpindahan Kalor, karena ada zat pendingin yang mengalir dalam pipa-pipa, maka akan terjadi aliran (perpindahan) panas secara konduksi dari uap panas yamng berada di dalam shell ke zat cair dingin ( fluida dingin) yang mengalir di dalam pipa- pipa kecil (tube), sehingga uap akan mengembun, dan zat cair dingin suhunya akan naik. Berdasarkan bentuknuya, jenis kondensor dibedakan menjadi dua, yaitu kondensor horisontal dan kondensor vertikal
Gambar 3.5 Kondenser Berpendingin Air Sumber: Buku Refrigerasi dan Tata Udara Jilid 2 3.4 Inverter Untuk memahami cara kerja inverter, kita harus mengetahui perbedaan antara Alternating Current (AC) dan Direct Current (DC). Motor kompresor pendingin udara tradisional didorong oleh motor listrik AC yang disediakan baik di 50Hz atau 60Hz tergantung pada Negara. 3.5 Sistem Tata Udara VRV (Variable Refrigerant Volume)
BAB IV PROSEDUR START-UP SISTEM TATA UDARA MENGGUNAKAN AC VRV (VARIABLE REFRIGERANT VOLUME) RXQ
Pada prosedur start-up terdapat beberapa prosedur yang harus dipenuhi. Hal tersebut merupakan prosedur wajib yang harus ditempuh sebuah sistem VRV pada sebuah gedung digunakan. Hal tersebut berkaitan dengan sistem pada VRV yang berdasarkan pada perintah dari computer. Sehingga computer tersebut harus di atur sedemikian rupa agar dapat mengontrol VRV sesuai dengan jenis dan penggunaannya. VRV saat ini telah memasuki generasi ketiga dan memiliki berbagai macam jenis. Menurut kegunaannya VRV memiliki jenis Heat Pump yang dapat menghangatkan atau mendinginkan dan satu lagi jenis Air Conditioning Cooling Only yang hanya dapat mendinginkan udara saja. Pada laporan ini akan dibahas tentang penggunaan VRV dengan jenis outdoor unit RXQ (Air Conditioning Cooling Only).
4.1 Pengaturan Awal Sebelum kita melakukan pengaturan awal, kita harus mengetahui bentuk dari papan PC yang akan kita gunakan untuk melakukan pengaturan awal. Dalam papan PC terdapat saklar yang dapat berfungsi sebagai pengatur modus dan terdapat pula saklar yang kita gunakan untuk menentukan penggunaan refrigeran dan daya dari VRV tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari gambar dibawah ini.
Gambar 4.1 Tata Letak Papan PC VRV-III Sumber: Dokumen PT. Cipta Sejahtera Lestari Dapat dilihat dari gambar diatas bahwa terdapat saklar pengaturan awal yang berfungsi untuk menentukan penggunaan refrigeran pada VRV, menentukan model dari VRV dan untuk menentukan kapasitas dari VRV yang akan digunakan. Selain itu terdapat tombol saklar pengaturan modus yang akan digunakan untuk menentukan modus apa yang kita inginkan pada VRV tersebut. Pada pengaturan awal kita harus mengatur model, refirgeran dan kapasitas dari VRV yang akan kita gunakan. Cara menentukannya adalah dengan cara mengubah posisi saklar yang terdapat pada saklar pengaturan awal. Dibawah ini terdapat gambar detil dari saklar pengaturan awal.
Gambar 4.2 Saklar Pengaturan Awal Sumber: Dokumen PT. Cipta Sejahtera Lestari Secara fungsi saklar tersebut memiliki fungsi yang berbeda satu sama lain. Pada saklar pengaturan awal terdapat dua kelompok saklar yang masing-masing dikelompokan menjadi DS 1 dan DS 2 yang terdiri dari empat saklar di setiap kelompoknya. Pada saklar kelompok pertama terdapat empat saklar yang dapat mengatur pemilihan penggunaan VRV tersebut. 4.1.1 Pengaturan Model VRV Untuk mengatur model dari VRV kita dapat menggunakan saklar nomer satu, dua dan tiga pada kelompok saklar DS 1. Saklar nomer satu pada kelompok DS 1 berfungsi untuk menentukan penggunaan VRV sebagai penghangat atau pendingin ruangan. Saklar nomer dua pada kelompok DS 1 menentukan model dari VRV yang digunakan. Model ini ditentukan dengan melihat dari mana asal VRV tersebut di buat, dari luar Jepang atau berasal dari Jepang. Saklar nomer tiga berfungsi untuk menentukan VRV yang digunakan adalah VRV dengan fungsi hanya mendinginkan
atau merupakan VRV dengan fungsi sebagai Heat Pump. Untuk lebih mudah menentukan fungsinya kita dapat melihat tabel dibawah ini. Posisi Saklar 1, 2 dan 3 Kelompok DS 1 Pada Saklar Pengaturan Awal No. DS No. Saklar DS 1 DS 1 DS 1 1 2 3 Posisi Saklar ON OFF (pengaturan pabrik) ON OFF ON OFF Pengaturan Pemilihan Panas / Dingin Model Jepang Model Luar Jepang Hanya Pendingin Heat Pump
4.1.2 Pengaturan Jenis Refrigeran Setelah menentukan model dari VRV yang akan digunakan, selanjutnya pengaturan awal dilanjutkan dengan menentukan refrigeran yang akan digunakan pada VRV. Cara menentukan penggunaan refrigeran pada VRV diantaranya adalah dengan mengubah saklar empat pada kelompok DS 1 dan saklar satu pada kelompok DS 2. Jika refrigeran yang akan kita gunakan adalah R-22 saklar empat pada DS 1 dan saklar satu pada DS 2 keduanya pada posisi OFF. Namun jika kita menggunakan refrigeran R-410A maka saklar empat DS 1 pada posisi OFF sedangkan saklar satu DS 2 pada posisi ON terlihat seperti pada tabel dibawah ini. Posisi Saklar 4 DS 1 dan Saklar 1 DS 2 Pada Saklar Pengaturan Awal No. DS DS 1 DS 2 No. Saklar 4 1 Posisi Saklar OFF OFF R-22 OFF ON R-410A
Jenis Refrigeran
4.2.3 Pengaturan Kapasitas VRV Jika model dan jenis refrigeran telah diatur pengaturannya, selanjutnya kita harus mengatur kapasitas dari VRV yang akan digunakan dengan cara mengubah posisi dari saklar 2, 3 dan 4 pada kelompok saklar SD 2 yang memiliki banyak variasi posisi. Ketiga saklar tersebut menentukan kapasitas dari outdoor pada VRV. Berikut ini kombinasi dari posisi saklar yang akan digunakan sesuai dengan kapasitas yang telah ditentukan sebelumnya. Posisi Saklar 2, 3 dan 4 Kelompok DS 2 Pada Saklar Pengaturan Awal No. DS DS 2 DS 2 DS 2 No. Saklar 2 3 4 OFF OFF OFF 5HP ON OFF OFF 6HP Posisi Saklar OFF ON OFF 8HP ON ON OFF OFF OFF ON ON OFF ON OFF ON ON
Pada uji Instalasi ini menyangkut dengan cek instalasi sistem VRV yang telah dipasang, karena jika instalasi yang akan diuji belum layak digunakan maka kinerja dari VRV akan terganggu atau bahkan mengalami kerusakan sebelum digunakan. Terdapat beberapa tahap dalam Uji Instalasi ini, diantaranya adalah sebagai berkut : Uji instalasi kabel Pada uji instalasi kabel, terdapat tiga pertanyaan pengujian diantaranya adalah : 1. Apakah kabel power sudah terpasang dengan benar? 2. Apakah kabel yang digunakan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan? 3. Apakah pekerjaan kabel ground telah selesai dipasang? 4. Apakah sekrup pada sambungan kabel telah terpasang dengan kecang?
Uji instalasi pipa Pada uji instalasi kabel, terdapat tiga pertanyaan pengujian diantaranya adalah : 1. Apakah ukuran pipa sudah sesuai dengan kententuan? (tekanan yang ditentukan 3,8 MPa) 2. Apakah insulasi pada pipa telah terpasang dengan aman? 3. Apakah katup katup pemberhenti pada saluran liquid, gas dan oli telah aman terbuka?
Uji tekanan refrigeran pada sistem Pada uji instalasi kabel, terdapat tiga pertanyaan pengujian diantaranya adalah : 1. Apakah tekanan dan jumlah refrigeran sudah sesuai dengan kententuan yang ditentukan? (Jika tidak cukup, isi refrigeran dari katup servis, katup pemberhenti akan menghentikan refrigeran di sisi liquid dengan unit outdoor dalam mode berhenti setelah mengaktifkan daya) 2. Apakah refrigeran terpantau saat pengisian refrigeran tambahan dilakukan? Pengujian tersebut dapat dilakukan melalui komputer yang terdapat pada unit
outdoor yang terdapat pada VRV. Pada sub bab ini akan dibahas tentang bagaimana cara menguji instalasi kabel, pipa dan tekanan refrigran pada VRV, uji tersebut dinamakan uji instalasi. Langkah awal dalam uji instalasi yang harus dilakukan sebelum melakukan pengecekan cara sebagai berikut: Nyalakan daya pada outdoor unit Pastikan daya pada unit outdoor telah dinyalakan setidaknya 6 jam sebelum unit beroperasi, hal ini dimaksudkan untuk menjaga kondisi dari kompresor (Pemanas crankcase) Nyalakan unit indoor Nyalakan unit indoor pada remot yang telah terpasang pada instalasi AC. Saat pengecekan, jagalah posisi panel agar menghindari kesalahan pada
pengukuran. Pengecekan ini wajib dilakukan. Ketika pengecekan tidak dilakukan maka alarm dengan kode U3 akan muncul. Sebelum pengecekan dilakukan, pastikan prosedur pertama tersebut telah dilakukan agar menghindari hal yang tidak diinginkan, selanjutnya nyalakan modus test pada papan PC di outdoor unit seperti gambar dibawah ini.
Gambar 4.1 Tombol Test Pada Papan PC Sumber: Dokumen PT. Cipta Sejahtera Lestari Setelah tombol test ditekan maka kita masuk kedalam modus pengecekan. Dimana pada modus ini papan PC akan memberikan indikator mengenai pengujian pertama dari sistem VRV tersebut. Pengujian ini berkaitan dengan apa yang telah dibahas sebelumnya. Dan jika pengujian ini tidak dilakukan maka VRV akan memberikan sinyal kerusakan dan sistem tidak akan dapat digunakan. Setiap langkah pada pengujian ini diperlihatkan melalui kode sinyal yang diperlihatkan oleh lampu LED. Berikut ini merupakan alur dari pengujian awal yang akan kita lakukan.
Gambar 4.2 Alur Pengecekan Awal Sumber: Dokumen PT. Cipta Sejahtera Lestari Pada alur gambar diatas diperlihatkan tentang alur pengujian yang akan dilakukan oleh VRV. Jika sistem tidak terdapat kesalahan maka waktu pengujian akan sama seperti yang di gambarkan diata. Tekan tombol test hingga lima detik, setelah itu unit akan pindah ke modus pengujian. Setelah unit memasuk modus pengujian, maka lampu LED pada papan PC akan menyala, jika nyala pada lampu indikator H2P dan H3P menyala bersamanaan berarti terjadi masalah pada instalasi
Gambar 4.2 Nyala lampu LED ketika terjadi kesalahan Sumber: Dokumen PT. Cipta Sejahtera Lestari Jika kita melihat telah terjadi kesalahan pada system VRV, kita dapat mendeteksi kesalahan tersebut dari remot pengatur indoor unit. Pada remot akan tampak kode kesalahan dari sistem, dalam kode tersebut kita dapat mendeteksi kesalahan atau kerusakan yang terdapat pada system VRV yang akan kita gunakan. Berikut ini daftar kode yang akan muncul ketika VRV mengalami kerusakan atau kesalahan dalam instalasi: Kode E3 E4 E5 E6 E7 E9 H7 H9 HF F3 F6 J2 J3 J5 J6 J7 J8 Kerusakan yang terjadi Tekanan pada jalur discharge tidak normal Tekanan pada jalur suction tidak normal Kompresor Utama (Kompresor DC) terkunci Kompresor Pembantu terkunci Fan motor DC terkunci Kerusakan pada Katup Ekspansi Elektronik Posisi sinyal motor fan pada Outdoor Unit tidak normal Sensor temperatur pada Outdoor Unit rusak Kerusakan transmisi antara pengontrol dan penyimpan panas Temperatur pada pipa discharge tidak normal Tekanan pada alat penukar panas tidak normal Kesalahan sensor (Sensor CT1, CT2) Kesalahan sensor temperatur pipa discharge (Sensor Tdi, Tds1 dan Tds2) Kesalahan sensor temperatur pipa suction (Sensor Ts) Kesalahan sensor alat penukar panas (Sensor Tb) Kesalahan sensor temperatur Receiver (Sensor Tl) Kesalahan sensor temperatur pengumpul oli (Sensor To)
J9 JA JC L4 L5 L8 L9 LC P1 P3 P4 PJ U0 U1 U2 U3 U4 U9 UA UH
Kesalahan sensor temperatur Subcool pada alat penukar panas (Sensor Tsh) Kesalahan sensor tekanan Discharge (Sensor Pc) Kesalahan sensor tekanan Suction (Sensor Pe) Temperatur inverter terlalu panas Peningkatan temperatur seketika pada Inverter Kerusakan saklar temperatur elktronik Langkah pada saat Start-Up terlewat Kesalahan penyambungan antara Outdoor unit dengan inverter Ketidakseimbangan daya yang digunakan pada inverter Kerusakan termistor di dalam kotak inverter Kelebihan temperatur pada sirip-sirip inverter Kombinasi antara inverter dan fan driver tidak sesuai Alarm penyimpanan gas Kerusakan arus pembalik Voltase pada daya tidak normal Tidak dilakukan pengujian sebelum VRV beroperasi Kesalahan pada sambungan antara unit indoor dan outdoor Kesalahan pada sambungan antara unit indor yang satu dan yang lainnya Kesalahan pemasangan sambungan pipa antara indoor yang satu dan yang lainnya Kesalahan pengkabelan
Jika terdapat kerusakan atau kesalahan pada instalasi, maka sistem tidak akan dapat bekerja secara optimal sehingga temperatur udara yang kita inginkan tidak dapat tercapai. Jika kerusakan terdapat pada sensor maka kita harus mengganti papan PC dengan papan PClainnya, namun ketika kerusakan terdapat pada instalasi, maka kita harus memeriksa kembali instalasi yang telah dikerjakan dan memperbaikinya sesuai dengan ketentuan penginstalasian.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada pemaparan sebelumnya, kita dapat mengambil beberapa kesimpulan terkait dengan Prosedur Start-Up sistem Tata Udara menggunakan AC VRV RXQ. Kesimpulan tersebut diantaranya adalah : 1. Sistem pengkondisian udara VRV (Variable Refrigerant Volume) merupakan salah satu sistem pengkondisian udara yang diatur menggunakan komputer secara keseluruhan. 2. Start-Up merupakan prosedur yang harus dilakukan pada VRV sebelum VRV dapat dioperasikan secara normal. 3. Papan PC pada VRV merupakan computer yang digunakan untuk melakukan pengaturan awal, pengujian instalasi VRV serta mendeteksi kerusakan yang terjadi setelah instalasi dilakukan. 4. Kode kerusakan yang terdapat pada remot akan memudahkan pendeteksian kerusakan yang terdapat pada VRV.
5.2 Saran Sebagai evaluasi dari Kerja Praktek Industri di PT. Cipta Sejahtera Lestari, dengan segala kerendahan hati penulis memberikan saran yang membangun baik bagi pihak Industri dan bagi pihak penyelenggara Kerja Praktek Industri yaitu Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia. 5.2.1 Saran Untuk Pihak Industri 1. Pihak Industri sebaiknya memberikan kesempatan bagi peserta KPI untuk lebih banyak melihat proses instalasi dari VRV dilapangan secara langsung.
2. Peserta KPI hendaknya diberikan pembekalan terlebih dahulu sebelum terjun langsung untuk ikut bekerja di dalam sebuah pekerjaan atau proyek. 3. Instruksi yang diberikan hendaknya tertata dengan baik sehingga tidak terjadi salah komunikasi ketika melakukan pekerjaan agar tidak terjadi pengulangan pekerjaan 4. Diskusi tentang teknologi pendingin yang banyak berkembang saat ini baiknya ditingkatkan karena dapat menambah wawasan baik bagi Mahasiswa maupun Perusahaan. 5. Pemberian materi tentang sistem VRV yang banyak digunakan saat ini hendaknya lebih banyak dilakukan lagi 6. Keterbukaan pihak industri kepada mahasiswa harus tetap dipertahankan sehingga dapat terjalin kerja sama yang baik antara kedua belah pihak. 5.2.2 Saran Untuk Pihak Jurusan 1. Pihak Jurusan Pendidikan Teknik Mesin hendaknya melakukan komunikasi secara langsung dengan pihak Industri. 2. Pihak Jurusan Pendidikan Teknik Mesin perlu menjalin hubungan resmi dengan pihak industri agar peserta KPI mudah mencari Industri yang mampu menampung KPI. 3. Pihak Jurusan Pendidikan Teknik Mesin hendaknya memberikan aturan yang baku mengenai penulisan laporan Kerja Praktek Industri.